Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Iman merupakan anugerah terbesar yang
Allah berikan kepada hamba-hamba piluhan. Tidak diberikan kecuali kepada
orang yang dicintai-Nya. Berbeda dengan nikmat dunia, diberikan kepada
siapa saja, yang dicintai maupun yang dimurkai. Karenanya sebagai hamba
beriman yang telah mendapat limpahan nikmat terbesar ini, kita bersyukur
kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَاذْكُرُوا
نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ
وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dan ingatlah nikmat Allah padamu,
dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
dan Al Hikmah (As Sunah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa
yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah
bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 231)
Kesempurnaan nikmat ini, Allah jadikan
cinta kepada keimanan dan dijadikan indah dalam diri seorang mukmin.
Sebaliknya, segala bentuk kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan, baik
terkategori sebagai dosa besar maupun kecil, dijadikan buruk dalam diri
seorang mukmin sehingga ia membencinya.
وَلَكِنَّ
اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ
هُمُ الرَّاشِدُونَ
"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta
kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." (QS. Al-Hujurat: 7)
Imam Ahmad dan al-Tirmidzi meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
من سرته حسناته، وساءته سيئاته فذلك المؤمن
"Siapa yang kebaikan-kebaikannya membuat ia bahagia dan keburukan-keburukannya membaut ia susah, maka orang itu adalah mukmin."
Karenanya, orang-orang beriman pekerjaannya memerintahkan yang baik dan mencegah dari yang munkar.
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ
سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Dan orang-orang yang beriman,
lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan
mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat
oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Taubah: 71)
Berbeda dengan orang yang palsu imannya
(munafikin). Mereka tidak suka dengan perkara ma'ruf, bahkan membenci
dan melarangnya. Sebaliknya terhadap kemungkaran mereka bela dan
anjurkan. Allah Ta'ala berfirman tentang mereka,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ
"Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka
menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf." (QS. Al-Taubah: 67)
Syaikh al-Sa'di berkata: "Kemudian Allah
menyebutkan sifat orang-orang munafik secara umum yang tidak akan
keluar darinya orang munafik yang kecil dan yang besar. Lalu Allah
berfirman, "mereka menyuruh membuat yang mungkar": perbuatan kufur, fasik dan maksiat. "Dan melarang berbuat yang makruf": yaitu keimanan, akhlak mulia dan amal-amal shalih."
Maka dari sini ada hubungan keimanan dan
kemaksiatan. Orang beriman akan berbara' terhadap kemaksiatan. Jika ia
melihatnya maka akan berusaha merubahnya sesuai dengan kemampuannya.
مَنْ رَأَى
مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ
الْإِيمَانِ
"Siapa diantara kalian melihat
kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya (mencegahnya) kengan tangannya
(kekuasannya), jika dia tidak sanggup, maka dengan lisannya
(menasihatinya), dan jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya(merasa
tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah
iman.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain, "Maka
barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka dia seorang
mukmin. Siapa yang memerangi mereka dengan lisannya, dia seorang mukmin.
Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka dia seorang
mukmin. Dan sesudah itu tidak ada keimanan walau kecekil biji sawi.”
Hadits di atas menjelaskan, bahwa
melakukan hisbah (pengingkaran) atas kezaliman pertanda adanya iman.
Sedangkan bentuk pengingkaran paling rendah adalah dengan hati. Dan jika
hati tidak mengingkari maka tidak ada keimanan sesudahnya walaupun
sekecil biji sawi. Lalu bagaimana dengan orang yang malah membela
kemungkaran? Masihkah ada iman dalam hatinya?
Berbeda dengan orang ada penyakit nifak
dalam hatinya, terhadap kemungkaran tidak ada kebencian, bahkan dibela
mati-matian. Berbagai dalih dimunculkan supaya kemungkaran yang dibenci
umat Islam tetap bisa berjalan.
Dari kontroversi konser gagal Lady Gaga
yang sedianya berlangsung Ahad depan, 3 Juni 2012, di Geora Bungkarno,
dapat kita lihat siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang ada
masalah dalam imannya?
Walau masih mungkin orang beriman itu
bermaksiat, tapi maksiatnya tidak sampai bersarang dalam hatinya
sehingga ia bela mati-matian. Orang beriman jika bermaksiat ia akan
merasa tidak nyaman karena keimanananya, sehingga ia bertaubat dari
kemaksiatan karena keimanannya tersebut. Wallahu Ta'ala A'lam.
Kutipan :
Badrul Tamam / PurWD / VoA-Islam
Senin, 28 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar