JAKARTA - Ini
lagi kenyataan bahwa pihak Lady Gaga tak mau kompromi agar si penyanyi
pembawa misi Zinois itu tampil sopan, sebagaimana diminta oleh kalangan
di Indonesia yang setuju konsernya digelar di Jakarta.
Untuk Menkopolhukam Djoko Suyanto hingga musisi yang pro Gaga konser di republik yang mayoritas penduduknya Muslim ini, tuh satu realita lagi bahwa Lady Gaga dan manajemennya menolak tampil sopan.
Padahal, sebut misalnya, Djoko Suyanto bilang konser si pemuja setan
itu bisa berlangsung di sini, asal disepakati lirik lagu yang akan
dibawakan, penampilan, kostum dan aksi panggungnya, sesuai dengan budaya
Indonesia. Bahkan ada saja yang bilang agar Lady Gaga tampil dengan
busana daerah Indonesia. Nah, pendapat yang ini sama saja dengan
melecehkan budaya Indonesia—di samping pastinya Gaga juga menolak.
Mungkin dalam hati Lady Gaga, “Mimpi kali yee…?!”
Pihak manajemen Lady Gaga bilang, kalau harus manggung dengan
syarat-syarat seperti itu, mereka lebih memilih membatalkan konser
daripada harus mematuhi peraturan sensor dan tekanan kelompok tertentu.
Manajer Lady Gaga, Troy Carter, menegaskan hal ini. Carter mengatakan
bila dipaksa menggelar konser secara lebih sopan Lady Gaga akan
membatalkan jadwal konser.
“Kami akan menggelar konser sesuai rencana awal. Ini konser khusus
dengan penonton yang sangat khusus pula,” kata Carter saat jumpa pers di
Singapura, Kamis (24/5/2012), seperti dikutip kantor berita AFP.
Ia menegaskan kelompok-kelompok garis keras di Korea Selatan,
Filipina, dan Indonesia tidak akan bisa dipuaskan dan karena itu Lady
Gaga tidak akan mengubah penampilan. Jelas kan?
Nah, apalagi, sebenarnya penolakan terhadap Lady Gaga bukan sekadar
lantaran ia tampil erotis, vulgar dan umbar aurat, bukan! Tak hanya
itu! Sebab, kalau cuma itu alasannya, betapa banyaknya di negeri ini
para penyanyi yang manggung, penampilannya na’uudzubillaahi mindzaalik!
Tapi
tertolaknya Gaga di negeri yang penduduknya mayoritas Islam ini, sebab
utamanya adalah si Gaga ini punya misi khusus untuk membentuk opini,
mempengaruhi dan menghancurkan cara berpikir dan perilaku generasi muda,
terutama Muslim, agar sikap, otak dan kelakuan mereka sesuai dengan
keinginan Zionis.
Sasaran misi Lady Gaga ini tak hanya ditujukan pada kaum Muslimin,
tapi juga untuk kalangan non-Yahudi lainnya. Sebut misalnya, kelompok
Kristen konservatif di Korea Selatan dan Filipina, ini termasuk sasaran
misinya Lady Gaga. Seperti diketahui kelompok Kristen konservatif di
Filipina dan Korsel menyebut Lady Gaga melecehkan keyakinan mereka,
sehingga si penyanyi keras kepala—karena membawa misi, suka tak suka
harus ngotot—ini tampil sesuai dengan maunya, tak peduli
disebut melecehkan keyakinan tertentu atau tampil tak selaras dengan
budaya setempat.
Meskipun, konon, Mabes Polri sejauh ini belum mengeluarkan izin
konser Lady Gaga di Jakarta—yang rencananya akan diselenggarakan pada 3
Juni mendatang—toh umat Islam bersama orams-ormas Islam bertekad akan membubarkan konser ini jika jadi berlangsung.
Nah, rupanya pihak manajemen Lady Gaga sendiri menyadari bahwa
penolakan terhadap penyanyi penganut paham seks bebas itu bukan sekadar
disebabkan oleh busana atau gaya panggungnya, tetapi lantaran visi dan
misi penyanyi yang memiliki nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta
tersebut—yang berkaitan erat dengan gerakan Illuminati Zionisnya.
“Ada kesenjangan budaya dan generasi yang besar di sini. Kemudian
muncul aspek politik dan agama. Persoalan ini lebih rumit dari sekadar
baju-baju yang dikenakan Lady Gaga,” ungkap Carter.
Pekan ini melalui akun Twitter, Lady Gaga mengatakan akan tampil solo
bila diperlukan daripada memenuhi peraturan sensor dari
kelompok-kelompok penolak konsernya di Jakata.
Jadi, sebenarnya, pihak Lady Gaga sudah tahu, penolakan terhadap
penyanyi ini terutama lantaran misinya, bukan sekadar kostum dan aksi
panggung. Kostum dan aksi panggung yang vulgar dan umbar aurat, hanyalah
sebagai ‘alat’ untuk melancarkan misi Zionis Yahudi. Sayangnya, cukup
banyak pihak yang tak sadar atau tak mau tahu.
Menkopolhukam Djoko Suyanto dan kalangan yang setuju atas konser Gaga
ini digelar—meskipun harus mengorbankan dicucinya otak generasi muda
kita oleh misi Zionis yang sesat dan menyesatkan—bukalah hati, pikiran,
mata dan pendengaran kalian. Pihak Lady Gaga saja tahu alasan penolakan
itu bukan sekadar tampilan, kostum dan aksi panggung, lalu mengapa
kalian tak tahu, atau tak peduli akan kehancuran generasi ini? Atau
sengaja dibelokkan seakan penolakan itu hanya karena kostum dan aksi
panggung? Semacam ‘kura-kura dalam perahu’ alias ‘pura-pura tak tahu’,
begitu? Ini bukan perkara sesaat, tapi berefek jauh ke depan!
Jadi, kalau sudah tahu, Lady Gaga menolak tampil sopan—sesuai persyaratan dari kalian yang setuju konser ini —
Apakah masih ngotot untuk
menggelar konser dan mengeluarkan izinnya? dan,
Jika diizinkan, lalu
terjadi rusuh, siapa yang bertanggungjawab?
Lebih jauh lagi, jika otak
generasi ini kian rusak, siapa yang bertanggung jawab dunia-akhirat?!
Kutipan :
Saif Al Battar . Salam-Online / Arrahmah
Jum'at, 5 Rajab 1433 H / 25 Mei 201225 / 09:04:35
Jum'at, 5 Rajab 1433 H / 25 Mei 201225 / 09:04:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar