JAKARTA-
Polisi menemukan dua bom siap ledak di posko Sekretariat Komite
Nasional Papua Barat (KNPB), Kampung Honailama, Papua. Penggeledahan
yang dipimpin Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Alfian Budianto
berlangsung pada Sabtu (29/9/2012) sore hingga malam.
Kepala
Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar
mengatakan, dalam penggeledahan tersebut ditemukan sebuah bom pipa dan
bom botol. Kedua bom tersebut pun telah dijinakkan tim penjinak bom
Brimob daerah Papua.
"Di
antaranya ditemukan satu bom pipa siap ledak beserta detonatornya,
ukuran panjang 16 sentimeter, satu detonator terbuat dari aluminium, dan
satu bom botol kaca ukuran botol Kratingdeng yang siap ledak," kata
Boy, seperti dikutip Kompas, Ahad (30/9/2012).
Boy
menjelaskan, penemuan bom tersebut berawal dari ditemukannya bahan
peledak di kediaman Pilemon Elosak, Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat
(28/9/2012). Saat penggeledahan, polisi menemukan tiga serbuk bahan
peledak dalam plastik hitam dan satu buah detonator dari aluminium.
"Dari hasil interogasi Pilemon Elosak, ia menyatakan bahan peledak dan detonator tersebut diterima dari Lanik Huby," ujar Boy.
Dari
keterangan Pilemon pula diketahui beberapa bahan peledak juga disimpan
di Posko KNPB di Kampung Abusa, Elabukama, dan Honai Lama. Setelah itu,
polisi menggeledah Posko KNPB. Polisi juga menyita 1 buah pipa berukuran
1 meter, 1 buah jeriken berisi 3 liter bensin, 1 wadah bahan peledak
kosong dari aluminium ukuran pasta gigi, 3 buah laptop merek Toshiba, 2
flash disk, 2 printer, 1 kamera digital, 2 kamera video merek Sony, 5
ponsel, dan uang tunai sebesar Rp 13,6 juta.
Bom Papua targetkan Pemerintah, Polisi, dan TNI
Bom siap
ledak yang ditemukan aparat keamanan ditargetkan untuk meledakkan
beberapa tempat di Papua. Sasarannya adalah Kepolisian Resort
Jayawijaya, Papua, Komando Distrik Militer (Kodim), Batalyon, Jembatan
Baliem, dan kantor Kelurahan di Papua.
"Hasil
lidik sementara infonya akan meledakkan secara serentak dengan sasaran
Polres, Kodim, Batalyon, Jembatan Baliem, dan Kantor Kelurahan di
samping kediaman Kapolres Jawijaya," kata Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar.
Saat ini
kepolisian masih memeriksa saksi-saksi untuk pengembangan lebih lanjut.
Boy menjelaskan, penemuan dua bom tersebut diduga terkait dengan kasus
ledakan di kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Wamena, 1 September
2012 dan Pos Lalu lintas Wamena pada 18 September 2012.
"Saat
ini dilakukan pengembangan. Kemungkinan kelompok ini terkait dengan
kasus dua ledakan sebelumnya dalam September, yaitu kantor DPRD Wamena
dan Pos Lantas," terang Boy.
Dari
pernyataan yang disampaikan pihak kepolisian sama sekali tidak
disinggung bahwa penemuan bom di Papua adalah terkait aksi terorisme.
Sementara
itu, menanggapi berita penemuan sejumlah bom siap ledak di Papua, Ketua
DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman, SH pada hari Ahad (30/9/2012)
menyatakan akan menunggu pernyataan dari Kepala BNPT, Ansyaad Mbai.
“Kita lihat pernyataan Ansyaad Mbai, apakah akan disebut sebagai perbuatan terorisme atau kriminal biasa?” ujarnya singkat.
source
voaislam/ahad,30sep2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar