Laman

Senin, 20 Februari 2012

Munarman: Terindikasi Korupsi Demokrat Layak Dibubarkan, Bukan FPI

JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyatakan Ulil Abshar Abdalla berada di balik upaya aksi pembubaran FPI. Menurut Munarman tidak lagi menggunakan Jaringan Islam Liberal, Ulil mencoba membubarkan FPI melalui wadah Partai Demokrat.

Atas upaya Ulil tersebut, Munarman justru balik mendesak Partai Demokrat untuk dibubarkan. Alasannya, para petinggi partai ditengarai terlibat korupsi di sejumlah proyek seperti wisma atlet.
"Melalui Ulil, Partai Demokrat berupaya agar FPI untuk dibubarkan. Yang layak dibubarkan itu Partai Demokrat, karena para petingginya, Nazaruddin sampai Ketua umumnya Anas Urbaningrum diduga melakukan korupsi. Jadi Demokrat yang dibubarkan karena terindikasi partai korupsi, bukan FPI," kata Munarman kepada wartawan, Sabtu (18/2/2012).

Munarman mengaku, FPI bersama elemen lain sudah beberapa kali melakukan aksi di depan rumah Anas Urbaningrum di Duren Sawit. Bahkan, Munarman mengaku juga melakukan aksi di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar menangkap Anas.
Seperti diketahui FPI sebagai Ormas yang begitu peduli terhadap amar ma’ruf nahi munkar tak lagi hanya melakukan pemberantasan kemunkaran terhadap tempat-tempat maksiat namun meningkat kepada pemberantasan Korupsi.

22 September 2011 yang lalu FPI bersama para alim ulama dan tokoh nasional seperti Fuad Bawazier dan Permadi mendeklarasikan Laskar Anti-Korupsi Indonesia Pejuang (LAKI Pejuang) di depan gedung KPK.
Habib Rizieq Shihab yang memimpin deklarasi tersebut, waktu itu menyampaikan doa dalam orasinya agar rezim korup yang menyengsarakan rakyat ini diruntuhkan, "Ya Allah runtuhkanlah rezim yang membuat rakyat sengsara ini,” ucap Habib.

Bahkan  Ketua Umum FPI tersebut menegaskan akan melakukan revolusi lantaran rezim SBY telah melindungi para koruptor. "kami tidak akan membiarkan rezim terus berlanjut. Sudah saatnya kita melakukan revolusi karena Presiden SBY melindungi para koruptor, mengeruk kekayaan negara demi kesejahteraan keluarga," tegas Habib.


Kutipan :
widad  /trb, SI / VOA
Ahad, 19 Feb 2012

Orang Kristen aja dukung FPI: "Saya, seorang Kristiani yang mendukung FPI"

(Arrahmah.com) – Dukungan terhadap Front Pembela Islam (FPI) terus mengalir. Jika umat Islam, tentu sudah menjadi kewajiban mendukung aksi Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan berdiri bersama-sama saudara Muslim menegakkan kebenaran dan membelas saudara-saudara Muslimd dari fitnah orang-orang kafir. Setelah perwakilan dari berbagai ormas Islam besar dan masyarakat Muslim pada umumnya menyatakan dukungan mereka terhadap FPI, ternyata ada juga seorang Kritstiani yang mendukung FPI. Berikut adalah tulisan seorang Kristiani berjudul “Saya, seorang Kristian Mendukung FPI”, yang dikutip dari kompasiana.com:

 ***
Siapa tak yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari Front Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan ‘tradisi’ kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar [mengajak kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh buat, media sudah ‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya dan (kebanyakan) orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap FPI. 

Saya sebagai seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika media memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun sempat merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.

Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI. Tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di Palangkaraya’. Sejenak saya tercengang. Seketika itu pula saya mulai penasaran dengan FPI. Mengapa FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya mencari info-info.

Hingga saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya, saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. 

Kemudian soal Demo Miras, itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja dua contoh yang ‘me-miris-kan’. 

Tidakkah media memberitakan ketika anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?, sungguh aneh.
Dan pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di sebuah forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi ada satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada member Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand? sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan dari peserta demo adalah kamum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan dengan agama. 

Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Tentang berita penolakan FPI di Palangkaraya, itu juga disebut-sebut sebagai upaya Ulil Abshar Abdalla untuk ‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini. Padahal warga Dayak sendiri yang meminta FPI berdiri di Kalteng

Saya sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi kejahatan. 
Penulis: Lia Christine



Kutipan :
Siraaj / Arrahmah
Ahad, 19 Februari 2012 21:11:39