Jafar Umar Thalib
Jakarta (voa-islam) – Apa tanggapan Ustadz Jafar Umar Thalib ketika paham Wahabi nya digugat Syaikh Idahram dan Said Agil Siradj? Ketika ditemui voa-Islam usai peluncuran buku Mereka Buka Thagut di Hotel Sahid, Jakarta, belum lama ini (17/12), Ustadz Jafar mengaku sudah membaca buku karya Syaikh Idahram berjudul: Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi. Ia menilai, buku itu ditulis oleh seseorang yang misterius.
“Saya tidak tahu apa niat yang ada pada pihak penulis. Tingkahnya menyembunyikan dirinya menunjukkan ada agenda tertentu terhadap apa yang ditulisnya. Kenapa harus melempar batu sembunyi tangan,” kata Jafar mempertanyakan.
Ustadz Jafar merasa heran, data-data yang disampaikan dalam buku yang ditulis Syaikh Idahram sangat carut-marut, dan tidak akurat. Ia juga menyesalkan, “Kenapa orang yang sekapasitas Prof Dr Said Agil Siraj membuat kata pengatar terhadap buku sampah sepert itu. Saya tidak mengerti, apa agenda dibalik itu semua. Tapi, yang jelas ada agenda busuk di dalamnya. Orang yang sembunyi-sembunyi itu, jelas tidak baik. Ada agenda yang mereka rencanakan,” ungkap Ja’far.
Jafar khawatir, Said Agil mendompleng NU untuk melancarkan keresahan kelompok pluralis yang selalu mendapt hantaman dari kalangan Salafiyyin. Ketika ditanya, apakah ia mendesak agar Said Agil mencabut pernyataannya soal hujatannya kepada Wahabi, Jafar merasa tidak berkepentingan. “Saya tidak berkepentingan untuk meminta Said Agil untuk mencabut kembali omongannya. Biarkan saja dia ngomong, supaya semakin nyata, bahwa mentalnya Said Agil tak ubahnya mental preman. Said Agil preman,” kata Jafar.
Yang membuat Jafar heran, adalah ketika Said Agil menyebut 12 yayasan yang ditudingnya telah menebar benih kekerasan. Kata Ja’far, data yang dikemukakan Said Agil itu ngaco tidak karuan. Terlebih, ketika menyebut Yayasan As Sunnah yang dipimpin oleh Salim Bajerei sebagai yayasan radikal.”Ngaco, darimana dia dapatkan data itu, mungkin dia dapatkan dari Pasar Tanah Abang. Profesor apaan tuh,” ketus Jafar kesal.
Jafar menduga, ada upaya adu domba antara NU dengan Wahabi. Karena, Said Agil sesungguhnya bukan sedang mewakili aspirasi NU, tapi mewakili aspirasi kelompok pluralis.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua BNPT Ansyad Mbai yang hadir saat Workshop Deradikalisasi yang diselenggarakan Muslimah NU beberapa waktu lalu akan menjadi buku yang menggugat Wahabi itu sebagai referensi BNPT. Apa komentar Jafar soal itu? “Nanti akan saya tanyakan Ansyad Mbai. Sangat salah, jika buku itu dijadikan referensi,” tandas Ja’far.
Kutipan :
Desastian VOA
Rabu, 21 Dec 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar