Metro TV menyebutkan bahwa pola rekrutmen teroris muda ada 5 yakni:
- Sasarannya siswa SMP akhir-SMA dari sekolah-sekolah umum.
- Masuk melalui program ekstra kurikuler di masjid-masjid sekolah.
- Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.
- Dijejali berbagai kondisi sosisl yang buruk, penguasa korup, keadilan tidak seimbang.
- Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah thaghut/kafir/musuh.
Poin-poin tersebut menjurus kepada aktivitas dakwah sekolah yang biasanya dimotori oleh Rohis Sekolah.
Protes terhadap Metro TV di Twitter pun datang bertubi-tubi karena
kebanyakan aktivis dakwah muda merupakan jebolan Rohis. Menanggapi
protes tersebut, Metro TV hanya menjawab secara diplomatis, "Metro TV
tidak pernah memberitakan bahwa rohis adalah sarang teroris."
Pihak Metro TV juga mengatakan bahwa data yang ditampilkan dalam info grafik tersebut merupakan data pihak lain.
"Info grafik Metro TV 5 Sept lalu soal pola rekrutmen teroris
bersumber dr penelitian ilmiah Guru Besar UIN Jakarta, Prof. Dr. Bambang
Pranowo," tulis akun Twitter Metro TV.
Ustadz Akmal Sjafril, aktifis dakwah yang concern dalam bidang Ghazwul Fikr menyatakan bahwa tudingan seperti itu adalah hal wajar.
"Nasib para ulama, kyai, santri, dan mujahid memang selalu begitu.
Indonesia tidak mungkin merdeka tanpa mereka. Mereka ini tidak perlu
diajari nasionalisme, tidak perlu diajari Pancasila, tapi kalau penjajah
datang, langsung siap berjihad. Setelah Indonesia merdeka pun pengakuan
kedaulatan datang dari para ulama dan mujahid di Timur Tengah. Tapi
setelah kondisi stabil, selalu saja orang sekuler yang sok-sokan,
seolah-olah mereka paling berjasa pada negeri ini," katanya.
Ia menganggap bahwa tudingan bahwa Rohis adalah sarang teroris
merupakan modus rezim terdahulu yang diikuti oleh media massa sekuler
sekarang.
"Di era Orde Lama, politik Islam diberangus. Di era Orde Baru, intel
disusupkan di mana-mana, mau pengajian saja susah, mau khutbah saja
mesti laporan. Sekarang, Rohis dituduh teroris pula. Ada Rohis saja
kondisi pemuda bangsa ini sudah awut-awutan. Mau jadi apa bangsa ini
kalau tidak ada Rohis?"
Somasi ke Metro TV
Sementara itu, vokalis grup nasyid haraki, Afwan Riyadi, menyatakan
akan melakukan somasi terhadap pemberitaan Metro TV tersebut.
"Insya Allah, semoga di mudahkan Allah. Senin besok saya akan
mengajukan somasi kepada Metro TV atas tayangan Info Grafik mereka yang
memfitnah ekstrakurikuler di masjid-masjid SMP/SMA umum sebagai pintu
masuk teroris," katanya.
Ia mengatakan bahwa Rohis-phobia akan menghambat gerakan dakwah yang berujung pada rusaknya generasi muda.
"Tayangan ini bisa menciptakan ROHIS Phobia di kalangan sekolah
maupun orang tua siswa. Ujungnya, dakwah Islam di kalangan remaja Islam
menjadi semakin sulit. Apa jadinya generasi kita mendatang?" katanya
retoris.
source
voaislam/sabtu,29syawwal1433H/15september2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar