Laman

Senin, 04 Juni 2012

Taruna Muslim : Said Aqil itu Islamophobia

JAKARTA  - Pernyataan Said Aqil Siraj yang tidak membolehkan adanya aspirasi negara Islam di Indonesia, menurut Ustadz Alfian Tanjung sebagai  fenomena yang membongkar wajah asli ketua PBNU tersebut dan pihak-pihak di belakangnya yang anti terhadap penegakan Syari’at Islam.

“Itu menunjukkan sejatinya dia. Dia ini orang yang disiapkan kelompok sepilis (sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme -red) dan zionis untuk mempertahankan NU agar tetap seperti yang mereka inginkan,” kata ketua taruna Muslim ini kepada arrahmah.com, Jakarta, Senin (4/6).

Lebih dari itu, menurutnya di saat Muktamar Nahdhatul Ulama, pada dasarnya Said Aqil bukanlah orang yang dikehendaki oleh para ulama NU.
“Jadi memang saat muktamar itu ada intervensi dari pihak-pihak tertentu,” jelasnya.

Sosok Said Aqil menurutnya, gambaran dari paranoid yang diidap oleh mereka yang membenci Islam.
“Dia itu Islamophobia, yang meragukan islam dan tidak mau Islam diterapkan sebagai ajaran yang kaffah (menyeluruh),” ungkap Ustadz Alfian.

Lanjutnya, bagaimanapun juga tindak-tanduk Said Aqil tidak akan lepas dari perhitungan di akhirat, apalagi ia merasa lebih baik dari sang pencipta alam semesta ini.

“Dia harus bertanggung jawab di akhirat. Said Aqil menjadi merasa lebih hebat dari Allah, mempunyai pandangan yang keliru terhadap islam sebagai ideologi dan sistem, Padahal Allah menurunkan Islam seperti itu,” papar Ustadz Alfian.

Tambahnya, Said Aqil harus mempelajari sejarah khilafah Islamiyah yang pernah membentang berdiri di atas dunia. Sehingga ia akan menyadari bahwa Daulah Islam itu suatu hal yang diperlukan oleh umat Islam.
“Pemerintahan Islam itu suatu kebutuhan, karena Islam itu agama dengan kekuasaan, Islam tidak bisa tanpa kekuasaan. Kita tidak perlu terjebak dengan istilah syari’at Islam harus diformalisasikan. Yang harus disadari Islam itu harus diaktualisasikan yaitu Islam jiwanya dan Islam aksinya,” bebernya.

Pernyataan Said Aqil sendiri menurut Ustadz Alfian, merupakan bentuk kegentaran di kalangan yang anti terhadap syari’at Islam dalam melihat perkembangan perjuangan penegakan Syari’at Islam dewasa ini.
“Itu bentuk ketakutan orang-orang yang anti terhadap syari’at Islam, yang digambarkan melalui tokoh Islam, Jadi pinjam tangan saja mereka,” ungkapnya.

Ia pun mempertanyakan komitmen Said Aqil terhadap ideologi yang digembor-gemborkannya yaitu demokrasi dan HAM, karena pernyataannya terhadap penolakan ide negara Islam kontradiksi dengan demokrasi itu sendiri.

“Di mana demokrasi dan HAM yang dia anut? Padahal pembicaraan Syari’at Islam pernah dibahas di Konstistuante. Jika dia konsisten dengan logika HAM dan demokrasi, jangan dilarang-larang orang berbicara Syari’at Islam,” tegas Ustadz Alfian.

Sehingga benar adanya, bahwa Said Aqil tidak menjadikan gelar profesornya di bidang agama sebagai kualifikasi terhadap tindakannya. Sebab menurut Ustadz Alfian, Said Aqil merupakan orang yang dikendalikan pihak lain. “Jadi Said Aqil itu boneka menurut saya,” tutupnya.

Sebagaimana diberitakan, dalam pidato memperingati Pancasila di gedung DPR/MPR Said Aqil Siraj, Jum'at (1/6) menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi organisasi yang ingin memperjuangkan negara Islam di Indonesia.

source:
Bilal/Arrahmah
Senin, 14 Rajab 1433 H / 4 Juni 2012

JK: Suara Adzan Harus Keras


(Syukri Rahmatullah/okezone)
JAKARTA - Imbauan Wakil Presiden Boediono yang meminta Dewan Masjid Indonesia untuk membuat aturan mengenai pengeras suara di masjid-masjid ditanggapi oleh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla.

JK tidak sepakat dengan Boediono bahwa sebaiknya suara adzan tidak terlalu keras. Menurut JK, suara adzan memang harus keras.

“Mungkin Pak Boediono tidak bisa membedakan adzan dan pengajian. Kalau suara adzan harus keras dan kencang kalau pengajian sebaiknya jangan terlalu keras, dan jangan memakai kaset. Amalnya kurang kalau pengajian pakai kaset,” ujar JK di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (4/6/2012).

Beberapa waktu lalu, Boediono mengusulkan agar Dewan Mesjid Indonesia membahas pengaturan pengeras suara di masjid. Menurut Boediono, adzan lebih enak didengar sayup-sayup dibandingkan keras-keras.

source:
Isnaini /Syukri rahmatullah/Okezone
Senin,4 Juni 2012 15:32 

Berita Terkait :
Azan harus kecil.kata Wapres Budiono otak Sekuler & Liberal