JAKARTA -
Kedutaan besar Suriah di Jakarta menolak kehadiran Massa Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) yang ingin menyampaikan tuntutan HTI kepada pemerintah
Suriah terkait tindakan kejam mereka terhadap kaum Muslimin di Suriah.
Pihak kepolisian pun, dibuat kesal dengan sikap kedubes Suriah hingga
mereka harus membujuk berkali-kali agar pihak kedubes mau menerima
delegasi Hizbut Tahrir Indonesia, Kamis (31/5) sore di Kedutaan Besar
Suriah, Mega Kuningan, Jakarta.
“Saya jamin, tidak akan terjadi tindak kekerasan apa pun, saya tahu
persis HTI tidak pernah bertindak anarkis,” bujuk salah satu polisi yang
bertugas seperti dilaporkan mediaumat.com,Jakarta, Kamis (31/5).
Setelah dibujuk berulang-ulang akhirnya pihak kedubes mengangguk,
polisi pun menyodorkan lima nama delegasi yang hendak bertemu pihak
kedubes.Namun baru saja masuk pintu gerbang, tiga dari lima delegasi
ditolak pihak kedubes. “Dua saja,”ujar pihak kedubes.
Akhirnya hanya Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib dan Ketua Lajnah
Tsaqafiyah DPP HTI Hafidz Abdurrahman yang dipersilakan masuk, sedangkan
yang lainnya terpaksa kembali bergabung dengan sekitar 300 massa HTI di
luar pagar. Mereka mengecam kebiadaban diktator Suriah yang membantai
belasan ribu rakyatnya sendiri.
Tapi, tidak diduga ternyata kedua petinggi HTI itu pun tidak
dipersilakan masuk ke dalam seperti layaknya tamu, mereka dibiarkan
berdiri dan diterima di depan pintu oleh pihak kedubes yang mengaku
bernama Akrom.
Rokhmat pun mengingatkan Akrom dengan membacakan hadits Rasulullah
SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari. “Barang siapa yang beriman pada
Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya,” tegas
Rokhmat.
Rokhmat dan Hafidz pun duduk, namun Akrom tetap saja berdiri. Baru
saja Rokhmat hendak membacakan tuntutannya terkait kekejaman thaghut
Suriah Bashar Al Asad, Akrom menyela.
“Sudah-sudah, saya sudah tahu, ada tuntutan lain selain yang ditulis di sini?” ketus Akrom.
Rokhmat pun mengingatkan bahwa sekuat apa pun Bashar pasti akan
tumbang juga. “Nasibnya akan seperti Ben Ali, Mubarak dan Khadafi,
dihinakan oleh Allah SWT di dunia apalagi di akhirat kelak,” tegasnya.
Ketidaksopanan pihak kedubes Suraih pun pernah ditunjukkan oleh salah
satu stafnya yang berkebangsaan Indonesia beberapa bulan lalu. Saat
itu, Kedubes mempersilakan delegasi HTI yang dipimpin Juru Bicara HTI
Muhammad Ismail Yusanto untuk masuk, namun baru melangkah masuk pagar
tiba-tiba disuruh menunggu di luar pagar.
Ismail pun akhirnya menunggu di pagar hingga hampir sejam. Waktu
menunggu itu, ia pergunakan berbincang dengan staf Suriah yang berdiri
di balik pagar. Entah apa yang dibicarakan oleh Ismail dengan staf
kedubes yang orang Indonesia itu, hingga akhirnya Ismail marah.
“Anda ini Muslim, Anda ini orang Indonesia tapi mengapa malah lebih
loyal kepada thagut Bashar Al Asad yang menjagal rakyatnya sendiri!”
hardiknya kemudian pergi.
Demo kedubes pakistan
Sebelumnya, Massa HTI mendatangi kedubes Pakistan terlebih dahulu,
dibawah derasnya hujan, massa HTI tetap menggelar aksi menuntut
pembebasan Juru Bicara HT Pakistan Naveed Butt yang diculik rezim
Zardari-Gillani, Kamis (31/5) siang.
“Penculikan Naveed Butt merupakan tindakan biadab dan tidak punya
dasar hukum sama sekali!” pekik Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto
di hadapan sekitar 300 massa yang basah kuyup.
Ismail menyatakan Naveed Butt adalah seorang aktifis dakwah dan
pejuang Islam dan bukan seorang kriminal. “Tidak ada catatan sedikitpun,
ia telah melakukan tindakan kejahatan. Oleh karena itu, ia harus segera
dibebaskan tanpa syarat!” pekiknya kemudian disambut takbir massa.
Di samping menuntut pembebasan rekannya, Ismail pun desak militer
Pakistan untuk mencabut loyalitasnya dari rezim antek Amerika menjadi
hanya loyal kepada Islam demi keridhaan Allah semata.
“Sekaranglah saatnya untuk memberikan nusrah (pertolongan) bagi
Hizbut Tahrir untuk mendirikan Khilafah, yang akan menegakkan syariah
secara kaffah, menghentikan para pengkhianat dan menghukum siapa saja
yang telah melakukan pengkhianatan dan kejahatan!” tegasnya.
source:
Bilal / arrahmah
Jum'at, 1 Juni 2012 11:03:47
Jum'at, 1 Juni 2012 11:03:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar