Laman

Rabu, 21 Maret 2012

Video Indonesia Tanpa JIL

Sebut Teroris Bali Anggota JAT, BNPT Dituding Sebarkan Fitnah

IlustrasiSOLO - Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menyebarkan fitnah dengan mengatakan bahwa salah satu terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 di Bali merupakan jaringan JAT.

"Saya minta pejabat BNPT tidak main fitnah dengan mengatakan di antara terduga teroris yang mati adalah jaringan JAT," jelas Juru Bicara JAT, Sonhadi kepada okezone, Rabu (21/3/2012).

Menurut Sonhadi, apa yang dilontarkan BNPT, selain tidak beralasan karena tidak diserta bukti valid, tuduhan itu juga dianggap sebagai bentuk pengalihan isu pemerintah di tengah rencanan menaikan harga bahan bakar minya (BBM).

"Pemerintah sudah kehabisan cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap kenaikan BBM. Satu-satunya jalan, ya JAT lagi dikorbankan," paparnya.

Sonhadi menambahkan, berdasarkan rekam jejak terduga teroris yang ditembak mati di Bali tidak ada satupun catatan yang menyebutkan ada di antara mereka dekat dengan JAT. Bahkan, Polda Bali sendiri sudah menegaskan bahwa kelima kelimanya tidak ada kaitannya dengan aksi teroris.

Mereka, kata dia, adalah pelaku perampokan yang memang sudah diincar oleh pihak kepolisian. "Pertanyaannya apakah BNPT atau Mabes Polri sekalipun, punya alat untuk mengintrograsi orang yang sudah mati. Kelimanya sudah mati masak orang yang sudah mati bisa memberikan keterangan. Kalau punya alatnya, sangat hebat dan luar biasa," kata dia.

Kutipan :
Genta Wahyu - Okezone
Rabu, 21 Maret 2012 21:16 wib

Pengalihan Isu, Ansyaad Mbai Jangan Lebay, Please...Dech!!

JAKARTA  – Bila dicermati, jelang kenaikan BBM per 1 April 2012 mendatang, semakin banyak saja upaya pengalihan isu melalui rekayasa pemberitaan yang tidak semestinya ditimbulkan. Ini bukan kali pertama, isu terorisme menjadi trigger (pelatuk) untuk mengalihkan publik dari isu yang sedang hangat-hangatnya dibincangkan.

 
Masih segar dalam ingatan, ketika para petinggi Partai Demokrat menjadi bulan-bulanan media massa atas dugaan kasus korupsi, tiba-tiba dimunculkan aksi “Indonesia Damai Tanpa FPI” yang digerakkan oleh kader demokrat liberal, Ulil Abshar Abdalla. Bagi intelijen dan media massa sekuler, FPI dianggap isu yang paling seksi untuk dikambing-hitamkan. Itulah sebabnya, media sekuler tak bosan-bosannya mengulang-ulang membolow-up propaganda hitam tentang track record FPI.

Sesekali, Mabes Polri menggelar jumpa pers terkait dugaan teroris yang terjadi di  Semarang dan beberapa tempat lainnya. Pemberitaan ini tak berhasil memengaruhi masyarakat untuk fokus pada kenaikan BBM dan kasus korupsi. Detik-detik kenaikan BBM, rezim ini kembali mengalihkan isu dengan insiden penembakan di Bali, yang menyebabkan 5 orang tewas. Lagi-lagi pemberitaan ini dikait-kaitkan dengan kasus terorisme. Para jurnalis yang kritis akan menyebut setiap insiden yang diciptakan sebagai bentuk rekayasa dan pengalihan isu rezim berkuasa.

Seperti diberitakan sebelumnya, aparat kepolisian menembak mati lima orang yang diduga jaringan teroris Bali, Minggu 18 Maret 2012 malam. Kelima tersangka teroris dilumpuhkan di dua lokasi berbeda. Mereka dituduh terkait jaringan teror yang merampok Bank CIMB Niaga Medan.

Kelima orang yang tewas diterjang peluru itu, yakni: HN (32) asal Bandung, AG (30) asal Jimbaran, Bali, UH alias Kapten tewas dalam penggerebekan di Jalan Gunung Soputan, Denpasar. Sementara, M, alias Abu Hanif  (30) asal Makassar, dan DD (27) asal Jawa Barat ditembak di Jalan Danau Poso, Sanur.

Berikut ini adalah statemen tuduhan yang diucapkan oleh pihak  BNPT dan para petinggi di kepolisian, terkait insiden penembakan di Bali. Mereka adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, dan Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Hariadi.  

Tuduhan Ansyad Mbai
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai kepada wartawan mengatakan, bahwa kelima orang yang ditembak itu merupakan jaringan Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) yang didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir. "Kalau teroris di Solo sama di CIMB ya dari mana itu. Kan JAT," kata Ansyaad di Gedung DPR, Senin 19 Maret 2012.

Ansyaad menambahkan, mereka adalah jaringan teroris yang telah merampok Bank CIMB di Medan pada tahun 2010 lalu. Selain itu, mereka juga telah melakukan aksi terorisme di Solo. Ketika di Solo, kelompok ini melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah pada Minggu 25 September 2011.

"Jaringannya, ada dari jaringan yang (merampok) Bank CIMB ada yang dari Solo, ada beberapa tempat lagi yang belum bisa disebutkan, semuanya DPO (Daftar Pencarian Orang)" kata dia.

Ansyaad sesumbar, komplotan yang akan beraksi di Bali sudah diintai selama tiga bulan sebelum akhirnya ditembak. "Sudah beberapa lama (diintai), mereka sudah dikejar selama 3 bulan. Bukan saja di Bali, dari mana-mana," kata dia.

Ansyaad mengatakan, meski polisi sudah menembak lima orang, namun ada beberapa teroris yang berhasil lolos dan sudah ke luar dari Bali. "Orang buronan dari sana, yang tadinya kelompok sana, belum semua tertangkap. Perampokan itu, kata Ansyaad digunakan untuk melakukan aksi teror. "Iya sudah aksi, teroris merampok ya untuk membiayai operasi selanjutnya," kata dia.

Ansyaad Mbai mengatakan, para teroris tersebut berencana melakukan aksi terorisme di banyak tempat di Bali. “Banyak targetnya,” kata dia di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 19 Maret 2012.

“Kalau teroris itu terlambat dilumpuhkan sedikit saja, bisa dibayangkan akibatnya yang luar biasa,” ujar Ansyaad lagi. Namun kini dia memastikan Bali telah aman dari ancaman terorisme meski ada sejumlah anggota teroris yang lolos dari kejaran polisi.

“Bali cukup aman. Kan mereka sudah berhasil dilumpuhkan sebelum beraksi,” ucap Ansyaad yakin. Tapi, imbuhnya, masih banyak peredaran senjata yang bisa dan bakal digunakan untuk melakukan aksi-aksi kriminal lain.

Ansyaad Mbai mengatakan, bahwa tak mudah menangkap teroris. Secara ideal, kata dia, polisi ingin menangkap baik-baik. Namun, kadang-kadang, kondisi di lapangan tak selalu sempurna untuk menangkap."Kalau nangkap koruptor gampang, dipanggil pakai surat panggilan. Coba bayangkan teroris pakai surat panggilan datang nggak?" katanya.

Ansyaad menambahkan, bahwa 5 orang yang telah ditembak mati di Bali sudah dipastikan teroris. Hal ini, karena mereka sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)."Sudah jelas itu DPO sudah terbukti teror di Medan, bunuh polisi. Ketika ditangkap ada senjata, melawan ya kira-kira harus kita apakan."

Tuduhan Saud Usman
Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan, selain melakukan perampokan, kelompok ini diduga terkait jaringan terorisme. "Tim kita melacak kelompok ini berdasarkan informasi terdahulu, masih ada pelaku lain yang belum tertangkap," ujar Saud.

Saud menjelaskan, polisi telah mengintai dan memonitor kelompok ini sejak 17 Maret 2012 di dua hotel berbeda. Polisi, kata dia, membuntuti kelompok ini. Hasilnya diketahui mereka akan melakukan fa'i atau mencari dana dengan jalan kekerasan di toko emas, money changer, dan kafe yang ada di daerah Bali. "Pada saat penegakan hukum, tersangka melakukan perlawanan dan anggota kita melumpuhkan sehingga mereka meninggal dunia," ujar Saud.
Dia menambahkan, masih ada jaringan kelompok ini yang belum ditangkap. Namun, dia masih enggan mengungkap identitas buronan itu. "Kalau disebut sekarang bisa kabur dan mempersulit pengembangan," katanya.
Tuduhan Kapolri Timur Pradopo
Kapolri Jenderal Timur Pradopo memastikan lima orang yang ditembak di Bali terkait dengan perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Selain kasus perampokan, kawanan ini diduga juga terkait jaringan terorisme."Tentunya ini berangkat dari TKP yang ada di Medan," kata Timur di Jakarta, Senin 19 Maret 2012. "Jadi perampokan, kemudian ada kaitan masalah teror."

Menurut dia, dari hasil pengembangan di Bali ini, polisi akan terus mengembangkan penyelidikannya. Tak menutup kemungkinan, masih ada kawanan kelompok ini yang masih berkeliaran. Polisi sendiri, ujar dia, menduga masih ada kawanan kelompok ini yang telah lari keluar Pulau Bali. "Nanti akan kita kembangkan, berangkat dari Bali ini," ujar dia.

Tuduhan Boy Rafli
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menuturkan, saat penangkapan, kelima terduga teroris ini melakukan perlawanan. Hingga terjadi baku tembak dengan aparat. "Lima pelaku kejahatan akan melakukan aksi teror dan perampokan money changer, juga toko emas di beberapa tempat di Bali," ujar Boy Rafli Amar kepada wartawan, Senin 19 Maret 2012.

Menurutnya, 5 orang tersebut adalah pelaku kejahatan yang menjadi buronan polisi. Mereka masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait aksi perampokan di CIMB Medan. "Saat ditangkap, para pelaku akan melakukan perampokan di PT Bali Money Changer jalan Sriwijaya Kuta Dan Toko emas jalan Uluwatu Jimbaran," Boy menjelaskan.

Barang bukti yang disita dalam penyergapan yakni, 2 pucuk senapan api FN (1 pucuk di TKP Sapotan, 1 pucuk di TKP jalan Danau Poso), 2 magazine dan peluru 48 butir cal 9 mm, penutup wajah (seibo).  "Para pelaku telah dipantau dalam sebulan terakhir," dia menambahkan.

Tuduhan Humas Polda Bali
Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Hariadi membenarkan, satu dari lima orang yang tewas di Bali masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) perampokan CIMB Niaga, Medan pada 2010. Polisi menduga, DPO itu mengajak jaringan lain untuk meneror dan merampok."Diketahui mereka masuk Bali untuk melakukan perampokan di beberapa tempat," kata Hariadi di Mapolda Bali, Senin 19 Maret 2012.
Hariadi mengungkapkan, jaringan Bali ini merupakan pengembangan dari kasus perampokan di Medan, Sumatera Utara, Agustus dua tahun silam. Salah satu kelompok Bali ini, HN (32), dicari untuk kejahatan di Medan tersebut.

Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Hariadi membenarkan bahwa satu dari lima orang yang tewas tersebut, HN (32 tahun), masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus perampokan CIMB Medan tahun 2010. Polisi menduga sang buron mengajak jaringan lain untuk meneror dan merampok.
Kelompok ini, lanjutnya, masuk ke Bali pada Sabtu 17 maret 2012.  "Tanggal 17 masuk ke Bali, besoknya kami bekuk," kata Hariadi kepada wartawan di Bali, Senin 19 Maret 2012. Gerakan mereka dikuntit dan diketahui berdasarkan pengembangan kasus perampokan CIMB di Medan itu. Mereka datang ke sana, lanjut Hariadi, untuk merampok.

Akhirnya Polisi Meralat
Setelah merilis kabar Densus 88 Antiteror menembak mati lima orang teroris Bali untuk jihad, akhirnya polisi meralat berita. Ternyata kelima orang itu adalah murni perampok. Kabid Humas Polda Bali Kombes Hariadi mengatakan, kelima orang yang tewas ditembak datang ke Bali bukanlah teroris. Melainkan murni perampokan.

Di sela olah tempat kejadian perkara, Selasa (20/3/2012), Hariadi menegaskan, motif para pelaku adalah murni tindakan kriminal perampokan. Mereka bakal beraksi di kawasan Kuta dan Uluwatu.
Sifat tergesa-gesa petinggi polisi, tak terkecuali Kepala BNPT Ansyaad Mbai yang bernafsu memerangi teroris, ternyata semakin sadar, bahwa pemberitaan yang memang direkayasa itu tak bisa memengaruhi publik untuk mengalihkan isu yang sedang terfokus pada kasus korupsi dan kenaikan BBM. Para jurnalis semakin cerdas dan kritis untuk tidak mau mengikuti arahan Mabes Polri dengan cukup menggelar jumpa pers, lalu dengan mudahnya percaya begitu saja.

Please..deh! Ansyad Mbai jangan lebay…! 


Kutipan :
Desastian/dbs / VoA-Islam
Rabu, 21 Mar 2012

MIUMI Dukung Sikap MUI dan Minta Putusan MK Soal Anak Zina Dianulir

JAKARTA - Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyampaikan pernyataan dukungan terhadap sikap MUI Pusat terkait putusan MK tentang hak perdata anak di luar pernikahan.

“Dengan memperhatikan perkembangan kehidupan beragama di Indonesia, dan dakwah Islam khususnya, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) terus memantau secara ilmiah dan syar’iyah Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) RI No. 46/PUU-VIII/2010 tentang Hak Perdata Anak di Luar Perkawinan berikut kontroversi dan perdebatan publik di seputarnya,” dalam siaran persnya yang diterima redaksi voa-islam.com, Rabu (21/3/2012).

MIUMI memandang bahwa putusan MK tersebut telah menimbulkan kegelisahan dan kebingungan bahkan keguncangan di kalangan umat Islam.
“Setidaknya, putusan tersebut telah menimbulkan kegelisahan, kebingungan, dan bahkan keguncangan di kalangan umat Islam. Tidak Cuma itu, dikuatirkan putusan tersebut bakal mengubah tatanan kehidupan umat Islam. 

Apalagi jika ada pihak-pihak tertentu yang ingin membonceng isu tersebut, misalnya dengan mengusulkan revisi Undang-Undang (UU) Perkawinan No.1 tahun 1974 yang disinyalir membawa misi pengarusutamaan gender dan liberalisasi yang akan merusak tatanan hukum Islam.”

Sebelumnya, MUI telah merespon putusan MK dalam jumpa pers di kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi No. 51, Jakarta Pusat. Beberapa point di antara sikap MUI tersebut adalah:
- MUI menilai putusan tersebut sangat berlebihan, melampaui batas, dan bersifat overdosis, serta bertentangan dengan ajaran Islam dan pasal 29 UUD 1945. Karena telah melampaui permohonan yang sekedar menghendaki hubungan keperdataan atas anak dengan bapak hasil perkawinan (sah) yang tidak dicatatkan pada Kantor Urusan Agama.

-  MUI menilai akibat nyata putusan MK itu, kini kedudukan anak hasil zina sama dengan kedudukan anak yang lahir dari hubungan perkawinan yang sah. Putusan MK itu dianggap melegalkan hubungan di luar nikah tanpa mengkhawatirkan masa depan anak. Persepsi tersebut terbentuk karena walau tidak terikat perkawinan, anak hasil hubungan zina tetap memiliki hak nafkah, nasab, perwalian nikah, dan waris.

Berkenaan dengan hal tersebut, MIUMI yang bertujuan membangun dan memperkuat otoritas fatwa ulama dan lembaga keulamaan di tanah air, maka 

MIUMI menyatakan hal-hal di antaranya :

Pertama, Mendukung Fatwa MUI No. 11 Tahun 2012 tentang Kedudukan Anak Hasil Zina dan Perlakuan Terhadapnya, yang menyatakan bahwa: “Anak hasil zina tidak mempunyai hubungan nasab, wali nikah, waris, dan nafaqah dengan lelaki yang menyebabkan kelahirannya.”

Kedua, Menghimbau kepada Pemerintah dan masyarakat luas untuk mematuhi fatwa tersebut dalam upaya memperbaiki tatanan kehidupan umat Islam terutama di bidang moral dan sosial.

Ketiga, Meminta kepada Mahkamah Konstitusi (MK) RI untuk menganulir putusan No. 46/PUU-VIII/2010 demi menghindari mafsadat (kerusakan) yang luar biasa dalam tatanan hukum agama dan sosial akibat dikeluarkannya putusan itu, karena jelas-jelas bertentangan dengan Syariat Islam dan berpotensi memicu perzinahan yang lebih meluas.

Demikian pernyataan MIUMI yang ditetapkan di Jakarta, Senin (19/3/2012) dan ditanda tangani Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi sebagai ketua dan Bachtiar Nasir, Lc. MM, sebagai Sekjen. 

Kutipan :
Ahmed Widad / VoA-Islam
Rabu, 21 Mar 2012

MIUMI: Kaum Syiah Bertobatlah, Jangan Menodai Qur'an & Shahabat

JAKARTA (voa-islam.com) – Para intelektual dan ulama muda se-Indonesia mengimbau para pengikut Syi’ah agar bertobat dari kesesatan Syi’ah dan kembali ke jalan Islam yang benar. Kesesatan Syi’ah adalah menistakan pokok-pokok keyakinan Ahlus Sunnah terkait status Al-Qur’an, kehormatan para Sahabat dan Isteri Rasulullah SAW, kema’shuman imam, dan juga sebagian aspek syari’ah Islam

Para intelektual dan ulama muda se-Indonesia yang tergabung dalam Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengapresiasi fatwa MUI Kabupaten Sampang dan MUI Propinsi Jawa Timur tentang sesatnya ajaran Syi’ah. Kedua fatwa itu dinilai mampu meredam aksi massa paska kasus Syi’ah di Sampang yang sempat menjadi isu nasional akhir tahun lalu.

“MIUMI mendukung dua (2) Fatwa tentang Ajaran Syi’ah, baik yang dikeluarkan oleh MUI Kabupaten Sampang maupun MUI Propinsi Jawa Timur sebagai pedoman bagi umat Islam Indonesia untuk mengetahui penyimpangan ajaran Syi’ah,” jelas Ketua MIUMI Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Rabu (21/3/2012).

Karenanya, MIUMI menghimbau kepada Pemerintah dan masyarakat luas untuk mematuhi fatwa tersebut dalam upaya untuk melindungi dan mempertahankan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Kepada ormas-ormas Islam dan para alim ulama seluruh Indonesia, MIUMI menyerukan untuk meningkatkan persatuan dan persaudaraan dalam upaya melawan politik adu domba dan perpecahan opini terkait ajaran Syi’ah di Indonesia.

Terhadap para pengikut Syi’ah, MIUMI mengimbau agar kembali kepada ajaran Islam yang benar dan meninggalkan segala doktrin Syi’ah yang jauh menyimpang dari Islam. “MIUMI meminta kepada para penganut ajaran Syi’ah (Imamiyah Itsna ‘Asyariyah/Ja’fariyah) untuk ruju’ ila al-haqq dan meninggalkan ajaran-ajaran Syi’ah yang menyimpang dan menyesatkan,” tegas Dr Hamid Fahmy Zarkasyi didampingi Sekjen MIUMI, Bachtiar Nasir Lc. MM.

Selain itu, MIUMI membantah opini keliru yang berkembang di media yang menyatakan bahwa kerusuhan warga Sunni NU dan Syiah di Sampang dipicu oleh tuduhan sesat terhadap kelompok Syi’ah. Karena penyebab konflik umat Islam dengan kaum Syiah di berbagai dunia adalah doktrin Syi’ah yang melecehkan status Al-Qur'an dan kemuliaan para shahabat Nabi Muhammad  SAW.

“MIUMI menolak klaim dan tuduhan sesat bahwa umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah penyebab disintegrasi bangsa dalam soal Sunni-Syi’ah,” ujar Fahmi. “Sebaliknya, kaum Syi’ah di Indonesialah penyebabnya, karena telah menyerang dan menistakan pokok-pokok keyakinan Ahlus Sunnah terkait status Al-Qur’an, kehormatan para Sahabat dan Isteri Rasulullah SAW, kema’shuman imam, dan juga sebagian aspek syari’ah Islam,” pungkasnya. 

Kutipan :
A. Mumtaz / VoA-Islam
Rabu, 21 Mar 2012

Intelektual dan Ulama Muda Indonesia Dukung Fatwa Syiah Sesat

JAKARTA  – Para intelektual dan ulama muda Indonesia mendukung fatwa MUI Kabupaten Sampang dan MUI Propinsi Jawa Timur tentang sesatnya ajaran Syi’ah.

Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) terus memantau secara ilmiah dan syar’iyah penanganan kasus Syiah di Sampang-Madura yang meresahkan warga masyarakat dan mengancam persatuan dan keutuhan bangsa. 

Berdasarkan investigasi MIUMI, doktrin Syi’ah yang dikembangkan di Madura adalah pemicu pertikaian di Madura. Pasalnya, doktrin Syi’ah itu mengusik akidah warga Sunni Nahdlatul Ulama (NU).
“Dari kasus Syi’ah Sampang ini, kita dapat memetik pelajaran penting bahwa masyarakat warga Sunni NU yang dikenal sangat toleran pun merasa sangat terusik dengan ajaran-ajaran Syi’ah yang dikembangkan Tajul Muluk yang bersumber dari doktrin-doktrin utama Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah,” jelas Ketua MIUMI Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Rabu (21/3/2012).

MIUMI juga menyesalkan sikap elit politik hanya memanfaatkan dukungan suara umat Islam yang mayoritas dalam setiap kebijakan pembangunan Indonesia, tapi tidak melindungi akidah mayoritas umat Islam. “Pemerintah RI dan elit politik lalai dan tak peduli untuk melindungi akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang dianut oleh mayoritas umat Islam. Akidah bagi umat adalah persoalan hak asasi yang paling fundamental,” ujar Fahmy.

Menurut MIUMI, akidah Aswaja itu telah menyatu dan tertanam kuat menjadi bagian terpenting kultur Islam di Indonesia. Umat yang terusik akidahnya bisa melakukan apa pun untuk membela dan mempertahankan akidah yang dianutnya.

Karenanya, MIUMI mendukung dua fatwa MUI tentang kesesatan syi’ah, yang dirilis pasca peristiwa pembakaran rumah pendakwah Syiah Tajul Muluk dan beberapa fasilitas lainnya yang terjadi pada 29 Desember 2011.
“Alhamdulillah, Fatwa dari kedua institusi ulama yang dihormati oleh masyarakat Madura dan Jawa Timur itu mampu meredam aksi massa paska Kasus Syi’ah di Sampang yang sempat menjadi isu nasional menjelang pergantian tahun lalu,” ujar Dr Hamid Fahmy Zarkasyi didampingi Sekjen MIUMI, Bachtiar Nasir Lc. MM.

Dua fatwa yang dimaksud MIUMI adalah Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sampang dan Fatwa MUI Propinsi Jawa Timur. Fatwa MUI Kabupaten Sampang No. 035/MUI/Spg/I/2012, tertanggal 1 Januari 2012 menyatakan kesesatan ajaran yang Syiah yang diisebarluaskan Tajul Muluk di Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Sedangkan Fatwa MUI Jawa Timur No. Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012, tertanggal 21 Januari 2012 secara tegas menyatakan kesesatan ajaran Syi’ah.

Dua fatwa tersebut, menurut MIUMI adalah bukti kesigapan para ulama MUI Madura dan MUI Propinsi Jawa Timur, sebagai bentuk tanggung jawab keulamaan dalam membimbing umat. “MIUMI mengungkapkan terimakasih kepada para Ulama Madura dan Jawa Timur yang cepat tanggap menyikapi Ajaran Syi’ah sebagai bentuk tanggung jawab keulamaan dalam membimbing umat,” ujar Fahmi. 

Kutipan :
A. Mumtaz / VoA-Islam
Rabu, 21 Mar 2012

Kristenisasi dan Pemurtadan Subur karena Baitul Mal Masjid Tak Peka

KLATEN  – Takmir masjid wajib mengemban amanah untuk memperhatikan kondisi umat. Ketidakpekaan Baitul Mal Masjid terbukti menyuburkan kristenisasi di banyak tempat.

Hal itu dikemukakan Ustadz Nashrulloh Jumadi pada acara bedah buku karyanya, “Lima Langkah Mudah Membentuk dan Mengoptimalkan Baitul Maal Masjid,” Senin malam (19/3/2012).

Ustadz Nasrulloh Jumadi, sang penulis buku, mempunyai pengalaman yang sangat miris ketika menjadi relawan menangani korban letusan Merapi. Menurutnya, akibat musibah Merapi itu banyak umat Islam yang murtad masuk Kristen. “Pada waktu saya terjun langsung membantu korban letusan Merapi, ada satu desa itu ditampung oleh salah satu gereja di daerah itu. Padahal mayoritas masyarakat yang ada di gereja tersebut beragama Islam. Ini kan ironis!” ujarnya di hadapan seratusan perwakilan takmir masjid  di Klaten Jawa Tengah.
 
Salah satu faktor kemurtadan mereka, jelas Nasrulloh, adalah kesalahan kaum muslimin sendiri yang tidak peka dengan kondisi umat. “Yang membuat saya kembali heran adalah mereka mengatakan tidak ada satu masjid-pun yang mau dan peduli dengan kondisi mereka,” papar alumnus IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) itu.

Insiden pemurtadan itu tak perlu terjadi, apabila masjid berfungsi secara benar. Menurutnya, masjid adalah sumber, pusat peradaban dan langkah awal untuk menyejahterakan umat. “Seharusnya dana yang ada di masjid itu adalah hak masyarakat sekitar, jadi kalau masyarakat itu membutuhkan, mereka tidak datang kepada orang-orang kafir atau gereja-gereja,” tegasnya.
 
Nashrulloh menyayangkan, banyak takmir masjid hanya memikirkan fisik dan bangunan masjid, tanpa mau atau enggan untuk menyalurkan infak atau dana masjid untuk kemaslahatan masyarakat sekitar. “Tapi sekarang ini, banyak para pengurus masjid itu pemikirannya hanya bagaimana caranya membuat masjidnya menjadi megah tanpa mau memikirkan kondisi kesejahteraan masyarakat sekitarnya,” tegas direktur Lembaga 

Optimalisasi Baitul Maal Masjid (LOBM) Al-Amin di Sukoharjo itu. Saat ini, LOBM telah membawahi sekitar 30 Baitul Maal Masjid di-Solo Raya.
Acara bedah buku di masjid Al-Huda Kerun Baru, Belangwetan, Klaten Utara kabupaten Klaten Jawa Tengah ini diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Takmir dan Remaja Masjid (FKTRM) sekecamatan Belangwetan.

Kutipan :
VoA-Islam
Selasa, 20 Mar 2012

Uskup Panik dengan Pemberitaan Kepala Suku Asmat Besar Masuk Islam

JAKARTA  – Pemberitaan syahadatnya “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam, membuat Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Agats-Asmat, Papua, Mgr Aloysius Murwito OFM, menjadi panik. Atas pemberitaan tersebut, Sang Uskup memberi tanggapan panjang lebar berupa bantahan melalui email Voa-Islam.

Menurut Uskup, yang masuk Islam di Suku Asmat bukanlah Kepala Suku Besar, melainkan hanya warga biasa. Ketika dikonfirmasi, Ustadz Fadzlan Garamatan yang turut mensyahadatkan Umar Abdullah, sang kepala suku, dengan enteng mengatakan, bantahan itu tak perlu ditanggapi.

Berikut ini tanggapan (klarifikasi) dari keuskupan tentang berita “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam” yang ditujukan Pimpinan Majelis Ulama Islam Asmat dan Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kab. Asmat di Agats – Asmat:

Menyimak pemberitaan yang dibuat oleh saudara-saudari muslim lewat media maya tentang “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam” sungguh disayangkan karena tidak benar. Mungkin ada benarnya bahwa ada orang Asmat dari Kampung Per bersama keluarganya sebagaimana diberitakan masuk Islam, tetapi bahwa dia adalah seorang kepala suku besar Asmat sungguh suatu kekeliruan atau kesalahan. Pemberitaan sensasional yang keliru atau salah ini langsung mau pun tidak langsung memiliki dampak religius, sosial dan kultural dalam kehidupan bersama di Asmat.
Menyadari semua itu maka kami sebagai Uskup Keuskupan Agats yang adalah Pemimpin Tertinggi Gereja Keuskupan Agats – Asmat ingin menyampaikan beberapa klarifikasi dan harapan atau himbauan kepada kita semua khususnya MUI Asmat dan Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kab. Asmat, demi terciptanya kerukunan, toleransi dan persaudaraan sejati dalam hidup bersama di tanah Asmat ini. Semoga klarifikasi dan himbauan ini menjadi masukan dan pertimbangan yang membantu kita semua dalam membangun komunikasi yang lebih benar dan objektif.
Klarifikasi : “Kepala Suku Besar Asmat”
Dalam klarifikasi lainnya, Sang Uskup menulis bantahannya:
- Pengakuan atau gelar Kepala Suku Besar Asmat yang diberikan kepada Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) tidak benar. Pernyataan atau pemberitaan itu adalah sebuah kebohongan public karena tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada dalam kebudayaan suku Asmat sampai dengan saat ini. Gelar kepala suku hanya diberikan, berlaku dan terbatas dalam satu rumpun saja. Kepala suku ini pun bersifat warisan – diturunkan dari leluhur – ayah pada garis lurus dan langsung.
Secara structural adat / budaya Asmat, yang ada dan diakui adalah Kepala Perang dan bukan Kepala Suku apalagi Kepala Suku Besar Asmat. Kepala suku itu ada tetapi bersifat local dan terbatas; artinya tidak diakui dan berlaku untuk seluruh Asmat. Untuk saudara Sinansius, ia adalah warga biasa seperti saudara dan saudari lain yang ditinggal di kampung Peer, Distrik Agats. Dalam struktur social dan budaya/adat, dia tidak memiliki posisi, kedudukan atau pun jabatan (kekuasaan) apa pun. Bahwa media kemudian memberitakan dia sebagai Kepala Suku Besar Asmat, adalah bentuk kebohongan belaka.
- Setelah dicermati dengan saksama dan berdasarkan document resmi gereja Katolik Keuskupan Agats – Asmat, saudara Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) adalah warga biasa yang lahir di Per tanggal 13 Desember 1962 dan dibaptis dalam Gereja Katolik pada tanggal 31 Januari 1963 di Per oleh Pastor Miller, OSC. Sebagai saksi pembaptisan waktu itu adalah bapak Mikael Apakci. Data kelahiran dan baptisan ini tercatat dalam buku Baptis Paroki Ewer No. LB. IV. 5988, tahun 1963.
Masih dalam bantahan sang Uskup:
- Perlu diketahui pula bahwa dewasa ini masyarakat mengenal yang namanya ketua LMAA (Lembaga Masyarkat Adat Asmat). LMAA ini diakui bersama baik oleh masyarakat adat maupun pemerintah yang diketuai oleh Bapak Yuvensius Alvons Biakai, BA. SH. Jabatan ini ia emban sebelum menjadi bupati sampai sekarang ketika ia dipilih dan menjabat sebagai Bupati Asmat dalam periode kedua berjalan.
- Kami sangat menyesal dan menyayangkan berita yang sensasional itu. Berita ini hemat kami sangat tendensius dan provokatif, dimana dengan mengatakan bahwa Kepala Suku Besar Asmat masuk Islam seolah-olah semua orang Asmat telah masuk atau menjadi islam. Kami mau mengatakan bahwa berita soal Sinansius dan keluarganya menjadi Islam mungkin benar tetapi bahwa dia seorang Kepala Suku Besar Asmat adalah suatu yang tidak benar, tidak objektif dan merupakan suatu kebohongan public yang direkayasa oleh orang tertentu, kelompok tertentu dan media yang memberitakannya.
- Tanpa kita sadari bahwa dampak dari pemberitaan yang tidak objektif ini dapat menciptakan keresahan dan konflik internal – konflik saudara – konflik keluarga antara masyarakat di kampung Per maupun kampung lain yang ada di Asmat ini.
Keuskupan pun memberi himbauan bersama:
- Kami mengharapkan agar pimpinan MUI dan Ketua Penyelenggara Agama Islam di Kantor Kementrian Agama Islam Kab. Asmat bisa meneruskan dan mengklarifikasi berita ini kepada sumber-sumber media on line sebagaimana beberapa Website dan Koran yang telah membuat pemberitaan yang tidak benar itu. Intinya bahwa Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) yang telah menjadi islam setelah melalui upacara pengukuhan pada tanggal 19 Pebruari 2012 di Masjid Darussalam, Jati Bening – Bekasi, Jawa Barat dengan didampingi oleh ustadz Fadhlan Garamatan dan Imam Masjid Istiqlal – Ali Hanayiah, sesungguhnya bukan Kepala Suku Besar Asmat. Yang bersangkutan hanyalah masyarakat biasa di kampung Per distrik Agats, Kabupaten Asmat.
- Kami meminta kepada saudara-saudari muslimin dan muslimah agar tetap menjaga toleransi, kerukunan dan persaudaraan antara umat beragama dan masyarakat di Asmat dengan menyampaikan, menyiarkan, mengajarkan, memberitakan segala sesuatu dan khususnya berkaitan dengan agama atau iman kepercayaan yang bersentuhan dengan agama atau kepercayaan lain secara objektif dan akurat. Jangan kita hanya menyebarkan berita bersifat isapan jempol, sensasional dan tendensius yang bisa berdampak pada disharmonitas dan konflik sosial di kalangan masyarakat Asmat dan Papua pada umumnya.
- Perlu diketahui dan disadari bersama bahwa semua masyarakat di Asmat telah memiliki iman dan menganut agama atau kepercayaan tertentu (tidak ada yang khafir). Untuk itu mari kita saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam ranah hidup bersama dengan semangat persaudaraan dan toleransi.
Demikian klarifikasi dan himbauan dari kami Uskup Keuskupan Agats (Pemimpin Gereja Katolik Agats-Asmat) semoga dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi kita semua. Atas perhatian dan tanggapan baik dari semua pihak saya sampaikan banyak terima kasih.
Agats, 9 Maret 2012
Hormat kami,
† Mgr. Aloysius Murwito, OFM
Uskup Keuskupan Agats

Seperti itulah bentuk ketakutan (paranoid) Sang Uskup. Tentu saja pemberitaan media Islam tentang masuknya Kepala Suku Besar Asmat itu sangat membuat resah para missionaris di Nuuwar (Papua). Mereka khawatir jika banyak pengikut Kepala Suku Asmat Besar itu akan berbondong-bondong masuk Islam. Allahu Akbar!!

Kutipan :
VoA-Islam
Selasa, 20 Mar 2012

Subhanallah!! 20 Kepala Suku Asmat Akan Bersyahadat Masuk Islam

Nuuwar  Ketua Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Ustadz Fadhlan Garamatan, sebuah lembaga dakwah Islam yang aktif berkiprah di Nuu Waar (Papua) tidak ingin membantah pernyataan Mgr Aloysius Murwito. Namun Fadzlan justru menjelaskan, bahwa yang bersangkutan (Sinansius Kayimter atau Umar Abdullah Kayimter, red)  sedang serius mendalami Islam bersama keluarganya.

“Faktanya, yang bersangkutan bersama istri dan anaknya telah memeluk Islam dan akan segera umroh, “ ujar Ustad Fadzlan.
Seperti diberitakan sebelumnya, tanggal 19 Februari 2012 bertempat di Masjid Darussalam, Jati Bening, Pondok Gede, Kepala Suku Asmat dan keluarganya mengucapkan Syahadat sebagai tanda telah memeluk Islam.

Pengucapan persaksian masuk Islam dilakukan melalui upacara di hadapan umat Islam dan didampingi oleh Ustadz Fadhlan Garamatan. Kapada VoA-Islam, Fadhlan menyampaikan dirinya tidak bisa memilih atau memilah keinginan masyarakat yang ingin merasakan nikmatnya berislam, termasuk warga atau suku Asmat sekalipun, karena dirinya hanyalah juru dakwah.“Kalau ada orang datang dan meminta masuk Islam, ya kami layani, karena itu adalah tugas kami,” jawabnya pendek.

Rencananya, Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) akan menggelar acara khitanan massal suku Asmat di Nuu Waar ((Irian Jaya) dala waktu dekat ini. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 8000 orang.

20 Kepala Suku Asmat Menyusul
Ustadz Abdul Shomad, dai AFKN Asmat yang sedang ke Jakarta mengabarkan, akan ada lagi sekitar 20 orang kepala suku dari kampung berbeda juga bersedia untuk masuk Islam. Keinginan 20 kepala suku ini muncul setelah menonton berita masuk Islamnya kepala suku di TVRI.

Mereka para kepala suku itu, kata Ustadz Abdul Shomad, bersedia untuk mengikuti jejak Umar Abdullah Kayimter. Terlebih setelah mendengar pernyataan kepala suku yang disiarkan televisi yang menegaskan, “Bahwa dengan Islam-lah kampung-kampung kami di Asmat akan menjadi lebih baik dan teratur. Terlebih anak-anak kami yang pergi belajar Islam ke Pulau Jawa.” Saat ini dai-dai AFKN di Asmat tengah menginventarisir nama-nama kepala suku dan asal kampung mereka.  

Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Selasa, 20 Mar 2012

Bentengi Aqidah Umat, Mahasiswa Gelar Pendidikan di Bantar Gebang

Missionaris nyatanya tak habis akal bulusnya untuk sebarkan salibisme. Hal ini bisa dilihat dari maraknya gerakan kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam Bekasi dengan modus program edukasi dan motivasi yang mengatasnamakan Mobil Pintar. Padahal di kalangan pendidikan, program Mobil Pintar ini dikenal sebagai program gagasan Ibu Negara Ani Yudhoyono bersama komunitas SIKIB (Solidaritas Istri-istri Menteri Kabinet Indonesia Bersatu) seperti yang dimuat oleh voa-islam.com pada hari Rabu (19 Oktober 2011).

Untuk membentengi akidah umat khususnya pelajar dari bahaya pemurtadan dan gerakan kristenisasi di kawasan Bekasi, seharusnya ada upaya defensif dari umat islam yang sadar dan aware terhadap lingkungan. Tentu saja tanpa menafikan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dan pokok dalam kehidupan manusia.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Qs Muhammad 7).

Dan inilah yang telah diupayakan sekumpulan mahasiswa Muslim bernas yang terhimpun dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Badan Dakwah Rohani Islam Bina Sarana Informatika (UKM BADARIS BSI). Hati mereka terketuk ingin mendirikan  Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) An-Nuur Jihaad untuk anak-anak sekitar Tempat Pembuangan Akhir  (TPA) Bantar Gebang, Bekasi.  Semoga dengan TPQ ini anak-anak bisa “tersenyum” dengan senyuman yang mampu menemani hari-hari mereka di tengah berbagai kesulitan.
“Kami ingin memberikan pembelajaran dan pengajaran Al-Qur’an, agar generasi Bekasi menjadi sosok yang religius dan jenius. Tak lupa, untuk antisipasi pemurtadan,” kata penanggung jawab TPQ, Tri Purwanto, Selasa (20/3/2012)

Bertempat di lingkungan TPA Bantar Gebang Kampung Ciketing  RT 01 RW 01 Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kotamadya Bekasi, terdapat lebih kurang 50 anak tak mampu sekolah dan putus sekolah.
Kegiatan yang telah laksanakan antara lain, ifthor jama’i (buka bersama) serta santunan kepada masyarakat Bentar Gebang kurang mampu pada bulan Ramadhan tahun lalu. Saat ini kegiatan yang masih berlangsung adalah proses belajar mengajar yang dilakukan rutin setiap hari Ahad dimulai dari ba’da maghrib hingga ba’da isya. Kurangnya SDM menjadi salah faktor kenapa kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan satu kali dalam seminggu. Kemudian sarana prasarana belajar mengajar yang kurang memadai juga menghambat peserta didik untuk memahami materi secara optimal.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahun ini adalah pemberian santunan kepada sejumlah masyarakat sekitar TPA Bantar Gebang yang kurang mampu serta pembelian rebana untuk mengasah jiwa seni yang ada pada anak-anak TPQ An-Nuur Jihad dan mengumpulkan donasi untuk pengadaan meja, buku beserta raknya, pengadaan permainan edukatif santri, perlengkapan tulis, dan papan tulis
Tentu saja mereka sangat membuka peluang kepada pembaca atau pihak manapun untuk turut serta berinvestasi jangka panjang (akhirat).

“Kami berharap partisipasi dari berbagai pihak untuk secara bersama-sama membantu dan meringankan beban sesama yang membutuhkan,” kata panitia.

Kutipan :
VoA-Islam
Rabu, 21 Mar 2012

refleksi wasiat ayahanda

"Bagaimana mungkin seseorang akan menjalankan WASIAT ayahnya dengan
baik dan benar jika terhadap orang-orang yang “dicintai” ayahnya saja dia tidak
peduli. Janganlah semudah itu kita menggunakan kata sunnah Nabi dsbnya
sementara pemahaman kita sendiri tentang sunnah masih jauh dari baik". 
( kilas balik refleksi atas wasiat ayahanda di makkah, 1968.)
· · 25 Mei 2011 pukul 8:00

Kutipan :
facebook
21 maret 2012

Celaka Kalian! Celaka Kalian! Wahai Yahudi !

Celaka Kalian! Celaka Kalian! Wahai Yahudi !

Bal’alaikumussaam wal la’nah…!
(bahkan untukmulah racun dan kutukan)

Allahumma Dammir !!!
Allahumma Dammir Juyuusyal Yahuud wa syattit ramyahum wa zalzil aqdaamahum wa nufuusahum ... ( Ya Allah Hancurkanlah tentara Yahudi, buyarkan serangan mereka, dan guncangkanlah langkah dan jiwa mereka )... Amiin ..7 Januari 2011 pukul 7:16 ·
Celaka Kalian! Celaka Kalian! Wahai Yahudi ! Tentara Muhammad Pasti Kembali...!
Kutipan :
facebook
21 maret 2012

Calon walikota London bersumpah akan mengubah london menjadi mercusuar Islam


LONDON  - Jika sumpah menjadikan kota sebagai mercusuar Islam dinyatakan oleh calon pejabat dari kalangan Muslim mungkin tidak heran, tetapi kali ini diucapkan oleh seorang Kristiani Calon walikota London dari Partai Buruh, Ken Livingstone bersumpah untuk mengubah kota London menjadi sebuah mercusuar Islam dan mendidik warga London tentang keyakinan Islam.
"Hal ini akan membantu kota kami sebagai rambu yang mempertujukkan makna dari kata-kata Nabi Muhammad," kata Livingstone dalam pidatonya di Masjid Finsbury Park yang dikutip oleh Daily Telegraph pada hari Senin kemarin (19/3/2012).
Livingstone juga berjanji untuk "mendidik massa London" tentang Islam.
Ken Livingstone
Pernyataan Livingstone dikeluarkan pada saat shalat Jumat di Pusat Masjid Central di London Utara, juga dikenal sebagai Masjid Finsbury Park, yang diatur oleh Asosiasi Muslim Inggris.
Livingstone terkenal atas dukungannya yang kuat terhadap minoritas Muslim serta menentang kampanye Islamophobia. Dia pernah mendapatkan serangan sengit dari sayap kanan pada tahun 2004 karena mengundang Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, presiden persatuan Cendekiawan Muslim, pada sebuah konferensi pro-hijab.
Livingstone sering muncul di acara-acara seperti IslamExpo, yang menarik puluhan ribu orang setiap tahun. Dia mengatakan bahwa akan berusaha untuk mendidik warga London tentang tradisi-tradisi Nabi Muhammad.
"Saya ingin menghabiskan empat tahun ke depan memastikan bahwa setiap non-Muslim di London mengetahui dan memahami kata-kata dan pesannya (Nabi Muhammad)," katanya kepada jamaah di masjid, dikutip Onislam.
Livingstone bahkan mengetahui betul pesan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam pada khutbah terakhir yang ia fahami sebagai "agenda untuk seluruh umat manusia." 
Muslim di Inggris jumlahnya semakin meningkat, terkhusus di London. Ini terlihat dari jumlah kaum Muslimin yang melaksanan sholat berjama'ah - terutama hari Jum'at - hingga membludak ke jalan-jalan kota London dikarenakan Masjid yang ada sudah tidak dapat menampung jumlah jama'ah yang sangat banyak. 

Kutipan :
Siraaj / arrahmah
Selasa, 20 Maret 2012 22:11:24

Pengacara Korban: Akun FB Habib Hasan Dikelola Muridnya

Jakarta. Tim pengacara korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh Habib Hasan menanggapi bantahan soal akun Facebook yang dipakai untuk berkomunikasi. Selama ini, akun tersebut dikelola oleh para murid sang habib.

"Beliau sah-sah saja untuk membantah tidak punya akun Facebook atau BlackBerry. Namun, dari sekian banyak saksi yang sudah diperiksa kan bisa membuktikan. Pihak kepolisian juga bisa melacak, bahwa benar akun 'mengemis doa kalian' itu akun milik Habib yang dikelola muridnya," terang kuasa hukum para korban dari Tim Pengacara Muslim (TPM), Guntur kepada detikcom, Rabu (21/3/2012).

Guntur menambahkan pihaknya tidak ingin menambah berpolemik mengenai kesaksian Hasan. Mereka hanya ingin membuktikan ini merupakan masalah individu yang sudah tidak baik dan melenceng dari norma-norma yang berlaku.

"Tugas orang yang lebih tua adalah mengajarkan hal yang positif dan tidak bertentangan dengan norma kepatutan. Tidak melawan hukum dan tidak bertentangan dengan syariat," jelasnya.

Seperti diberitakan majalah Detik, Habib Hasan diduga memanggil para korbannya menggunakan akun Facebook dan Blackberry Messenger (BBM). Akun yang digunakan adalah dua akun Facebook dengan nama 'Assegaf Beda Cara' dan 'Mengemis Doa Kalian'.

Selain menggunakan akun Facebook, Habib Hasan juga diduga menggunakan BBM. Beberapa istilah yang sering muncul dalam percakapan sang habib dan korbannya yaitu 'dicolein', 'SPG', 'ditelen', 'yg hot ok'.

(riz/mad)
 
Kutipan :
M Rizki Maulana - detikNews
Rabu, 21/03/2012 03:58 WIB

 

Habib Hasan: FB Tidak Punya, BB Baru Punya

Jakarta. Habib Hasan diperiksa kembali di Polda Metro Jaya terkait kasus pencabulan. Habib Hasan dicecar 23 pertanyaan, dia mengaku tidak memiliki jejaring sosial Facebook dan belum lama memiliki BlackBerry (BB).

"Oh HP pasti punya. FB tidak punya. BB baru punya," jawab Habib Hasan saat dicecar wartawan mengenai apakah memiliki HP, BB dan Facebook usai diperiksa di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (20/3/2012).

Ketika ditanya mengenai tuduhan kasus pencabulannya, Hasan menegaskan hal tersebut adalah fitnah. "Saya yakin hal tersebut adalah fitnah, dan tidak benar adanya," jawab Hasan.

Sementara pengacara Habib Hasan, Sandy Arifin mengatakan kliennya itu dicecar 23 pertanyaan.

"Ada 23 pertanyaan, itu belum selesai dan masih proses. Untuk panggilan selanjutnya kita masih menunggu konfirmasi dari pihak penyidik. Setelah ada konfirmasi kita akan hadir lagi. Dan sebagai warga negara yang baik, Habib akan hadir," jelas Sandy.

Habib Hasan sebelumnya dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan Habib Hasan atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

Seperti diberitakan majalah Detik, Habib Hasan diduga memanggil para korbannya menggunakan akun Facebook dan Blackberry Messenger (BBM). Akun yang digunakan adalah dua akun Facebook dengan nama 'Assegaf Beda Cara' dan 'Mengemis Doa Kalian'.

Selain menggunakan akun Facebook, Habib Hasan juga diduga menggunakan BBM. Beberapa istilah yang sering muncul dalam percakapan sang habib dan korbannya yaitu 'dicolein', 'SPG', 'ditelen', 'yg hot ok'.


(nwk/vit)
 
Kutipan :
M Iqbal - detikNews
Selasa, 20/03/2012 19:56 WIB

 

Kasus Dugaan Pencabulan, Habib Hasan Bantah Punya Facebook

Jakarta. Habib Hasan kembali diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait dugaan pencabulan terhadap mantan santrinya. Dalam pemeriksaan yang bermateri dugaan pencabulan itu Hasan membantahnya. Hasan juga membantah memiliki facebook dan email.

"Facebook nggak pernah punya, email nggak pernah bikin," ujar pengacara Habib, Sandy Arifin, ketika dihubungi, Selasa (20/3/2012).

Sandy mengaku, memang banyak ada facebook Habib Hasan. Namun facebook tersebut bukan asli milik Habib Hasan. Facebook itu berdasarkan pengakuan sejumlah korban menjadi alat melakukan komunikasi.

Sementara soal materi pemeriksaan, Sandy mengatakan kliennya itu diperiksa dari pukul 10.00 WIB-16.30 WIB. Habib Hasan diajukan 20 pertanyaan oleh penyidik.

Lagi-lagi, Habib Hasan membantah melakukan pencabulan pada santrinya.

"Baru klarifikasi, benar atau tidak. Habib mengatakan tidak pernah ada perbuatan seperti itu dan tidak pernah melakukan itu," kata Sandy.

(nik/ndr)
Kutipan :
Niken Widya Yunita - detikNews
Selasa, 20/03/2012 17:47 WIB

 

Belum Tersangka, Habib Hasan Diperiksa Lagi 20 Maret

Jakarta. Terlapor kasus pencabulan, Habib Hasan bin Ja'far Assegaf akan diperiksa kembali. Habib Hasan akan diperiksa pada Selasa 20 Maret 2012.

"Selasa diperiksa lagi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, saat ditemui di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (19/3/2012).

Menurut Rikwanto, status Habib Hasan masih sebagai saksi. Polisi tidak bisa serta merta meningkatkan statusnya menjadi tersangka karena harus mencari bukti-bukti yang kuat sesuai laporan pada korbannya.

"Belum, masih saksi. Karena kita kan harus mengaitkannya dengan bukti-bukti," ujarnya.

"Karena itu riskan (terlapor langsung ditetapkan tersangka). Riskannya karena kita harus mencari bukti dulu, tidak bisa serta merta menetapkan seseorang jadi tersangka," lanjutnya.

Sejauh ini saksi yang diperiksa juga masih korban atau pelapor yang berjumlah 11 orang. "Saksi ya baru dari jamaah-jamaahnya yang melaporkan itu," jelasnya.

Hasan sebelumnya dilaporkan oleh 11 pemuda ke Polda Metro Jaya pada 16 Desember 2011 silam. Mereka melaporkan pria asal Bogor itu atas tuduhan pencabulan selama melakukan pengobatan alternatif.

Polisi mengaku kesulitan menyelidiki kasus tersebut, karena para korban melaporkan kasus yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Saat kejadian itu, para korban masih berusia belasan tahun.


(gus/vta)
 
Kutipan :
E Mei Amelia R - detikNews
Senin, 19/03/2012 10:35 WIB