Laman

Minggu, 18 Maret 2012

Dewan Adat Dayak Kalbar: Kami Tidak Pernah Melarang FPI

 
Yakobus Kumis
Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar

“Kami mengimbau masyarakat Kalbar agar tidak terprovokasi jika menerima pesan via SMS berkaitan insiden di Asrama Mahasiswa Pangsuma. Itu tidak benar dan bisa memancing pertikaian serta memicu situasi menjadi tidak kondusif,” kata Safaruddin saat memediasi pihak FPI dengan DAD Kalbar di Polresta Pontianak, Rabu (14/3) pukul 22.00 WIB.

Mediasi dihadiri Ketua DPW FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Al-Kadrie, Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Yakobus Kumis, Ketua DPC FPI Kota Pontianak, Habib Ishaq Ali, dan Wakil Wali Kota Pontianak, Paryadi, serta beberapa tokoh masyarakat Kalbar lainnya.

Dalam dialog tersebut, Ketua DPW FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Al-Kadrie mengaku sudah menerima pesan singkat (SMS) dari Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq Shihab. Isi SMS, Habib Rizieq meminta semua pihak agar mengedepankan dialog untuk mencari solusi dan pihaknya akan mendoakan agar Allah melindungi.

Sementara Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Yakobus Kumis mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah lama ingin berdialog dengan FPI. Keinginan itu baru tercapai ketika Habib Rizieq berkunjung ke Pontianak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Saya sebenarnya sudah lama ingin menjalin komunikasi dengan FPI. Dan baru kemarin saya bisa berdialog langsung dengan Habib Rizieq. Maksudnya, saya tidak mau main di belakang karena dialog merupakan salah satu yang terbaik untuk menjalin komunikasi,” katanya.

Yakobus Kumis juga mengimbau jangan ada gerakan apapun terkait insiden yang terjadi di Asrama Mahasiswa Pangsuma Pontianak. “Setelah proses mediasi ini, kami minta jangan ada gerakan apapun. Lebih baik jika ada persoalan kita selesaikan dengan dialog,” imbaunya.

Selain itu, dia menegaskan bahwa Gubernur Kalbar, Cornelis, tidak pernah melarang FPI di sini. “Jadi, jangan mudah terprovokasi oleh SMS yang menyesatkan. Kita ini mau hidup berdampingan antar-satu sama lainnya,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muharrom Riyadi dan meyakini mahasiswa yang berdomisili di Asrama Mahasiswa Pangsuma tidak tahu apa-apa soal ini. “Saya yakin mahasiswa tidak tahu apa-apa mengenai persoalan ini,” ujarnya.



Diposting Jum'at, 16-03-2012 | 11:17:39 WIB

Kutipan :
muslimdaily / kalbaronline
Jum'at, 16 Mar 2012

Kericuhan Itu Berawal Dari Spanduk Mahasiswa, Mengorbankan Warga Pontianak




Kota Pontianak yang damai dihuni warga multietnis mendadak sontak ricuh. Kericuhan itu berawal spanduk. Gara-gara spanduk merah bertuliskan “Tolak Pembentukan FPI di Kalbar” yang dipasang oleh mahasiswa keperawatan yang terpampang di depan Asrama Mahasiswa Pangsuma, Jalan KH Wahid Hasyim, Rabu (14/03/2012), 

Pontianak pun dengan cepat memanas.
Takut ketentraman Pontianak terancam, warga mendesak agar spanduk provokatif yang dipasang mahasiswa itu diturunkan demi kebaikan bersama. 
"Oleh warga masyarakat sekitar, tindakan provokatif mahasiswa sekolah keperawatan tersebut diminta untuk diturunkan. Warga meminta agar spanduk itu diturunkan agar tidak terjadi kericuhan di Pontianak," terang Huki kepada MuslimDaily.Net saat dihubungi via telepon Kamis malam (15/032012).

Ketegangan semakin menguat setelah beberapa pengurus dan anggota Forum Pembela Islam (FPI) mendatangi lokasi pemasangan spanduk di Jalan KH. Wahid Hasyim. Anggota FPI segera mencabut spanduk di gerbang asrama mahasiswa di depan RSU St Antonius Pontianak itu. Akibatnya, muncullah keributan.
Diawali ketegangan antara penghuni Asrama Mahasiswa Pangsuma dengan puluhan massa yang sudah ramai berkerumun. Tekak-menekak pun terjadi, namun perang mulut kedua pihak tidak diwarnai kekerasan. Kedua pihak malah sempat turun ke jalan namun tetap tidak melakukan adu fisik.

Terjadi ketegangan hingga membuat aparat turun ke lokasi meminta agar spanduk tersebut diturunkan, langsung dipimpin oleh Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muharrom Riyadi. Namun, permintaan polisi itu ditolak dan justru mereka melakukan perlawanan. Sontak saja massa yang geram kemudian meminta secara paksa agar spanduk provokatif tersebut dicopot. Mereka memaksa masuk asrama namun kemudian dibubarkan paksa oleh polisi. Setelah itu situasi tenang.

Menjelang petang tiba-tiba ketegangan terjadi lagi sehingga sejumlah anggota polisi menambah barikade kawat berduri dan mobil water canon pun diturunkan. Dalam situasi itu malah yang terjadi adalah ketegangan antara massa dan aparat polisi. Akhirnya massa berhasil digiring dan dibubarkan.

Aparat kepolisian kemudian melakukan sweeping mencari sumbernya, ternyata lagi-lagi sumber masalah itu sebuah spanduk. Kali ni tidak diketahui apa isi tulisannya. Polisi langsung mengamankan barang bukti.
Meskipun barang bukti sudah diamankan, sejumlah simpatisan FPI masih tidak terima dengan pemasangan spanduk itu. Mereka mengatakan, tidak pernah mengusik etnis ataupun agama lain di Kota Pontianak ini.

Syahroni, Dewan Syuro FPI Kalbar, sampai langsung turun ke lapangan. Syahroni tiba di lokasi menenangkan massanya serta simpatisan. Diduga ada provokator yang menyebabkan munculnya keributan ini.
“Kami minta masyarakat jangan terprovokasi dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Kami juga meminta penegak hukum agar mencari provokator yang menjadi pemicu. Karena hal ini sudah dimasuki provokator,” ungkap Syahroni, Rabu (14/3), setelah situasi mereda.

Pihak FPI, kata Syahroni, sudah melakukan pertemuan dengan Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar Yakobus Kumis untuk diajak dialog menjaga keamanan Kalbar.
“Ini sudah dimasuki provokator yang mencoba memecah belah hubungan yang sudah dibangun selama ini. Aktor, kelompok, atau siapa pun yang menjadi provokator harus dicari agar tidak menjadi bumerang,” ujar Syahroni.

Dia juga mengingatkan bahwa ada kelompok atau aktor intelektual yang ingin memperkeruh suasana dan memanfaatkan situasi menjelang Pilgub Kalbar 2012 ini.
“Warga Kalbar jangan terprovokasi. Ada yang ingin memecah belah hubungan antarumat beragama, antaretnis, agar situasi politik kacau menjelang pilgub. Kami hanya meminta penegak hukum mencari provokatornya pemicu keributan, dan ditindak,” tegas Syahroni lagi.

Martius, 54, salah seorang yang mengaku sebagai pengurus DAD Kalbar ketika di lokasi keributan bersama Syahroni, juga tidak pernah menolak FPI atau apa pun.
“Yang penting situasi Kalbar aman, jangan sampai masyarakat terpecah belah. Kita tidak pernah membawa konsep yang tidak bagus. Bahkan sejak tahun 2000 hingga sekarang tetap berjalan dengan baik,” ujarnya.
Martius mengatakan perlunya duduk satu meja, bertemu membahas permasalahan yang terjadi. “Masalah ini tidak ada kaitannya dengan yang terjadi di Kalteng. Kita akan berkoordinasi bagaimana caranya, agar jangan sampai terjadi keributan,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolresta Kombes Pol Muharrom mengatakan semuanya sudah bisa diatasi. Diharapkan masyarakat jangan terpancing isu demi menjaga situasi yang kondusif. “Semuanya sudah bisa kita atasi, tidak terjadi apa-apa,” ujarnya.

Kapolda Kalbar Brigjen Unggung Cayono melalui AKBP Mukson Munandar mengimbau masyarakat agar menghormati sesama umat beragama dan saling menjaga kedamaian di Kalbar.
“Kedamaian di Kalbar harus terjaga. Jika ada masalah dalam masyarakat, selesaikan dengan cara kekeluargaan, jangan sampai menimbulkan efek yang tidak diinginkan,” kata Mukson.
Dia menambahkan, dengan menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat Kalbar akan terus tenteram. “Terciptanya suasana kamtibmas di masyarakat menjadi modal dasar kita untuk membangun Kalbar,” katanya. 

Rabu malam (15/03/2012), Pontianak mencekam. Wakapolda Kalbar, Komisaris Besar Syafarudin, Wakil Walikota Pontianak Paryadi, Kapolresta Pontianak Kombes Muharrom Riyadi, Dandim Pontianak Letkol Bima Yoga, dan Dewan Adat Dayak Kalbar Yakobus Kumis, serta tidak ketinggalan Ketua DPW FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Al-Kadrie, Ketua DPD FPI Kota Pontianak dan serta beberapa tokoh masyarakat Kalbar lainnya sepakat menggelar pertemuan.
“Kami mengimbau masyarakat Kalbar agar tidak terprovokasi jika menerima pesan via SMS berkaitan insiden di Asrama Mahasiswa Pangsuma. Itu tidak benar dan bisa memancing pertikaian serta memicu situasi menjadi tidak kondusif,” kata Safaruddin saat memediasi pihak FPI dengan DAD Kalbar di Polresta Pontianak, Rabu (14/3) pukul 22.00 WIB.

Dalam dialog tersebut, Ketua DPW FPI Kalbar Habib Muhammad Iskandar Al-Kadrie mengaku sudah menerima pesan singkat (SMS) dari Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq Shihab. Isi SMS, Habib Rizieq meminta semua pihak agar mengedepankan dialog untuk mencari solusi dan pihaknya akan mendoakan agar Allah melindungi.

Sementara Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Yakobus Kumis mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah lama ingin berdialog dengan FPI. Keinginan itu baru tercapai ketika Habib Rizieq berkunjung ke Pontianak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Saya sebenarnya sudah lama ingin menjalin komunikasi dengan FPI. Dan baru kemarin saya bisa berdialog langsung dengan Habib Rizieq. Maksudnya, saya tidak mau main di belakang karena dialog merupakan salah satu yang terbaik untuk menjalin komunikasi,” katanya.

Yakobus Kumis juga mengimbau jangan ada gerakan apapun terkait insiden yang terjadi di Asrama Mahasiswa Pangsuma Pontianak. “Setelah proses mediasi ini, kami minta jangan ada gerakan apapun. Lebih baik jika ada persoalan kita selesaikan dengan dialog,” imbaunya.

Selain itu, dia menegaskan bahwa Gubernur Kalbar, Cornelis, tidak pernah melarang FPI di sini. “Jadi, jangan mudah terprovokasi oleh SMS yang menyesatkan. Kita ini mau hidup berdampingan antar-satu sama lainnya,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muharrom Riyadi dan meyakini mahasiswa yang berdomisili di Asrama Mahasiswa Pangsuma tidak tahu apa-apa soal ini. “Saya yakin mahasiswa tidak tahu apa-apa mengenai persoalan ini,” ujarnya. 

Dalam pertemuan tersebut, baik pihak Dayak maupun FPI sepakat untuk saling menahan diri agar tidak terjadi bentrokan. 

Kamis Mencekam
Rabu malam (14/03/2012), pasca digelarnya pertemuan, Pontianak seperti tampak kembali mendingin. Namun ternyata Kamis (15/03/2012), Pontianak kembali memanas. "Keesokan harinya, tiba massa suku Dayak lain hendak berdemonstrasi menolak FPI dengan ratusan massa mendukung tindakan provokatif mahasiswa sekolah keperawatan yang sebelumnya telah memasang spanduk penolakan FPI," lanjut kontributor kami. 

Melihat aksi yang dilakukan oleh massa suku Dayak, maka massa FPI bersama umat Islam kemudian melakukan reaksi turun ke jalan sehingga terjadi kericuhan massa diantara kedua belah pihak, khususnya di Jalan Veteran. Konflik yang berawal dari mahasiswa Pangsuma dengan sejumlah anggota FPI tentang urusan spanduk kemudian bergeser menjadi kericuhan antara Umat Islam dengan Suku Dayak. Kedua kubu ini saling berhadapan dan sebuah sumber mengatakan sempat terlibat bentrok kecil. [lihat video Ricuh Umat Islam Dan Suku Dayak di Pontianak]

"Saat ini ashar, Kamis 15 Maret 2012, Sultan Pontianak memimpin langsung umat Islam berhadapan dengan orang-orang kafir dari luar Pontianak yang mau menyerang umat Islam," kata Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq Syihab, melalui pesan singkatnya yang diterima MuslimDaily, Kamis sore (15/3/2012).
Lebih lanjut, Habib Rizieq meminta kepada segenap umat Islam untuk membaca doa keselamatan dan kemenangan untuk umat Islam Pontianak.

"Diserukan kepada segenap umat Islam saat ini juga ba'da sholat ashar baca hizib nashr dan doa untuk keselamatan dan kemenangan sultan dan umat Islam Pontianak," sambung bunyi SMS dari Habib yang kami terima.

Kericuhan antara umat Islam dan warga Dayak non muslim itu pun kemudian tak kunjung mereda sore itu. [lihat video Ricuh Umat Islam Dan Suku Dayak di Pontianak]. Kamis malam, meskipun kedua kubu sudah berhasil dipisahkan, malam harinya kericuhan agak meluas. Oknum-oknum Dayak non muslim melakukan sweeping terhadap umat Islam di Pasar Tanjung Pura. 

Pangdam setempat sampai menurunkan tujuh truk pasukan dari Kota Singkawang. Pihak kepolisian juga menurunkan pasukan elite satu pesawat Hercules dari Mabes Polri ke Kota Pontianak.
"Malam ini (oknum-oknum_red) dayak kafir sweeping umat Islam di Pasar Tanjung Pura - Gajah Mada Pontianak," tulis Munarman, An Nashr Institute, melalui pesan singkat yang diterima MuslimDaily.Net mengabarkan, Kamis malam (15/03/2012).

Menurut keterangan Munarman, para muslimah yang secara kebetulan lewat dipaksa membuka jilbab oleh oknum-oknum suku Dayak di Pontianak. 
"Para muslimah dipaksa buka jilbab. Akhirnya umat Islam bersatu melawan mereka sehingga 2 orang mengalami luka-luka dan satu tumbang dari para pengacau," lanjut Munarman. 

Sebagai respon umat Islam Pontianak, umat Islam kemudian bergantian melakukan sweeping terhadap oknum-oknum suku Dayak dan kelompok pengacau. 
"Kini Umat Islam sweeping para kafir pengacau. Doakan!" kata Munarman.
"Saat ini bukan hanya FPI saja yang turun melawan kafir, tapi umat Islam di Pontianak secara keseluruhan ikut serta," sambung Munarman masih melalui pesan singkat.

Seorang warga di daerah Wonodadi-Pontianak, kepada MuslimDaily.Net. Kamis malam (15/03/2012) membenarkan adanya kericuhan yang melibatkan oknum warga Dayak dengan umat Islam Pontianak. 
"Iya benar, memang ada ricuh tadi di daerah Pasar Tanjung Pura. Sudah biasa terjadi kok mas. Cuman malam ini memang sepertinya lebih besar dari biasanya. Dan sekarang jalan-jalan ditutup. Selebihnya saya tidak tahu karena saya tidak bisa keluar," kata salah seorang warga via telepon kepada MuslimDaily.Net.

Situasi malam kemudian berangsur-angsur mereda setelah waktu sholat Isya' meskipun masih ada konsentrasi massa kedua kubu di masing-masing wilayah. 
"Situasi malam ini (Kamis malam), yang jelas di Pontianak memang masih ada konsentrasi massa antara suku Dayak non muslim & umat Islam Pontianak. Namun aparat Polisi & TNI sudah disiagakan untuk memblokade kedua massa agar tidak terjadi bentrok fisik jarak dekat," kata seorang warga yang bertempat tinggal di Jalan Merdeka Barat berdekatan dengan RS. Antonius Pontianak itu kepada MuslimDaily.Net. 

Seorang warga lain bernama Ibrahim Al Durra mengatakan, beberapa ruas jalan di Pontianak ditutup sementara, Kamis malam. Antara lain Jl. Veteran dan Jl. Tanjung Raya. Polisi disiagakan di beberapa sudut kota. Massa terkonsentrasi di jalan Veteran.

Jumat Dini Hari
Kamis malam (15/03/2012) sekitar pukul 23.00 WIB, entah dipicu karena masalah apalagi. massa umat Islam melakukan pengepungan terhadap sebuah rumah Bentang (rumah adat Dayak). Pengepungan berlangsung sampai waktu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB setelah berhasil dibubarkan oleh aparat kepolisian dengan menembakkan tembakan peringatan.

Pengepungan rumah adat Bentang yang berlangsung lama hampir membuat massa umat Islam terprovokasi untuk melakukan pembakaran terhadap rumah tersebut. Pembakaran rumah Bentang itu diurungkan karena pertimbangan umat Islam lebih mengedepankan perdamaian dan tidak ingin melanjutkan masalah lagi. Para penghuni rumah adat Bentang sendiri sudah diungsikan ke rumah Gubernur, demikian dituturkan oleh Muhammad Pramulya, seorang Dosen Fakultas Pertanian UNTAN kepada MuslimDaily.net (Jumat subuh, 16/03/2012).

Pramulya juga menuturkan bahwa jumlah korban masih simpang siur antara 2 atau 4 orang dan dari pihak mana juga belum jelas. Dia hanya berani memastikan ada 2 orang mengalami luka-luka dari pihak Dayak. 
"Jumlah korban luka masih simpang siur antara 2-4. Dari pihak mana juga belum jelas. Namun yang jelas ada 2 orang mengalami luka dari pihak Dayak. Sayangnya, pihak rumah sakit Soedarso tidak mau memberikan informasi," tutur Pramulya yang merupakan anak dari penasehat Dewan Adat Dayak Kalbar dari kalangan Dayak muslim itu. 

Pramulya menjelaskan bahwa malam harinya kemudian langsung dikumpulkan seluruh ketua Adat, Ketua DPD FPI, Walikota, Wakil Walikota, Kodam, dan Kapolda serta tokoh-tokoh masyarakat. Mereka kemudian membuat kesepakatan untuk tetap saling menjaga dan menahan diri. 

Jumat Siang
Setelah tercapainya kesepakatan menjaga perdamaian, Jumat pagi (16/03/2012), warga kota Pontianak sudah mulai terlihat kembali beraktivitas.
"Alhamdulillah aman, kegiatan masyarakat kembali beraktivitas. tetapi dengan penjagaan polisi dan aparat," kata Pramulya kepada MuslimDaily.Net Jumat pagi (16/03/2012) sekitar pukul 09.00 WIB. 

Penjagaan yang ketat juga dilakukan oleh aparat berwenang di beberapa lokasi yang dianggap berpotensi menimbulkan konflik, antara lain di rumah-rumah Betang (rumah adat suku Dayak) dan daerah Beting (kraton).
"Penjagaan polisi dan aparat dilakukan di beberapa lokasi antara lain di rumah Betang (rumah adat Dayak) dan daerah Beting (Kraton)," tambahnya.

Meskipun dalam suasana yang relatif aman dan kondusif, Muhammad Pramulya, salah seorang staf pengajar di Universitas Tanjungpura (UNTAN) menyarankan kepada anak-anak sekolah dan mahasiswa untuk meliburkan diri terlebih dahulu sampai situasi benar-benar sudah sangat aman.
"Situasi di Pontianak saat ini (Jumat pagi_red) relatif aman dan kondusif. Namun demikian kami menyarankan agar anak-anak sekolah dan mahasiswa untuk libur saja," ujarnya Jumat pagi.

Sampai dengan berita ini diturunkan, kami mengkonfirmasi situasi dan kondisi di Pontianak kepada beberapa warga setempat Jumat sore hari ini sudah kondusif dan sudah tidak ada konsentrasi massa dalam jumlah besar di sudut-sudut jalan atau gang. Semoga Pontianak kembali segera damai.
Diposting Jum'at, 16-03-2012 | 15:47:24 WIB

Kutipan :
muslimdaily 
Jum'at, 16 Mar 2012

Otak Sampah Kaum Liberal: Paganisme, Pelecehan Agama & Percabulan




SEMARANG – Di samping kekafiran akidah dan kesesatan logika, ternyata para dedengkot Islam Liberal juga terjangkiti pemikiran mesum. Sehingga tak segan-segan para misinonaris JIL (Jaringan Islam Liberal) memfatwakan ciuman cewek dan cowok yang bukan yang bukan mahram bukan dosa, tapi shadaqah yang bernilai ibadah.
Data-data kesesatan kaum liberal itu diungkapkan Ustadz Fuadz Al-Hazimi di hadapan ratusan jamaah Masjid Darul Muttaqin Sidomukti, Tlogosari, Semarang, Sabtu malam (17/3/2012).
Dalam paparan presentasi bertajuk “Pluralisme dalam Pandangan Syari'ah Islam” itu, Ustadz Fuadz menampilkan fakta dan data pemikiran sampah kaum liberal yang diambil langsung dari sumber para dedengkot liberal. Inilah beberapa ocehan para dedengkot liberal dalam akun twitternya masing-masing:

Mohamad Guntur Romli: Islam adalah agama oplosan Tuhan

“Adakah Islam yang murni? Tidak ada. Karena dari sononya Islam adalah ajaran oplosan.”

Saidiman: Menyembah matahari lebih penting daripada ibadah kepada Allah

“Acapkali saya berpikir, memuja matahari itu lebih penting dari memuja selainnya. Dia selalu memberi kita pagi yang indah ini.”

Luthfi Assyaukanie: Manusia tak butuh pelajaran agama, tapi butuh pengetahuan dan metode pengajaran

“Bukan pelajaran agama yang kita perlukan, tapi pengetahuan dan metode pengajaran yang lebih baik.”
“Sikap saya dari dulu jelas, jangan bawa-bawa agama ke sekolah-sekolah. Jangan jadikan sekolah rumah ibadah.”

Ahmad Syukron Amin: Ciuman cowok dan cewek bukan zina, melainkan shadaqah dan berpahala bila dilakukan secara sukarela.

“Shadaqah ialah pemberian secara sukarela tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ciuman dengan non mahram termasuk contohnya.”

Ahmad Syukron Amin: Ciuman cowok dan cewek bukan kemungkaran bila tidak mengganggu warga

“Zina secara bahasa artinya bersetubuh. Maka, ciuman dengan non mahram belum termasuk zina. Ini definisi dalam fiqih, bukan syariah.”
“Jika lingkungan setempat menganggap ciuman di muka umum tidak merusak kenyamanan publik, maka hal tersebut bukan mungkar.”
 

Selain lima tokoh itu, Ustadz Fuadz juga mengungkap  fakta dan data para tokoh pengusung faham pluralisme, di antaranya: Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlur Rahman, Mohammed Arkoun, Amina Wadud, Sayyed Hosein Nashr, Thoha Husein, Salman Rushdi, Tasleema Nasreen, Ali Abdur Raziq, Munawir Sadzali, Mukti Ali, Harun Nasution, Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Siti Musdah Mulia, Budhi Munawar Rahman, Nasaruddin Syamsudin, Anis Baswedan, Qomarudin Hidayat, Susilo Bambang Yudhoyono,  Hamid Basya’ib, Azyumardi Azra, Ulil Abshar Abdallah, Abdul Moqshith Ghazali, Nong Darul Mahmada, dan Adnan Buyung Nasution.

 

Karena itu, Ustadz Fuadz mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai Jaringan Islam Liberal (JIL). “Mereka adalah Jaringan Iblis La’natullah ‘alaih yang memiliki misi utama menghadang gerakan dakwah Islam yang mereka anggap Fundamentalis,” ujar ulama masa depan itu, mengutip pernyataan kelompok JIL dalam situs resmi islamlib.

Kesesatan kelompok JIL tersebut, lanjut Ustadz Fuadz, tak perlu disangsikan lagi. Karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sudah mengeluarkan fatwa haram terhadap Sepilis (sekularisme, pluralisme dan liberalisme). “Paham sekularisme, pluralisme, liberalisme bertentangan dengan  Islam oleh karena itu haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikuti paham tersebut,” ujarnya mengutip fatwa MUI tanggal 29 Juli 2005.

Dalam pandangan Islam, urai Ustadz Fuadz, para aktivis JIL itu sudah murtad dari Islam alias menjadi kafir karena berani mengolok-olok Islam. “Dalil-dalil Al-Qur’an menjelaskan bahwa mereka yang menghina dan mengolok-olok islam, telah murtad, kafir dan keluar dari Islam,” tegasnya sembari mengutip Al-Qur'an surat At-Taubah 64-66).
...Dalil-dalil Al-Qur’an menjelaskan bahwa mereka yang menghina dan mengolok-olok islam, telah murtad, kafir dan keluar dari Islam...
“Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa hanya Islamlah agama yang diridhai Allah dan agama selain Islam adalah kafir,” tandasnya setelah mengutip Al-Qur'an surat Ali Imran 19 dan Al-Ma’idah 73.

Karena Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah, lanjut Ustadz Fuad, maka agama selain Islam adalah kafir. Otomatis, umat manusia yang hidup setelah Nabi Muhammad SAW wajib masuk Islam. Hal ini dinyatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits shahih riwayat Muslim, Thabrani dan Ahmad: “Tidak ada satupun orang dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun Nasrani, lalu mereka tidak beriman kepadaku, kecuali mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.”

Terakhir, agar terhindar dari faham-faham sesat yang dikemas dalam bentuk apapun, Ustadz Fuadz menekankan agar umat Islam senantiasa memanjatkan doa yang diajarkan Rasulullah SAW: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang haq adalah haq dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami yang batil adalah batil dan berilah kami kekuatan untuk menghindarinya,” pungkasnya.

Kutipan :
A. Mumtaz / VoA-Islam
Ahad, 18 Mar 2012

Rakernas JAT Pusat: Teguhkan Komitmen Jihad dan Dakwah Tauhid


SUKOHARJO  – Sariyah Hisbah Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Markaziyah menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional bertempat di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Wilayah Jawa Tengah di Pabelan Sukoharjo hari Sabtu-Ahad, 17-18 Maret 2012.

Menurut Qoid Hisbah JAT, Ustadz Yudo Ratmiko, tujuan dari Rakernas ini adalah untuk Konsolidasi para kader,  membahas Program Kerja tahunan Sariyah Hisbah JAT Markaziyah. Di samping itu juga dibahas isu-isu terkini atas realita JAT baik dalam peranan, harapan serta tantangan  ke depan.

Senada itu, dalam sambutannya amir biniyabah (pejabat sementara) Ustadz Muhammad Achwan berpesan kepada peserta Rakernas agar meneguhkan komitmen JAT sebagai gerakan jihad.
”JAT harus menjadi bagian dari gerakan jihad yang mesti dilakukan secara komprehensif, utuh dan menyeluruh sesuai kemampuan,” tegasnya.

Ustadz Achwan mewanti-wanti, bahwa kemenangan dalam jihad hanya akan didapat karena pertolongan Allah (nasrullah). Karenanya, JAT harus memfokuskan seluruh gerakan gerakannya untuk dakwah tauhid dan memberangus kesyirikan. “Kondisikan JAT sebagai jamaah yang layak mendapatkan nashrullah.  Bangkitkan tauhid dan jauhi syirik,” tandasnya.

Kutipan :
Endro sudarsono / VoA-Islam
Ahad, 18 Mar 2012 

Terbetik Kabar, Gerombolan Atas Nama Dayak Kembali Berkumpul


Palangkaraya  – Provokasi terus dilakukan oleh gerombolan kafir di Kalimantan Tengah. Mereka terus bersiap perang, dan mengkambinghitamkan FPI sebagai penyebab. Padahal mereka memang tengah bersiap untuk perang. Demikian SMS yang diterima Voa-Islam siang ini.

Masih dalam SMS tersebut, para preman kafir inilah yang dulu membantai saudara-saudara muslim asal Madura. Tapi mereka mendapat perlindungan dari media massa, seolah mereka korban.

Kini SMS yang berupaya mengadu domba itu beredar di Kalimantan Tengah, sebagai respon atas kejadian di Kalimantan Barat. Berikut SMS provokatif adu domba yang disebar:

Bahwa hari ini, jam 1 siang, massa FPI telah memulai konflik dengan dayak, benturan fisik terjadi di jalan penjara Pontianak, asrama Pangsuma diserang oleh FPI. Fasilitas habis dirusak, sekarang tokoh-tokoh dayak berkumpul  dirumah betang Pontianak membahas masalah ini dan akan mengambil tindakan tegas. Semua elemen dayak bersiap menghadapi kemungkinan yang paling buruk.

Hingga kabar ini diturunkan, Voa-Islam belum mengkonfirmasi langsung kebenaran berita tersebut. 


Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Ahad, 18 Mar 2012

Berhasil Direbut, Pontianak Kondusif: "Ribuan Umat Muslim Menyambut Seruan Jihad" Allahu Akbar!

“FPI adalah bagian dari umat islam., mereka yang mengganggu FPI, berarti mengganggu umat islam.,, Umat islam tidak ada menyerang, namun diserang duluan!”.. 

Demikian yang ditekankan Ketua DPW FPI Pontianak, Ust. Ali Al Muntahar di tempat kediamannya.. Hal tersebut bukanlah sekedar ucapan belaka, ini dibuktikan dengan berkumpulnya ribuan umat muslim dari berbagai penjuru kota tanpa dikomando, untuk bergabung dengan barisan FPI saat mendengar bahwa akan ada penyerangan ke markas FPI dari mahasiswa dayak yang ditunggangi oknum aktivis dayak. "Siapa yang memanggil orang-orang itu? Bukan FPI! Bukan! tetapi Allah! Jadi ini bukan masalah FPI lagi, namun masalah umat muslim! mereka merazia perempuan yang memakai jilbab dengan menodong menggunakan tombak dan mandai, serta melempari rumah-rumah ibadah umat islam dengan batu, ini memerangi islam! umat islam tidak akan mundur kalau sudah begini!" terangnya.

Mengenai hal itu, salah satu tokoh masyarakat muslim yang kebetulan berada di samping beliau berkata, "Sholat sudah, Zakat sudah, Puasa sudah, Naik Haji sudah... jihadnya manaaa???" katanya untuk memotivasi umat islam Pontianak untuk berjihad mempertahankan nyawa dan agama. Hal senada juga diucapkan oleh Habib Rizieq dalam smsnya, "Katakan pada mereka (oknum dayak), Awak Datang Kamek Sambot, Awak Jual Kamek Beli". 

Meskipun begitu, masyarakat muslim tetap menawarkan dibukanya dialog, "Kami meminta Cornelis selaku ketua DAD Kalbar bukan selaku gubernur untuk hadir, Ibharim Banson, Pak Barnabas Simin, Yakobus Kumis, Yusuf Undun, David undun, Drs. Hanis Rafael, Seluruh sultan di Kalimantan Barat, serta elemen umat muslim yang hadir dalam pertemuan sebelumnya, yakni FUI, FKUB, dsb.. untuk duduk kembali merundingkan permasalahan ini" tegasnya.
Sholat Jum'at Seperti Perang
Masyarakat muslim di daerah Ambawang, yang berdekatan dengan komunitas Dayak. Melakukan sholat Jum'at secara bergantian, sebagian berjaga-jaga ketika sebagian yang lain sedang melaksanakan sholat Jum'at. Khotbah yang disampaikan pun sengaja dipersingkat. Mengenai hal itu dia menjawab, "pernah kejadian di Ambawang, kita sholat jum'at, dia (dayak) pergi membakar.. ini bukan untuk mengompori umat islam.. namun kami hanya mengantisipasi.. jangan lengah, satukan barisan…"

Aparat Diminta Tegas
“Mari pihak kapolda, harus independen, dan benar-benar menegakkan hukum. Haq ya haq, batil ya batil! sampai sekarang saja, kejadian pembakaran di daerah ambawang oleh masyarakat dayak belum diusut tuntas” terang beliau. 

Sebelumnya dia juga kecewa terhadap sikap aparat yang terlihat membiarkan bentrok yang terjadi di Jl. Veteran, "saat itu orang-orang dayak sudah menyerang kaum muslimin, kita mundur, aparat mendiamkan.. namun ketika bala bantuan datang dari arah belakang kami, orang-orang dayak pada berlarian, saat dikejar oleh kaum muslimin, aparat baru menembakkan tembakan peringatan agar kami berhenti, ada apa ini!?" tuturnya..

Ini hanya perbuatan segelintir masyarakat Dayak
Mengenai berita yang beredar luas di masyarakat, maka FPI Pontianak mengklarifikasi bahwa aksi masyarakat dayak kemarin tidak mewakili masyarakat dayak secara sepenuhnya.  " Ada Drs. Hanis Rafael yang merupakan tokoh adat dayak yang sangat dihormati, dia justru menolak dengan aksi-aksi seperti ini.  Dia sangat menyesalkan hal ini bisa terjadi. Jelas ini adalah perbuatan oknum, bukan masyarakat dayak secara keseluruhan. Selama 10 tahun FPI ada di Pontianak ini, kami bersama umat muslim tidak pernah mengganggu acara Gawai Dayak, tidak pernah mengganggu kegiatan mereka. Ada oknum yang sengaja memanfaatkan, dan kedatangan Habib Rizieq mempunyai nilai jual untuk itu" terang Ust. Ali Muntahar

Berhasil Direbut, Pontianak Kondusif
Pada kamis sore, ketika blokade polisi dibuka. Masyarakat muslim lalu bergerak dan sweeping mencari oknum-oknum dayak yang mengganggu kaum muslimin. Hal itu dilakukan hingga ke pusat konsentrasi massa dayak dirumah betang. Dalam aksi itu, dua orang pengacau dikabarkan terluka dan seorangnya lagi kritis. 

Bahkan ratusan para pengacau tersebut yang sempat meneror kaum muslimin di jalanan pada pergi keluar kota. Dan dipastikan bahwa dari pihak kaum muslimin hanya ada satu orang yang terluka ringan karena terjatuh. Spanduk yang bertuliskan kalimat provokasi yang sebelumnya diarak oleh ratusan oknum dayak, kini berada ditangan kaum muslimin. 
Allahu Akbar!

by:
Unknown Mujahid

Kutipan :
Saif Al Battar / arrahmah
Jum'at, 16 Maret 2012 21:42:57

Ribuan Laskar Aswaja Apel di Tugu Proklamasi

Marwan Jakfar (Foto: Dok Okezone)
JAKARTA - Ribuan pemuda yang mengatasnamakan Laskar Aswaja menggelar apel bersama di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (18/3/2010). Mereka menegaskan diri siap membentengi Indonesia dari tiga ancaman besar.

Yaitu disintegrasi bangsa dan terorisme yang mencoba merongrong keutuhan NKRI. Kemudian, isu SARA yang sangat sensitif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta isu kekerasan sosial yang belakangan masih saja terjadi di berbagai tempat.

Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja, Marwan Jafar, mengatakan kehadiran Laskar Aswaja sesungguhnya ingin mengambil bagian untuk menyelamatkan Indonesia dari tiga ancaman di atas.

“Jika tiga poin ini terus dibiarkan tumbuh dan berkembang, kami yakin masa depan Islam ala Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai doktrin sekaligus paragidma hidup yang mayoritas dianut umat Islam Indonesia dan Indonesia sebagai negara bangsa akan hilang dari peta sejarah,” jelas Marwan.

Marwan menjelaskan, nilai dan prinsip Ahlussunnah Wal Jamaah yang meliputi aspek tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), taadul (keadilan), dan tawazun (keseimbangan) harus tetap dijunjung tinggi dan diutamakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam bahasa sederhana, Laskar Aswaja adalah penjaga utama Ahlussunnah Wal Jama’ah, termasuk untuk membentengi  ideologi transnasional yang tidak sesuai konteks keindonesiaan dan menolak radikalisme berbasis agama.

“Karena itu, dalam kondisi apapun, kita harus tetap menjaga sekaligus mengawal kelangsungan Ahlussunnah Wal Jama’ah, NKRI dan tokoh muda NU dari segala gangguan dan rekayasa politik pihak-pihak tertentu,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, Islam ala Ahlussunah Wal Jama’ah, Islam inklusif, dan Islam berwajah khas Indonesia masih tetap menjadi pilihan terbaik bagi keharmonisan dan stabilisasi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara ini. Sebab, inilah yang menjadi warisan leluhur Wali Songo, ulama-ulama (salafus shalih), pendiri NU dan pendiri bangsa negara Indonesia.

“Kami sebagai pewaris mereka, berkewajiban untuk membentengi dan meneruskan perjuangan ini.  Karena sesungguhnya inilah yang sedang dirindukan umat, masyarakat dan seluruh elemen bangsa ini,” ungkapnya.

Muhaimin menambahkan, penguatan dan peneguhan solidaritas seluruh elemen bangsa menjadi sangat penting dalam kondisi saat ini. Karena itu, semua pihak wajib berupaya menciptakan  kebersamaan dalam perjuangan dan pengorbanan demi masa depan bangsa dan negara yang damai, tenang, tentram, dan bahagia. Adapun pendekatan penyelesaian yang menggunakan cara-cara kekerasan, intimidasi dan memaksakan kehendak terhadap kelompok lain dan masyarakat harus segera diakhiri dan ditinggalkan.

“Saya secara pribadi sangat gembira, mengapresiasi dan mendukung penuh lahirnya Laskar Aswaja. Kehadiran Laskar Aswaja melebihi ruh dan fungsi-fungsi kepartaian. Untuk itu, marilah gerakan ini menjadi gerakan kesadaran bersama bagi seluruh pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah, karena ikut menentukan hidup dan mati Indonesia,” tandasnya.

(ful)

Kutipan :
Misbahol Munir - Okezone
Marwan Jakfar (Foto: Dok Okezone)
Minggu, 18 Maret 2012 15:32 wib
 
  

Habib Hasan Batal Dicecar Soal Dugaan Pencabulan

Jakarta. Setelah pemeriksaan identitas, Polda Metro Jaya berencana mencecar Habib Hasan bin Ja'far Assegaf soal dugaan pemerkosaan hari ini. Namun agenda tersebut tertunda karena Hasan tidak bisa memenuhi panggilan.

"Hari ini nggak jadi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di Polda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto, Jaksel, Kamis (15/3/2012).

Menurut Rikwanto, tim kuasa hukum sudah memberikan informasi bahwa Hasan tidak bisa hadir karena ada acara. Karena itu, pemeriksaan akan dijadwalkan ulang pada Jumat (16/3) besok.

"Ditunda besok jadinya Jumat. Pengacaranya memberitahukan ada acara, sehingga ditunda, nggak bisa hadir karena ada keperluan lain," terangnya.

Sebelumnya Rikwanto juga sudah menjelaskan pemeriksaan terhadap Hasan akan masuk pada materi dugaan pencabulan. Dalam pemeriksaan sebelumnya, Hasan diperiksa soal identitas dan hubungannya dengan para murid.

Hasan sebelumnya dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan pria asal Bogor itu atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

Polisi mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian itu, para korban masih berusia belasan tahun. Tidak adanya saksi dalam kasus tersebut menyulitkan penyidik.

(mei/mad)
 
Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 15/03/2012 10:59 WIB

 

KPAI Minta Proses Hukum Habib Hasan Terus Jalan

Jakarta. KPAI meminta kasus dugaan pelecehan seksual oleh Habib Hasan terus diselidiki. Saat ini Habib Hasan telah diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus itu.

"Saya kira proses hukum harus jalan," kata Wakil Ketua KPAI, Asroru Ni'am Sholeh di Gedung MUI, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta (13/3/2012).

Pria mengatkan, proses hukum yang dilakukan ini dalam kerangka perlindungan anak. Perlindungan ini harus diberikan bagi anak yang melapor ataupun tidak.

Sementara itu, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin saat ditanya mengenai kasus pelecehan itu, mengaku belum mengetahui secara detail kasus tersebut.

(nal/gah)
 
Kutipan :
Reni Kartikawati - detikNews
Selasa, 13/03/2012 18:00 WIB

 

Habib Hasan akan Diperiksa Kembali Kamis 15 Maret

Jakarta. Setelah memenuhi panggilan polisi untuk pemeriksaan, Senin (12/3) kemarin, penyidik Subdit Jatanras kembali mengagendakan pemeriksaan Habib Hasan terkait dugaan pencabulan. Pemeriksaan kedua ini akan dilakukan pada Kamis (15/3) nanti.

"Kamis ini yang bersangkutan akan diperiksa lagi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3/2012).

Rikwanto mengatakan, Habib Hasan saat ini masih berstatus saksi. Peningkatan status akan ditentukan kemudian bila unsur pidananya terpenuhi.

Sementara dalam pemeriksaan pertama pada Senin (12/3) lalu, Habib Hasan ditanya mengenai hubungan dengan korban. Pemeriksaan berlangsung selama 5 jam.

"Pertanyaannya seputar hubungan dia dengan jemaahnya," katanya.

Sementara untuk pemeriksaan berikutnya, Rikwanto tidak menyebutkan materinya. Upaya konfrontir dengan para korban, dapat dilakukan nanti setelah proses pemeriksaan selesai.

"Nanti pada saatnya, kita lengkapi dulu pemeriksaannya," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Habib Hasan dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib Hasan atas tuduhan pelecehan seksual selama pengobatan alternatif.

Polisi sendiri mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian itu, para korban masih berusia belasan tahun. Kemudian, tidak adanya saksi dalam kasus tersebut semakin menyulitkan pihak penyidik.
(mei/ndr)

Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Selasa, 13/03/2012 16:48 WIB

Habib Hasan Dicecar 13 Pertanyaan, Belum Mengarah ke Pencabulan

Jakarta. Kurang lebih 5,5 jam di ruang Reskrimum Polda Metro Jaya, akhirnya pemeriksaan Habib Hasan bin Jafar Assegaf selesai. Ada 13 pertanyaan yang dilontarkan penyidik. Namun semuanya belum ada ke arah pencabulan.

"13 pertanyaan. Belum ke arah pencabulan. Kita kan cuma pendamping," kata kuasa hukum Habib Hasan, Hady Sukrisno usai pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2012).

Hasan diperiksa sejak pukul 11.00 WIB. Sandy mengatakan pemeriksaan ini atas laporan dari Abdullah. Total pelapor ada 10. Hady mengaku menyerahkan semua proses ini kepada polisi. Hady berharap agar kasus pencabulan yang melibatkan kliennya itu bisa cepat selesai.

"Kita serahkan ke berwajib. Mudah-mudahan cepat selesai," ujarnya.

Hasan sebelumnya dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib Hasan atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

Polisi mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian itu, para korban masih berusia belasan tahun. Tidak adanya saksi dalam kasus tersebut semakin menyulitkan pihak penyidik.

(gus/ndr)
 
Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Senin, 12/03/2012 16:50 WIB

 

Habib Hasan Masih Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Pencabulan

Jakarta. Terlapor kasus pelecehan seksual, Habib Hasan sedang menjalani pemeriksaan. Status Habib Hasan dalam pemeriksaan ini masih sebagai sebagai saksi.

"Dia diperiksa untuk dimintai keterangan terkait kasus dugaan pencabulan. Sementara dimintai keterangan sebagai saksi dulu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto saat dihubungi detikcom, Senin (12/3/2012).

Sebelumnya Habib Hasan tiba di Reskrimum Polda Metro Jaya sekitar pukul 10.15 WIB. Hasan datang dengan didampingi 4 pengacaranya.

Hasan sebelumnya dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib Hasan atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

Polisi mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian itu, para korban masih berusia belasan tahun. Tidak adanya saksi dalam kasus tersebut semakin menyulitkan pihak penyidik.


(gus/ndr)
 
Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Senin, 12/03/2012 11:22 WIB

 

Habib Hasan Diperiksa Senin Besok

Jakarta. Setelah dua kali mangkir dari pemanggilan polisi, Habib Hasan dipastikan akan datang ke Polda Metro Jaya, Senin (12/3) besok untuk menjalani pemeriksaan terkait dugaan tindak pidana pencabulan terhadap 7 pasiennya.

"Rencananya Senin besok diperiksa," ujar pengacara Habib Hasan, Sandy Arifin, melalui BlackBerry Messenger kepada detikcom, Minggu (11/3/2012).

Sandy mengatakan, pemeriksaan Senin esok akan dilakukan pada pukul 10.30 WIB. Habib akan memberikan keterangannya mengenai dugaan pencabulan yang dilaporkan 7 orang remaja.

Sementara itu, Sandy menjelaskan alasan mengapa Habib Hasan mangkir dari pemeriksaan polisi. "Kemarin ada kegiatan di luar kota," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Habib H dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib H atas tuduhan pelecehan seksual selama pengobatan alternatif.

Polisi sendiri mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian, para korban masih berusia belasan tahun.

Kemudian, tidak adanya saksi dalam kasus tersebut juga semakin menyulitkan pihak penyidik dalam mengungkap kasus tersebut secara cepat.
(mei/try)

Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Minggu, 11/03/2012 13:16 WIB

Batal Diperiksa Polda Metro, Habib Hasan Ada Undangan di Luar Kota

Jakarta. Habib Hasan tidak memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya untuk diperiksa dalam kasus dugaan pencabulan terhadap santrinya dengan alasan sibuk dakwah. Menurut salah satu santrinya, Habib Hasan sedang memenuhi undangan di sebuah kota di Provinsi Jawa.

detikcom mencoba mendatangi pondok pesantren Habib Hasan, di Jalan M Kafi I, Gang Manggis nomor 7, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2012). Dari depan, pondok itu memiliki lebar 10 meter, termasuk toko yang menjual barang-barang seperti baju koko, parfum, dan lain-lain.

Toko itu sendiri seluas sekitar 2x7 meter persegi yang dijaga oleh seorang santrinya. Toko itu tampak sepi. Sementara pondoknya, dari luar tampak pagar besi hijau kusam setinggi 2 meter yang ditutup dengan papan fiber putih di belakang pagar, tampak tertutup.

"Pengajian ibu-ibu setiap minggu, bapak-bapak tiap hari, dari magrib sampai isya'. Pengajian tetap berjalan walaupun kasus Habib mencuat," jelas santri yang menjaga toko itu.

Habib Hasan sendiri ke mana? "Nggak ada, lagi ada undangan di Jawa," jawab dia.

Tak lama kemudian, ada seorang perempuan berusia sekitar 30-an menjawil sang santri. "Jangan ngomong macam-macam, takut ada wartawan," kata perempuan itu.

Sementara, tetangga depan pondok Habib Hasan yang juga memiliki toko kelontong, mengatakan Habib Hasan memang jarang datang.

"Emang Habibnya jarang ke sini Mbak. Jadi pengajian yang ada selama ini nggak mutlak dipimpin sama Habib Hasan, kan ada muridnya yang lain. Itu mah gerbang ketutup gara-gara ada kasus aja," kata si pemilik toko seberang pondok Habib Hasan.

Sementara tetangga sebelah pondok Habib Hasan, mengatakan, banyak yang iri melihat kepopuleran Habib Hasan. "Biasalah orang populer dikit banyak orang iri banyak orang sirik," katanya.

(nwk/nrl)
 
Kutipan :
Wening - detikNews
Kamis, 08/03/2012 17:30 WIB

 

Sibuk Dakwah, Habib Hasan Batal Diperiksa Polisi

Jakarta. Habib Hasan tidak memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya untuk diperiksa dalam kasus dugaan pencabulan terhadap santrinya. Ia beralasan menghadiri kegiatan ceramah dan dakwah.

"Bukannya tidak mau hadir tapi hari ini karena Beliau ada kegiatan. Di Majelisnya, ada ceramah dan dakwah yang tidak bisa ditinggalkannya dan karena sudah terjadwal," kata kuasa hukum Habib Hasan, Sandi Arifin, di Mapolda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2012).

Sandi menyambangi Mapolda Metro Jaya untuk mengantarkan surat penundaan pemeriksaan Habib Hasan. Ia meminta agar pemeriksaan dijadwal ulang pada Senin 12 Meret mendatang.

Sandi menegaskan jumlah santri Habib Hasan tidak berkurang meskipun sang habib tengah diterpa kasus dugaan pencabulan. "Habib selalu berdoa kepada yang melaporkan, juga didoakan supaya terbaik untuk mereka," kata dia.

Menurut dia, Habib Hasan selalu membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya. "Sejauh ini habib menyatakan itu tidak pernah melakukan itu. Kegiatannya masih mengajar dan dakwah," papar Sandi.

(fiq/aan)
 
Kutipan :
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Kamis, 08/03/2012 14:56 WIB

 

5 Korban Kasus Habib Hasan Dibawa ke Psikolog Polda Metro

Jakarta. 5 Orang yang diduga korban Habib Hasan dibawa ke psikolog Polda Metro Jaya. Hasil tes psikologi ini nanti akan digunakan polisi untuk memanggil Hasan.

Hasyim yang merupakan paman dan sepupu dari 2 korban yang melaporkan Hasan mengatakan, mereka menuju psikolog di kawasan Pulogadung, setelah bertandang ke Polda Metro Jaya.

"Ini ada 5 orang (korban Hasan)," jelas Hasyim ketika dihubungi, Selasa (6/3/2012).

Para korban menuju Pulogadung sekitar pukul 13.00 WIB dikawal Kepolisian Polda Metro Jaya. "Ini dari psikolog Polda Metro Jaya," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan setelah menerima hasil tes psikologi korban pencabulan, polisi akan memanggil Hasan sebagai terlapor. Pemeriksaan terhadap Hasan tergantung dari hasil pemeriksaan tes psikologi tersebut.

"Ya nanti kalau hasil sudah diperiksa akan ada tindakan lebih lanjut. Kita panggil beliau tergantung hasil pemeriksaan," ujar Kabid humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di ruangannya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin kemarin.

Polisi masih menunggu pihak Kementerian Sosial mengenai hasil tes psikologi terhadap korban pencabulan yang diduga dilakukan Hasan tersebut. Rencananya dalam minggu-minggu ini hasilnya sudah bisa diterima kepolisian.

"Harapannya kita minggu ini sudah kasih hasil tesnya oleh Kemsos. Nanti kalau hasilnya sudah keluar baru kita periksa," ujarnya.

Hasan dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Hasan atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

Polisi mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi bertahun-tahun lalu. Saat kejadian itu, para korban masih berusia belasan tahun. Tidak adanya saksi dalam kasus tersebut semakin menyulitkan pihak penyidik.

Sementara, Hasan belum berkomentar soal tuduhan tersebut. Pengacaranya, Sandy Arifin, kepada Majalah Detik menyangkal tuduhan eks santrinya itu. "Tidak ada, itu tidak benar. Habib tidak pernah melakukan perbuatan yang seperti itu," katanya pada 16 Februari 2012.

(nwk/nrl)

Kutipan :
Dhurandhara HKP - detikNews 
Selasa, 06/03/2012 15:55 WIB 

Korban Dugaan Pencabulan Habib Hasan Alami Perubahan Fisik & Mental

Jakarta. Tujuh orang yang diduga menjadi korban pencabulan Habib Hasan menjalani pemeriksaan psikologis. Ketujuh korban kini mengalami perubahan dari segi fisik dan mentalnya pascakejadian tersebut.

"Yang jelas mereka sekarang jadi pendiam, minder, males. Fisik dan perilaku berubah semua," kata konselor korban, Edhi Wahidi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Bahkan menurut Edhi, salah satu korban yang sudah ia kenal sejak lama, mengalami perubahan perilaku yang sangat drastis.

"Saya kenal, korban setelah tahu perilaku sebelumnya seperti apa, saya nangis," kata dia.

Edhi mengatakan, ketujuh korban diperiksa psikolog di P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Provinsi DKI Jakarta di Pulogadung.

"Di sana diperiksa 3 jam, baru tahap awalnya saja," ujarnya.

Pemeriksaan psikologi tersebut, kata dia, baru tahap permulaan. "Baru prolog dan mereka sangat kooperatif. Ini juga untuk membantu pemulihan korban," imbuhnya.

Ia berharap, pemeriksaan psikolog tersebut dapat memulihkan kondisi kejiwaan para korban. "Kita harap recovery psikis korban, karena ritme tubuh dan mentalnya terganggu. Untuk anak seusia gitu kan belum waktunya mengenal hal-hal yang seperti itu, bahaya itu," paparnya.

Rencananya, Senin 12 Maret 2012 dipanggil lagi. "Untuk disuruh datang ke sana," lanjutnya

(mei/ndr)
 
Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Selasa, 06/03/2012 18:54 WIB

2 Remaja Korban Pencabulan Habib Hasan Diperiksa

Jakarta. Dua remaja putra berinisial A (16) dan F (16), diperiksa penyidik terkait dugaan pencabulan yang dilakukan oleh Habib Hasan di Mapolda Metro Jaya. Pemeriksaan keduanya dilakukan untuk melengkapi keterangan saksi pelapor.

"Diperiksa A (16) dan F (16). Mereka saksi diminta keterangan untuk melengkapi pemeriksaan korban sebelumnya," kata konselor korban, Edhi Wahidi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Keduanya menjalani pemeriksaan sejak pukul 16.50 WIB. Hingga berita ini ditulis, kedua saksi yang juga merupakan korban masih menjalani pemeriksaan.

"Mereka baru diperiksa kali ini," ucapnya.

Sama halnya dengan teman-teman yang lainnya, keduanya didoktrin sedemikian rupa oleh habib tersebut. Sang habib, kata dia, memanipulasi korban dengan ceramah-ceramahnya.

"Penipuan-penipuan dari sisi bahasa seperti 'dikeluarkan setannya dari badannya' sambil meraba-raba korban," katanya.

Dia memperkirakan, jumlah korban tidak hanya 7 orang seperti yang dilaporkan ke kepolisian. "Korban ini kalau mau kita kumpulkan bisa lebih dari 50 orang," katanya.

Sebagai pendukung, pihak korban telah mengumpulkan bukti-bukti yang menjurus pada tindak pencabulan, seperti telepon genggam dan beberapa media sosial.

"Handphone kalau dibuka isinya SMS, BBM, Facebook, twitter dan foto-foto," katanya.

"Perilaku seperti itu tidak mencerminkan seorang habib," imbuhnya.



(mei/fjp)
 
Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Selasa, 06/03/2012 18:40 WIB

 

Polisi Harus Segara Selamatkan Bukti Digital Kasus Habib Hasan

Jakarta. Barang bukti digital dugaan tindakan pelecehan yang dilakukan Habib Hasan terhadap sejumlah muridnya telah dilaporkan ke polisi. Agar barang bukti tersebut tidak hilang, polisi harus segera menindaklanjutinya.

"Perlu suatu gerakan cepat dari aparat penegak hukum. Bukti-bukti digital ini kan gampang sekali dihilangkan," kata Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi, di kantor KPAI, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Heru datang ke Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mendiskusikan bukti-bukti digital yang diserahkan korban pencabulan Habib Hasan ke KPAI. Bukti digital yang dilaporkan para korban diantaranya adalah dua account Facebook dengan nama 'Assegaf Beda Cara' dan 'Mengemis Doa Kalian' yang disinyalir digunakan sang habib untuk memanggil korbannya.

Menurut Heru, bukti digital adalah sesuatu yang sangat mudah dihilangkan. Apalagi akun Facebook yang bisa dibuat dan dihapus kapan saja.

"Katakanlah ada akun Facebook si A hari ini dibuat, besok dihapus kan bisa," jelas Heru.

Selain akun Facebook, sang habib juga diketahui menggunakan BlackBerry Messenger (BBM) untuk memanggil korban-korbannya. Heru mengingatkan bahwa bukti BBM juga mudah untuk dihilangkan.

"Termasuk juga bukti dari BlackBerry. Kalau BlackBerry nanti tiba-tiba hilang atau mengaku membuang BlackBerry," tutupnya.

Habib Hasan sebelumnya dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib Hasan atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

(rmd/ndr)
 
Kutipan :
Ahmad Toriq - detikNews
Selasa, 06/03/2012 12:45 WIB

 

KPAI: Ada Indikasi Habib H Melakukan Ajaran Tidak benar

Jakarta. Habib H tidak memenuhi panggilan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) atas dugaan pencabulan yang dilakukan kepada santrinya. Jika tidak melakukan klarifikasi, maka lembaga itu akan mengirimkan rekomendasi ke MUI tentang pelaksanaan ajaran agama yang tidak benar yang dilakukan oleh Habib H.

"Ini kesempatan yang baik untuk menyampaikan klarifikasi. Kalau tidak dimanfaatkan akan menyia-nyiakan peluang," ujar Wakil Ketua KPI, Asrorun Niam Sholeh, kepada detikcom di kantor KPAI, Jalan Teuku Umur, Jakarta Pusat, Jumat (24/2/2012).

Menurut Niam, klarifikasi yang dilakukan oleh Habib H sangat diperlukan untuk memberikan kesimpulan atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

"Kita memberikan rekomendasi pada akhirnya dan akan dikirimkan ke penegak hukum dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)," jelasnya.

Salah satu opsi rekomendasi yang akan dikirimkan ke MUI adalah adanya indikasi Habib H melakukan ajaran yang tidak benar.

"Melakukan aksi yang tidak dibenarkan, kita rekomendasikan MUI," kata Naim.

Naim menambahkan, penyelidikan yang dilakukan oleh KPI sebenarnya tidak tergantung pada kehadiran Habib H, namun pimpinan jamaah tabligh tersebut diberikan ruang untuk melakukan klarifikasi.

KPAI juga menegaskan penyelidikan yang dilakukannya tidak terkait dengan isu agama.

"Ketika dilakukan dugaan pencabulan yang disebut bagian dari menghilangan dosa. Ajaran agama yang diselewangkan sebagai alat pembenaran," terangnya.

"Perlu dipilah jika ditarik ke isu agama, ini tidak ada korelasinya. Karena tindakan pelanggaran hukum bisa dilakukan oleh siapa saja," tambahnya.


(fiq/gun)
 
Kutipan :
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jumat, 24/02/2012 17:58 WIB

 

KPAI Kawal Terus Kasus Habib H Hingga Tuntas

Jakarta. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terus mengawal kasus Habib H yang dituding melakukan pencabulan kepada santrinya. KPAI akan mengawal aduan ini agar bisa ditindaklanjuti oleh aparat yang berwenang.

"Kita mengawal aduan agar bisa ditindaklanjuti aparat yang berwenang," ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Badriyah Fayumi di Jakarta, Selasa (21/2/2012).

Badriyah mengatakan pada panggilan sebelumnya Jumat (17/2) lalu, Habib H hanya diwakili oleh utusannya yang datang ke kantor KPAI, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Utusan Habib H tersebut datang untuk meminta penjadwalan ulang.

"Kemarin utusannya datang untuk menyatakan penjadwalan ulang," jelas Badriyah.

Badriyah berharap Habib H dapat menentukan waktu untuk bertemu dengan KPAI.
Badriyah menjelaskan bahwa KPAI akan bermusyawarah untuk menjadwal ulang panggilan Habib H.

"Ya, nanti kita akan musyawarahkan, kan ini juga sudah berjalan di Polda Metro," jelasnnya.

Sementara itu Wakil Ketua KPAI Asrorun Ni'am mengatakan kalaupun Habib H tidak akan bisa hadir ke KPAI untuk mengklarifikasi atas tudingan perbuatan cabul kepada santrinya, proses KPAI akan tetap berjalan.

"Jika tidak datang, proses yang diambil tetap jalan, assesment dan juga investigasi supaya terang benderang dalam kerangka pemenuhan hak dan perlindungan anak. Dan nanti salah satunya mengeluarkan rekomendasi agar cepat diproses," tegasnya.


(vid/mpr)
 
Kutipan :
Prins David Saut - detikNews
Selasa, 21/02/2012 09:09 WIB