JAKARTA – Sejumlah ormas Islam di
Jakarta telah mendatangi Mabes Polri dan meminta agar polisi tidak
memberi izin konser Lady Gaga ke Jakarta pada 3 Juni mendatang. Polisi
pun mendengar masukan-masukan dari masyarakat.
Forum Umat Islam (FUI) dan Front Pembela Islam (FPI) mengaku heran,
jika ada ormas Islam bergerak dalam menyikapi sesuatu yang bertentangan
Islam dan Pancasila, selalu dibilang anarkis, dan dituduh mengambil alih
tugas polisi. Tapi sekarang, ketika polisi melarang dan tidak
merekomendasi izin konser Lady gaga, yang disalahkan adalah polisi. Jadi
maunya apa sih?
Seperti diketahui, Habib Salim al-Atas dari FPI menegaskan, dasar
penolak Lady Gaga bahwa dia adalah icon pornografi dan pesuruh serta
pemuja setan. Gaga ingin menjadikan remaja Indonesia untuk menjadi
anak-anak monster. Ini bahaya untuk budaya Indonesia. Jika negara
komunis seperti Cina saja, Lady Gaga ditolak, Indonesia yang katanya
religius, justru menyambut kedatangannya. Aneh!
“Kita harus menjaga anak bangsa dari kerusakan moral dan bahaya
pornografi. Bukan hanya Lady Gaga yang ditolak umat Islam, artis bintang
porno asal Jepang seperti Miyabi, juga pernah kita tolak. Bukankah
Indonesia mempunyai UU Pornografi?”
Habib Salim atau yang akrab disapa Habib Selon ini mempertanyakan
presenter televisi seperti TV One yang selalu mencecar FPI dengan
pertanyaan-pertanyaan tendensius. Seolah hanya FPI saja yang menolak
kehadiran Lady Gaga untuk konser di Jakarta, 3 Juni mendatang. Padahal
ada beberapa ormas Islam lain yang memiliki sikap yang sama: menolak
Lady Gaga.
Ada kesan, pertanyaan-pertanyaan itu merupakan titipan kelompok
liberal yang meminta agar Presenter TV memojokkan FPI dan tokoh Islam
lain yang menolak Lady Gaga. Pertanyaan yang sama, gaya mencecar, dan
menyudutkan dari presenter begitu terasa.
Pertanyaan seorang Pemred TV One seperti Karni Ilyas yang menggiring
dan terkesan tendensius itu diantaranya: kenapa akhir-akhir ini hubungan
polisi dengan FPI begitu dekat sekali? Sambil tersenyum, Habib Selon
menjawab, hubungan FPI dengan polisi memang ibarat suami-istri, kadang
ribut kadang akur. Tapi yang jelasm FPI tidak pernah lari dari hukum.
FPI siap mempertanggungjawabkan apa yang kami perbuat di lapangan.
Setiap melakukan aksi penolakan, kata Habib Selon, FPI tetap memakai
prosedur, dengan mendatangi Mabes Polri untuk memberi laporan. Tidak
benar, FPI melakukan pembakaran, atau ancaman untuk melakukan aksi
perusakan. “Jika ada berita seperti itu, sepertinya wartawan yang
membuat berita itu tidak benar.”
Sekaliber Karni Ilyas Tidak Tahu Irshad Manji Lesbi
Ketika Karni Ilyas (Pemred TV One) menyinggung soal Irshad Manji,
kenapa FUI menolak Irshad Manji? Sekjen Forum Umat Islam, KH. Muhammad
al-Khaththath mengatakan, perilaku Lady Gaga maupun gagasan Irshad Manji
sangat bertentangan dengan Islam dan moralitas bangsa Indonesia,
bahkan melabrak Pancasila dan Pembukan UUD 45. Melihat perilaku kedua
wanita itu tidak diridhoi Allah Swt.
“Seorang Irshad Manji, misalnya, di dalam sebuah You Tube menyerukan
bagaimana cara mencumbu lesbi. Orang seperti Manji, bahkan dengan ngawur
mengatakan, seorang muslim dengan gaya hidup lesbi masih bisa bertakwa.
Jelas, ini penyimpangan yang luar biasa dan mengundang azab Allah.
Ingat! Kaum Sodom (kaum Nabi Luth) yang pernah diazab Allah karena
perbuatannya, melakukan hubungan sesama jenis,” ungkap Al-Khaththath.
Karni Ilyas kembali mendesak dengan pertanyaan interogasi, apakah ada
FUI yang ikut demo di Salihara? Dijawab singkat Sekjen FUI, tidak ada.
Bodohnya lagi, Pemred TV One sekaliber Karni Ilyas berkata, saya
tidak tahu dia lesbian atau tidak? Al Khaththath lalu balik bertanya,
lha kok orang sekaliber Karni Ilyas tidak tahu. “Sejak awal anda tidak
menunjukkan kemarahan dengan kebrobrokan moral seorang Irshad Manji dan
Lady Gaga,” tanya al Khaththath heran.
Dikatakan Al Khaththath, di dalam Qur’an, tegas-tegas perilaku lesbi
dan homoseksual dilarang oleh agama Islam. MUI bahkan telah mengeluarkan
fatwa haram membeli tiket Lady Gaga. “Takutlah dengan Azab yang tidak
hanya menimpa di kalangan orang zalim, tapi juga orang beriman. Kaum
Luth yang ngeyel itu adalah contoh bagi kita semua untuk tidak melakukan
kekejian yang sama.”
FUI dan FPI mengaku heran, jika ada ormas Islam bergerak dalam
menyikapi sesuatu yang bertentangan Islam dan Pacasila, selalu dibilang
anarkis, dan dituduh mengambil alih tugas polisi. Tapi sekarang, ketika
polisi melarang dan tidak merekomendasi izin konser Lady gaga, yang
disalahkan adalah polisi. Jadi maunya apa sih?
Baik FPI mau FUI mengingatkan, takutlah dengan azab Allah dikarenakan
kita tidak menunjukkan kemarahan ketika melihat kemungkaran di depan
mata. Jangan sampai umat Islam, bahkan media-media seperti TV One
kemasukan liberal. Karena kelompok liberal terus menerus mempengaruhi
televisi untuk menyudutkan tokoh Islam yang selama ini giat menolak
kemaksiatan. Kelompok liberal pula yang “membisikkan” agar media-media
nasional mendukung kemungkaran atas nama kebebasan ekspresi dan
berpendapat. Kita tahu, siapa pemilik modal televisi-televisi swasta di
negeri ini? Kebanyakan pemodalnya adalah orang kafir yang tidak senang
dengan Islam, apalagi dengan ormas Islam seperti FPI.
Kutipan :
Desastian / Voa-Islam
Senin, 21 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar