Bekasi – Dalam insiden di Bekasi,
Tantowi Anwari yang sesumbar terkena bogem mentah warga Tambun-Bekasi,
mengaku-ngaku dirinya berprofesi jurnalis. Meski bukan wartawan,
anehnya, seorang Tantowi mengklaim dirinya aktif di organisasi
kewartawanan yang dinamakan Sejuk (Serikat Jurnalis untuk Keberagaman).
Seperti diberitakan media massa sebelumnya, Tantowi Anwari diduga,
dihajar warga yang tak setuju dengan ibadah yang dilakukan jemaat HKBP
Filadelfia di lingkungan tempat tinggal mereka, Tambun-Bekasi. Warga
kesal, karena Tantowi memancing kemarahan, dengan kaos yang ia kenakan
bertuliskan “Lawan Tirani Minoritas” dengan logo Sejuk. Warga pun
melucuti kaos Tantowi di tempat kejadian peristiwa (TKP). Ketika itu,
Tantowi sempat diamankan di Polsek Tambun.
Keberadaan Tantowi di HKBP mengundang tanya. Ketika ditanya oleh Juru
Bicara FPI Munarman dalam sebuah dialog di TV One, apakah anda
wartawan? Lalu dijawab Tantowi: Bukan!”
Kalau bukan wartawan, kenapa ada di barisan jemaat HKBP? Itu namanya
provokator! Ini menunjukkan Tantowi bagian dari Jamaat HKBP yang
ngaku-ngaku wartawan, dan parahnya mengatasnamakan Serikat Jurnalis.
Padahal dia bukan wartawan. Bahkan dalam perbincangan di TV One, Tantowi
sempat mengaku dari AJI (Aliansi Jurnalis Independen). Nah lho?!
Diakui rekannya Ahmad Junaidi, sesama aktivis Sejuk, Tantowi memang
sering mendampingi kaum minoritas yang terkena masalah seperti HKBP
Filadelfia dan GKI Yasmin yang bermasalah dengan persoalan IMB (izin
mendirikan bangunan).
Tantowi, tak hanya menemani kaum minoritas, tetapi juga menuliskan pengamatannya ke dalam laman sejuk www.sejuk.org.
Atas kejadian yang menimpa rekannya tersebut, Sejuk menggandeng LBH (lembaga bantuan hukum) untuk meminta bantuan atas dugaan pemukulan yang dilakukan warga kepada Tantowi di Bekasi, belum lama ini. Sejuk dan LBH juga sempat menggelar jumpa pers terkait peristiwa tersebut. "Kita akan melakukan upaya hukum dan koordinasi dengan teman-teman di LBH," jelasnya.
Tantowi, tak hanya menemani kaum minoritas, tetapi juga menuliskan pengamatannya ke dalam laman sejuk www.sejuk.org.
Atas kejadian yang menimpa rekannya tersebut, Sejuk menggandeng LBH (lembaga bantuan hukum) untuk meminta bantuan atas dugaan pemukulan yang dilakukan warga kepada Tantowi di Bekasi, belum lama ini. Sejuk dan LBH juga sempat menggelar jumpa pers terkait peristiwa tersebut. "Kita akan melakukan upaya hukum dan koordinasi dengan teman-teman di LBH," jelasnya.
Tidak Ada Pemukulan
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan tidak ada pemukulan
terhadap aktivis Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) Tantowi
Anwari. Itu disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes
Rikwanto menyusul kabar pemukulan terhadap Tantowi saat katanya sedang
meliput ibadah HKBP Filadelfia, Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
"Tidak ada pemukulan. Ia hanya hampir dipukul karena memakai kaos yang provokatif bahasanya," ungkap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Minggu (6/5).
Menurut Rikwanto, warga yang hendak menyerang Tantowi bukan berasal dari kelompok ormas tertentu. Tantowi yang menghadiri ibadah itu menggunakan kaos bertuliskan 'Melawan Tirani Mayoritas'. Tulisan di kaos tersebut menjadi provokatif. "Akhirnya ia diamankan di Polsek Tambun. Ia diamankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," terang Rikwanto.
"Tidak ada pemukulan. Ia hanya hampir dipukul karena memakai kaos yang provokatif bahasanya," ungkap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Minggu (6/5).
Menurut Rikwanto, warga yang hendak menyerang Tantowi bukan berasal dari kelompok ormas tertentu. Tantowi yang menghadiri ibadah itu menggunakan kaos bertuliskan 'Melawan Tirani Mayoritas'. Tulisan di kaos tersebut menjadi provokatif. "Akhirnya ia diamankan di Polsek Tambun. Ia diamankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," terang Rikwanto.
Front Pembela Islam (FPI) juga membantah telah menganiaya Aktivis
Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK) Tantowi Anwari. Wakil Sekjen
FPI, Awit Masyhuri meminta Tantowi membuktikan tuduhan penganiayaan
tersebut. Jika tidak, maka FPI mengancam bakal menuntut balik Tantowi.
"Ada gak buktinya seperti atribut, atau yell-yell FPI?Yang kami dengar, pihak kepolisian dan masyarakat lah yang membubarkan. (FPI tidak ada di tempat kejadian pada saat polisi membubarkan masyarakat?), tidak ada," kata Ustadz Awit.
"Ada gak buktinya seperti atribut, atau yell-yell FPI?Yang kami dengar, pihak kepolisian dan masyarakat lah yang membubarkan. (FPI tidak ada di tempat kejadian pada saat polisi membubarkan masyarakat?), tidak ada," kata Ustadz Awit.
Mengaku-ngaku wartawan adalah sebuah pelanggaran berat. Karena itu
wartawan gadungan seperti Tantowi hendaknya jangan mencemari nama baik
wartawan Indonesia. Jika ia seorang aktivis, katakan saja aktivis, bukan
malah ngaku-ngaku wartawan.
Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Rabu, 09 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar