Laman

Senin, 27 Februari 2012

Masya Allah, Hari Gene Masih Ada yang Bertanya, Apa itu JIL?


JAKARTA (VoA-Islam) – Dalam sebuah jejaring Facebook, ada seorang ibu setengah baya (muslimah) yang lugu dan tidak tahu menahu apa itu JIL (Jaringan Islam Liberal). Tentu saja, hal ini sangat memperihatinkan kita semua. 

Baiklah, Voa-Islam akan menjelaskan secara bertahap, apa itu makhluk bernama JIL, agar umat Islam awam tidak tertipu dengan sepak terjangnya selama ini.

Semua orang yang mengaku Islam sudah seharusnya sepakat bahwa paham liberalism, sekularisme, dan pluralisme merupakan ajaran yang telah menyimpang dari Islam. Akan tetapi, masih saja ada orang yang mengaku Muslim, tapi tetap membela diri dengan alasan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Mereka sangat berani mempermasalahkan keaslian Al-Qur’an sebagai kalamullah, maka akan dengan mudah mereka pun mencari celah dalam menafsirkan Undang-undang Dasar 1945 sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” kata pengamat aliran sesat M. Amin Djamaluddin.
Kebebasan yang dijamin oleh Negara adalah kebebasan menjalankan agama dan keyakinannya sesuai dengan aturan yang ada dalam agama atau keyakinan yang telah dianutnya. Karena itu perilaku mengacak-acak agama yang telah diakui oleh negara tidak bisa dibiarkan begitu saja, apalagi dibela, karena tidak memiliki landasan hukum apapun.

Dengan demikian, gugatan terhadap otentistas teks Al-Qur’an yang dilakukan oleh para budak orientalis pengusung Islam Liberal, merupakan suatu bentuk penyimpangan dan penodaan terhadap Al-Qur’an sebagai kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dan telah menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla membenarkan jika LSM komparador yang dipimpinnya didanai The Asia Foundation. Mengenai jumlahnya, Ulil sempat mengatakan, setiap tahun JIL mendapat sekitar Rp. 1,4 milyar. Selain itu, JIL juga mendapatkan dana dari sumber-sumber domestic, Eropa, dan Amerika. Tapi yang paling besar adalah dari  The Asia Foundation. 

Apa Itu JIL
Jaringan Islam Liberal (JIL) atau lebih tepatnya Jaringan Iblis Laknatullah, didirikan di Jakarta pada tahun 2001. Jaringan ini muncul dengan mengklaim sebagai organisasi Islam yang berkeinginan menjadi mediator bagi organisasi-organisasi serupa yang ada di Indonesia.
Di dalamnya berkumpul para tokoh dan aktivis lintas agama dari berbagai LSM yang secara intens berinteraksi dan bertukar pikiran dengan secara bebas. Slogan yang mereka dengung-dengungkan adalah: Tak ada kebahagiaan tanpa kesejahteraan, dan tak ada kesejahteraan tanpa kebebasan.

Pengertian Islam Liberal sendiri dijelaskan dalam situs resmi mereka (islamlib.com), yaitu: 
“Suatu bentuk  penafsiran tertentu atas Islam denagn beberapa landasan "
(a) membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam, 
(b) Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks, 
(c) Mempercayai kebenaran yang relative, ternuka dan plural, 
(d) Memihak pada yang minoritas dan tertindas, 
(e) Meyakini kebebasan beragama, dan 
(f) Memisahkan otoritas dunaiwi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.

Untuk mewujudkan masyarakat yang liberal, maka dibentuk JIL. Ide dan program yang diusung JIL tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan Barat.  Berbagai program mereka jalankan, seperti: talkshow di Kantor Berita Radio, yang direlay oleh radio-radio daerah seluruh Indonesia, penerbitan buku yang bertemakan pluralism dan inklusivisme agama, penerbitan majalah, diskusi keislaman bekerjasama dengan universitas, LSM, kelompok mahasiswa hingga pesantren.

Oleh karena itu, umat Islam harus waspada terhadap berbagai tipu daya para budak-budak orientalis yang menggerogoti Islam dari dalam melalui berbagai program yang mereka laksanakan. 

Kutipan :
Desastian
Selasa, 21 Feb 2012 

Munarman: Demi Rp 61 Miliar, Kelompok Kafirin & JIL Bernafsu Bubarkan FPI


JAKARTA (voa-islam.com) – Maraknya gerakan anti Front Pembela Islam (FPI) yang marak belakangan ini, ditengarai didanai oleh asing.

Secara gencar kelompok kafir dan liberal melakukan gerakan anti FPI mulai dari penghadangan hingga upaya pembunuhan para ustadz petinggi FPI.

Berdasarkan temuan FPI, kelompok liberal itu mendapatkan kucuran dana dari para donatur termasuk pihak asing kurang lebih sebesar 61 Miliar. Menurut Ketua DPP FPI Bidang Nahi Munkar, Munarman SH, informasi itu didapat dalam pembicaraan rapat internal di kalangan kelompok liberal dan para pendukungnya.
“Itu dari pembicaraan dalam rapat mereka sendiri, rapat tanggal 10 Februari di Daun Coffee kawasan Taman Ismail Marzuki,” ujar Munarman kepada voa-islam.com, Ahad (19/2/2012).

Menyikapi besarnya dana tersebut, Munarman merasa tidak heran, karena semua itu sudah sunnatullah, di mana orang-orang kafir menafkahkan hartanya untuk menghalangi dakwah.
“Bukankah dalam Al-Qur’an sudah disebutkan, ‘Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah.’ Jadi tidak usah heran,” jelasnya sembari mengutip Al-Qur'an surat Al-Anfal 36.

Para tokoh kafir dan liberal yang mendapat kucuran dana asing itu, lanjut Munarman, di antaranya adalah Guntur Romli dari kelompok liberal dan Tata yang mewakili Kristen dari Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Di antara oknum-oknum yang terlibat dalam rapat pembubaran FPI dengan mendapatkan kucuran dana 61 Miliar tersebut adalah gembong liberal Guntur Romli dan Tata yang merupakan perwakilan Kristen dari Kalteng,” pungkasnya. []

Kutipan :
ahmed widad / VOA Islam
Selasa, 21 Feb 2012

Aksi #IndonesiaTanpaJIL Ditetapkan Tanggal 9 Maret 2012 di Bundaran HI

Forum Umat Islam (FUI) merealisasikan janjinya untuk mengadakan aksi demo Indonesia Tanpa Liberal (#IndonesiaTanpaJIL) yang ditetapkan untuk diadakan pada hari Jumat, 9 Maret 2012 mendatang di bundaran HI.

"Ya, Insya Allah kita bersama ormas-ormas Islam dan umat Islam berencana akan mengadakan apel ukhuwah umat Islam untuk Indonesia Tanpa Liberalisme, Jumat, 9 Maret 2012 di bundaran HI," kata ustadz Muhammad Al Khaththath kepada MuslimDaily, Senin pagi, 27/02/2012.
Aksi bertajuk Apel Ukhuwah Umat Islam untuk Indonesia Tanpa Liberal itu sendiri akan dilangsungkan pada tanggal 9 Maret 2012, pada pukul 13.00 WIB - selesai dengan menempuh long march dari bundaran HI menuju Lapangan Monas.

Disamping mengagendakan orasi dan penjelasan kepada umat untuk menyelamatkan Indonesia dari bahaya Liberalisme yang disebarluaskan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL), aksi ini juga untuk menjadikan Indonesia Tanpa Korupsi, Indonesia Tanpa JIL, Indonesia Tanpa Ahmadiyah, dan Indonesia Tanpa Komunisme.

Rencana aksi umat Islam menolak gerakan liberalisme tanggal 9 Maret 2012 itu sekaligus sebagai kepastian jadwal aksi yang sebelumnya sempat direncanakan tanggal 16 Maret 2012. (baca: Maret, FUI Berencana Gelar Aksi Indonesia Tanpa JIL di Bundaran HI

Sebelumnya, FUI menginformasikan kepada MuslimDaily.Net perihal agenda aksi demo di bundaran HI pada bulan Maret untuk mendesak pembubaran JIL yang sangat meresahkan umat sebagai respon atas meluasnya dukungan dari ribuan netter terhadap gerakan #IndonesiaTanpaJIL di Facebook dan Twitter.
"Sebagai respon awal atas gerakan #IndonesiaTanpa JIL, kami akan melanjutkan dukungan kami dengan turun ke bundaran HI untuk aksi Indonesia Tanpa Liberalisme," kata sekjen FUI, ustadz Muhammad Al Khaththath kepada MuslimDaily saat itu, pada Kamis malam lalu, 23/02/2012.
FUI, melalui Al Khaththath, juga menyatakan dukungannya atas inisiatif para pegiat dunia maya yang menyerukan gerakan #IndonesiaTanpaJIL.
"Bagus, teruskan!" ucap sekjen FUI itu singkat kepada MuslimDaily, Kamis malam (23/02/2012).

Sebagaimana diketahui, gerakan #IndonesiaTanpaJIL sendiri sebelumnya merupakan gerakan yang muncul sebagai reaksi spontan dari para pegiat Twitter yang resah akibat kampanye gerakan #IndonesiaTanpaFPI beberapa hari sebelum tanggal 14 Februari 2012 yang diusung oleh aktivis-aktivis JIL yang sempat membanjiri timeline Twitter. (baca: Gerakan Anti FPI JIL Direspon Pengguna Twitter Dengan Gerakan Indonesia Tanpa JIL).

Sampai dengan berita ini dimuat, sejak digulirkan di media jejaring Facebook, gerakan #IndonesiaTanpaJIL sudah berhasil mencapai dukungan 14.000 (empat belas ribu) fesbuker (pengguna Facebook). Fan Page #IndonesiaTanpaJIL sendiri mulai diluncurkan sejak hari Senin, 20/02/2012, setelah sebelumnya gerakan ini eksis di Twitter. (fkr/muslimdaily)

Sudahkah Anda bergabung untuk ikut menyuarakan Indonesia Tanpa JIL? Silakan klik link berikut ini Fan Page #IndonesiaTanpaJIL

Kutipan :
Muslim Daily
Diposting Senin, 27-02-2012 | 10:34:13 WIB

IJABI Terbukti Berbohong

Syiah berkeyakinan bahwa taqiyyah (berbohong) salah satu rukun agama seperti shalat yang tidak boleh ditinggalkan sampai datangnya Imam Mahdi, atau sampai hari kiamat.

Ja’far Ash Shadiq:Jikalau kamu mengatakan bahwa yang meninggalkan taqiyyah itu seperti orang yang meninggalkan shalat, maka kamu benar!” (Man Laa yahdhuruhul Faqih, Ibnu Babawaih, juz 2 hal 80)
Al baqir:Sesungguhnya 9/10 agama merupakan taqiyyah. Tidak ada agama bagi yang tidak mengamalkan taqiyah!” (Ushul al Kafi, al Kulaini, juz 2 hal 217)
Ibn Babawaih al Qummi:Bertaqiyyah itu wajib, tidak boleh ditinggalkan sampai munculnya al Qa’im (Imam mahdi), maka siapa yang meninggalkannya sebelum munculnya al Qa’im maka ia telah murtad dari agama Allah Ta’ala, murtad dari agama Imamiyah, dan juga menyelisihi Allah, Rasul-Nya dan para Imam !” (al I’tiqadaat, Ibn Babawaih al Qummi, hal 114-115)

Salah satu organisasi yang mewakili Syiah di Indonesia adalah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) ternyata terbukti bertaqiyyah (berbohong) untuk mendapatkan sambutan positif di tengah masyarakat yang tak mengetahui hal ihwal tentang agama sesat ini, Syiah.

Berikut salah satu data kebohongan mereka ;
Harian Fajar, Minggu, 6 Februari 2011, menurunkan berita tentang IJABI, dengan judul berita “IJABI Tentang Sikap Menjelek-jelekkan Sahabat Nabi”, di dalam salah satu ulasan berita itu ditulis: “Melalui ketuanya, Syamsuddin Baharuddin, dia menegaskan IJABI Sulsel sama sekali tidak pernah membuat gerakan yang menjelek-jelekkan sahabat Nabi saw sebaliknya, IJABI sangat menentang gerakan atau upaya menjelek-jelekkan sahabat Rasulullah saw.”

Mendengar berita itu semestinya sebagai orang Muslim kita turut bergembira, karena dengan tegas IJABI menyatakan bahwa kegiatan utama Syiah selama ini yang sangat identik permusuhannya dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw itu mereka tentang dengan keras.
Namun, bagi yang rajin meneliti dan menelaah sepak terjang organisasi Syiah yang satu ini seperti LPPI Makassar, tentu akan menilai bahwa berita publik semacam ini hanyalah bualan dan omong kosong belaka!

Coba pembaca perhatikan data-data IJABI di bawah ini yang sangat menjelek-jelekkan sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw :
  • Para sahabat sering menentang pada saat Rasulullah saw masih hidup.[1]
  • Utsman bin Affan bersama dengan sebagian besar sahabat lain lari dari medan perang uhud.[2]
  • Para sahabat membantah perintah Nabi saw.[3]
  • Para sahabat merobah-robah agama.[4]
  • Para sahabat murtad.[5]
  • Aisyah bermuka hitam, suka memoles pipinya dengan sejenis akar sebuah pohon sehingga berwarna merah, sehingga dengan itu beliau dijuluki Al Humairo (yang kemerah-merahan pipinya). Ia sangat pencemburu, dan suka membuat makar.[6] Na’udzu billah min dzalik
  • Abu Sufyan tidak percaya ada surga, neraka, hari perhitungan dan siksaan.[7]
  • Khalid bin Walid membunuh Malik bin Nuwairah dan menikahi istrinya pada malam hari.[8]
  • Amr bin Ash adalah anak dari hasil promiskuitas (ibunya digagahi oleh beberapa orang yang tidak jelas).[9] Ia membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya ke dalam perut bangkai dan membakarnya.[10]
Beberapa poin di atas hanyalah sebagian dari data-data yang telah kami kumpulkan. kami kutip untuk membuktikan bahwa mereka (Baca: IJABI atau Syiah Imamiyah) berbohong dan berdusta di depan publik agar mendapat simpati dari masyarakat yang tak tahu –menahu tentang kesesatan agama Syiah.
Inilah dia manhaj agama sesat Syiah yang dipenuhi dengan kebohongan dan kedustaan serta cacian dan laknat untuk manusia-manusia terbaik didikan langsung Nabi Muhammad saw.(LPPIMakassar.blogspot.com)

Catatan kaki:
[1] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 82
[2] Ibid. hal 79. Meskipun mereka lari dari medan perang, namun Utsman bin Affan dan sebagian sahabat lainnya tidak pantas dicela dan disebut-sebut lagi sebagai oarng yang menentang perintah Rasulullah saw karena mereka sudah diampuni oleh Allah swt, silakan lihat QS. Ali Imran: 155
[3] Jalauddin Rakhmat. Sahabat Dalam Timbangan Al Quran, Sunnah dan Ilmiu Pengetahuan. PPs UIN Alauddin 2009. hal. 7
[4] Jalaluddin Rakhmat. Artikel dalam Buletin al Tanwir Yayasan Muthahhari, IJABI Jabar bekerjasama dengan IJABI Sulsel, Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. hal. 3
[5] Ibid. hal. 4
[6] Ceramah Asyura Jalaluddin Rakhmat (Ketua Dewan Syuro IJABI), Rec. 07 Arsip LPPI Perw. IndTim.
[7] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 84
[8] Ibid
[9] Jalaluddin Rakhmat. (Ketua Dewan Syuro IJABI) Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 14
[10] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 84


Kutipan :
Era Muslim
Selasa, 21/02/2012 17:29 WIB

Jawaban untuk Misionaris Kristen (2): Bibel Kehilangan 18.666 Ayat


Tuduhan tentang hilangnya 127 ayat Al-Qur'an itu terlalu naif, di samping jumlahnya terlalu kecil, argumennya pun sangat lemah berdasarkan khabar palsu.

Kalau mau berkaca, para misionaris itu seharusnya malu mengumbar tuduhan itu. Faktanya, justru Bibel dalam satu edisinya kehilangan ribuan ayat.

Dalam Alkitab terbitan Jerman “Die Gute Nachricht Altes und Neues Testa­ment” terbitan Deutsche Bibelstifung Stuttgart Jerman tahun 1978, sebanyak 18.666 ayat dari ratusan pasal yang diamputasi. Fakta hilang­nya belasan ribu ayat Alkitab ini cukup mence­ngang­kan, karena berarti hampir tiga kali lipat jumlah ayat kitab suci Al-Qur‘an.
Kejanggalan Alkitab Jerman ini sudah sangat me­nyengat sejak lembaran pertama, karena susunan bilangan pasalnya loncat-loncat tak karuan. Kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose), terdapat 8 pasal yang tidak ter­cantum, antara lain: pasal 5, 10, 20, 23, pasal 26, 31, 34, dan 36.

Dari seluruh kitab Perjanjian Lama, yang paling banyak kehilangan ayat adalah kitab Mazmur (Das Buch Psalmen). Umumnya, kitab ini terdiri dari 150 pasal. Tetapi dalam Alkitab Jerman ini hanya terdapat 41 pasal saja. Sedangkan 109 pasal lain­nya tidak dimuat sama sekali. Di samping itu, beberapa bagian di antaranya kehila­ngan separo pasal. Jika dihitung, seluruh ayat yang hilang dari kitab Mazmur berjumlah 1.830 ayat. Beberapa ayat Mazmur yang hilang antara lain: pasal 52-70 (hlm 394) hilang 287 ayat; pasal 75-83 (hlm 400) hilang 194 ayat; pasal 119-120 (hlm 416) hilang 183 ayat, dsb.

Lima kitab dalam Bibel yang dianggap sebagai Kitab Taurat Musa, yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, dalam Alkitab Jerman ini, tidak memiliki kewiba­waan sama sekali. Ribuan ayat dipangkas, padahal dalam kitab-kitab ini, terutama kitab Imamat terdapat banyak ayat mengenai keima­nan, hukum halal-haram, dan syariat ibadah.

Kitab Bilangan (Das Vierte Buch Mose). Dari 36 pasal yang ada, kini hanya tersisa 10 pasal, setelah dipang­kas 26 pasal, antara lain: pasal 1-2 (88 ayat), pasal 4-5 (80 ayat), pasal 7-9 (138 ayat), pasal 11-12 (51 ayat), pasal 15-19 (158 ayat), dan pasal 25-36 (418 ayat). 
Pada bagian yang lain, kitab Bilangan dipangkas separo pasal, antara lain: pasal 3:1-4, pasal 6:9-21, pasal 10:1-32, pasal 13:9-16, pasal 20:14-21, pasal 21:1-3, pasal 21:10-20, pasal 23:1-40, dan pasal 24:20-24. 
Jumlah ayat dihilangkan dari kitab Bilangan adalah 1.057 ayat.

Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose) yang seyogianya terdiri dari 27 pasal (859 ayat), dalam Alkitab Jerman ini hanya tersisa 3 pasal saja, yaitu pasal 9, 16 dan 19, setelah diam­putasi 89 persen. Ayat-ayat yang dihilangkan dari kitab Imamat antara lain: pasal 1-8 (208 ayat), pasal 10-15 (224 ayat), pasal 17-18 (46 ayat), dan pasal 20-27 (286 ayat). 
Jika dijumlahkan, seluruh ayat yang dihilangkan dari kitab Imamat adalah 764 ayat yang tersebar dalam 24 pasal.

Kitab Ulangan (Das Fünfte Buch Mose, Deu­te­ronomium) pun tak ketinggalan. Ia menjadi korban mutilasi 698 ayat. Beberapa pasal yang dipenggal adalah: pasal 1-5 (194 ayat), pasal 8-11 (103 ayat), pasal 16 (22 ayat), pasal 19 (21 ayat), pasal 22 (30 ayat), pasal 28-29 (97 ayat), dan pasal 32-33 (81 ayat). 
Sedangkan pasal-pasal yang dipangkas separo antara lain: pasal 7:12-26, pasal 12:17-32, pasal 13:1-6, pasal 15:19-23, pasal 17:1-13, pasal 18:1-8, pasal 21:1-14, pasal 23:18-25, pasal 24:5-9, pasal 25:1-4, pasal 25:11-19, pasal 26:16-19, pasal 27:1-11, pasal 30:1-10, dan pasal 31:9-30.

Kitab Keluaran (Das Zweite Buch Mose) dipangkas 539 ayat. Beberapa pasal yang hilang dari kitab ini adalah pasal 18 (27 ayat), pasal 26- 31 (203 ayat), dan pasal 35-39 (176 ayat). Sedangkan pasal-pasal yang dipangkas separoh antara lain: pasal 1:1-5, pasal 6:2-29, pasal 7:1-13, pasal 13:1-16, pasal 16:4-5, pasal 16:32-36, pasal 18:17-27, pasal 21:1-17, pasal 22:1-19, dan pasal 33:1-17.

Hebatnya, ada 14 kitab dibuang semuanya, yaitu: Kitab Tawarikh I (891 ayat); Tawarikh II (822 ayat); Kitab Yudit (339 ayat), Kitab Ratapan (154 ayat), Kitab Obaja (21 ayat), Kitab Nahum (47 ayat), Kitab Habakuk (56 ayat), Kitab Zefanya (53 ayat), Kitab Kebijakan Salomo (435 ayat), Kitab Sirakh (1.401 ayat), Kitab Barukh (213 ayat), Kitab Ester (167 ayat), Tambahan Kitab Ester (91 ayat), dan Tambahan Kitab Daniel (196 ayat).

Daftar Belasan Ribu Ayat yang Dibuang dari Bible Jerman
  1. Kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose): 391 ayat.
  2. Kitab Keluaran (Das Zweite Buch Mose): 539 ayat.
  3. Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose): 764 ayat.
  4. Kitab Bilangan (Das Vierte Buch Mose): 1.057 ayat.
  5. Kitab Ulangan (Das Fünfte Buch Mose/ Deuteronomium): 698 ayat.
  6. Kitab Yosua (Das Buch Josua): 528 ayat.
  7. Kitab Hakim-hakim (Das Buch Von Den Richtern): 386 ayat.
  8. Kitab I Samuel (Das Erste Buch Samuel): 304 ayat.
  9. Kitab II Samuel (Das Zweite Buch Samuel): 363 ayat.
  10. I Raja-raja (Das Ersste Buch von den Königen): 375 ayat.
  11. II Raja-raja (Das Zweite Buch von den Königen): 343 ayat.
  12. Kitab Tawarikh I: 891 ayat.
  13. Kitab Tawarikh II: 822 ayat.
  14. Kitab Ezra (Das Buch Esra): 125 ayat.
  15. Kitab Nehemia (Das Buch Nehemia): 289 ayat.
  16. Kitab Ester: 167 ayat.
  17. Kitab Ayub (Das Buch Ijob): 672 ayat.
  18. Kitab Mazmur (Das Buch Psalmen): 1.830 ayat.
  19. Kitab Amsal (Das Buch Sprichwörter): 704 ayat.
  20. Kitab Pengkhotbah (Das Buch Kohelet): 100 ayat.
  21. Kitab Kidung Agung (Das Hohelied): 31 ayat.
  22. Kitab Yesaya (Das Buch Jesaya): 687 ayat.
  23. Kitab (Der Prophet Jeremia): 869 ayat.
  24. Kitab Ratapan: 154 ayat.
  25. Kitab Yehezkiel (Der Prophet Ezechiel): 871 ayat.
  26. Kitab Daniel (Das Buch Daniel): 219 ayat.
  27. Kitab Hosea (Der Prophet Hosea): 128 ayat.
  28. Kitab Yoel (Der Prophet Joel): 16 ayat.
  29. Kitab Amos (Der Prophet Amos): 14 ayat.
  30. Kitab Obaja: 21 ayat.
  31. Kitab Mikha (Der Prophet Micha): 46 ayat.
  32. Kitab Nahum: 47 ayat.
  33. Habakuk: 56 ayat.
  34. Kitab Zefanya: 53 ayat.
  35. Kitab Hagai (Der Prophet Haggai): 14 ayat.
  36. Kitab Zakharia (Der Prophet Sacharja): 115 ayat.
  37. Kitab Maleakhi (Der Prophet Maliachi): 36 ayat.
  38. Kitab Tobit  (Das Buch Tobit): 85 ayat.
  39. Kitab Yudit: 339 ayat.
  40. Tambahan Ester: 91 ayat.
  41. Kebijakan Salomo: 435 ayat.
  42. Kitab Sirakh: 1.401 ayat.
  43. Barukh : 213 ayat.
  44. Tambahan Kitab Daniel: 196 ayat.
  45. I Makabe (Das Erste Buch von Den Makkabäer): 757 ayat.
  46. II Makabe (Das Zweite Buch von Den Makkabäer): 424 ayat.
Dengan fakta hilangnya 18.666 ayat ini, seharusnya Ibn Warraq dan para misionaris tak usah mencari-cari dan merekayasa kesalahan Al-Qur'an. Lebih baik pikirkan mengapa belasan ribu ayat Bibel bisa raib? 
[A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara-Islam]


Kutipan :
VOA Islam
Senin, 27 Feb 2012

Jawaban untuk Misionaris Kristen (1): Ayat Al-Qur'an Dikorup 127 Ayat?



SALAH satu rujukan misionaris untuk menyatakan Al-Qur'an palsu adalah buku The Origins of the Koran, Classic Essays on Islam’s Holy Book karya Ibn Warraq (nama samaran). Setelah keluar dari Islam, murtadin asal Pakistan yang pernah menjadi kurir Salman Rushdie ini mendirikan Institute for the Secularisation of Islamic Society (ISIS), yang memfokuskan diri pada kritik Al-Qur'an.

Di antara amunisi Ibn Warraq untuk menggugurkan otentisitas Al-Qur'an adalah tudingan bahwa surat Al-Ahzab yang dimiliki umat Islam ini sudah tidak asli, karena menyusut 127 ayat dari Al-Qur'an asli yang diajarkan Rasulullah SAW. Berikut kutipannya:
“Variant Versions: Verses Missing, Verses Added. Almost without exceptions Muslims consider that the Quran we now possess goes back in its text and in the number and order of the chapters to the work of the commission that ‘Uthman appointed. Muslim orthodoxy holds further that ‘Uthman’s Quran contains all of the revelation delivered to the community faithfully preserved without change or variation of any kind and that the acceptance of the ‘Uthmanic Quran was all but universal from the day of its distribution. The orthodox position is motivated by dogmatic factors; it cannot be supported by the historical evidence. –Charles Adams–
While modern Muslims may be committed to an impossibly conservative position, Muslim scholars of the early years of Islam were far more flexible, realizing that parts of the Koran were lost, perverted, and that there were many thousand variants which made it impossible to talk of the Koran. For example, As-Suyuti (died 1505), one of the most famous and revered of the commentators of the Koran, quotes Ibn ‘Umar al Khattab as saying: "Let no one of you say that he has acquired the entire Quran, for how does he know that it is all? Much of the Quran has been lost, thus let him say, ‘I have acquired of it what is available’" (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72). Aisha, the favorite wife of the Prophet, says, also according to a tradition recounted by as-Suyuti, "During the time of the Prophet, the chapter of the Parties used to be two hundred verses when read. When ‘Uthman edited the copies of the Quran, only the current (verses) were recorded" (73)” (The Origins of the Koran, Classic Essays on Islam’s Holy Book, editor Ibn Warraq, p. 5-6)

[Bermacam Versi: Ayat yang Hilang dan Ayat yang Ditambahkan. Tanpa kecuali, setiap orang Islam mengatakan bahwa Quran yang kita miliki sekarang sama persis baik dalam teks, nomor dan urutan bab dengan Al-Qur'an yang disusun oleh komisi yang ditunjuk khalifah Usman. Malah Muslim konservatif mengatakan bahwa Qurannya Usman berisi semua wahyu yang disampaikan pada masyarakat dan dijaga dengan teliti tanpa mengalami satu perubahan atau variasi macam apapun. Dikatakan pula bahwa Qurannya Usman memang universal dari hari pertama disebarkan. Tapi sikap ortodoks ini dimotivasi oleh faktor dogma yang tidak didukung bukti sejarah. (Charles Adams).

Sementara kaum cendekiawan Muslim dari tahun-tahun awal Islam jauh lebih fleksibel daripada Muslim sekarang. Mereka menyadari bahwa ada bagian-bagian Al-Qur'an yang hilang, menyimpang, dan ada banyak ribu variasi. Misalnya, As-Suyuti (wafat 1505), salah seorang pakar Al-Qur'an yang paling terkenal dan dihormati, mengutip pernyataan Ibnu Umar Al-Khatthab: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan bahwa ia telah mendapatkan seluruh Quran, karena bagaimana dia tahu bahwa itu memang keseluruhannya? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu kalian harus mengatakan, "Aku telah mendapatkan bagian Al-Qur'an yang ada" (As-Suyuti, Itqan, jilid III, halaman 72). As-Suyuti juga menceritakan, Aisyah istri tersayang nabi mengatakan, “Pada masa Nabi, surat Al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Tapi setelah Usman melakukan kodifikasi, jumlahnya menyusut menjadi seperti sekarang (yakni 73 ayat)”]

Tuduhan bahwa Al-Qur'an kehilangan 127 ayat itu, sampai sekarang menjadi rujukan para misionaris Kristen maupun untuk memurtadkan umat Islam. Misionaris lain yang mengungkapkan tudingan itu adalah Robert Morey dalam bukunya The Islamic Invasion.
Secara sederhana, validitas khabar yang dikutip Ibn Warraq itu patut dipertanyakan, karena tidak mencamtumkan sanad yang shahih sampai kepada shahabat Aisyah RA.

Secara ilmiah, ulama hadits Syaikh Muhammad Thahir Ibnu 'Asyur menyimpulkan bahwa riwayat tersebut tidak bisa dipercaya. Penulis kitab tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir –yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Asyur– ini menyebut riwayat yang men­­catut nama Aisyah Ummul Mukminin itu sebagai “sanad yang paling lemah” (Tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir X/246).
Ulama lainnya, Syaikh Muhammad Izzah Daruzah yang telah melakukan penelitian terhadap khabar itu, menyebutnya sebagai khabar yang tidak dipercaya (dhaif) dan tidak terdapat dalam kitab hadits yang shahih. Maka tawaquf (abstain) dari khabar tersebut lebih afdhal.

Selain itu, dalam mushaf Utsman RA dinukil dari mushaf yang telah disusun pada masa Abu Bakar RA, tidak mungkin terjadi penghapusan satu ayat pun, apalagi sampai ratusan ayat seperti yang dituduhkan itu. Apalagi Aisyah RA adalah wanita yang kuat hafalan baik terhadap ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits nabi. Sehingga sangat tidak masuk akal jika Aisyah hanya berdiam diri saat menjumpai ada ratusan ayat yang dihapus. Kalaupun pengurangan ayat itu terjadi tidak masuk akal pula kalau dirinya tidak membantah” (At-tafsir Al-Hadits; Tafsir Suwar Murattabah Hasba Nuzul, VIII/238-239).

Secara logika, penyusutan ayat dari 200 menjadi 73, artinya hilang 127 ayat. Ini bukan suatu jumlah yang sedikit. Seandainya Utsman RA mengorupsi 127 ayat Al-Qur’an pada proses pem­bukuan, bisa dipastikan umat Islam akan heboh pada waktu itu, bahkan bisa terjadi konflik berdarah yang akan menggagalkan proses pembukuan Al-Qur’an. Jika berani mengo­rupsi ayat Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, pastilah Utsman akan menuai komplain dari para shahabat lainnya, karena jumlah shaha­bat yang hafal Al-Qur’an sangat banyak.
Riwayat dhaif tentang komplain Aisyah terhadap mushaf Al-Qur’an, semakin terbantah dengan adanya ijma’ (consensus) umat Islam terhadap mushaf Al-Qur’an pada waktu itu. Setelah mushaf Al-Qur’an pada masa Utsman selesai dibukukan, naskah tersebut diverifikasi dan dicek dengan mushaf dari Hafshah, lalu dibacakan kepada para shahabat di depan Utsman. Ternyata tak satupun shahabat penghafal Al-Qur'an yang mem­protes (komplain).

Jelaslah bahwa tak satu ayat pun hilang dari Al-Qur'an. Sebaliknya, jika diteliti secara objektif, justru Bibel kehilangan banyak kisah tentang masa remaja Yesus.
Bibel hanya mencatat masa kecil Yesus dari lahir hingga masa remaja berumur 12 tahun dalam Injil Lukas 1:1 sampai dengan 2:42. Selanjutnya Bibel tidak menceritakan masa remaja Yesus, tiba-tiba Injil Lukas 3:23 menceritakan masa dewasa Yesus pada usia 30 tahun. Lalu di manakah cerita perjalanan hidup Yesus dari usia 12 hingga 30 tahun? Raib!
Dengan tidak adanya kisah perjalanan hidup Yesus selama 18 tahun, berarti umat kristiani kehilangan banyak ayat, karena mereka mengimani Yesus sebagai Firman Tuhan yang hidup. Bersambung [A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara-Islam]

Kutipan :
VOA Islam
Ahad, 26 Feb 2012