SELONG – Ibadah i’dad asykari
atau pelatihan militer di Aceh yang dituduhkan sebagai kegiatan
terorisme oleh pemerintah, tak pelak memicu stigmatisasi negatif
terhadap upaya menjalankan syariat agama tersebut. Akibatnya
pelatihan-pelatihan yang selama ini digelar oleh kelaskaran ormas-ormas
Islam sempat menurun intensitas dan kualitasnya.
Padahal, i’dad asykari yang dilakukan oleh umat Islam
mempunyai sumbangan besar terhadap sejarah perjuangan bangsa dalam
menghadapi kolonialisme bangsa asing dan rongrongan subversi ideologi
anti tuhan melalui pengkhianatan yang pernah dilakukan oleh Partai
komunis Indonesia (PKI) terhadap bangsa dan negara Indonesia ini.
Mengingat besarnya manfaat ibadah i’dad asykari untuk
kehidupan umat islam dan bangsa Indonesia dan upaya menepis stigmatisasi
terorisme pada ibadah i’dad asykari. Maka, Majelis Mujahidin Indonesia
(MMI) menggelar secara terbuka ‘Latihan Dasar Laskar Mujahidin Majelis
Mujahidin (Latsar LM3) Tingkat Nasional’ yang digelar di Ponpes Darus
Syifa, Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur. Kegiatan
itu untuk saling kenal antarsesama dan menjalin silaturrahmi.
“Kedatangan pemerintah maupun aparat keamanan serta masyarakat ke
ponpes untuk menghadiri kegiatan Latsar menunjukan jalinan
silaturrahmi,” ungkap Direktur Ponpes Darus Syifa Tirpas Ustadz Tgh
Tafaul Amri Jaya, dalam sambutannya pada pembukaan Latsar LM3 Tingkat
Nasional di Ponpes Darus Syifa, Selasa (13/6).
“Adanya silaturrahmi dan saling kenal, maka kita telah menciptakan
kedamaian, dan menghilangkan saling curiga,” katanya. Kalau saling
curiga tanpa mau datang melakukan silaturrahmi, lanjutnya, maka hal
itulah yang akan memunculkan konflik.
Beliau berharap, dengan digelarnya Latsar LM3 Tingkat Nasional ini
tak memunculkan kecurigaan. “Kegiatan yang dilakukan ini pun tidak
bertentangan dengan hukum maupun agama, sehingga pemerintah wajib
memberikan perlindungan dan dukungan,” tegasnya.
Keberadaan Laskar Mujahidin selama ini, menurut beliau, untuk
membangun negara, bukan perusak negara seperti yang kerap didengungkan
di luar. “Tidak mungkin kami hancurkan negara,” ucapnya.
Salah satu langkah untuk bela negara, sambung Ustadz Tafaul, dengan
melakukan pelatihan, terutama untuk pelatihan fisik. "Tidak mungkin kita
hancurkan negara. Keberadaan Mujahidin di tengah masyarakat ingin
menjadi perekat, bukan penyekat,” tandasnya.
Laskar Mujahidin Sedang Mendengarkan Materi Tahsin Al Qur'an dan Metode Menghafal Al Qur'an
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kapolres Lombok Timur, AKBP Agus
Nugroho, Sekretaris Daerah Lotim, Usman Muchsan mewakili Bupati.
Sekda Lombok Timur H Usman Muchsan dalam sambutannya, mengatakan,
pemerintah memberikan apresiasi terhadap kegiatan pelatihan yang
dilakukan Laskar Mujahidirin, sepanjang kegiatannya tak bertentengan
dengan tuntunan agama maupun hukum yang berlaku. Dia persilahkan
sepanjang kegiatannya dijalankan dengan baik, terutama dalam menempa
mental dan fisik serta menambah wasasan tentang agama.
Pemerintah hanya mengingatkan silahkan lakukan kegiatan dengan niat
yang bagus dan bersih, tanpa ada tujuan lain, yang dinilai akan
merugikan Laskar Mujahidin sendiri. “Silahkan sosialisasi juga terhadap
masyarakat agar masyarakat paham dengan kegiatan yang dilakukan,
sehingga tidak menimbulkan konflik di tengah masyakat,” jelasnya.
“Kalau masyarakat paham terhadap keberadaan Laskar MMI ini, maka
sudah tentu prasangka buruk dan kecurigaan tidak akan ada,” sambungnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Amir Majelis Mujahidin Ustada Abu Jibriel
Abdur Rahman, dalam sambutannya juga mengungkapkan, kegiatan
Latsar LM3 Tingkat Nasional ini sangat baik, terutama dalam
keikutsertaan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dan agama Islam dari rongrongan bangsa asing, atau ancaman dari negara
lain.
Kegiatan Latsar ini, ungkap beliau, bukan untuk menjatuhkan negara.
Mestinya pemerintah memberikan dukungan prasarana atau sarana, bukan
justru dalam melakukan kegiatan dibatasi. “Semestinya pemerintah harus
berlaku adil dalam berbagai hal, tidak pilih kasih, karena itu yang akan
menjatuhkan wibawa pemerintah di mata masyarakat nantinya,” ucapnya.
Laskar Mujahidin Sedang Mendengarkan Materi Sirah Nabawiyah
Begitu juga diungkapkan Ketua Tanfiziyah Majelis Mujahidin, Ustadz
Irfan S Awwas. Menurutnya, kegiatan Latsar LM3 Tingkat Nasional di
Lotim tak perlu dirisaukan atau diresahkan, karena kegiatan ini untuk
menempa mental dan fisik anggota Majelis Mujahidin sendiri, termasuk
memperdalam perbinaan spiritual.
“Memang selama ini kerap disebut sebagai latihan teroris. Padahal
kenyataan tidak seperti yang dibayangkan, sehingga paradigma prasangka
buruk itu harus dihilangkan. Tetapi dengan kehadiran Kapolres dan
pejabat Pemkab Lotim, isu yang dikembangkan di luar tak perlu
dihiraukan,” imbuhnya.
Laskar Mujahidin
Sementara itu, Kapolres Lotim AKBP Agus Nugroho, dalam sambutannya,
juga mengatakan, terhadap kegiatan Latsar Laskar Mujahidin ini tak perlu
ada yang dikhawatirkan, karena MMI melaksanakan kegiatan dengan terbuka
dan tak ada yang ditutup-tutupi sebagaimana anggarapan masyarakat
selama ini.
“Silahkan laksanakan kegiatan, jaga Kamtibmas di tengah
masyarakat, serta bangun terus komunikasi dengan seluruh elemen
masyarakat sekitar,” pintanya.
Hadir sekitar 200 peserta i'dad dari seluruh perwakilan Laskar Majelis Mujahidin di seluruh Indonesia.
source:arrahmah /rabu, 23 rajab 1433 h / 13 juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar