Bumisyam | Laporan terbaru yang ditulis oleh The
Associated Press dan dimuat di situs Washington Post (4/11/2013)
menunjukkan bahwa pihak intelijen dan analis Barat masih kesulitan untuk
mengungkap identitas pimpinan salah satu kelompok jihad terkuat di Suriah, Jabhat al Nusrah li Ahli Syam, yaitu Syaikh Abu Muhammad al Golany.
Syaikh Abu Muhammad Al-Golany sendiri oleh Pemerintah AS
telah dimasukkan dalam daftar hitam teroris global pada Mei 2013 lalu,
menyusul keputusan yang sama pada Jabhat al Nusrah sebagai bagian dari
kelompok teroris Internasional.
Meskipun beberapa sumber intelijen dan pihak keamanan negara Teluk
telah memberikan informasi. Intelijen Barat tetap Kesulitan Ungkap
Identitas AmirJabhat Al Nusrah
Laporan terbaru yang ditulis Associated Press dan dimuat di situs
Washington Post (04/11) menunjukkan bahwa pihak intelijen dan analis
Barat masih kesulitan untuk mengungkap identitas pimpinan salah satu
kelompok jihad terkuat di Suriah, Jabhat al Nusrah li Ahli Syam, yaitu
Syaikh Abu Muhammad al Golany.
Syaikh Abu Muhammad Al-Golany sendiri oleh Pemerintah AS telah
dimasukkan dalam daftar hitam teroris global pada Mei lalu, menyusul
keputusan yang sama pada Jabhat al Nusrah sebagai bagian dari kelompok
teroris Internasional.
Meskipun beberapa sumber intelijen dan pihak keamanan negara Teluk
telah memberikan beberapa biodata Al Golany, para analis Barat masih
menganggapnya sebagai sosok yang misterius.
“Identitasnya masih menjadi sebuah misteri,“ kata Charles Lister, analis di Pusat Pergolakan dan Terorisme IHS Jane.
Terlebih setelah beberapa waktu lalu, salah satu channel TV pro rezim
Assad memberitakan bahwa ia telah terbunuh dalam sebuah penyerangan.
Namun, sumber resmi Jabhat al Nusrah telah membantah berita tersebut. Menyebutnya sebagai bagian dari propaganda rezim.
“Kami tidak melihat apapun yang aneh dari jajaran Jabhat al Nusrah
yang menunjukkan kesan bahwa pimpinan mereka telah terbunuh,” kata Juru
Bicara kelompok Jaisyul Islam, Islam Alloush kepada Assosiated Press via
Skype.
“Sulit untuk mengetahui banyak hal terkait identitas orang ini,” tambah Alloush. “Dia jarang muncul di tempat terbuka.”
Pejabat-pejabat keamanan Irak,
Yordania, dan Libanon memberikan gambaran bahwa Syaikh al Jawlaniy yang
berumur sekitar 39 tahun itu merupakan salah satu diantara pucuk
pimpinan Al-Qaeda.
Menurut dua pejabat Intelijen Militer senior Iraq, ia pernah menjadi
guru bahasa Arab sebelum akhirnya berpindah ke Iraq, bergabung dalam
kelompok perlawanan Mujahidin Irak yang dikomandoi oleh Abu Mush’ab az Zarqawiy, Amir Tandzim Al-Qaeda di Negeri Dua Sungai (Irak).
Setelah Az Zarqawiy gugur akibat serangan
udara AS pada tahun 2006, Al Golany lantas meninggalkan Iraq. Tinggal
sementara waktu di Lebanon, di mana ia disana kemudian menawarkan
dukungan logistik untuk kelompok Mujahidin Jund asy Syam.
Al Golany kemudian kembali ke Iraq guna melanjutkan aksi perlawanan,
tetapi kemudian ditangkap oleh militer AS dan ditahan di Kamp Bucca,
penjara besar di perbatasan selatan Iraq dengan Kuwait. Oleh militer AS,
kamp tersebut digunakan untuk menampung puluhan ribu Ahlus Sunnah Irak
yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Amerika dan Rofidhoh Irak.
Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2008, Al Golany
melanjutkan jihadnya. Ia bekerja di bawah komando Syaikh Abu Bakr al
Baghdadiy, Amirul Mukminin Daulah Islam Irak dan Syam. Syaikh al
Jawlaniy kemudian ditunjuk untuk menjadi kepala operasi Mujahidin Daulah
Islam di Provinsi Mosul.
Demikian penuturan sumber-sumber intelijen negara Teluk yang tentunya perlu kita verifikasi kebenarannya.
Segera setelah meletusnya revolusi bersenjata di Suriah, ia hijrah
menuju wilayah Suriah. Didukung penuh oleh Amirul Mukminin Daulah Islam
Iraq, Abu Bakr al Baghadiy, dibentuklah kelompok Mujahidin bernama
Jabhat al Nusrah li Ahli Syam, dan Abu Muhammad Al Golany menempati
posisi Mas’ul Aam.
Di bawah kepemimpinan Al Golany, Jabhat al Nusrah tumbuh menjadi salah satu kelompok Jihadis yang paling kuat, dengan jumlah personel diperkirakan 6.000 sampai 7.000 orang tersebar di seluruh penjuru Suriah.
Departemen Luar Negeri AS lalu memasukkan Jabhat al Nusrah dalam
daftar organisasi teroris pada bulan Desember 2012. Dikatakan bahwa
kelompok itu telah melancarkan hampir 600 buah serangan dalam kurun
waktu 2 tahun.
Salah seorang pejabat keamanan Yordania mengatakan hanya jajaran pimpinan tertinggi al Qaeda
yang tahu nama asli al Golany. Sementara itu dikalangan Mujahidin dan
kaum muslimin Suriah, ia akrab disebut dengan jlukan “Syaikh al Fatih”
atau “Sang Penakluk”. Foto Syaikh al Golany sendiri hanya sedikit yang
bertebaran di internet, itupun hanya foto dalam satu buah momen saja.
Sedikitnya informasi yang beredar terkait identitas para tokoh
pimpinan Mujahidin ini memang dirancang sebagai bagian dari standar
keamanan Pejuang Islam Suriah. Terlebih setelah pengalaman pahit Mujahidin Ahlus Sunnah di Iraq yang dikhianati oleh beberapa kelompok Islamis Nasionalis. (ran/ul/WashingtonPost)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar