JAKARTA : Pernyataan nyeleneh dan liberal kembali dilontarkan oleh Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Masdar Farid Mas’udi.
Setelah lama tak mengeluarkan pernyataan
kontroversial, pria yang masuk dalam daftar tokoh liberal versi buku “50
Tokoh Islam Liberal di Indonesia” yang ditulis oleh aktivis INSIST Budi
Handriyanto, itu kembali mengeluarkan statemen yang menyengat keyakinan
umat Islam.
Masdar yang sebelumnya pernah melontarkan pendapat bahwa ibadah haji
bisa dilakukan di luar bulan Dzulhijjah dan pajak sama dengan zakat
dalam Islam, kini menyatakan bahwa surga bukan milik satu agama.
Dalam wawancara khusus dengan Majalah Detik Edisi 27
Agustus-2 September 2012, lelaki yang juga pendiri Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), ini menyatakan, “Surga itu
tidak milik agama tertentu, surga diperuntukkan bagi orang yang beriman
dan beramal baik. Jadi jangan melecehkan orang lain karena perbedaan
agama.”
Aktor Fauzi Baadilla turut dalam #Indonesia Tanpa JIL
Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangang-larangan-Nya. Sementara orang-orang kafir sebaliknya,
menentang perintah Allah dan menjalankan larangan-larangan-Nya. Jadi,
mana mungkin bisa dikatakan bahwa manusia itu satu di mata Tuhan?
Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini juga mengatakan, “Ajaran
apapun termasuk ajaran Islam, orang yang terbaik adalah orang yang
berbuat baik terhadap sesama.” Dengan logika liberalnya, Masdar
menyatakan, “Jangan dikira kalau kita beramal shaleh, lalu beriman
menurut keyakinan kita masuk surga sementara yang tidak seiman dengan
kita masuk neraka. Sekali lagi jangan begitu.”
Pemahaman Masdar Farid Mas’udi, alumnus IAIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta ini, seiring sejalan dengan para gerombolan liberal lainnya
yang menyatakan, bahwa agama manapun, selama menebarkan kebaikan,
membela kemanusiaan, maka pada hakikatnya sama di hadapan Tuhan.
Pemahaman ini sejalan dengan keyakinan kelompok kebatinan Yahudi,
Theosofi, yang menyatakan bahwa tidak ada agama yang lebih tinggi,
melainkan kebaikan. Theosofi berkeyakinan, semua agama sama, selama
mengabdi pada kemanusiaan. Ujung dari paham sesat ini adalah, tak perlu
beragama, yang penting berjuang untuk kemanusiaan.
Karena itu, penulis buku “Lubang Hitam Agama” Sumanto Al-Qurtubi yang
juga aktivis liberal menulis, bahwa kita umat Islam nantinya jangan
kaget jika di surga bertemu dengan Mother Theresia, Mahatma Gandhi,
Martin Luther King, dan lain-lain yang merupakan pejuang-pejuang
kemanusiaan.
Inilah keyakinan sesat yang sangat bertentangan dengan Al-Qur’an,
yang dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang kafir akan ditempatkan di
neraka jahannam dan amal mereka di dunia, semua sia-sia.
Tak hanya menyatakan bahwa surga bukan hanya milik satu agama, Masdar
dengan lantang juga meyatakan bahwa Tuhan kita dengan tuhan agama lain
itu satu.
“Apapun konsep Tuhan, hanya berbeda sebutan di komunias, hakikatnya
Satu, yang Maha Satu itu,” katanya. Pemahaman seperti ini akan
menimbulkan keyakinan sesat, bahwa agama-agama hanyalah jalan yang
berbeda menuju pada tuhan yang sama.
Terkait dengan ayat terakhir dalam surah Al-Kafirun yang berbunyi “Lakum diinukum waliyadiin”
Masdar kembali menegaskan, “Dalam Al-Qur’an dijelaskan, orang yang
beriman, menganut agama Yahudi atau Nasrani, asal mereka punya iman yang
kokoh dan beramal shaleh, bagi mereka pahala yang besar. Surga itu
tidak milik satu agama tertentu…,” pungkasnya.
Sebagai Rais Syuriah PBNU, pernyataan Masdar bisa merancukan akidah
kaum Nahdliyin. Keyakinan seperti ini bisa menjadi racun yang
memurtadkan, sehingga menihilkan keyakinan bahwa Islam-lah ad-Din yang
paling benar.
Penulis buku #Indonesia Tanpa Liberal, Artawijaya,
menyebut keyakinan seperti Masdar ini bisa berujung pada kemurtadan.
Karena, buat apa menganut Islam, jika meyakini semua agama sama.
Ujungnya, tak beragama pun tak masalah. Na’udzubillah!
source
salamonline/31Agustus2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar