JAKARTA –
Ketua Majelis Ulama Indonesia perwakilan Provinsi Jawa Timur (MUI
Jatim) KH. Abdusshomad Buchori mengungkapkan, jika aliran sesat Syiah
tetap ada maka konflik antara Syiah dan Sunni tidak dapat dihindarkan.
Hadirnya
Syiah justru memicu konflik, sebab menurutnya sebelum adanya Tajul
Muluk yang menyerbarkan aliran sesat Syiah situasi di Sampang aman.
"Saya
yakin kalau Syiah masih tetap ada, maka akan terus terjadi konflik.
Sebelum ada Tajul Muluk (pimpinan aliran Syiah di Sampang), Sampang aman
kok," ujar Buchori di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin
(3/9/2012).
Kyai
Buchori mengklaim, komunitas Syiah telah mengganggu ketentraman warga
Sampang lantaran memiliki pandangan berbeda dengan Islam. Perbedaan
pokok tersebut, lanjutnya, mengacu pada rukun Iman dalam Syiah yang
disebarkan Tajul pada masyarakat Sampang berbeda dengan yang dipelajari
dan diyakini uamt Islam.
Hal itu
pulalah yang diakuinya menjadi latar belakang terbitnya fatwa MUI Jawa
Timur terhadap kesesatan Syiah. "Dalam aturan MUI Pusat aja 10 kritetia
dalam mendakwa aliran agama sesat. Jika 1 sudah terpenuhi dalam 10
kriteria tersebut maka aliran kepercayaan itu sudah sesat," katanya.
Dirinya
menggarisbawahi, rukun iman dalam Islam ada enam sedangkan Syiah hanya
memiliki lima. Selain itu, dirinya mengakui jika rukun Islam antara
Syiah dan Sunni turut berbeda.
source
voaislam/senin,03sep2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar