Ustadz Agus Trisundani
Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta
JAKARTA (voa-islam.com) – Muhammadiyah menegaskan bahwa doktrin Syi’ah bertolak belakang dengan akidah Islam. Bahkan ajaran Syi’ah berbahaya bagi ideologi Muhammadiyah.
Hal itu dijelaskan Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Ustadz Agus Trisundani. Merujuk kepada penjelasan Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Tarjih dan Tajdid, Prof Dr Yunahar Ilyas, Sidang Pleno PP Muhammadiyah belum lama ini menyatakan empat sikap tentang Syi'ah.
Sesuai dengan keputusan Sidang Pleno PP Muhammadiyah, jelas Ustadz Agus, Muhammadiyah meyakini bahwa hanya Nabi Muhammad SAW saja yang makshum, sehingga Muhammadiyah menolak konsep ishmatul a’immah (kesucian para imam) dalam ajaran Syi’ah.
...Muhammadiyah menolak konsep kekhalifahan Rafidhahnya Syi’ah...
Terhadap konsep kekhalifahan Syi’ah, lanjut Ustadz Agus, Muhammadiyah secara tegas menolak konsep kekhalifahan Syi’ah Rafidhah. Muhammadiyah meyakini bahwa Rasulullah SAW tidak menunjuk siapapun pengganti beliau sebagai khalifah. Kekhalifahan setelah beliau di serahkan kepada kekhalifahan umat. Dengan prinsip ini, Muhammadiyah meyakini keabsahan kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatthab, Umar bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Karenanya, Muhammadiyah menolak konsep kekhalifahan Rafidhahnya Syi’ah.
“Muhammadiyah meyakini bahwa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatthab, Umar bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah sah. Oleh karena itu Muhammadiyah menolak konsep kekhalifahan Rafidhahnya Syi’ah,” jelas Sekretaris Umum PWM DKI Jakarta itu kepada voa-islam.com, Selasa (7/2/2012).
Mengenai sosok shahabat Ali bin Abi Thalib, Agus menegaskan bahwa Muhammadiyah menghormatinya secara proporsional sama seperti penghormatan kepada para shahabat Nabi lainnya. “Muhammadiyah sangat menghormati Ali bin Abi Thalib sebagaimana penghormatan kepada para shahabat lainnya. Tapi Muhammadiyah menolak kultus individu terhadap Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,” terangnya.
...Penolakan Syi'ah terhadap ribuan hadits shahih melahirkan banyak perbedaan antara Islam dengan Syi’ah dalam masalah akidah, ibadah, munakahat, dll...
Perbedaan prinsipil antara Muhammadiyah dengan Syi’ah, papar Ustadz Agus, berpangkal dari sikap terhadap hadits shahih. Di mana Syi’ah hanya menerima hadits-hadits dari jalur Ahlul Bait yang berakibat tertolaknya ribuan hadits shahih, meskipun diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. “Penolakan ribuan hadits shahih ini otomatis melahirkan banyak perbedaan antara Islam Ahlussunnah dengan Syi’ah, baik dalam masalah akidah, ibadah, munakahat, dan lain sebagainya,” tandasnya.
Rencananya, untuk mensosialisasikan hasil keputusan Sidang Pleno PP Muhammadiyah tentang Syi’ah itu, PWM DKI Jakarta akan menggelar kajian ilmiah bertema “Bahaya Syi’ah terhadap Ideologi Muhammadiyah,” Rabu malam (8/2/2012) di Masjid At-Taqwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya 49 Jakarta Pusat. Dr H Ahmad Zain An-Najah MA, Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir periode 2007-2009, didaulat menjadi narasumber.
Menurut Ustadz Agus, panitia kajian ilmiah PWM DKI Jakarta, kajian ini murni untuk menjaga akidah warga persyarikatan Muhammadiyah dari bahaya Syi’ah.
Kutipan :
[silum] / VOA
Selasa, 07 Feb 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar