Pada 8 April 2013. Daulah Islamiyah Iraq merilis
rekaman audio dari pimpinan mereka, Abu Bakar al Husaini al Baghdadi
hafidzahullah, pada rekaman tersebut beliau mengumumkan bahwa kelompok
jihad yang beroperasi di daerah Suriah, Jabhah Nushrah adalah perpanjang
dari Daulah Islamiyah Iraq. Syaikh Abu Bakar al Baghdadi juga
menegaskan bahwa Jabhah Nushrah menerima biaya operasional dari Daulah
Islamiyah Iraq. Dalam hal ini, beliau mengumumkan bahwa nama Daulah
Islamiyah Iraq dan Jabhah Nushrah tidak digunakan lagi, melainkan beliau
mengumumkan secara resmi penggabungan dua kelompok tersebut dibawah
Daulah Islamiyah Iraq dan Syam.
Rekaman Syaikh Abu Bakar Al
Baghdadi berdurasi 21:30 menit tersebut dirilis oleh media resmi Daulah
Islamiyah Iraq Muassasah al Furqon dan disebarkan ke berbagai forum
jihad internasional seperti as-Ansar.
Mujahidin Daulah Islam Iraq
Berikut ini adalah rangkuman dari pesan beliau
Syaikh al Baghdadi memulai pesannya dengan mengumumkan kabar gembira
bagi umat Islam. Dalam sepuluh menit berikutnya, syaikh al Baghdadi
menyampaikan tentang sifat yang selalu berubah dari kelompok jihad,
khususnya tentang fakta bahwa kelompok kelompok jihad melalui fase
kedewasaan yang menuntut perubahan nama mereka dalam rangka mengadaptasi
perkembangan situasi.
Syaikh Abu Bakar al Baghdadi memberikan
Daulah Islamiyah Iraq sebagai contoh evolusi tersebut, Daulah Islamiyah
Iraq, awalnya disebut Jamaah Tauhid wal Jihad, kemudian al Qaeda fie
Biladirrafidain, kemudian Majlis Syuro al Mujahidin dan akhirnya nama
yang digunakan sekarang ini, Daulah Islamiyah Iraq.
Syaikh al
Baghdadi mengatakan bahwa perubahan tersebut adalah normal, dan bahwa
umat Islam meskipun memiliki ikatan emosional terhadap nama tertentu,
musti menghadapi perubahan nama tersebut tanpa emosi. Alasan dibalik
penjelasan tentang perubahan nama dalam kelompok Jihadi tersebut menjadi
jelas setelah kemudian syaikh al Baghdadi mengumumkan nama baru untuk
Daulah Islam Iraq tersebut.
Beliau kemudian menyataan bahwa
Daulah Islamiyah Iraq, mengikuti jalan yang sama dengan yang ditetapkan
oleh para pendahulunya berkaitan dengan manhaj perjuangan yang tidak
mengenal batas geografis dan etnis tertentu, yang mana pada faktanya
Daulah Islamiyah Iraq sebelumnya telah memiliki pelatihan dan jaringan
pendukung di Suriah, namun jaringan tersebut menunggu kesempatan untuk
dapat memperluas daerah operasi mereka.
Hingga kemudian
kesempatan datang setelah pertumpahan darah terjadi di Suriah dan
setelah rakyat Suriah menyerukan permohonan bantuan. Oleh karena itu,
syaikh al Baghdadi menyatakan, Daulah Islamyah Iraq memutuskan untuk
menjawab panggilan tersebut dengan menempatkan Abu Muhammad al Jailani,
Pemimpin Jabhah Nushrah, untuk memimpin kelompok disana.
Syaikh
al Baghdadi menyatakan bahwa Abu Muhammad al Jailani sebenarnya dikirim
dari Irak bersama beberapa orang untuk bertemu dengan jaringan yang
sudah terbentuk disana. Selain itu, Daulah Islamiyah Iraq menyiapkan
strategi dan rencana yang dibutuhkan Jabhah Nushrah di Suriah. Beliau
juga menegaskan bahwa Daulah Islamiyah Iraq telah membagi pendanaan
dengan Jabhah Nushrah, yang menerima dana tersebut tiap bulannya.
Berkaitan dengan Suriah, Syaikh al Baghdadi menyatakan bahwa pengumuman
bahwa Jabhat al Nusrah merupakan bagian dari Daulah Islamiyah Iraq
tidak dirilis lebih awal karena alasan keamanan dan juga dalam rangka
memberikan rakyat Suriah kesempatan untuk melihat dan menilai Jabhah
Nushrah secara objektif sebagai entitas yang terpisah dan bukan
merupakan bagian dari al Qaeda daripada musti menilai didasarkan dari
pemberitaan media yang bias.
Syaikh al Baghdadi juga menyatakan
penghapusan dua nama Daulah Islamiyah Iraq dan Jabhah Nushrah, dimana
beliau mengumumkan bahwa keduanya bergabung dibawah satu bendera yang
sama, bendera tauhid, bendera khilafah rasyidah Insya Allah ”Daulah
Islamiyah Iraq dan Syam.”
Syaikh al Baghdadi kemudian mendesak
ulama Islam untuk bergabung dengan mujahidin di Suriah, sementara beliau
juga menyeru pada berbagai kelompok oposisi dan suku untuk bekerja sama
dalam menegakkan bendera tauhid di Suriah dan berupaya menerapkan
syariat Islam.
Syaikh al Baghdadi mengingatkan agar Suriah
tidak jatuh kedalam kubangan demokrasi, sambil menambahkan bahwa
demokrasi tidak seharusnya menjadi hasil atas penderitaan tak berujung
dan kematian yang dihadapi rakyat Suriah sejauh ini.
Dalam
penutupnya, beliau menyampaikan hadist hadits tentang keutamaan ahlus
syam, dan mewasiatkan pada segenap putra daulah Islam dan Iraq kebaikan,
mendoakan semoga Allah mengkaruniakan persatuan bagi muhajirin dan
ansar di Iraq dan Syam sebagaimana persaudaraan diantara para sahabat
Rasulullah SAW, mendoakan semoga mereka termasuk orang orang yang
mengikuti para sahabat dengan ihsan, mendoakan setiap mujahidin yang
gugur sebagai syuhada, memberi kesembuhan bagi yang terluka, kebebasan
bagi setiap tawanan muslim hingga akhirnya beliau menutup dengan doa
yang diucapkan oleh pasukan Tholut kala berhadapan dengan tentara Jalut.
Pesan Audio Al Baghdadi selengkapnya:
http://www.youtube.com/watch?v=1mo1Yb7vaNM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar