JAKARTA - Tanggapan dan bantahan terhadap pernyataan Imam Besar Masjid Istiqlal
Jakarta, Ali Musthofa Ya’qub terus berdatangan, kali ini bantahan
terhadap pernyataan Al musthofa Ya’qub yang melarang nahi munkar dengan
kekuatan dan membatasinya hanya patut dilakukan oleh penguasa serta
berdalih dengan pendapat Imam Ghazali. Ditanggapi oleh Ketua Umum Front
Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad rizieq Syihab. Menurut habib Rizieq
nahi munkar dengan kekuatan justru diharuskan pada saat-saat tertentu.
“Dalam menyikapi rencana konser Lady gaga di Indonesia, Imam besar
masjid Istiqlal Musthofa Ya’qub dalam acara ILC di TV One anggal
19/5/2012ja 20.00 s/d 23.000 wib dan tanggal 19/5/2012jam 20 wib
menyatakan bahwa Hujjatul Islam Imam Al ghazali rahimahullah dalam
kitabnya “Ihya Ulumuddin” melarang nahi munkar dengan kemunkaran seperti
anarkisme. Ya, nahi munkar dengan kemunkaran atau anarkisme memang
dilarang. Tetapi nahi munkar dengan kekerasan tidak ada larangan jika
diperlukan.” Kata Habib Rizieq melalui pesan singkatnya yang dikirimkan
ke media Islam, Jakarta (21/5).
Lebih dari itu, menurut Habib Rizieq, yang ia temukan dalam kitabnya
Imam Ghazali berbanding terbalik dengan pernyataan Ali ya’qub yang
melarang nahi munkar dengan kekuatan. Imam Ghazali menurutnya memberikan
ruang bagi penggunaan power tanpa legitimasi penguasa.
“Justru, Imam Ghazali dalam kitab Ihya' nya tersebut menganjurkan
nahi munkar dengan kekuatan senjata jika diperlukan, bahkan tidak perlu
izin Imam/ pemerintahan. Apa Imam Ghazali dengan kitab Ihya' nya ada
DUA? Yang satu menolak kekerasan dan yang lainnya menganjurkan
kekerasan? Atau ada yang salah baca kitab?” ujarnya
Lanjut Habib Rizieq, Nabi SAW sudah memberikan contoh yang agung
terkait penggunaan kekuatan dan bersikap lemah lembut dengan
proporsional sesuai kebutuhan fitrah manusia dalam menghadapi keadaan.
“Dalam situasi perang Nabi SAW sangat keras, dan dalam situasi damai
Rasulullah SAW sangat lembut berdakwah tetapi sangat tegas dalam
berhisbah (penegakan amar ma’ruf nahi munkar).” Tuturnya.
Habib Rizieq pun, memberikan fakta sejarah terkait kebenaran
Rasulullah menggunakan kekuatan dan kekerasan dalam menghadapi
kemunkaran.
“Buktinya beliau SAW membakar masjid dhiror, memecahkan gentong
khamar, memukul pemabuk, mencambuk pelaku qodzaf, memotong tangan
pencuri, dan merajam Zani Muhson.” Tegasnya.
Habib Rizieq juga mengingatkan, bahwa bentuk kepatuhan terhadap penguasa ada batasannya, bukan membabi buta.
“Taat kepada ulil amri (baik diartikan ulama ataupun umara) memang
wajib SELAMA si penguasa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.” Pungkas
Habib Rizieq.
Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 1 Rajab 1433 H / 21 Mei 2012 / 14:22:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar