Hal itu terungkap dalam Halal Bi Halal bersama INSISTS, Ahad (16/9)
lalu di Masjid al-Ihsan, Jl. Kerinci X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Hadir antara lain: Ustadz Adnin Armas (Direktur Eksekutif INSISTS),
Ustadz Adian Husaini, Ustadz Herry Nurdi, Ustadz Mohammad Sobari dan
peneliti INSIST lainnya.
“Kami memang bercita-cita untuk mendirikan pesantren dan kampus
pemikiran di Purwakarta. Untuk pesantren akan dibangun di atas tanah
wakaf seluas 3,5 hektar, sedangkan kampus seluas 32 hektar,” ujar Adnin.
Diakui Ustad Muhammad Sobari, tidak banyak orang yang mau menggeluti
ilmu di bidang pemikiran. Mengingat butuh waktu berjam-jam untuk
memeras pemikiran besar yang fundamental. Namun demikian, tetap harus
ada orang yang menggeluti bidang ini. Dibutuhkan sinergis dari semua
pihak untuk menjawab tantangan INSISTS ke depan.”Jika dulu, ulama telah
mendunia dengan karya-karyanya, kini menulis saja berat, bagaimana
membangun kembali sebuah peradaban,” ujarnya.
INSISTS yang sejak awal concern membendung liberalisasi pemikiran
yang terus menggerogoti generasi muslim Indonesia, telah banyak
mengadakan workshop-workshop di kampus-kampus dan di forum-forum
tertentu. INSIST juga telah menerbitkan sejumlah buku, jurnal di Majalah
Islamia dan di Harian Republika yang kini telah memasuki tahun ke-4.
Kini, INSISTS juga telah memiliki website www.Insistsnet.com.
“Buku yang diterbitkan INSISTS, berjudul Misykat (ditulis oleh Hamid
Fahmi Zarkasyi) sudah ludes, kini telah memasuki cetakan yang ke-2,”
kata Ustadz Adnin.
Telah banyak yang dilakukan INSISTS dalam memberikan pencerahan
kepada masyarakat, mulai dari penolakan liberalisasi Lady Gaga,
perlawanan terhadap pemikiran Irshad Manji, penolakan terhadap draft RUU
Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) DPR, hingga laporan investigasi
terkait Syiah di Sampang, Madura.
“Saya pernah ditelepon pihak Kedubes AS untuk meminta data soal
laporan Syiah di Sampang, namun tidak saya berikan,” kata Ustad Adnin.
Dengan berdirinya pesantren dan kampus pesantren pemikiran di
Purwakarta, INSISTS berupaya untuk membangun kaderisasi. “Dengan basis
keilmuan yang kuat, kita dapat berhujjah yang dilandasi oleh syariah,”
kata Mohammad Sobari menambahkan.
INSISTS yang didirikan oleh cendekiawan muda Muslim yang sebagian
besar menempuh program Post-graduate mereka di International Institute
of Islamic Thought and Civilization-International Islamic University
(ISTAC-IIUM), Malaysia, berusaha untuk menghadirkan wajah pemikiran
Islam yang lebih bersifat konseptual dengan berpijak pada pandangan
hidup Islam, berpegang pada tradisi intelektual dan otoritas para ulama
serta committed pada kebenaran dengan tetap memperhatikan
masalah-masalah kontemporer.
source
voaislam/selasa,18sep2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar