YAMAN (voa-islam.com) - Komandan Al-Qaeda di Semenanjung Arab yang mengambil kendali sebuah kota di pusat Yaman akhir pekan lalu telah merilis sebuah rekaman video singkat yang mendesak Muslim "untuk bersatu dan bersabar dan bersiaga di perbatasan" karena "kekhalifahan Islam akan segera datang."
Tareq al Dhahab, pemimpin pasukan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yang merebut kota Rada'a di provinsi al-Bayda akhir pekan lalu, membuat sebuah pernyataan dalam video 54 detik di yang dirilis di YouTube pada 18 Januari. Pernyataan tersebut diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group.
"Maka, bersabarlah, lebih bersabar lagi, dan bersiagalah diperbatasan," kata Dhahab kepada umat Islam. "kekhalifahan Islam akan datang,.. Insyallah..,dan itu akan segera terbentuk, bahkan jika kita harus mengorbankan nyawa, uang, anak-anak dan rumah-rumah kita sendiri."
"Maka, bersabarlah, lebih bersabar lagi, dan bersiagalah diperbatasan," kata Dhahab kepada umat Islam. "kekhalifahan Islam akan datang,.. Insyallah..,dan itu akan segera terbentuk, bahkan jika kita harus mengorbankan nyawa, uang, anak-anak dan rumah-rumah kita sendiri."
..kekhalifahan Islam akan datang,.. Insyallah..,dan itu akan terbentuk, bahkan jika kita harus mengorbankan nyawa, uang, anak-anak dan rumah kita sendiri.
Pasukan Dhahab menguasai Rada'a akhir pekan lalu setelah 1000 pejuang yang menyerbu kota, mengambil alih gedung-gedung pemerintah dan benteng bersejarah, dan membebaskan lebih dari 250 tahanan, termasuk banyak pejuang Al-Qaeda, dari penjara. Para pejuang Dhahab mengangkat panji hitam jihad atas benteng tersebut dan bersumpah kesetiaan kepada pemimpin Al-Qaeda Sheikh Ayman al Zawahiri.
Dua polisi tewas dalam serangan singkat tersebut. Beberapa penduduk Rada'a mengatakan pemerintah melakukan sedikit perlawanan.
Pada 18 Januari, para pemimpin suku di Radda provinsi al-Bayda memberikan waktu 24 jam kepada AQAP untuk meninggalkan kota dan mengancam akan menggunakan kekuatan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Tapi Tareq al-Dhahab mengabaikan tuntutan mereka dan sebaliknya mengatakan pasukan itu akan keluar kota jika pemerintah membebaskan lebih dari 400 tahanan Al-Qaeda saat ini ditahan di Sanaa dan menerapkan hukum syariah di Rada'a. (by/lwj)
Dua polisi tewas dalam serangan singkat tersebut. Beberapa penduduk Rada'a mengatakan pemerintah melakukan sedikit perlawanan.
Pada 18 Januari, para pemimpin suku di Radda provinsi al-Bayda memberikan waktu 24 jam kepada AQAP untuk meninggalkan kota dan mengancam akan menggunakan kekuatan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Tapi Tareq al-Dhahab mengabaikan tuntutan mereka dan sebaliknya mengatakan pasukan itu akan keluar kota jika pemerintah membebaskan lebih dari 400 tahanan Al-Qaeda saat ini ditahan di Sanaa dan menerapkan hukum syariah di Rada'a. (by/lwj)
Kutipan :
VOA
Sabtu, 21 Jan 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar