BEKASI - Ribuan warga muslim Jejalen Jaya menutup akses jalan menuju lokasi tempat beribadatan HKBP Philadelfia (6/5) tepat dipertigaan Rt. 003/08. Didepan barisan warga puluhan aparat Kepolisian, Koramil dan Satpol PP Kabupaten Bekasi berjaga-jaga mengamankan situasi dan kondisi. Selain dipertigaan jalan tersebut, warga juga berkosentrasi dilokasi bakal gereja dan jalan tembusan Graha-Jejalen dan atau Kintamani-Jejalen.
Sekitar jam 08.40 WIB puluhan Jemaat HKBP yang bergerak dari titik kumpul di Perumahan Villa 2 dan sekitarnya (Kintamani, Graha, Villa 1) mulai memadati titik blokade warga dan aparat keamanan. Pimpinan Satpol PP Kab. Bekasi (Bpk. Agus) didampingi aparat Kepolisian segera melakukan negosiasi dengan Pdt. Pelti Panjaitan dan Pengacara HKBP (D.Tampubolon), agar mengurungkan niatnya melaksanakan kebaktian dilokasi bakal gereja di Rt. 001/09 yang berada tepat didepan jalan utama jalur menuju Gabus-Jejalen, bersebelahan persis dengan Perumahan Bekasi Elok 1.
Negosiasi berjalan alot. Pendeta Pelti Panjaitan tetap ngotot ingin membawa jamaatnya kelokasi dan bahkan Pengacara HKBP, D.Tampubolon, ngotot pula minta dihadirkan Bupati Bekasi, karena kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Bekasi untuk mengevakuasi jemaat HKBP ke lokasi sementara tempat peribadatan yang ditetapkan Pemda Bekasi dianggap telah membenturkan jemaat HKBP dengan warga dan aparat katanya.
Saat negosiasi berlangsung, warga muslim Jejalen Jaya semakin banyak berdatangan terutama dari kaum ibu-ibu. Demikian pula halnya dilokasi bakal gereja HKBP, ibu-ibu dari Perumahan Bekasi Elok 1 & 2, Bumi Sentosa Asri, Villa Permata, Panorama dan Rt. 01/09 yang berlokasi dibelakang Elok 1, kian menyemut dan bertahan dilokasi bakal gereja HKBP.
“Kami akan bertahan disini sesuai amanat yang disampaikan oleh Pak RW (Rw 10, Irwan Taufik) untuk berjaga-jaga jangan sampai mereka menyelinap dan melaksanakan peribadatan disini,” ujar Korlap Ibu-ibu dari Bekasi Elok 1.
Negosiasi yang dilakukan Pamong Praja dan Kepolisian akhirnya membuahkan hasil, sekitar pkl. 08.54 WIB, Pendeta dan Jemaat HKBP berbalik arah tidak melanjutkan menuju lokasi diiringi langkah dan sorak sorai warga yang membuntuti jemaat HKBP hingga Villa Bekasi 2. Dan bahkan kebiasaan mereka menggelar peribadatan dijalanan tidak bisa dilaksanakan karema warga muslim dan para tokoh agama serta tokoh masyarakat terus mendesak dan dengan tegas tidak akan mengijinkan HKBP melaksanakan peribadatan semau-maunya selama proses hukum dan ketentuan perundang-undangan belum selesai atau tidak terpenuhi. Meskipun demikian dititik tertentu warga masih terus berjaga-jaga, seperti dijalan tembusan Villa2-Jejalen, jalan tembusan Kintamani-Jejalen dan bahkan dilokasi bakal gereja. Warga khawatir jemaat HKBP berputar dari jalan-jalan tersebut dan menyusup masuk lokasi bakal gereja.
Didepan Villa 2 sempat terjadi insiden kecil karena pemantau dari salah satu Ormas Islam menagkap seseorang yang dicurigai sebagai provokator, mengenakan kaos putih dengan tulisan warnah merah “Perangi Tirani Mayoritas Terhadap Minoritas” yang selanjutnya diamankan oleh aparat Kepolisian. Dari beberapa informasi, yang bersangkutan merupakan wartawan freelance yang tiggal di Villa 2 dengan alamat KTP di wilayah Jakarta Selatan.
Dan ada juga yang menyatakan bahwa wartawan freelance tersebut ditengarai sering membuat opini atau berita-berita yang memojokkan umat Islam warga Jejalen Jaya dibeberapa media online.
Setidaknya 2 SSK aparat keamanan baik dari Polresta Bekasi, dibawah pimpinan Kapolresta, Kombes Wahyu maupun dari Kodim Bekasi dibawah pimpinan Wa.Dandim, Mayor Alfa Gani, dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Jejalen Jaya, yang Alhamdulillah hingga akhir kegiatan tidak ada tindakan anarkis, bahkan antara warga dan aparat keamanan terkesan dekat dan akrab .
Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 16 Jumadil Akhir 1433 H / 7 Mei 2012 / 17:57:57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar