Laman

Senin, 03 September 2012

Mujahidin Siagalah! Tokoh Syi'ah Jalaluddin Rakhmat Menantang Perang

JAKARTA  - Ketua Dewan Syura Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rahkmat di acara “Milad ke 63 kang Jalal: Napak Tilas Perjalaanan Syiah Kang Jalal” di Kemang VI no 9, Kemang Raya, Jakarta, Rabu malam (29/08/2012) menyatakan jika orang-orang Syiah adalah pemberani dan merasa bangga jika bisa mengalirkan darah bersama Imam Husein.

Bahkan seraya menantang ia mempertanyakan apa perlu memindahkan konflik Sunni-Syiah di Irak ke Indonesia. “Saya kira kelompok Syiah tidak sebagus dalam tanda kutip kelompok Ahmadiyah, kita adalah sebuah kelompok keagamaan yang mendunia, jadi berbeda dengan kelompok Ahmadiyah yang menyambut pukulan yang mematikan itu dengan senyuman. 

Orang-orang Syiah pada suatu saat tidak akan membiarkan tindakan kekerasan itu terus menerus terjadi. Karena buat mereka, mengorbankan darah dan mengalirkannya bersama darah Imam Husein adalah satu mimpi yang diinginkan oleh orang Syiah. Saya tidak bermaksud mengancam ya tapi apakah kita harus memindahkan konflik Sunnah-Syiah dari Iraq ke Indonesia? Semua itu berpulang pada pemerintah,” ucapnya seperti dikutip hidayatullah.com.

Menanggapi pernyataan Jalaluddin Rakhmat, Fauzan Al Anshori menilai selama ini Jalaluddin Rakhmat pada awalnya bertaqiyah tanpa menampakkan ke-syiahannya, namun kini ia telah terang-terangan menyatakan dirinya sebagai seorang Syi’i (Syiah).

Lebih dari itu kini pria yang biasa dipanggil kang Jalal itu sudah berani menantang umat Islam di Indonesia.
Oleh sebab itu ia mengimbau agar umat Islam berhati-hati dengan taqiyah aliran sesat Syiah yang menggembar-gemborkan persatuan. Sebab tak mungkin bersatu antara ajaran Ahlus Sunnah yang memuliakan sahabat dengan Syiah yang mencaci maki sahabat.
“Saya ingin katakan kepada kaum muslimin di Indonesia ini yang mayoritas Sunni, hati-hati! Ketika mereka dalam keadaan lemah, mereka terus bertaqiyah, kita bersaudara, yang digembar-gemborkan bahasa persatuan. Tetapi anda harus tahu wahai kaum muslimin Ahlus Sunnah, bagaimana mungkin bisa bersatu, antara orang yang memuliakan sahabat dengan orang yang mencaci maki sahabat,” ungkap pimpinan Pondok Pesantren Anshorullah, Ciamis ini kepada voa-islam.com, Jum’at (31/8/2012).

Ia melanjutkan, setelah Syiah mulai kuat maka mereka akan menunjukkan kekuatan dan siap menantang perang seperti apa yang dinyatakan Jalaludin Rakhmat.
“Setelah mereka kuat dan sekarang mereka mulai menunjukkan kekuatan itu, dengan ucapan Jalaludin Rakhmat seperti itu sebenarnya dia menantang. Karena dia menantang, saya katakan; ‘anda jual, kami borong.’ Kami siap kapan pun anda memindahkan konflik itu ke Indonesia!” tegas anggota Masyarakat Peduli Syariah (MPS) ini.

Selain itu ia juga mengingatkan kaum muslimin di negeri ini agar waspada terhadap Syiah, sebab jika Syiah mulai kuat dan memang kekuasaan maka perlakukannya lebih jahat daripada Amerika.
“Jangan sampai umat Islam Ahlus Sunnah ini dibantai oleh Syiah ketika mereka sudah menguasai kekuasaan. Ngeri sekali, kalau sudah Syiah memegang kekuasaan itu lebih jahat daripada Amerika, anda lihat sendiri tragedi di Suriah, itu lebih jahat dari Amerika,” imbuhnya.

source
voaislam/senin 03sep2012

Sudah menuduh provokator, organisasi Syiah minta pemerintah bredel media Islam


JAKARTA – Entah kegalauan apa yang menerpa salah satu organisasi Syiah ini,  secara membabi buta  menuduh pihak-pihak yang mencounter ajaran syiah seperti  Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dan MUI Jawa Timur sebagai biang perpecahan umat Islam. Tidak cukup sampai disitu, Dewan Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia (DPP ABI) juga menuduh media-media Islam yang menyampaikan kebenaran sebagai penyebar berita bohong.

"Media seperti Arrahmah,Eramuslim,Hidayatullah dan Voa Al Islam itu jelas sebagai provokator," kata Sekretaris Jendral DPP ABI, Ahmad Hidayat kepada waryawan,di Gedung Dewan Pers,Jalan Raya Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (31/08/2012) kemarin di Jakarta seperti dikutip hidayatullah.com.
Ahmad menganggap berita-berita yang disuguhkan media tersebut,khususnya soal Syiah di Sampang tidak benar.

Tidak hanya itu, media tersebut juga dicap sebagai corong sekelompok orang yang menebar kebencian dan merusak persatuan bangsa. Hanya saja ABI tak menyebutkan kelompok mana dan organisasi siapa yang dimaksudkan. 

Tanpa alasan,  Ahmad juga menyerukan agar pemerintah membredel media-media yang dia maksud.
"Pemerintah melalui Kementrian yang bersangkutan harus segera memblokir situs-situs tersebut." imbuhnya.

Seperti diketahui, dalam acara yang sama, Ahmad Hidayat juga menuding MIUMI sebagai agen Zionis.
Selain menganggap organisasi yang didirikan para cendekiawan Muslim tersebut, ABI juga menuduh MUI Jatim salah dalam mengeluarkan fatwa sesat Syiah, meski fatwa itu disetujui NU dan Muhammadiyah.

source
arrahmah/senin,3september2012

MIUMI : Ketua Ahlul Bait Indonesia lakukan fitnah dan pembohongan publik

JAKARTA  - Terkait insiden bentrokan Sunni-Syiah jilid 2 di Karang Gayam Omben, Kab. Sampang Madura, DPP ABI melalui Ketua Umum nya Hassan Dalil Alaydrus dinilai Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) bukannya melakukan introspeksi dan evaluasi terhadap perilaku dan pola pendakwahan ajaran syiah yang dilakukan para pengikutnya, tapi justru melontarkan fitnah kepada MIUMI dan menebarkan pembohongan publik.

Pertama, ABI dinilai melakukan fitnah kepada MIUMI, dalam wawancara dengan voa-islam.com. MIUMI mengaku sejak awal berdirinya melakukan kajian intensif soal akidah Syiah dan perkembangannya di Indonesia, beberapa karya buku penelitian telah dihasilkan untuk hal ini," ujar Sekjen MIUMI ustadz Bachtiar Natsir dalam rilis yang dikirim ke arrahmah.com, Kamis, (30/8).

Selain dalam rilis ini,  MIUMI juga mendukung dan menguatkan Keputusan Fatwa MUI Propinsi Jawa Timur perihal kesesatan ajaran Syiah Imamiyah sebagaimana telah diberitakan luas oleh media massa online.

Dalam pandangan MIUMI, fatwa sesat tidak otomatis kekafiran mutlak dari agama Islam. Sesat karena doktrin Syiah meski menyatakan bertauhid kepada Allah dan mengakui kenabian Muhammad shalallahu 'alahi Wassalam sebagai Nabi penutup risalah, yang dengannya tetap dalam koridor Islam, ajaran syiah menetapkan keimanan terhadap wilayah/imamah Ali b Abi Thalib sebagai rukun iman dan Islam sekaligus.

Mereka menetapkan hal itu sebagai ushulul Islam (prinsip dasar Islam) sehingga konsekuensinya Ahlus Sunnah dinilai kafir karena tidak meyakini hal tsb. Hal ini adalah bid'ah rekayasa dalam bidang akidah. Inilah letak kesesatannya.
Masalah ini, menurut MIUMI, sudah lama dijelaskan oleh para ulama dalam kitab-kitab muktabar.
"Jadi soal kesesatan Syiah Imamiyah ini sudah lama sekali divonis oleh para imam dan ulama Ahlus Sunnah." Ungkapnya.

Soal kekafiran, MIUMI tidak pernah menyinggungnya sama sekali dalam berbagai rilis maupun surat dukungan terhadap Fatwa MUI Jatim. Vonis kekafiran bagi sekte apapun termasuk Syiah tidak bisa digeneralisir atau pukul rata. Melainkan harus dilihat secara spesifik (ta'yin) dengan indikator yang pasti seperti meyakini Al-Quran tidak asli akibat tahrif (distorsi/interpolasi) yang dilakukan sahabat Nabi, termasuk pengkafiran Muhajirin dan Anshor atau orang yang ittiba' dengan mereka secara ihsan dll.

Menurut MIUMI, hal ini berlaku bagi siapapun tanpa memandang mazhab atau sekte tertentu. Kekafiran Syiah tidak disepakati oleh Ahlus Sunnah, tetapi Ahlus Sunnah bersepakat akan kesesatan ajaran Syiah Imamiyah karena jauh menyimpang dari Al-Quran dan Sunnah nabi.

Rukun Iman antara Syiah dengan Islam berbeda
Pembohongan kedua, Ketum ABI dinilai berulang kali berupaya menutupi hakikat ajaran Syiah dan dengan demikian membodohi masyarakat awam atau elit umat Islam yang masa bodoh dengan persoalan akidah yang fundamental.
Misalnya dengan mengulang pernyataan bahwa rukun iman dan Islam Syiah dengan Sunni sama tak ada yang berbeda.
"Perlu diketahui masyarakat Muslim secara umum bahwa :
Rukun iman Syiah ada 5 perkara yaitu: 
  1. At Tauhid, 
  2. Al 'adl, 
  3. An Nubuwwah, 
  4. Al Imamah (keimaman Ali dan 11 keturunannya yang maksum versi Syiah) 
  5. Al Ma'ad  (dalam referensi Indonesia, 40 masalah Syiah, hal 122 karya Emilia Renata dan editor Jalaludin Rakhmat), 
artinya di situ minus keimanan terhadap Kitab suci yang Allah turunkan terutama Al–Qur'an dan keimanan Qadla dan Qadar dari Allah. 

Rukun Islam Syiah  ada 5 perkara: 
  1. Sholat, 
  2. Puasa Ramadhan, 
  3. Zakat, 
  4. Haji 
  5. Al Wilayah (kekuasaan Ali dan 11 keturunannya yang wajib karena ada wasiat Rasul menurut Syiah)."

Menurut MIUMI, tidak ada yang lebih penting dari Al Wilayah begitu kata imam Al Baqir (lihat kitab Al-Ushul minal Kafi juz 2 hal 18). Karenanya, jelas bahwa dalam rukun tersebut Syiah menafikan 2 syahadat kepada Allah dan Rasul, dan malah menggantinya dengan rukun alwilayah.

Padahal soal rukun iman dan Islam ini dinilai sangat fundamental, sampai Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam harus dimentori oleh Malaikat Jibril AS dan disetujui dengan perkataan "shadaqta" (Anda telah benar) tanpa ada pengurangan atau penambahan.

Lanjut MIUMI, saat ini pembodohan publik terjadi secara massif dan dikembangkan sistematis oleh para pimpinan dan pengikut Syiah. 

source
arrahmah/kamis,30agustus2012

Tanpa bukti, Sekjen ABI tuduh MIUMI sebagai wahabi takfiri dan agen zionis

JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia ( DPP ABI) mengecam segala pernyataan yang dikeluarkan Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI).

Menurut ABI, beberapa pernyataan yang dilontarkan MIUMI,termasuk soal syiah di Sampang,Madura bisa memicu pertikaian dan memecah persatuan bangsa.
"MIUMI itu wahabi takfiri,pernyataan dan sikapnya menimbulkan kebencian. Harus diwaspadai,"ucap Sekretaris Jenderal DPP ABI, Ahmad Hidayat,saat menggelar konfrensi pers soal Syiah di Sampang,di gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (31/08/2012) seperti dikutip hidayatullah.com.

Selain itu, Ahmad Hidayat juga melontarkan tuduhan keji yang terkesan ketidaksukaannya pada lembaga yang baru berdiri kurang dari satu tahun ini
"Kalau ada kelompok seperti MIUMI,ini jelas antek-antek Yahudi, Zionis dan Komunis. Mereka ingin melihat bangsa ini tercabik-cabik," tegasnya.

Dalam waktu dekat ini DPP ABI mengaku akan melayangkan surat terbuka kepada Presiden. Inti dari surat tersebut yakni, Syiah di Indonesia menginginkan agar pemerintah memberikan perlindungan dan berperilaku adil. ABI juga menuduh fatwa MUI Jatim sebagai biang kerusuhan Sampang, meski fatwa tersebut mendapat dukungan ormas-ormas Islam, termasuk NU dan Muhammadiyah.

Seperti diketahui,  MIUMI dideklarasikan di Jakarta dengan dihadiri 15 inisiator utama yang diantaranya Hamid fahmy Zarkasyi atau Gus Hamid salah seorang staf pengajar di Pesantren Gontor dan Kiyai M. Idrus Romli seorang pengurus NU di Jawa Timur dan sejumlah tokoh-tokoh Islam serta politikus. Di antaranya ada Pimpinan Umum PP Muhammadiyah, Dr. Din Syamsuddin, Dr. Hidayat Nur Wahid juga Bambang Widjajanto.  

Pada acara deklarasi, Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), bahkan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua MUI Dr Din Syamsuddin menyambut baik kelahiran organisasi kumpulan kalangan cendekiawan Muslim dari berbagai ormas Islam ini. 

source
arrahmah/sabtu,1september2012

MUI Jatim: Syiah Picu Konflik, Sebelum Ada Syiah Situasi Sampang Aman

JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia perwakilan Provinsi Jawa Timur (MUI Jatim) KH. Abdusshomad Buchori mengungkapkan, jika aliran sesat Syiah tetap ada maka konflik antara Syiah dan Sunni tidak dapat dihindarkan.

Hadirnya Syiah justru memicu konflik, sebab menurutnya sebelum adanya Tajul Muluk yang menyerbarkan aliran sesat Syiah situasi di Sampang aman.
"Saya yakin kalau Syiah masih tetap ada, maka akan terus terjadi konflik. Sebelum ada Tajul Muluk (pimpinan aliran Syiah di Sampang), Sampang aman kok," ujar Buchori di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Kyai Buchori mengklaim, komunitas Syiah telah mengganggu ketentraman warga Sampang lantaran memiliki pandangan berbeda dengan Islam. Perbedaan pokok tersebut, lanjutnya, mengacu pada rukun Iman dalam Syiah yang disebarkan Tajul pada masyarakat Sampang berbeda dengan yang dipelajari dan diyakini uamt Islam.

Hal itu pulalah yang diakuinya menjadi latar belakang terbitnya fatwa MUI Jawa Timur terhadap kesesatan Syiah. "Dalam aturan MUI Pusat aja 10 kritetia dalam mendakwa aliran agama sesat. Jika 1 sudah terpenuhi dalam 10 kriteria tersebut maka aliran kepercayaan itu sudah sesat," katanya.
 
Dirinya menggarisbawahi, rukun iman dalam Islam ada enam sedangkan Syiah hanya memiliki lima. Selain itu, dirinya mengakui jika rukun Islam antara Syiah dan Sunni turut berbeda.

source
voaislam/senin,03sep2012