"Suatu
gejala lain yang lebih memprihatinkan dan kita semua benar-benar perlu
diwaspadai adalah berkembangnya kerjasama antara Kartel atau Sindikat
narkotika dengan kelompok-kelompok teroris (Narco-Terrorism)," ujar
Wapres Boediono dalam acara yang dihadiri Menteri Hukum dan HAM Amir
Syamsudin, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Kepala Badan Narkotika
Nasional Gories Mere serta 305 peserta dari 75 negara itu.
Menurutnya
jika perpaduan antara sindikat narkotika dengan kelompok-kelompok
teroris terjalin, maka akan sangat membahayakan karena memiliki motif
kriminal dan motif politik.
Koordinator
Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya menilai
Wapres Boediono tidak berhati-hati dalam memberikan pernyataan.
“Pak Wakil Presiden ini sudah beberapa kali kurang gaul, ketika di depan pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) kepleset soal adzan yang mestinya harus keras bukan lembut. Itu contoh pertama pak Boediono kurang berhati-hati dalam memberikan statement,” ujarnya kepada voa-islam.com, Rabu (13/5/2012).
Dengan
pernyataan tersebut, membuktikan bahwa Wapres Boediono teracuni oleh
opini barat yang disusupkan melalui film. “Pak Boediono telah ‘teracuni’
oleh opini-opini barat yang mana terakhir ini mencoba mengkaitkan
adanya blow up media bahwa Narkoba itu berasal dari Timur
Tengah yang sekarang mulai disusupkan di negara-negara Asia termasuk
Indonesia, itu adalah frame besar orang-orang barat melalui film,”
tandasnya.
Menurutnya,
tak pantas seorang Wapres mengeluarkan pernyataan tersebut sebab
Narco-Terrorism merupakan propaganda barat untuk mendiskreditkan ISLAM
“Seharusnya
ini tidak perlu diucapkan oleh seorang Wakil Presiden, bahwa kartel
Narkoba dikaitkan dengan Timur Tengah dan dengan terorisme. Sebab
terorisme ini kan sudah dikemas dalam berbagai bentuk, sekarang ini
diakumulasi, dicreate sedemikian rupa supaya terorisme ini ikut dibiayai, ikut campur tangan kartel-kartel Narkoba.
Lebih
lanjut, Mustofa mengungkapkan bahwa propaganda Narco-Terrorism adalah
tahapan untuk melemahkan umat Islam untuk berjihad melalui isu-isu
negatif.
“Kalau
setahun lalu mereka memiliki visi misi besar untuk menghilangkan kata
islamiyah, kata khilafah, kata jama’ah itu adalah target besar yang akan
tercapai mungkin dua puluhan tahun yang akan datang, tetapi ini
(Narco-Terrorism, red) adalah tahapan-tahapan untuk melemahkan orang
Islam dalam beribadah, berjihad dan lain sebagainya melalui isu-isu
negatif termasuk mengaitkan kartel Narkoba dengan terorisme.
Padahal, terorisme sekarang sudah berhasil distigmakan pelakunya orang-orang Islam, maka nanti kalau kartel Narkoba dikaitkan dengan terorisme itu otomatis menjustifikasi bahwa orang-orang Islam-lah yang menikmati Narkoba,” ungkapnya.
source:voiceofislam/rabu,13juni2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar