JAKARTA – Kaum liberal kini punya
senjata pamungkas untuk memojokkan ormas Islam yang selama ini giat
memerangi kemaksiatan. Apa senjata pamungkas itu? Mereka mulai sering
memberikan dalil “Tidak ada paksaan dalam agama Islam.” Seakan kaum
liberal ingin mengatakan, tidak ada paksaan untuk berbuat maksiat,
kebobrokan, dan kemungkaran. Lagi-lagi, mereka melontarkan jargon
kebebasan berekspresi dan berpendapat atas nama agama.
Tak jelas konteksnya, kenapa kaum liberal memaksakan ayat-ayat yang
sebetulnya mengajarkan ketauhidan, tapi justru diarahkan untuk
meloloskan kepentingannya mengasong paham-paham pluralism dan
liberalisme dalam agama.
Umat Islam memahami “Tidak ada paksaan dalam beragama” dengan
penjelasan, adalah haram hukumnya memaksa orang kristen untuk masuk
Islam, begitu juga orang Kristen haram memaksa orang Islam untuk memeluk
agama Kristen. Tapi menjadi di luar konteks, ketika kelompok liberal
mengatakan, bahwa tidak ada paksaan orang Islam untuk melarang suatu
kaum berbuat penyimpangan seperti perilaku homoseksual dan lesbi. Karena
dianggapnya kebebasan berekspresi.
Kaum liberal begitu naïf dan bodoh untuk memahami ayat yang mereka
plintir dan menafsirkannya secara serampangan. Bukankah tidak binatang
ternak sekalipun yang menikah dengan sesama jenis? “Kebebasan bukanlah
kebablasan. Indonesia memang bukan negara Islam, tapi Indonesia juga
bukan negara setan,” kata Habib Selon dari FPI dalam sebuah diskusi di
televisi swasta beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, hasil Konferensi Kependudukan di Mesir yang diakui
PBB, setiap negara didorong untuk meratifikasi UU untuk memberi
pengakuan terhadap kaum homoseksual dan lesbi. Bersamaan dengan itu,
perkembangaan pemahaman liberal di Indonesia harus diakui semakin
memperihatinkan. Kedatangan Irshad Manji ke Indonesia yang dijadikan
sebagai narasumber adalah dimaksudkan untuk mendorong kebebasan
seseorang untuk melakukan perbuatan keji homoskesual dan lesbi.
Sangat aneh, jika Irshad Manji memproklamirkan dirinya sebagai
seorang lesbi di dalam websitenya, sementara para simpatisan liberal
malah menyembunyikan perilaku dan Ijtihad Manji soal pernikahan yang
sesungguhnya. Semua orang tahu, apa ijtihad Manji yang justru melabrak,
melecehkan dan mengacak-acak syariat Islam. Bukan hanya itu, Manji pun
menggugat kesempurnaan Al Qur’an, bahkan menghina Nabi Muhammad telah
menerima ayat-ayat setan.
Ijtihad Manji
Islam memang memperbolehkan ulama untuk berijtihad, tapi tentu ada
syarat khusus seseorang untuk berijtihad. Yang pasti ijtihad itu tidak
bertentangan dengan Qur’an dan Hadits. Sementara ijtihad Manji sangat
bertentangan dangan Qur’an dan Hadits.
Mau tahu ijtihad Manji yang sembrono itu? Akhir bulan April 2008
lalu, Irshad Manji berkunjung ke Jakarta untuk meluncurkan terjemahan
buku The Trouble with Islam Today. Edisi bahasa Indonesianya
berjudul “Beriman Tanpa Rasa Takut”. Pada 15 Juli 2008, situs Jaringan
Islam Liberal (JIL) mempublikasikan hasil wawancara dengan Manji.
Wawancara itu diberi judul, "Irshad Manji: Saya Seorang Pluralis, Bukan
Relativis.”
Melalui wawancara itu, dapat diketahui bagaimana pemikiran Manji tentang Islam. Bahkan soal penyimpangan orientasi seksual dirinya pun ia beberkan. Manji terang-tarangan mengaku sebagai seorang lesbian. "Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum Muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya," jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).
Impor Moral Bejat
Melalui wawancara itu, dapat diketahui bagaimana pemikiran Manji tentang Islam. Bahkan soal penyimpangan orientasi seksual dirinya pun ia beberkan. Manji terang-tarangan mengaku sebagai seorang lesbian. "Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum Muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya," jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).
Impor Moral Bejat
Menurut Ketua Lajnah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Irfan S
Awwas, Indonesia kerap mengimpor manusia bermoral bejat, yakni
seseorang yang memamerkan dirinya sebagai lesbi. Sudah tahu bejat, orang
seperti Manji dan Lady Gaga malah disponsori untuk menularkan dan
menyebarkan kebejatannya itu kepada masyarakat Indonesia.
“Seperti diketahui, Irshad Manji dan Lady Gaga telah ditolak
kehadirannya oleh kalangan intelektual, agama hingga masyarakat umum.
Tapi atas nama kebebasan ekspesi dan pendapat, orang bejat seperti itu
malah diterima eksistensinya di negeri ini,” kata Ustadz Irfan.
MMI sudah membaca buku-buku Irshad Manji yang penuh dengan penistaan
agama, dan mempropagandakan moral bejat. Manji dalam salah satu bukunya
menyebut Nabi Muhammad telah melakukan kebohongan dengan mengatakan Nabi
Saw telah meneriman ayat-ayat setan. Manji juga menggugat, kenapa
wanita tidak boleh menjadi imam. Manji beralasan orang Islam tidak tahan
melihat tubuh perempuan.”Kehadiran Lady Gaga dan Irshad Manji jelas
melanggar sila pertama Pancasila dan Piagam Jakarta. Konsep Ketuhanan
Yang Maha Esa itu seakan menjadi milik kaum liberal saja.”
Sekaliber Universitas Gadjah Mada (UGM) saja menolak kehadiran Irshad
Manji untuk menjadi pembicara dalam diskusi buku yang ditulisanya
“Allah, Liberty and Love”. Rektor UGM menyatakan tidak sepakat dengan
isi buku Irshad Manji.
Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Senin, 21 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar