BEKASI – Berbagai
cara dilakukan pihak HKBP Bekasi untuk mendirikan gereja liar di
Bekasi, mulai tipuan tanda tangan warga, anarkhisme dengan menganiaya
dan meneror ustadz. Bahkan di depan khalayak ramai, Ipda Domu Samosir,
seorang anggota Densus 88 Antiteror berani meneror dengan menodongkan
pistol kepada Ustadz Abdul Aziz saat memimpin kerjabakti bersih desa di
lahan musholla.
Hal itu terungkap dalam testimoni Ustadz
Syamsuri di hadapan ribuan umat Islam dalam Tabligh dan Pawai Akbar
Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) di Masjid Islamic Center Bekasi,
beberapa waktu lalu
Teror polisi antiteror ini dilakukan
ketika warga sedang melakukan kerjabakti di desanya, Ahad (4/3/2012).
Saat itu, warga desa Jejalen menggelar kerja bakti bersih desa di lahan
musholla, sementara jemaat HKBP yang berasal dari luar desa Jejalen
menggelar kebaktian provokatif di pinggir jalan, tak jauh dari lokasi
kerja bakti warga.
Dengan
pengeras suaranya, jemaat HKBP menyanyikan lagu-lagu kebaktian
berbahasa Batak, namun warta tak terusik sedikit pun. Pada saat yang
sama, untuk menambah semangat kerja bakti, warga juga menyalakan speaker
dengan berbagai lagu shalawatan dan nasyid. Namun jemaat HKBP yang
sedang berkebaktian liar itu tidak terima mendengar lagu-lagu shalawatan
warga.
Ipda Domu Samosir, salah satu jemaat
HKBP yang juga anggota Densus 88 Antiteror marah besar mendengar alunan
suara shalawatan, yasinan dan nasyid ini. Ia langsung memegang Ustadz
Abdul Aziz yang memimpin acara kerja bakti, lalu menodongkan pistol dan
mengancam: “Gua habisin semua!”
“Mereka merasa terganggu dengan speaker
yang kita nyalakan untuk kerja bakti, lalu anggota Densus 88 itu
memegang ustadz Abdul Aziz sambil mengacungkan pistol,” ujar Syamsuri di
hadapan para tokoh Bekasi dan ribuan umat Islam yang berasal dari
berbagai ormas, para aktivis dan sejumlah pengurus Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) se-Bekasi.
Menanggapi teror pistol Densus jemaat
HKBP terhadap Ustadz Abdul Aziz, Forum Komunikasi Umat Islam (FKUI)
Jejalen melaporkan pengurus HKBP yang menjabat sebagai anggota Densus ke
Mabes Polri. “Waktu itu banyak saksinya, kita melapor ke Mabes Polri
dan langsung diproses, sehingga hukumannya dia tidak naik pangkat saja,”
jelas Wakil Ketua FKUI Jejalen itu.
Warga Jejalen Bekasi mempertanyakan
terhadap teror jemaat HKBP itu. Pasalnya, hanya sekali mendengar musik
lain agama, mereka langsung marah dan meneror pakai pistol. Padahal
bertahun-tahun warga mendengar musik gereja HKBP saat kebaktian, tak
satupun warga melakukan tindakan teror dan anarkisme.
“Bertahun-tahun mereka yang mengganggu
kita dengan aktivitas gereja di tempat yang bukan pada tempatnya, yaitu
dipinggir jalan yang jelas mengganggu warga yang mayoritas muslim,”
pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan voa-islam.com
terdahulu, kasus penolakan berdirinya Gereja HKBP Philadelphia ini
dilakukan oleh warga sejak tahun 2009. Warga menolak keberadaan gereja
Batak ini karena proses awalnya dilakukan dengan tipuan tanda tangan
warga. Warga diminta tanda tangan diatas kertas dengan blangko kosong
dan menyerahkan photo copy KTP. Katanya untuk mendapatkan bantuan dana
BLT (bantuan langsung tunai), tapi disalahgunakan sebagai berkas
mengurus perizinan pendirian Gereja.
Merasa dibohongi dan dibodohi oleh oknum
HKBP, 256 warga yang menandatangi blangko tersebut telah melayangkan
surat pernyataan mencabut tanda-tangan blangko yang disalahgunakan
tersebut.
Mendapat penolakan warga, jemaat dan
pendeta HKBP makin nekad dan menghalkan segala cara untuk bisa membangun
gereja, antara lain dengan tindakan anarkis. Tindakan kekerasan terbaru
dilakukan Pendeta HKBP Palti Hatoguan Panjaitan dengan menganiaya
Ustadz Abdul Aziz tepat pada malam Natal, Senin malam (24/12/2012) di RT
o1/RW 04 desa Jejalen Jaya, Tambun Kabupaten Bekasi, sekitar 200 meter
dari lahan kosong milik HKBP Philadelphia. Disaksikan ribuan mata, di
antaranya Kapolsek Tambun Selatan Kompol Andri Ananta, anggota provos dan puluhan personel, Pendeta Palti berani memukuli Ustadz Abdul Aziz.
Dengan teriakan premanisme “Bangsat
lu!!” Pendeta Palti mengumbar amarahnya saat memukuli ustadz di hadapan
jemaat HKBP dari luar desa Jejalen Jaya disaksikan ratusan warga
Jejalen. Entah di mana slogan kasih yang selama ini digembor-gemborkan
para pendeta?
source
voaislam/jum'at,04jan2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar