Menurut
laporan Lembaga Hak Asasi Manusia PBB, sudah lebih 20 ribu rakyat Suriah
yang dibantai oleh rezim Syiah-Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad.
Pembantaian itu terus berlanjut. Sepertinya al-Assad tak peduli dengan
kamatian yang terjadi. Rakyatnya diperlakukan seperti binatang.
Dunia internasional
tak mampu menghentikan semua kejahatan yang dilakukan al-Assad.
Kekejaman yang tiada bandingnya sepanjang sejarah kemanusiaan. Seorang
penduduk yang menyaksikan pembantaian di Houla, mengatakan, "Mereka
membantai penduduk seperti binatang", tukasnya.
Belum lama, rezim Syiah-Alawiyyin di Suriah dengan sangat menjijikkan membantai 108 penduduk
Houla. Tanpa peduli. Kota Houla sebelumnya dihujani dengan tembakan
senjata berat. Kemudian pasukan dan milisi Bashar al-Assad masuk,
membantai perempuan, dan anak-anak, mereka di sayat-sayat dan dipotong.
Kemudian mayat yang sudah dipotong-potong dibuang di jalan-jalan. Ini
sebuah bentuk teror yang dijalankan negara. Tujuannya menghentikan
gerakan rakyat Suriah yang menginginkan rezim Alawiyyin itu segera
pergi.
Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, mengatakan bahwa sebagian besar 108 orang yang tewas, termasuk 49 anak-anak di wilayah Houla Suriah, semuanya dieksekusi dengan cara-cara yang sangat mengerikan. Berbicara kepada pers di Jenewa, Rupert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan bahwa menurut saksi mata sebagian besar pembunuhan dilakukan "oleh pasukan rezim al-Assad, ujarnya, Selasa.
Pernyataan Collville muncul tidak lama setelah pertemuan antara utusan PBB Kofi Annan-Liga Arab dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Selasa. "Penyelidikan sedang berlangsung, sekurang-kurangnya lebih dari 20 korban di desa Taldou tewas akibat tembakan artileri. Sebagian besar sisa korban di kota Houla dieksekusi," kata Colville. Colville juga mengatakan bahwa 49 anak dan 34 wanita di antara korban pembantaian Houla.
Kofi Annan menyebut pembantaian di Houla "sangat mengerikan dan akan membawa konsekuensi besar", ujarnya sebelum Annan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem, Senin.
Berbicara kepada koresponden AA melalui internet, Abu Ubeyd, anggota Komisi Revolusi Suriah, mengatakan bahwa kunjungan Annan ke Suriah itu "tidak memiliki arti apa-apa". "Kunjungan Kofi Annan ke Damaskus sesudah pembantaian di Houla, tidak ada gunanya, karena rezim Alawiyyin setiap hari melanggar gencatan senjata", kata Ubeyd.
Pernyataan Collville muncul tidak lama setelah pertemuan antara utusan PBB Kofi Annan-Liga Arab dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Selasa. "Penyelidikan sedang berlangsung, sekurang-kurangnya lebih dari 20 korban di desa Taldou tewas akibat tembakan artileri. Sebagian besar sisa korban di kota Houla dieksekusi," kata Colville. Colville juga mengatakan bahwa 49 anak dan 34 wanita di antara korban pembantaian Houla.
Kofi Annan menyebut pembantaian di Houla "sangat mengerikan dan akan membawa konsekuensi besar", ujarnya sebelum Annan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem, Senin.
Berbicara kepada koresponden AA melalui internet, Abu Ubeyd, anggota Komisi Revolusi Suriah, mengatakan bahwa kunjungan Annan ke Suriah itu "tidak memiliki arti apa-apa". "Kunjungan Kofi Annan ke Damaskus sesudah pembantaian di Houla, tidak ada gunanya, karena rezim Alawiyyin setiap hari melanggar gencatan senjata", kata Ubeyd.
Rezim Syiah Alawiyyin sudah tidak dapat
menerima bahasa politik, dan hanya mengerti bahasa kekuatan, tambah
Ubeyd. Melihat terus berlangsungnya kejahatan yang dilakukan oleh Bashar
al-Assad terhadap rakyatnya, menunjukkan bagaimana al-Assad menanggapi
sikap dunia internasional atas segala kejahatan yang sudah dilakukannya.
Assad tidak peduli lagi dengan dunia internasional. Rezim Syiah di
Suriah, nampaknya tak peduli, dan tidak mau mendengarkan opini
internasional.
Kekejaman yang dilakukan rezim Bashar al-Assad
itu, benar-benar menjijjikan, dan mendapatkan dukungan dari Iran, Irak,
dan Hesbollah di Lebanon. Penerbangan terus berlangsung dari Bandara
Meherabad-Iran, Irak, dan Lebanon, yang mengirimkan pasukan elite mereka
membantu rezim Bashar al-Assad.
Mereka dengan menggunakan pakaian sipil,
seakan-akan mereka merupakan turis yang akan mengunjungi Suriah. Tetapi,
mereka adalah pasukan elite Iran, anggota Brigade al-Mahdi yang
merupakan pasukan milisi yang dipimpin Al-Sadr di Irak, dan Hesbullah,
sekarang bahu-membahu dengan pasukan al-Assad, melakukan pembantaian
penduduk Suriah, yang ingin menggulingkan rezim Alawiyyin itu.
Kekuatan Syiah yang membentang mulai dari
Lebanon, Irak, Iran, Bahrain, sampai ke Yaman, benar-benar menjadi
ancaman keamanan secara regional, di dunia Arab, yang sekarang ini
terus menciptakan instabilitas di negara-negara Timur Tengah, seperti
Lebanon, Bahrain, Yaman, dan bahkan di Saudi. Iran menjadi pemain
dibalik semua situasi yang sangat krusial di Timur Tengah saat ini. Di
tengah-tengah dunia Arab, yang sedang mengalami transisi politiki.
Wallahu'alam.
Kutipan :
VoA-Islam
Rabu, 30 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar