Laman

Minggu, 06 Mei 2012

Setelah Bubarkan Irshad Manji, Kapan Polisi Bubarkan Densus?

Koordinator Pemikiran SINAI (Studi Informasi Alam Islmi) Cairo.
Sikapnya yang tegas, bahasanya yang lugas menunjukkan sosok yang cerdas. Pantaslah  mendapat apresiasi. Indonesia butuh sosok penegak hukum pemberani. Tanpa malu-malu membubarkan kampanye ilegal faham lesbianisme liberal berkedok agama.

“Iman, kebebasan dan cinta” adalah kalimat yang ambigu, bahkan membuat ‘mabok’ pembaca. Bagaimana bisa memaknai kata iman digabungkan dengan kata kebebasan untuk melakukan praktik cinta abnormal kaum lesbian yang diharamkan oleh agama manapun di muka bumi ini.

Wajar bila masyarakat, siapapun dan dari Ormas manapun, menolak kedatangan Irshad Manji, seorang aktivis feminisme asal Kanada, Jum’at malam (4/5/2012).

Pemikir yang sehat pasti merasa “mending” acara itu bubar. Bubar sebelum terjadi aksi anarkis. Andai saja dibiarkan berlanjut, siapa yang bisa menjamin acara akan berlangsung kondusif.

Sikap tegas penegak hukum yang beradab tidak boleh dikesampingkan. Dialah, Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Adri Desas Priyanto SH. Keberaniannya mengendalikan situasi agar tidak terjadi bentrok antara massa pemerotes dan Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sikap itu sudah benar, karena Polisi bertugas mengayomi masyarakat. Jika ada warga negara asing (WNA) yang ingin meracuni masyarakat dengan faham-faham yang bertentangan dengan budaya negara setempat. Maka tugas polisi membubarkan acara tersebut. Bahkan bila perlu segera mengamankan orang tersebut dan mengirimnya kembali ke negara asalnya.
...Jangan berikan ruang sedikit pun kepada perusak agama. Bila perlu, bubarkan Densus 88 yang sering kali melakukan penangkapan terhadap para aktivis Islam...
Meski, sebenarnya, pihak berwajib berwewenang membubarkan acara itu karena tidak mengantongi izin, tapi petugas satu ini lebih memilih untuk memberikan himbauan kepada peserta diskusi yang menghadirkan pembicara dari luar negeri yang kontroversial.

Saya yakin, meminta izin menyelenggarakan kegiatan massif sebesar apapun tidak perlu waktu lama. Karenanya, kenapa harus ilegal. Dan yang paling penting kenapa membawa virus liberal konservatif ke dalam negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim ini. Tidakkah itu mencemari kearifan lokal budaya Indonesia?
Indonesia membutuhkan aparat yang berani dan tegas, terutama kepada aktivis liberal yang meneror budaya Indonesia dengan budaya asing yang destruktif.

Bagi seorang ‘Pancasilais’ sejati, tentu berpendapat bahwa Adri Priyanto berhak dinaikkan pangkatnya. Naik pangkat agar bisa mengambil kebijakan tegas di level yang tinggi. Jangan berikan ruang sedikit pun di bumi pertiwi ini kepada perusak budaya dan agama. Bila perlu, bubarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 yang sering kali melakukan penangkapan terhadap para aktivis Islam. 

Oleh: Masdar Helmi, Lc.


Kutipan :
voa-islam.com
Ahad, 06 May 2012

Diskusi feminis lesbi Irshad Manji di kantor AJI berjalan lancar dikawal puluhan Banser

JAKARTA - Di tengah hujan deras warga masyarakat Muslim mendatangi  kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Sabtu (5/5/2012) di Kalibata, Jakarta Selatan untuk tetap mendesak penghentian acara diskusi buku "Allah, Liberty, and Love", karya feminis lesbi asal Kanada Irshad Manji.

Namun, kedatangan warga masyarakat tersebut nampaknya sudah diantisipasi oleh panitia acara. Pasalnya, sejumlah puluhan anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) NU berseragam dan bersenjata lengkap menjaga kantor AJI Jakarta dengan membuat pagar betis yang menghalau kedatangan warga masyarakat.

Menurut sumber kami di lokasi, suasana sebelumnya sempat sedikit panas. Pasalnya, warga masyarakat enggan dihalang-halangi kedatangannya.
“Suasana seperti mau bentrok,” katanya kepada arrahmah.com, Sabtu malam (5/5).
Menurut dia, nampaknya panitia memang menyiapkan Banser untuk menjaga jalannya acara diskusi tersebut.
“Panitia kayaknya sengaja mengundang Banser untuk menjaga diskusinya,” tuturnya.

Pihak kepolisian juga mendatangi lokasi diskusi tersebut, sempat terjadi negosiasi antara warga, kepolisian dan panitia acara.
“Negosiasi saat ini masih berjalan alot,” ungkapnya.

Meski acara diprotes warga, diskusi yang dihadiri Irshad Manji dapat dilangsungkan dan selesai pada pukul 20.00 WIB di Kantor AJI Jakarta. Irshad Manji hadir didampingi dua pembicara lain yaitu dosen Universitas Paramadina Novrianto Kahar, dan wartawan senior Jakarta Post, Endi Bayuri. Diskusi ini seputar profesionalisme jurnalis dalam meliput hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.

Akhirnya warga masyarakat pun membubarkan diri ketika acara tersebut dikabarkan telah selesai, tidak ada bentrokan ataupun gesekan dengan pihak Banser yang mengawal acara tersebut.
Gelombang penolakan terhadap Irshad manji terus berdatang. Pasalnya, Irshad manji dengan karya-karyanya dan pemikirannya sering sekali menghina ajaran Islam. 

Kutipan :
Bilal/Arrahmah
Ahad, 15 Jumadil Akhir 1433 H / 6 Mei 2012

Dhani DEWA 19 bela feminis Lesbi Irshad Manji

JAKARTA  - Pentolan grup band Dewa 19 Ahmad Dhani rupanya ikut geram dengan peristiwa pembubaran paksa diskusi buku Irshad Manji, tokoh lesbian asal Kanada yang menuliskan pemikirannya tentang agama Islam.
Dalam akun Twitternya @ahmaddhaniprast Ahmad Dhani mengatakan Indonesia akan malu bahwa dalam sejarah bangsa ini ada kekerasan yang membawa-bawa agama.

"50 tahun lagi...Indonesia akan malu, bahwa di dalam sejarahnya ada Kekerasan atas nama AGAMA.
Apa yg menyebabkan NEGARA ini tdk sanggup menumpas ormas yg mengusung kekerasan?...apakah tdk ada pemberani di negara ini?" tulisnya beberapa saat lalu seperti dilansir mediaindonesia.com.

Pria yang pernah dikirimi paket bom buku berjudul ‘Yahudi Militan’ tersebut pun meminta PBNU dan MUI mengeluarkan fatwa bahwa ormas (organisasi masyarakat) yang melakukan kekerasan bukanlah melakukan ajaran Islam. Bahkan, dalam kicauannya Dhani menyelipkan gaya bicara almarhum Gus Dur.

"Harusnya MUI bikin Fatwa...Bahwa Ormas yg melakukan Kekerasan itu bukan melakukan Ajaran Islam...please segera Fatwakan. Atau PBNU jg mengeluarkan statement bahwa KEKERASAN sm sekali bukan ajaran ISLAM...gitu aja kok repot"

Dilihat dari timelinenya, musisi pengagum Gusdur ini, sering membalas mention pengguna Twitter lain yang menanggapi kicauannya siang ini. Dalam salah satu balasannya kepada pemilik akun @eddie_bna, Ahmad Dhani mengatakan jika Tuhan membiarkan iblis beraksi, kenapa manusia sok jadi Tuhan yang melarang manusia. 

Ia juga mengatakan kepada pemilik akun @lulurahman, tidak ada contoh nabi yang turun ke jalan dan membuat kekacauan.
"@LuluRahman kemaksiatan perlu tindakan tegas...?apakah ada contoh Nabi yg turun ke jalan obrak abbrik?...jgn bikin hadist sendiri..." terangnya. 

Kutipan :
Bilal/MI/Arrahmah
Ahad, 15 Jumadil Akhir 1433 H / 6 Mei 2012

Lihat juga di youtube siapakah Ahmad Dani..?
http://www.youtube.com/results?search_query=ahmad+dani+yahudi&oq=ahmad+dani&aq=1&aqi=g5g-s1g3g-s1&aql=&gs_l=youtube.1.1.0l5j0i10j0l3j0i10.323.5269.0.7293.10.8.0.2.2.0.208.1018.3j4j1.8.0...0.0.

Meski hanya Show Of Force, preman kafir tetap lempari pemuda Islam Solo dengan batu dan bom molotov

SOLO  - Dengan gencarnya berita miring dimedia TV maupun cetak sekuler tentang penyebab dan pemicu Bentrokan antara Preman Kafir yang dibantu warga binaan Iwan Walet VERSUS Aliansi Pemuda Islam Solo yang dibantu warga Muslim Gandekan di Gandekan Jebres Solo Jum’at siang 5/5/2012 kemarin yang menyebutkan dan memberitakan bahwa kelompok Islam-lah yang pertama kali memicu terjadinya bentrokan, akhirnya membuat Kapolresta Surakarta Kombes Pol. Asjima'in angkat bicara.

Menurut Asjima’in, polisi memang sengaja membiarkan kelompok massa ormas unjuk kekuatan di Solo agar tidak terjadi bentrokan yang lebih besar di Gandekan Jebres Solo.
“Jadi bukan sweeping namun show of force. Dan akan jatuh korban lebih banyak lagi apabila mereka dicegah”, Jelas Kombes Pol Asjima'in dalam keterangannya Jum’at (5/5/2012) malam kemarin.

Meskipun polisi sengaja membiarkan, tapi fihak kepolisian sudah berkoordinasi dan kondultasi dengan pimpinan ormas islam, pejabat terkait dan tokoh-tokoh agama seperti Ketua MUI Solo. Dan didalam koordinasi tersebut juga telah menghasilkan kesepakatan bahwa ormas islam tidak akan anarkis.
“Dalam pertimbangan kami dan sepakat untuk memperbolehkan kelompok massa itu melakukan show of force merupakan pilihan terbaik”, Katanya.

Saat kesepakatan dengan ormas islam tercapai, polisi kemudian menyuruh dan meminta agar warga Gandekan untuk tetap tinggal dirumah saja dan tidak bergerombol diluar rumah. Akan tetapi masih ada saja warga binaan Iwan Walet dan para preman kafir yang keluar rumah kemudian melempari kelompok massa ormas islam yang melakukan show of force yang saat itu juga membawa berbagai macam senjata baik senjata tajam maupun senjata tumpul.

“Saat itu polisi kemudian menyuruh semua warga Gandekan agar masuk rumah dan tidak bergerombol. Namun, menurut dia masih saja ada warga yang memancing emosi kelompok tersebut dengan cara melempari”, Ungkapnya.
Waktu bentrok terjadi, jatuh 2 korban dari warga binaan Iwan walet 1 orang dan Preman Kafir 1 orang. Sedangkan dari kelompok ormas islam tidak ada yang jatuh korban.

Dengan pernyataan tersebut, Kapolresta menyangkal pihaknya kecolongan dan melakukan pembiaran kepada kelompok ormas islam, sebab prosedur sudah dilakukan bertahap dan tertata.
Sempat bentrok dua hari berturut-turut Kamis dan Jum’at, suasana Gandekan berangsur normal kembali. 

Wali Kota Joko Widodo turun ke lokasi dan meminta masyarakat dan ormas untuk berdamai. Tadi pagi, Jokowi juga memimpin sendiri pembongkaran portal yang dilakukan warga untuk mencegah orang asing masuk ke kampung.

Kutipan :
Bilal/FAI/Arrahmah
Ahad, 15 Jumadil Akhir 1433 H / 6 Mei 2012