Laman

Senin, 21 Mei 2012

Bohong Besar! Irshad Manji & Kelompok Liberal Menyukai Dialog Terbuka

JAKARTA  – Kelompok liberal pendukung Irshad Manji dan Lady Gaga kerap menuding ormas Islam yang selama ini giat memerangi kemaksiatan menolak dialog. Padahal ormas Islam seperti FUI, FPI, MMI dan MIUMI menyatakan siap untuk berdebat dan berdoalog jika panitia penyelenggara membuka forum secara terbuka.

Persoalannya, meski diskusi ini terbuka untuk umum, ormas Islam tidak pernah diajak terlibat untuk menyampaikan argumennya. Jadi bohong besar, jika ormas Islam dituding menolak dialog, juga bohong besar jika kaum liberal menyukai dialog. Ingin bukti kebohongan kaum liberal yang menyukai dialog??

Dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Absar Abdallah yang hadir saat acara bedah buku “Allah Liberty And Love” karya Irshad Mandji (04/05/2012) pernah mengatakan, “Kami selalu membuka ruang dialog dengan siapa saja, tapi kalau sudah mengedepankan kekerasan dengan mengatakan orang yang berbeda pendapat dengan mereka adalah kafir ini bukanlah sikap yang intelektual,” jelas aktivis Islam Liberal yang juga anggota dari Partai Demokrat ini.

Upaya untuk membuka ruang dialog antara Irshad dengan aktivis Islam yang hadir dalam peristiwa Salihara justru ditolak oleh Irshad Manji sendiri. Ketika itu Irshad menolak usulan seorang audiens yang merasa perlu membuka ruang dialog di kajian tersebut. Audiens itu adalah perwakilan aktivis Islam yang menentang diskusi buku Irshad Manji tersebut.

Irshad justru mengatakan bahwa pihak yang tidak setuju dengannya (kelompok yang ingin membubarkan acaranya) adalah kelompok yang tidak bisa dirubah cara berpikirnya.“Saya tidak percaya bahwa dialog kita dengan mereka akan merubah cara berpikir mereka. Pikiran mereka telah tercipta seperti itu, pikiran mereka telah terdogma untuk tidak berubah,” bantah Irshad kepada pengusul tersebut.

Irshad justru lebih ingin fokus kepada doktrinasi mengenai motivasi kekuatan ‘cinta’, yang sebenarnya isi dari orasi ‘cinta’nya tidak lebih dari mengajak para peserta untuk berani melawan nilai-nilai agama yang murni menuju keberanian hidup yang liberal.
“Kita harus menciptakan keberanian teman – teman kita ini, terutama bagi mereka yang merasakan pertarungan batin dan ingin sekali mengeluarkan kenyakinan dan kebebasan mereka. Tapi mereka tidak tahu caranya, kita perlu menanamkan keberanian, “ ajak Manji.

Iqbal, salah satu perwakilan masyarakat yang menolak Irshad Manji mengatakan, tidak ada masalah untuk berdialog dengan tenang dan terbuka dengan  Manji.“Ya nggak ada masalah, kalau mau dialog ayo,” tantang Iqbal.

AJI pun Tolak Dialog
Sehari sesudah kejadian Salihara, di Kantor Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) sendiri, wartawan – wartawan muslim dari Jurnalis Islam Bersatu (JITU) yang hadir saat itu, menyayangkan sikap panitia yang menutup acara tergesa – gesa, padahal waktu belum menunjukkan pukul 21.00 WIB.

Di Kalibata, diakhir acara terdapat dua penanya yang mengajukan pertanyaan ke Irshad dan para pembicara. Salah satunya adalah wartawan dari Hidayatullah.Com yang juga wakil dari JITU.  Wartawan muslim ini hendak mengkritisi beberapa pemikiran Irshad di kajian tersebut, termasuk beberapa statemennya mengenai kehadiran media – media Islam seperti Sabili, Arrahmah.com, Voa-Islam.com dengan sebutan media propagandis yang fundamental dan mengajarkan doktrin terorisme -- terpaksa terbatalkan, karena moderator yang sudah mengiyakan, tiba-tiba menyatakan acara sudah selesai dan ruang diskusi ditutup.

“Heran, padahal tadi saya tunjuk tangan, dan saya sudah di iyakan moderator masuk dalam list antrian penanya, tapi pas giliran saya kenapa tiba tiba dibatalkan dengan alasan waktu sudah habis, padahal waktu masih belum jam sembilan malam. Apa karena saya mewakili media Islam, saya tidak tahu,” jelas Indra.

Di Hard Rock JIL Tolak Dialog
Belum lama ini, pada tanggal 10 Mei 2012, Koordinator #Indonesia Tanpa JIL, Akmal Sjafril mendapat email dari Radio Hard Rock FM Jakarta untuk menghadiri acara Provocative Proactive yang disiarkan pada hari Selasa, 15 Mei 2012. Sebelum mengiyakan, Akmal sempat bertanya dulu kepada teman-teman #IndonesiaTanpaJIL dan juga meminta nasihat dari asatidz INSISTS apakah ia dipandang layak untuk tampil di acara tersebut. Ternyata, semuanya bulat memberikan amanah itu padanya.

“Saya terima dengan lapang dada, walaupun dengan sebersit kecemasan; khawatir akan mengecewakan teman-teman #IndonesiaTanpaJIL dan umat Muslim secara umum,” kata Akmal dalam status Facebook-nya.

Sedianya, Hard Rock FM mengundang Abd. Moqsith Ghazali dari kubu JIL sebagai lawan debat Akmal dari kubu #Indonesia Tanpa JIL. Pada Hari-H, Moqsith menyatakan tidak bisa datang, karena istrinya sakit. Jika benar, tentu alasan ini bisa diterima. Maka Provocative Proactive pun menawarkan Ulil Abshar Abdalla sebagai penggantinya. Berbeda dengan Moqsith, Ulil langsung menolak. Sebab, menurut Ulil, ia sudah tidak mau berdiskusi soal 'hal-hal semacam itu lagi'. Entah apa maksudnya.

Ulil kemudian merekomendasikan Guntur Romli, tapi kembali melempar kepada rekannya sesama JIL, Saidiman Ahmad. Tapi lagi-lagi, Saidiman menolak. Lalu kru Hard Rock FM menghubungi Luthfi Assyaukanie, yang akhirnya menerima tawaran tersebut. Namun, di luar perkiraan Hard Rock FM, Luthfi pun akhirnya mundur. Alasannya, konon, karena ia merasa "tak ada gunanya berdebat dengan bigot-bigot." Tapi bukankah JIL yang selalu mengatakan bahwa diskusi dan dialektika itu senantiasa bermanfaat?

Pandji Pragiwaksono, host acara Provocative Proactive tentu saja kecewa dengan sikap pengecut kelompok JIL yang tak mau berdialog. Yang pasti, Hard Rock FM sudah menghubungi kedua belah pihak agar terjadi dialog yang berimbang. Hanya saja, pihak JIL tidak mampu memberikan nama pengganti Moqsith hingga acara berlangsung. Namun, pihak JIL justru terus menerus menyerang Hard Rock FM dengan berbagai tuduhan. Seperti dalam Twitter Guntur Romli yang mempersoalkan transport yang biasa diberi Hard Rock FM. Kata Guntur, transport itu hanya bisa untuk membeli cendol.

Jika kaum liberal sesumbar dengan kata Dialog, justru hal itu diingkari oleh mereka sendiri. Ketahuilah, Irshad Manji dan pendukungnya punya strategi sendiri, yakni Hit and Run alias pukul lalu lari. Begitulah tabiat para pengecut pengasong pluralisme dan liberalisme. Jadi mengatakan Umat Islam tidak mau berdialog dengan Irshad Manji adalah kesalahan besar.

Tak kalah penting, promotor yang membawa Irshad Manji ke Indonesia, seharusnya juga menghadirkan sosok seperti Adian Husaini, Adnin Armas atau tokoh tokoh intelektual muslim sebagai cover both side untuk menilai pemikiran Irshad yang selalu mengakui dirinya Islam namun sering mengajarkan hal – hal yang bertolak belakang dengan Islam seperti Lesbian dan keberanian mentafsirkan iman tanpa dasar keilmuan dan logika semata.

Semestinya TV One yang selama ini menggiring pertanyaan tendensius kepada tokoh-tokoh Islam anti maksiat, atas titipan kelompok liberal, mau memfasilitasi untuk membuka ruang dialog antara tokoh-tokoh Islam dengan Irshad Manji dan pendukungnya (kaum liberal) yang disaksikan oleh lapisan masyarakat. Beranikah TV One?   

Kutipan :
Desastian/JITU/ VoA-Islam
Senin, 21 May 2012

Impor Moral Bejat: Ijtihad Irshad Manji adalah Ijtihad Setan

JAKARTA – Kaum liberal kini punya senjata pamungkas untuk memojokkan ormas Islam yang selama ini giat memerangi kemaksiatan. Apa senjata pamungkas itu? Mereka mulai sering memberikan dalil “Tidak ada paksaan dalam agama Islam.” Seakan kaum liberal ingin mengatakan, tidak ada paksaan untuk berbuat maksiat, kebobrokan, dan kemungkaran. Lagi-lagi, mereka melontarkan jargon kebebasan berekspresi dan berpendapat atas nama agama.  

Tak jelas konteksnya, kenapa kaum liberal memaksakan ayat-ayat yang sebetulnya  mengajarkan ketauhidan, tapi justru diarahkan untuk meloloskan kepentingannya mengasong paham-paham pluralism dan liberalisme dalam agama. 

Umat Islam memahami “Tidak ada paksaan dalam beragama” dengan penjelasan, adalah haram hukumnya memaksa orang kristen untuk masuk Islam, begitu juga orang Kristen haram memaksa orang Islam untuk memeluk agama Kristen. Tapi menjadi di luar konteks, ketika kelompok liberal mengatakan, bahwa tidak ada paksaan orang Islam untuk melarang suatu kaum berbuat penyimpangan seperti perilaku homoseksual dan lesbi. Karena dianggapnya kebebasan berekspresi.

Kaum liberal begitu naïf dan bodoh untuk memahami ayat yang mereka plintir dan menafsirkannya secara serampangan. Bukankah tidak binatang ternak sekalipun yang menikah dengan sesama jenis? “Kebebasan bukanlah kebablasan. Indonesia memang bukan negara Islam, tapi Indonesia juga bukan negara setan,” kata Habib Selon dari FPI dalam sebuah diskusi di televisi swasta beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, hasil Konferensi Kependudukan di Mesir yang diakui PBB, setiap negara didorong untuk meratifikasi UU untuk memberi pengakuan terhadap kaum homoseksual dan lesbi. Bersamaan dengan itu, perkembangaan pemahaman liberal di Indonesia harus diakui semakin memperihatinkan. Kedatangan Irshad Manji ke Indonesia yang dijadikan sebagai narasumber adalah dimaksudkan untuk mendorong kebebasan seseorang untuk melakukan perbuatan keji homoskesual dan lesbi.

Sangat aneh, jika Irshad Manji memproklamirkan dirinya sebagai seorang lesbi di dalam websitenya, sementara para simpatisan liberal malah menyembunyikan perilaku dan Ijtihad Manji soal pernikahan yang sesungguhnya. Semua orang tahu, apa ijtihad Manji yang justru melabrak, melecehkan dan mengacak-acak syariat Islam. Bukan hanya itu, Manji pun menggugat kesempurnaan Al Qur’an, bahkan menghina Nabi Muhammad telah menerima ayat-ayat setan.

Ijtihad Manji
Islam memang memperbolehkan ulama untuk berijtihad, tapi tentu ada syarat khusus seseorang untuk berijtihad. Yang pasti ijtihad itu tidak bertentangan dengan Qur’an dan Hadits. Sementara ijtihad Manji sangat bertentangan dangan Qur’an dan Hadits.

Mau tahu ijtihad Manji yang sembrono itu? Akhir bulan April 2008 lalu, Irshad Manji berkunjung ke Jakarta untuk meluncurkan terjemahan buku The Trouble with Islam Today. Edisi bahasa Indonesianya berjudul “Beriman Tanpa Rasa Takut”. Pada 15 Juli 2008, situs Jaringan Islam Liberal (JIL) mempublikasikan hasil wawancara dengan Manji. Wawancara itu diberi judul, "Irshad Manji: Saya Seorang Pluralis, Bukan Relativis.”

Melalui wawancara itu, dapat diketahui bagaimana pemikiran Manji tentang Islam. Bahkan soal penyimpangan orientasi seksual dirinya pun ia beberkan. Manji terang-tarangan mengaku sebagai seorang lesbian. "Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum Muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya," jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).

Impor Moral Bejat
Menurut Ketua Lajnah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Irfan S Awwas, Indonesia kerap mengimpor manusia bermoral bejat, yakni seseorang yang memamerkan dirinya sebagai lesbi. Sudah tahu bejat, orang seperti Manji dan Lady Gaga malah disponsori untuk menularkan dan  menyebarkan kebejatannya itu kepada masyarakat Indonesia.

“Seperti diketahui, Irshad Manji dan Lady Gaga telah ditolak kehadirannya oleh kalangan intelektual, agama hingga masyarakat umum. Tapi atas nama kebebasan ekspesi dan pendapat, orang bejat seperti itu malah diterima eksistensinya di negeri ini,” kata Ustadz Irfan.

MMI sudah membaca buku-buku Irshad Manji yang penuh dengan penistaan agama, dan mempropagandakan moral bejat. Manji dalam salah satu bukunya menyebut Nabi Muhammad telah melakukan kebohongan dengan mengatakan Nabi Saw telah meneriman ayat-ayat setan. Manji juga menggugat, kenapa wanita tidak boleh menjadi imam. Manji beralasan orang Islam tidak tahan melihat tubuh perempuan.”Kehadiran Lady Gaga dan Irshad Manji jelas melanggar sila pertama Pancasila dan Piagam Jakarta. Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa itu seakan menjadi milik kaum liberal saja.”

Sekaliber Universitas Gadjah Mada (UGM) saja menolak kehadiran Irshad Manji untuk menjadi pembicara dalam diskusi buku yang ditulisanya “Allah, Liberty and Love”. Rektor UGM menyatakan tidak sepakat dengan isi buku Irshad Manji.  

Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Senin, 21 May 2012

Demi Lindungi Umat Beragama Menag Minta Konser Lady Gaga Dibatalkan

JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta kepada pihak penyelenggara untuk membatalkan konser Lady Gaga.  Menurutnya, pembatalan ini bertujuan untuk menjaga moral dan akhlak seluruh masyarakat di Indonesia.


“Saya meminta kepada pihak terkait dan pihak penyelenggaran konser Lady Gaga, sebaiknya dibatalkan saja. Saya berkewajiban untuk mengungkapkan ini untuk melindungi semua umat dan bukan hanya umat Islam, tapi semua agama,” ungkap Suryadharma di Jakarta, Senin (21/5/2012).


Suryadharma selaku Ketua Harian Satgas Antipornografi menegaskan, kehadiran Lady Gaga di Jakarta juga bukan hanya ditolak oleh umat Islam saja, melainkan juga umat agama lain.

Pasalnya, penampilan penyanyi yang dijuliki ‘Mother Monster’ ini dinilai mempertunjukkan hal-hal yang bertentangan norma agama dan kesusilaan. Sehingga wajar saja jika hal ini memang harus menjadi perhatian pemerintah untuk menangani masalah ini.


“Jujur saja, saya belum pernah menonton konser Lady Gaga. Akan tetapi, dengan adanya penolakan dan larangan terhadap penampilan Lady Gaga yang seronok oleh beberapa negara, itu sudah menjadi bukti. Aksi penyanyi tersebut tidak sesuai dengan kultur dan kepribadian bangsa, agama dan etika bangsa Indonesia,” jelasnya.


Selain itu, Ketua Umum PPP ini memaklumi jika dirinya dinilai tidak paham arti seni  oleh sebagian masyarakat.  Jika ada penilaian seperti itu, Suryadharma mengaku sangat memaklumi hal tersebut.

“Biarkan saja jika kita dinilai tidak mengerti masalah seni. Itu hanya suara untuk melindungi suatu kelompok. Kita tentunya memiliki tujuan yang baik. Kementerian ini (Kemenag) berkewajiban untuk menjaga umat dan generasi bangsa dari degradasi moral,” imbuhnya.

Kutipan :
Widad / Jppn / VoA-Islam
Senin, 21 May 2012

Aneh! Ormas Islam Bergerak Disalahkan, Polisi Bertindak Pun Disalahkan

JAKARTA  – Sejumlah ormas Islam di Jakarta telah mendatangi Mabes Polri dan meminta agar polisi tidak memberi izin konser Lady Gaga ke Jakarta pada 3 Juni mendatang. Polisi pun mendengar masukan-masukan dari masyarakat.

Forum Umat Islam (FUI) dan Front Pembela Islam (FPI) mengaku heran, jika ada ormas Islam bergerak dalam menyikapi sesuatu yang bertentangan Islam dan Pancasila, selalu dibilang anarkis, dan dituduh mengambil alih tugas polisi. Tapi sekarang, ketika polisi melarang dan tidak merekomendasi izin konser Lady gaga, yang disalahkan adalah polisi. Jadi maunya apa sih?

Seperti diketahui, Habib Salim al-Atas dari FPI menegaskan, dasar penolak Lady  Gaga bahwa dia adalah icon pornografi dan pesuruh serta pemuja setan. Gaga ingin menjadikan remaja Indonesia untuk menjadi anak-anak monster. Ini  bahaya untuk budaya Indonesia. Jika negara komunis seperti Cina saja, Lady Gaga ditolak, Indonesia yang katanya religius, justru menyambut kedatangannya. Aneh!
“Kita harus menjaga anak bangsa dari kerusakan moral dan bahaya pornografi. Bukan hanya Lady Gaga yang ditolak umat Islam, artis bintang porno asal Jepang seperti Miyabi, juga pernah kita tolak. Bukankah Indonesia mempunyai UU Pornografi?”

Habib Salim atau yang akrab disapa Habib Selon ini mempertanyakan presenter televisi seperti TV One yang selalu mencecar FPI dengan pertanyaan-pertanyaan tendensius. Seolah hanya FPI saja yang menolak kehadiran Lady Gaga untuk konser di Jakarta, 3 Juni mendatang. Padahal ada beberapa ormas Islam lain yang memiliki sikap yang sama: menolak Lady Gaga.

Ada kesan, pertanyaan-pertanyaan itu merupakan titipan kelompok liberal yang meminta agar Presenter TV memojokkan FPI dan tokoh Islam lain yang menolak Lady Gaga. Pertanyaan yang sama, gaya mencecar, dan menyudutkan dari presenter begitu terasa.

Pertanyaan seorang Pemred TV One seperti Karni Ilyas yang menggiring dan terkesan tendensius itu diantaranya: kenapa akhir-akhir ini hubungan polisi dengan FPI begitu dekat sekali? Sambil tersenyum, Habib Selon menjawab, hubungan FPI dengan polisi memang ibarat suami-istri, kadang ribut kadang akur. Tapi yang jelasm FPI tidak pernah lari dari hukum. FPI siap mempertanggungjawabkan apa yang kami perbuat di lapangan.

Setiap melakukan aksi penolakan, kata Habib Selon, FPI tetap memakai prosedur, dengan mendatangi Mabes Polri untuk memberi laporan. Tidak benar, FPI melakukan pembakaran, atau ancaman untuk melakukan aksi perusakan. “Jika ada berita seperti itu, sepertinya wartawan yang membuat berita itu tidak benar.”  

Sekaliber Karni Ilyas Tidak Tahu Irshad Manji Lesbi
Ketika Karni Ilyas (Pemred TV One) menyinggung soal Irshad Manji, kenapa FUI menolak Irshad Manji? Sekjen Forum Umat Islam, KH. Muhammad al-Khaththath mengatakan, perilaku Lady Gaga maupun gagasan Irshad Manji sangat bertentangan dengan Islam dan  moralitas bangsa Indonesia, bahkan melabrak Pancasila dan Pembukan UUD 45. Melihat perilaku kedua wanita itu tidak diridhoi Allah Swt.

“Seorang Irshad Manji, misalnya, di dalam sebuah You Tube menyerukan bagaimana cara mencumbu lesbi. Orang seperti Manji, bahkan dengan ngawur mengatakan, seorang muslim dengan gaya hidup lesbi masih bisa bertakwa. Jelas, ini penyimpangan yang luar biasa dan mengundang azab Allah. Ingat! Kaum Sodom (kaum Nabi Luth) yang pernah diazab Allah karena perbuatannya, melakukan hubungan sesama jenis,” ungkap Al-Khaththath.

Karni Ilyas kembali mendesak dengan pertanyaan interogasi, apakah ada FUI yang ikut demo di Salihara? Dijawab singkat Sekjen FUI, tidak ada.
Bodohnya lagi, Pemred TV One sekaliber Karni Ilyas berkata, saya tidak tahu dia lesbian atau tidak? Al Khaththath  lalu balik bertanya, lha kok orang sekaliber Karni Ilyas tidak tahu. “Sejak awal anda tidak menunjukkan kemarahan dengan kebrobrokan moral seorang Irshad Manji dan Lady Gaga,” tanya al Khaththath heran.

Dikatakan Al Khaththath, di dalam Qur’an, tegas-tegas perilaku lesbi dan homoseksual dilarang oleh agama Islam. MUI bahkan telah mengeluarkan fatwa haram membeli tiket Lady Gaga. “Takutlah dengan Azab yang tidak hanya menimpa di kalangan orang zalim, tapi juga orang beriman. Kaum Luth yang ngeyel itu adalah contoh bagi kita semua untuk tidak melakukan kekejian yang sama.”

FUI dan FPI mengaku heran, jika ada ormas Islam bergerak dalam menyikapi sesuatu yang bertentangan Islam dan Pacasila, selalu dibilang anarkis, dan dituduh mengambil alih tugas polisi. Tapi sekarang, ketika polisi melarang dan tidak merekomendasi izin konser Lady gaga, yang disalahkan adalah polisi. Jadi maunya apa sih?

Baik FPI mau FUI mengingatkan, takutlah dengan azab Allah dikarenakan kita tidak menunjukkan kemarahan ketika melihat kemungkaran di depan mata. Jangan sampai umat Islam, bahkan media-media seperti TV One kemasukan liberal. Karena kelompok liberal terus menerus mempengaruhi televisi untuk menyudutkan tokoh Islam yang selama ini giat menolak kemaksiatan. Kelompok liberal pula yang “membisikkan” agar media-media nasional mendukung kemungkaran atas nama kebebasan ekspresi dan berpendapat. Kita tahu, siapa pemilik modal televisi-televisi swasta di negeri ini? Kebanyakan pemodalnya adalah orang kafir yang tidak senang dengan Islam, apalagi dengan ormas Islam seperti FPI.  

Kutipan :
Desastian / Voa-Islam 
Senin, 21 May 2012

Habib Rizieq : Imam Ghazali menganjurkan gunakan kekuatan untuk nahi munkar tanpa izin penguasa.

JAKARTA  - Tanggapan dan bantahan terhadap pernyataan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Musthofa Ya’qub terus berdatangan, kali ini bantahan terhadap pernyataan Al musthofa Ya’qub yang melarang nahi munkar dengan kekuatan dan membatasinya hanya patut dilakukan oleh penguasa serta berdalih dengan pendapat Imam Ghazali. Ditanggapi oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad rizieq Syihab. Menurut habib Rizieq nahi munkar dengan kekuatan justru diharuskan pada saat-saat tertentu.

“Dalam menyikapi rencana konser Lady gaga di Indonesia, Imam besar masjid Istiqlal Musthofa Ya’qub dalam acara ILC di TV One anggal 19/5/2012ja 20.00 s/d 23.000 wib dan tanggal 19/5/2012jam 20 wib menyatakan bahwa Hujjatul Islam Imam Al ghazali rahimahullah dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” melarang nahi munkar dengan kemunkaran seperti anarkisme. Ya, nahi munkar dengan kemunkaran atau anarkisme memang dilarang. Tetapi nahi munkar dengan kekerasan tidak ada larangan jika diperlukan.” Kata Habib Rizieq melalui pesan singkatnya yang dikirimkan ke media Islam, Jakarta (21/5).

Lebih dari itu, menurut Habib Rizieq, yang ia temukan dalam kitabnya Imam Ghazali berbanding terbalik  dengan pernyataan Ali ya’qub yang melarang nahi munkar dengan kekuatan. Imam Ghazali menurutnya memberikan ruang bagi penggunaan power tanpa legitimasi penguasa.

“Justru, Imam Ghazali dalam kitab Ihya' nya tersebut menganjurkan nahi munkar dengan kekuatan senjata jika diperlukan, bahkan tidak perlu izin Imam/ pemerintahan. Apa Imam Ghazali dengan kitab Ihya' nya ada DUA? Yang satu menolak kekerasan dan yang lainnya menganjurkan kekerasan? Atau ada yang salah baca kitab?” ujarnya

Lanjut Habib Rizieq, Nabi SAW sudah memberikan contoh yang agung terkait penggunaan kekuatan dan bersikap lemah lembut dengan proporsional sesuai kebutuhan fitrah manusia dalam menghadapi keadaan.
“Dalam situasi perang Nabi SAW sangat keras, dan dalam situasi damai Rasulullah SAW sangat lembut  berdakwah tetapi sangat tegas dalam berhisbah (penegakan amar ma’ruf nahi munkar).” Tuturnya.

Habib Rizieq pun, memberikan fakta sejarah terkait kebenaran Rasulullah menggunakan kekuatan dan kekerasan dalam menghadapi kemunkaran.
“Buktinya beliau SAW membakar masjid dhiror, memecahkan gentong khamar, memukul pemabuk, mencambuk pelaku qodzaf, memotong tangan pencuri, dan merajam Zani Muhson.” Tegasnya.

Habib Rizieq juga mengingatkan, bahwa bentuk kepatuhan terhadap penguasa ada batasannya, bukan membabi buta.
“Taat kepada ulil amri (baik diartikan ulama ataupun umara) memang wajib SELAMA si penguasa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.” Pungkas Habib Rizieq. 

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 1 Rajab 1433 H / 21 Mei 2012 / 14:22:29

Bantahan terhadap Imam Masjid Istiqlal, MMI : Kemunkaran bukan hanya negara yang harus mencegahnya

JAKARTA  - Sekarang ini berkembang banyak syubhat (kesamaran) dalam memahami syari’at Islam, lebih-lebih jika Syari’at tersebut berkaitan dengan mencegah keburukan dan kerusakan (nahi munkar). Hal itulah yang dipertontonkan imam besar masjid Istiqlal, Ali Musthofa Ya’qub bahwa nahi munkar hanya boleh dilakukan oleh penguasa saja. 

Menanggapi pernyataan tersebut, ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin Ustadz Irfan S. Awwas membantah hal tersebut. Karena jika negara yang melakukan kemunkaran, terbuka ruang kepada rakyat untuk mengkoreksinya.
“Memang membasmi kemunkaran ada yang mengatakan merupakan tugas penguasa. Persoalannya, kalau negara yang melakukan kemunkaran siapa yang merubahnya? Tentunya rakyat yang merubahnya,” kata ustadz Irfan kepada arrahmah.com, Jakarta, Senin (21/5).

Tidak hanya demikian, menurut Ustadz Irfan, jika masyarakat melakukan kemunkaran lantas mendapat support dari pemegang otoritas negara, maka pencegahan terhadap kemunkaran pun dapat dilakukan oleh masyarakat pula.
“Jika kemungkaran yang dilakukan rakyat lalu dibekingi penguasa? Siapa yang harus mencegahnya? Tentunya rakyat juga kan? Jadi logikanya dibalik saja,” tukasnya.

Dia pun mempertanyakan logika Imam Masjid Istiqlal tersebut yang menurutnya akan berbenturan dengan realitas, bahwa kemunkaran umumnya terjadi karena ditopang oleh penguasa yang menyalahgunakan kekuasaannya (abuse of power).
“Jika Ali Yaqub kosisten dengan pendapatnya bahwa yang harus membasmi kemunkaran adalah penguasa, bukan ormas. Bagaimana jika kemunkaran yang melakukan adalah penguasa, siapa yang akan membasminya? Faktaya penguasa sering menjadi bagian dari pelaku korupsi, polisi dukung judi, pelacuran, moral bejat. Lalu dimana peran ulama dan masyarakat?” terang Ustadz irfan.

Sikap Imam Masjid Istiqlal menurutnya, tidak lebih karena sudah terkungkung oleh hegemoni pemikiran internasional.
“Kerangka kepalanya terpenjara oleh stigma global. Dia Ketakutan saja itu,” lontar Ustadz Irfan.
Sebab, menurut Ustadz Irfan, terlalu dini jika sikap keras yang dilakukan oleh masyarakat yang ingin mencegah kemunkaran dianggap sebagai vandalisme sosial yang harus ditolak, tanpa mau memahami akar masalah di lapangan.
“Jika kekerasan seperti pemukulan atau pengrusakan tempat maksiat yang  ditolak tidaklah itu selalu anarkisme. Boleh jadi, itu  merupakan upaya bela diri karena merasa aqidahnya diganggu dan agamanya dinista,” ungkapnya.

Ustadz Irfan menyesalkan sikap ulama-ulama yang tidak jelas terhadap kemunkaran yang merajalela di kehidupan masyarakat, ia mempertanyakan sikap mereka apakah sudah terpengaruh unsur-unsur lain.
“Jika ulama welcome dengan kemunkaran, saya jadi bertanya, apakah dia terlibat kemunkaran atau menerima duit dari orang-orang yang berbuat munkar?” tegasnya.

Begitupula, para pejabat negara yang condong untuk melegalkan kemaksiatan, menurutnya tidak jauh berbeda dengan kondisi ulama tersebut, kemungkinan sudah dipengaruhi oleh pelaku kemaksiatan.
“Perilaku pejabat negara yang tidak konsisten membasmi kemunkaran, apakah termasuk bagian  mereka atau diprovokasi oleh pelaku-pelaku kemunkaran. Sejarah akan membuktikan bahwa penguasa Indonesia dikuasai oleh kemaksiatan,” ujarnya.

Ustadz Irfan menegaskan bahwa MMI siap untuk beradu argumen kepada Ali Musthofa Ya’qub jika tetap ngotot berpegang dengan sikapnya yang membuat kekaburan terhadap ajaran nahi munkar.
“Jika dia selalu berpegang dengan logikanya saja, MMI menantang debat terbuka untuk meghadapi dan membongkar syubhat-syubhat Ali ya’qub,” tegasnya.

Ustadz Irfan mengingatkan kepada penguasa, bahwa mereka juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk membasmi kemunkaran di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan bernegara, sehingga ia meminta penguasa untuk terlibat aktif melakukan nahi munkar, bukan sebaliknya terlibat dalam kemunkaran.
“Kewajiban negara melindungi rakyatnya dari kebejatan moral sesuai undang-undang negara yang didirikan untuk membasmi segala kemunkaran,” ujarnya

Sambung Ustadz Irfan, untuk itulah MMI berada di garis terdepan menolak kemunkaran yang dipertontonkan pemuja setan Lady Gaga.
“Kita termasuk bagian yang menolak kehadiran Lady Gaga dan lain-lain, karena kemungkaran tidak boleh dipamerkan di muka umum baik menurut konstitusi ataupun syari’at Islam. Segala bentuk kemunkaran harus dibasmi,” tandasnya.

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 21 Mei 2012 11:54:46

Hidayat Nur Wahid bantah berita dirinya tuding ormas penolak konser Lady Gaga Munafik

JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid (HNW) membantah telah menuding ormas yang menolak Lady Gaga sebagai munafik, seperti dilansir oleh media online itoday.co.id. Dia balik menilai media tersebutlah yang hipokrit dan memelintir pernyataaannya.

“Wah, itu pengulangan prilaku munafiknya media, yang katanya menjunjung tinggi HAM. Tapi, malah pelintir omongan orang, bahkan putar balikkan omongan orang,” kata Hidayat Nur Wahid kepada arrahmah.com setelah dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jakarta, Minggu (20/5).

HNW pun menegaskan tidak mungkin dia berbicara seperti itu “Mustahil saya ngomong begitu. Media mana yang fitnah itu?” ujarnya heran.
Tambahnya, untuk memberikan bukti bahwa hal tersebut tidak pernah ia katakan, dapat dilihat dari media-media lain yang tidak memuat hal tersebut.

“Dan sebagai bukti bahwa itu pemelintiran, berita bohong itu hanya dimuat media online pinggiran. Seandainya itu benar omongan saya, kemaren itu saya banyak diwawancarai oleh banyak wartawan, pasti mereka akan muat, bahkan bisa jadi berita besar, nyatanya kan tidak karena saya memang tidak menyatakan begitu,” ungkap mantan ketua MPR ini.

Ia mengakui berbicara tentang pentingnya nilai tidak berbohong dan tidak munafik tetapi dalam persoalan lain, bukan persoalan konser Lady Gaga.
“Saya memang bicara tentang pentingnya jujur dan tidak munafik, tapi tidak dalam konteks Lady Gaga itu,” tandasnya.

Sebelumnya, itoday.co.id menurunkan berita dengan judul “Hidayat Nur Wahid tuding Ormas penolak Konser Lady Gaga munafik”.

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Ahad, 20 Mei 2012 08:04:29

Demokrat: Pemerintah Tak Larang Lady Gaga

Demokrat mendesak Polri mengeluarkan izin konser Lady Gaga di Jakarta.


VIVAnews - Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengatakan partainya mendukung konser Lady Gaga di Jakarta. Polri didesak untuk memberikan izin konser tersebut.

Menurut Rachland, pemerintah telah menyatakan sikap resmi bahwa konser Lady Gaga tidak dilarang. Sikap resmi itu telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, sebagai wakil otoritas politik Indonesia.

"Pernyataan itu menjelaskan kebijakan politik hukum pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kapolri dan seluruh jajarannya," kata Rachland dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Senin 21 Mei 2012.

Menurut Rachland, kebijakan politik hanya bisa diambil oleh otoritas yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu, yakni Presiden. Kapolri, kata dia, tidak dipilih oleh rakyat, sehingga tidak boleh membuat kebijakan hukum sendiri. Kapolri, harus menjalankan kebijakan Presiden yang disampaikan oleh Menkopolhukam itu.

Menurut dia, yang harus dilakukan Kapolri adalah mengelola perbedaan pendapat dalam masyarakat terkait konser Lady Gaga dengan arif dan kreatif. Polri diminta pemerintah untuk tidak gampang melarang kebebasan berekspresi.
"Namun di sisi lain wajib memastikan konser Lady Gaga customized, disesuaikan dengan standar umum kebiasaan, norma dan sopan santun di Indonesia," kata dia. "Penyesuaian demikian lumrah dan berlaku di mana saja."

Namun, sambung Rachland, yang paling penting bagi Polri saat ini adalah bagaimana menghapus kesan telah mengancam kebebasan hak sipil karena kabar pelarangan konser Lady Gaga ini. Menurut dia, jika itu tidak dilakukan, maka pemerintah yang akan menanggung dampaknya.

"Kapolri perlu mengingat, bahwa karena kedudukan Polri sampai hari ini masih langsung di bawah Presiden, maka ongkos politik dari setiap kesalahan Polri akan selalu terpaksa ditanggung oleh Presiden. Kapolri punya kewajiban untuk tidak memperburuk kenyataan tersebut agar tidak terus menjadi beban politik bagi Presiden," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri menyatakan konser Lady Gaga kemungkinan akan mendapatkan izin. Asal panitia konser bisa melengkapi sejumlah persyaratan. Menurut Saud, sejauh ini Polri belum mengeluarkan izin karena persyaratan yang dinilai kurang dari penyelenggara.
"Kalau sudah ada, kami berikan izin. Yang penting panitia harus mengurus izin dari pemilik tempat, Dinas Pariwisata, Dinas Tenaga Kerja," kata Saud dalam konferensi pers di Mabes Polri

Kutipan :
Vivanews
Senin, 21 Mei 2012, 17:46 WIB

Aksi Umat Islam tolak Iblis Lady Gaga

JAKARTA - Alhamdulillah, Forum Umat Islam mengajak kaum Muslimin Indonesia untuk bersama-sama turun ke jalan, sebagai bentuk kebulatan tekad  mengawal akidah umat dari serangan pemikiran dan budaya rusak Iluminati yang dihendak dibawa oleh Ratu Iblis Lady Gaga melalui konsernya. Seruan tersebut dirilis secara resmi melalui website suara-islam.com dan dikirimkan ke email redaksi arrahmah.com. berikut  seruan FUI lengkapnya :




SERUAN FORUM UMAT ISLAM (FUI)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Forum Umat Islam (FUI) mengajak dan menyerukan kaum Muslimin, anggota ormas Islam, jamaah Majelis Taklim, DKM, Lembaga Dakwah Kampus (LDK), para santri dan sebagainya untuk mengikuti Aksi Umat Tolak Setan Lady Gaga. Lady Gaga adalah artis porno Amerika, anggota Illumunati dan pemuja iblis Luciver, yang akan merusak akidah dan akhlak generasi muda bangsa Indonesia.


  • AKSI KONVOI TOLAK LADY GAGA
Jumat, 25 Mei 2012 Pkl. 13.30 (ba’da shalat Jumat) – selesai
Start: Depan Kantor MENKOPOLHUKAM, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakpus konvoi ke Polda Metro Jaya dan Mabes Polri
Peserta: khusus ikhwan (laki-laki) dan berkendaraan
Diharapkan berbusana putih-putih dan membawa atribut ormas/Majelis Taklim/DKM masing-masing


  • AKSI SEJUTA UMAT TOLAK LADY GAGA
Jumat, 1 Juni 2012, Pkl. 13.30 (ba’da sholat Jumat) - selesai
Start: Polda Metro Jaya, longmarch ke Mabes Polri dan Stadion Gelora Bung Karno (GBK)
Peserta: Umum (laki-laki dan perempuan)
Diharapkan berbusana putih-putih, membawa/memakai atribut Ormas/Majelis Taklim/DKM/Kampus/Mahasiswa masing-masing dan membawa perbekalan konsumsi pribadi secukupnya.

Ingat, Indonesia adalah NEGARA KETUHANAN bukan NEGARA KESETANAN!!


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 1 Rajab 1433 H / 21 Mei 2012 / 21:41:00