BEKASI (voa-islam.com) – Gereja Advent adalah biang kerok penyegelan tiga gereja di Kaliabang Bekasi. Pendeta Advent memicu konflik karena menerapkan politik uang (money politic) ketika membangun gereja.
Hal itu diungkapkan Pendeta Hotman Sinaga, gembala Gereja Pantekosta Kaliabang Bekasi kepada voa-islam.com, menanggapi kasus penyegelan tiga gereja yang dicap ilegal oleh Pemkot Bekasi.
Hotman mengaku, Gereja Pantekosta sudah berdiri sejak 1997 ketika kavling Mangsen Kaliabang RT 03/RW 24 masih berupa sawah-sawah. Selama itu, tidak pernah ada masalah dengan warga setempat, meski bangunan yang dijadikan gereja itu perizinannya sebagai rumah tinggal.
“Memang secara hukum mereka sebagai aparat pemerintah kalau mau mengoreksi izin bangunan ya kita menerima, karena itu tugas mereka. Kita akui, kita membangun bangunan ini izinnya bukan gereja, tapi dari awalnya memang dibangun untuk rumah ibadah,” ujarnya kepada voa-islam.com di depan Gereja GKRI saat menunggu penyegelan pertama, Senin (6/2/2012).
Hotman menengarai, pemicu konflik pihak gereja dengan warga adalah politik uang yang dilakukan para pendeta Advent ketika akan membangun gereja baru pada Desember 2011 lalu. “Sebelum terjadi kasus ini, memang di sini pernah ada sekte lain, Advent mau nambah gereja. Itu cikal bakal pemicunya,” jelasnya.
...Cara mereka nggak sehat. Saya bilang nggak sehat, karena jemaat kita pada diambilin pakai duit...
Menurut Hotman, permainan uang dalam membangun gereja Advent itu bahkan memicu konflik dengan gereja lainnya. “Cara mereka nggak sehat. Saya bilang nggak sehat, karena jemaat kita pada diambilin pakai duit. Sementara pemiliknya ndak jelas di mana tinggalnya. Sekarang gereja Advent sudah ditutup karena Polres turun tangan waktu itu,” paparnya.
Ulah tak beradab pihak gereja Advent itu, lanjut Hotman, memicu amarah warga kepada gereja lainnya, sehingga warga mempertanyakan legalitas tiga gereja lainnya, yaitu Gereja Pantekosta, Gereja Kristen Rahmani Indonesia (GKRI), dan Gereja HKPB (Huria Kristen Batak Protestan).
“Nah, warga jelas-jelas nggak setuju dengan keberadaan Advent. Jadi kita terimbas. Jujur deh, masyarakat di sini mulai 1997 sampai hari ini tidak apa-apa. Tapi setelah Advent mau bangun gereja akhir tahun 2011, itulah pemicunya. Akhirnya warga demo. Ya kita mau bilang apa?” tutupnya.
Kutipan :
[A. Mumtaz] VOA
Sabtu, 11 Feb 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar