Laman

Rabu, 29 Februari 2012

Cabul di Istana Habib, Pengacara: Habib Terus Berdakwah


Jakarta, Lama enggan dikonfirmasi dengan alasan harus berkonsultasi dengan Al Habib Hasan bin Ja'far Assegaf, Sandy Arifin akhirnya berbicara. Pengacara Hasan itu menyangkal kliennya berbuat cabul kepada para santri Majelis Ta'lim Shalawat dan Zikir Nurul Musthofa (NM) seperti yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Hasan sendiri, kata Sandy, tak begitu terpengaruh oleh tuduhan pencabulan itu. Hasan tetap sibuk berdakwah. Namun, menurut Sandy, Hasan akan mengikuti proses hukum di kepolisian.

Berikut wawancana reporter majalah detik, Isfari Hikmat dengan Sandy Arifin melalui telepon, Kamis 16 Februari 2012:

Apakah benar Habib Hasan Anda melakukan pencabulan terhadap santrinya?

Tidak ada, itu tidak benar. Habib tidak pernah melakukan perbuatan yang seperti itu.

Anda berniat melaporkan untuk pencemaran nama baik?

Tidak perlu. Tinggal mengikuti proses hukumnya saja. Kan sudah pernah dilaporkan ke Polda.

Apakah Habib juga sudah diminta untuk mengklarifikasi ke Komnas Pelindungan Anak Indonesia?

Surat panggilan (KPAI) sudah kami terima. Tetapi belum tahu apakah bisa datang. Habib kan padat sekali jadwalnya.

Habib dapat dijerat dengan pasal perlindungan anak atas perlakuan seksual terhadap anak di bawah umur. Bagaimana tanggapan Anda?

Kita serahkan semuanya kepada proses hukum yang berlaku.

Kasus ini tidak menghentikan kegiatannya berdakwah?

Habib (saat ini) masih terus sibuk berdakwah. Saya juga belum ketemu Habib.

Banyak korban yang melaporkan perbuatan Habib. Apakah ada maksud tertentu Habib dilaporkan atas kasus pelecehan seksual?

Saya tidak bisa memberikan penjelasan lebih banyak, karena belum banyak berkomunikasi dengan Habib.

Materi ini telah dimuat di Majalah detik edisi 12 tanggal 20 Februari 2012

Kutipan :
Isfari Hikmat - detikNews
Senin, 27/02/2012 16:14 WIB

Cabul di Istana Habib, Besar karena Assegaf Beda Cara


Jakarta Jl. Raya Kalibata akhir pekan lalu mendadak ramai. Ribuan warga yang kebanyakan anak muda, berbondong-bondong datang ke sebuah masjid Habib Ahmad, yang terletak di belakang mal Kalibata itu.

Parkir sepeda motor tampak membludak. Deretan umbul-umbul bertuliskan Majelis Taklim Shalawat dan Zikir Nurul Mustofa (NM) pun berjejer sepanjang 1 Km dari lokasi pengajian. Di lokasi pengajian juga berjajar pasar kaget yang menjual aneka aksesori busana muslim maupun buku-buku tentang agama.

Malam semakin larut. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 22.30 WIB, habib yang dielu-elukan pun akhirnya datang. Turun dari mobil Toyota New Camry bernopol B 1 NM, Al Habib Hasan Bin Jafar Assegaf langsung berjalan menuju panggung yang terletak di depan Makam Habib Ahmad. Duarr, duarr! Kembang api menyalak mengiringi langkah sang habib. Shalawat pun bergerumuruh menyambut Habib Hasan.

Malam itu jubah merah dipadu sorban putih tampak membalut tubuh Habib Hasan. Tak tertinggal kacamata dan sebilah tongkat yang selalu dibawa setiap mengisi pengajian. Tema ceramah yang dibawakannya adalah tafsir surat al-Asr, surat pendek yang berbicara tentang waktu.

Setelah menafsirkan surat al-Asr dengan singkat, habib lantas bercerita tentang perjalanan kehabibannya beserta keluarganya. Tak sekali pun Habib Hasan menyinggung tudingan pelecehan seksual yang dialamatkan kepadanya oleh bekas santrinya di NM.

Usai pengajian, Habib Hasan tak buru-buru turun dari panggung. Ia harus menunggu jamaahnya yang 'tumplek-blek' di sepanjang jalan membubarkan diri. Sebagian sengaja menunggunya di belakang panggung untuk mencium tangan sang habib.

Namun, untuk mencium tangan habib bukan perkara mudah, sebab begitu habib turun, puluhan pengawal yang mengenakan kemeja putih, jas hitam, dan dasi berwarna ungu langsung membuat pagar hidup untuk memudahkan sang habib berjalan menuju kendaraannya.

Pulang ke kediamannya di kawasan Jagakarsa, sang habib kembali mendapat pengawalan ekstra ketat dari pengikutnya. Mereka mengawal Habib Hasan dengan menumpang dua unit mobil Fortuner serta sebuah Mercedes Benz bernopol B 3 NM.

***

Bagi sebagian warga Jakarta, Habib Hasan adalah fenomena. Mereka begitu gandrung dengan sosok sang habib, yang disebut-sebut punya garis keturunan langsung ke Rasulullah SAW. Apalagi usia sang habib itu masih muda dan berwajah tampan.

Habib Hasan lahir di Kramat Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor, 1 Januari 1977. Ia merupakan putra Habib Jafar bin Umar Assegaf. Habib Hasan merupakan anak sulung yang memiliki tiga adik, yaitu Yakut Mustofa, Abdullah, dan Khosim.

Bila dilihat dari silsilah keturunan, Habib Hasan merupakan cicit dari Al Habib Abdulloh bin Muksin Alatas, seorang ulama besar di Bogor. Bahkan, hingga kini makam kakeknya sering diziarahi masyarakat. Makam ini dikenal sebagai Makam Kramat Empang karena letaknya tak jauh dari Pasar Empang dan Kebun Raya Bogor.

Hasan kecil sudah rajin mengaji. Untuk belajar huruf Arab dari Syaikh Usman Baraja, ia belajar bahasa Arab dari Syaikh Abdul Odin Ba'salamah. Sementara belajar Ilmu Nahwu dan Shorof kepada Syaikh Ahmad Bafadhol. Itu dilakukannya sejak duduk di SD hingga SMA. Selepas itu, Hasan kuliah di IAIN Sunan Ampel, Malang.

Selama di Kramat Empang, Hasan pernah memimpin Majelis Taklim Al Irfan pada 1998.

Hasan pertama ke Jakarta dibawa oleh Usman Aray pada awal 2000. Saat itu, Usman berpromosi sang habib bisa menyedot warga Jakarta dalam setiap pengajian. Sebab, banyak warga Jakarta yang gandrung dengan kharisma para habib.

“Tapi sekarang disebut bukan saya yang bawa. Saya sih bersyukur saja karena jadi tak tersangkut dengan kasus Habib,” kata Usman kepada majalah detik.

Karena belum punya tempat tinggal, Hasan yang dulunya berperawakan kurus itu 'numpang' di Masjib Baiturrahman. Lalu, ia ditampung di rumah beberapa tokoh seperti di kediaman Haji Atung, Haji Makmum, Haji Nurul, yang terletak di wilayah Jakarta Selatan.

Kegiatan dakwah Habib Hasan awalnya dilakukan secara keliling dari kampung ke kampung. Santrinya masih sangat sedikit. Lantas, didirikanlah Yayasan NM oleh Habib bersama orang-orang yang pernah ditumpanginya untuk hidup.

Hasan kemudian punya rumah sendiri yang disebut sebagai Istana Segaf. Rumah di Jl. RM Kahfi I, Gang Manggis, Jagakarsa, itu menjadi pusat kegiatan NM hingga saat ini. Habib Hasan lalu menikahi Syarifah Muznah binti Ahmad Al Haddad (Al Hawi) pada 2004 dan dikaruniai tiga anak. Kini Syarifah sedang mengandung anak keempat.

NM mulai berkembang pesat pada 2006. Tak bisa dipungkiri, sukses NM itu sebagian berkat adanya Majelis Rasulullah (MR) yang telah hadir terlebih dahulu di Jakarta. Seorang bekas kru NM mengatakan, saat itu MR memang menjadi rujukan NM dalam menggelar pengajian-pengajian. Bahkan, beberapa ornamen seperti hadrah, umbul-umbul, dan dokumentasi dipinjam NM dari MR.

NM lantas membentuk tim tersendiri untuk memoles citra majelis. Usaha itu membuahkan hasil. NM makin semarak, jamaah NM pun berkembang pesat. Boleh dikata, NM telah menguasai seluruh Jakarta dan menjadi majelis taklim terbesar kedua setelah MR.

Saat ini, jumlah jamaah NM diklaim sebanyak 50 ribu orang. Tak mau kalah dengan MR, sejumlah pejabat mulai dari Fauzi Bowo hingga Presiden SBY pernah menghadiri pengajian NM.

Namun, di balik kesuksesan NM itu, berhembus cerita-cerita tak sedap. Para kru NM dibaiat untuk selalu setia dan mencurahkan seluruh hidupnya kepada Habib Hasan. Mereka didoktrin akan menjadi pasukan terdepan NM melawan orang-orang kafir dan dajal.

“Doktrin-doktrin seperti itulah yang bikin kita semangat karena seolah membela panji-panji Islam dan nabi. Makanya ini yang disebut Assegaf Beda Cara,” kata seorang bekas kru NM. Assegaf Beda Cara itu menjadi salah satu akun facebook NM.

Karena harus 24 jam ikut Habib Hasan, tak sedikit kru NM yang mayoritas masih muda-muda itu putus sekolah. Bekas kru NM itu, sebut saja FZ, sempat mencecap bangku kuliah di sebuah unversitas di Jakarta. Namun, karena waktunya habis untuk NM, kuliahnya terbengkalai.

“Habib bilang ngapain kamu sekolah? Mending ikutan habib akan dapat berkah,” ujarnya.

Tak cukup sampai di situ. Para kru NM juga dituntut loyalitasnya kepada majelis secara materi. Tak jarang para kru mesti 'nombok' untuk menutupi biaya pengajian maupun akomodasi Habib Hasan setiap hari. “Untuk pengawalan dua kan harus bayar total Rp 2,9 juta. Yang Rp 900 saya yang nombokin dengan menjual HP,” katanya.

NM juga mendapat penghasilan yang besar dari setiap pengajian. Dari pihak pengundang saja, NM mematok biaya Rp 15-20 juta per pengajian. Belum lagi dari biaya parkir ribuan kendaraan baik roda dua maupun empat yang dibawa oleh setiap jamaah ke tempat pengajian. Kabarnya, setiap jamaah NM juga diminta memberikan infak sebesar Rp 20 ribu per orang.

Saking terpesonanya dengan NM dan Habib Hasan, sebagian jamaah bahkan merelakan harta bendanya untuk NM. Ada cerita, beberapa jamaah menjual tanah, rumah, dan mobilnya untuk disumbangkan kepada NM. Akibat terlalu loyal salah seorang kepada Habib NM, sampai-sampai seorang jamaah itu dicerai oleh istrinya.

Namun, seluruh kabar negatif itu dibantah oleh salah seorang kru Habib Hasan. “Soal infak wajib itu nggak ada. Kalau sampai ada yang jual rumah atau tanah untuk yayasan itu juga nggak benar. Nggak ada itu,” katanya kepada majalah detik. (WAN/DEN/YOG)

Materi ini telah dimuat di Majalah detik edisi 12 tanggal 20 Februari 2012




Kutipan :
Isfari Hikmat,Bahtiar Rifai - detikNews
Senin, 27/02/2012 15:58 WIB

Cabul di Istana Habib, Melongok Istana Sang Habib

Jakarta, Istana Segaf. Ini adalah nama sebutan untuk markas Habib Hasan bin Jafar Assegaf, yang terletak di Jalan Manggis, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Istana itu merupakan tempat tinggal sekaligus kantor Yayasan Nurul Mustofa (NM) tempat sang habib menggelar pengajian rutin setiap hari.

Istana sang habib terletak di Jalan RM Kahfi I, Gang Manggis, RT 001/RW 01 No. 9A, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Untuk mencari markas sang habib sangat mudah, sebab di mulut jalan papan nama berukuran 3x4 meter bertuliskan Majelis Nurul Mustofa dapat jelas terlihat.

Di depan gang menuju markas sang habib terdapat kios yang menjual buku, kalender, poster Habib Hasan, buku agama Islam, suvenir seperti tasbih, minyak wangi, pakaian muslim hinga pulsa seluler. Semua kios itu dikelola murid-muridnya.

Tepat di belakang kios terdapat pagar besi bercat hijau. Di balik gerbang terdapat rumah petak sebanyak 3 pintu. Rumah ini juga dihuni sejumlah muridnya yang bertugas sebagai penerima tamu. Lebih ke dalam, terdapat bangunan rumah yang cukup besar bercat hijau. Di rumah itulah Habib Hasan tinggal bersama istri dan tiga orang anaknya.

Selain itu, di kawasan itu terdapat aula tempat sang habib menggelar pengajian rutin setiap malam, di luar akhir pekan.

Belakangan, pasca laporan tudingan pencabulan pada mantan jamaahnya, sang habib dikabarkan lebih banyak mengurung diri di dalam "istananya". Ia tidak mau menerima kunjungan tamu lagi. Begitu juga dengan wartawan yang berupaya minta klarifikasi terkait laporan beberapa jamaahnya ke Polda Metro Jaya, 16 Desember 2011.

Majalah detik dan wartawan Antv sempat mendatangi istana sang habib pekan lalu. Namun penjaga rumahnya menolak memperkenankan masuk dengan alasan harus membawa surat tugas dari kantor media masing-masing. Padahal wartawan yang datang sudah dilengkapi ID Card sebagai tanda penugasan liputan. Bahkan seorang jamaahnya langsung memotret wartawan yang datang.

Beberapa hari kemudian majalah detik mencoba mendatangi lagi markas sang habib. Kali ini dibekali surat tugas berikut daftar pertanyaan untuk sang habib. Namun lagi-lagi petugas jaga di Istana Segaf tidak juga memperkenankan majalah detik untuk wawancara.

Bukan hanya di Istana Segaf, Hasan sulit ditemui. Majalah detik juga beberapa kali mendatangi tablig akbar yang telah dijadwalkan akan dihadiri sang habib. Namun setelah dinanti, sang habib tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Majalah detik juga sempat menyambangi rumah orang tua sang habib di Jalan Lolongok, Empang, Kota Bogor. Di sana merupakan rumah orang tua sang habib. Namun saat didatangi rumah orangtuanya, Syarifah Fatimah, selalu sepi. Bahkan warga setempat mengatakan kalau Habib Hasan sudah tidak pernah lagi datang ke rumah tempat sang habib dilahirkan dan dibesarkan itu.

Menurut beberapa jamaah yang ditemui di rumah sang Habib, untuk menemui Habib Hasan bukanlah perkara mudah. Para santri mengaku tidak terlalu sering bertemu Habib, meski di lokasi yang sama. Kesibukannya berkeliling daerah untuk berdakwah membuat para santri mafhum sulit menemuinya. "Kalau ada pengajian khusus, biasanya ada (Habib)," ujar salah seorang santri yang enggan di sebut namanya.

"Hadiri saja majelisnya," ujarnya. Namun pria yang sudah menyantri di Nurul Mustofa 5 tahun lebih ini pun tidak menjamin dapat menemui habib. Seringkali mereka sendiri mengaku hanya melihat dari layar proyektor.

Mereka juga menolak untuk sekadar menjelaskan kegiatan di yayasan. Sesuai dengan perintah Habib, semua penjelasan hanya dapat disampaikan oleh Habib sendiri.

"Cuma Habib yang dapat memberikan penjelasan, atau lihat saja di web kami," terangnya. Upaya untuk menemui Habib di "Istana Segaf" sebutan untuk pesantren binaannya, juga bukan perkara mudah.

Sejumlah murid seperti dikomando untuk bungkam. Padahal pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sudah menjadwalkan untuk memanggil Habib guna mendengarkan penjelasan Habib pada Rabu, 15 Februari 2012, dan Kamis, 16 Februari 2012. Namun Habib Hasan tidak datang. Yang hadir hanya utusan khusus sang habib, Gondho Yudistiro. “Saya hanya utusan untuk menyampaikan kalau beliau tidak bisa hadir,” kata Gondho setelah menemui KPAI.

"(Habib Hasan) Beliau sibuk berdakwah," kata Abdulrahman, salah seorang pengurus yayasan. Namun kegiatan di Yayasan Nurul Mustofa masih seperti biasa, pada Rabu, 15 Februari 2012, malam.

Sejumlah santri tetap melakukan kegiatan taklim bersalawat selepas magrib. Jumlahnya tidak seramai saat ada kegiatan acara besar.

Setelah azan Isya, mereka melakukan persiapan untuk menggelar tablig akbar pengajian Nurul Mustofa saban malam Minggu.

Beberapa santri tampak sibuk mengangkut perlengkapan, termasuk menerima baju koko dan aksesori lainnya yang dijual di toko milik yayasan. Sementara tumpukan bambu untuk pemasangan umbul-umbul juga dibawa ke atas mobil bak.

"Malam minggu ini ada acara di Utan Kayu," terang salah seorang santri yang ditemui di lokasi pekan lalu. Persiapan rencananya untuk menyambut 25.000 jamaah se-Jabodetabek.

Kegiatan itu sudah dipastikan menutup jalan, mengingat pusat kegiatan hanya di masjid. Layar monitor dan sound system termasuk genset sudah dikerahkan.

Meski diterpa masalah, para santri mengaku jumlah santri setiap kegiatan tablig tidak berkurang. "Bahkan jumlahnya terus bertambah," ujar pria asal Sumatera Utara itu.

Koordinator lapangan Yayasan Nurul Mustofa, Abdulrahman, menjelaskan Habib tidak susah ditemui. Hanya saja setiap usai berdakwah ia selalu kecapaian dan langsung pulang.

Abdulrahman menjelaskan dalam sehari, Habib memiliki kegiatan dakwah cukup banyak. Paling sering dilakukan pada sore hingga malam, bahkan pernah juga sampai pagi dini hari.

Mengenai permasalahan yang menimpa Habib, dia menjelaskan itu semua hanya hasutan dan fitnah. "Umat sedang dipecah belah, kasihan umat jadi kocar-kacir," lanjutnya.

Materi ini telah dimuat di Majalah detik edisi 12 tanggal 20 Februari 2012

Kutipan :
M Rizal,Isfari Hikmat - detikNews
Senin, 27/02/2012 16:11 WIB

Mesum dari Istana Segaf Hingga Arab

Jakarta, “Hati ente kotor benar. Banyak setannya, nih. Mau dibersihin nggak hatinya?”


RZ tidak akan pernah lupa dengan kalimat itu meski 10 tahun sudah berlalu. Kalimat itu merupakan rayuan Al Habib Hasan Bin Jafar Assegaf sebelum melakukan pencabulan. RZ, yang kini berusia 28 tahun itu adalah salah satu korban Hasan.

“Pertama-tama Habib mencoba membaca pikiran saya. Ia membuka kejelekan saya, sehingga saya merasa berdosa dan menangis,” kata RZ saat ditemui majalah detik.

Setelah itu, Hasan menyuruh RZ untuk memijat kaki sang guru. Puas dipijat, gantian Hasan yang beraksi. Ia meraba-raba dada RZ sambil terus membisikkan rayuan ke telinga santrinya itu.

Aksi bejat Hasan terhadap RZ pertama kali dilakukan sekitar akhir 2002 di rumah Haji Atung di Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Awal-awal berdakwah di ibu kota, habib kelahiran Kramat Empang Bogor itu memang masih menumpang di sejumlah tempat.

Sepuluh tahun lalu, RZ boleh dibilang masih murid baru di Majelis Taklim Shalawat dan Zikir Nurul Musthofa (NM). Ia menuturkan, setiap habis pengajian rutin Rabu malam, Hasan selalu memanggilnya masuk ke kamar. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang oleh Hasan.

Seiring berjalannya waktu, perlakuan Hasan terhadap RZ semakin jauh. RZ bercerita, ia diminta mencium bibir Hasan serta menelan air liurnya. “Dia bilang, 'ayo luapin nafsu ente. Anggap aja ane pacar atau istri ente,” bujuk Hasan.

Puncaknya sekitar tahun 2006, Hasan meminta RZ membuka kain sarung yang melingkar di pinggangnya. RZ seketika menolak. Sejak itu, ia tak pernah dipanggil lagi ke kamar. Tahun 2007, RZ memutuskan keluar dari NM.

Menurut RZ, banyak rekan-rekannya di NM saat itu yang sudah menjadi korban pencabulan. Namun, semua mengunci mulut. Di samping itu, para korban takut terkena tulah dari seorang yang mengaku wali apabila berani bicara.

“Di Nurul Musthofa itu, perintah guru adalah amr atau wajib ditaati,” kata bekas salah satu kru NM itu.

Orang yang melawan kemauan sang guru akan dianggap mengkhianati Alquran dan dicap sebagai bukan muslim lagi. Pernah, pada 2002 seorang santri membongkar pencabulan itu. Masalah itu selesai secara musyawarah, tapi santri malang itu tetap saja dianggap golongan lain.

Pada 2004, Hasan pernah berjanji akan menyetop kebiasaan menyimpang itu setelah menikah. Namun, kenyataannya perbuatan itu kian langgeng dilakukan. “Justru sekarang korbannya makin banyak. Termasuk adik saya sendiri,” kata RZ, yang ditemui usai melapor ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pekan lalu itu.

Sampai saat ini, para korban pencabulan di NM yang telah mengadu ke Polda Metro Jaya dan KPAI ada 11 orang. Selain kru NM, korban berasal dari keluarga yang sempat dekat dengan Hasan, yaitu mereka yang ikut mendirikan dan membesarkan Yayasan NM.

Perbuatan Hasan makin menjadi ketika ia telah mempunyai rumah sendiri di Jl. RM Kahfi, Gang Manggis, Jagakarsa. Rumah yang juga difungsikan sebagai pusat kegiatan NM itu dikenal dengan sebutan Istana Segaf.

Di dalam 'istana' nan megah itu, terdapat basement tempat menginap para kru NM. Sementara kamar sang habib berada di lantai 1 dan 2. Menurut cerita yang berkembang dari sejumlah korban, perbuatan cabul itu kadang dilakukan di kamar lantai 1 maupun 2.

Bila dahulu Hasan memanggil santrinya sehabis pengajian, maka permintaan itu kini dikirim melalui SMS, BlackBerry Messenger (BBM), maupun via facebook. Majalah detik memeroleh salinan pesan panggilan Hasan itu melalui dua akun facebook-nya: “Mengemis Doa Kalian” dan “Assegaf Beda Cara”.

Melalui pesan facebook, Hasan meminta santrinya masuk ke dalam kamar dengan kode-kode tertentu. Misalnya, “Spg”, “coli”, dan “ke kamar jangan kelihatan orang satupun”. Kata-kata yang mirip juga dituliskan oleh Hasan saat membujuk santrinya menggunakan SMS seperti “emut” dan “kangen”.

Di kamar Istana Segaf, praktek asusila itu juga berkembang sedemikian parah. Menurut salah satu korban, WD, suatu kali ia pernah diundang masuk ke kamar habib. Di kamar itu, selain diraba dadanya dengan alasan untuk mengusir setan jahat, ia juga dioral. 'Ayo, keluarin nafsunya,' ucap WD menirukan Hasan.

Skandal seks itu disebut-sebut tak hanya dilakukan sang guru dengan seorang santrinya, melainkan lebih dari dua laki-laki. Hasan juga sering menyuruh sesama santrinya untuk melakukan adegan persetubuhan. Adegan itu dimintanya difoto dan dikirim kepadanya melalui handphone.

Pelecehan seksual itu juga terjadi tanpa memandang waktu dan tempat lagi. WD menambahkan, ia pernah dihubungi Hasan pada bulan puasa 2010. Selepas salat tarawih, panggilan ke kamar habib pun datang. Setelah melakukan oral seks, ia diberi uang Rp 100 ribu dan disuruh makan sahur bersama teman-temannya.

Seorang ibu menuturkan, Hasan mencabuli anaknya, AM, ketika berada di Mekkah, Arab Saudi. Ceritanya, pada 2009 itu, ia diajak umroh oleh Hasan dan istrinya ke tanah suci. Seusai salat Isya di Masjidil Haram, Hasan dan AM menghilang entah ke mana.

“Eh, tahu-tahu sudah di kamar hotel saja. Anak saya duduk di pangkuannya dengan atasan terbuka,” terang ibu tersebut kepada majalah detik.

Sama dengan RZ, rata-rata korban habib yang berusia belasan tahun itu cuma bisa memendam masalahnya dalam hati. Lagi pula, mereka tak berani melawan kemauan Hasan. Selain karena ulama besar, sang guru selalu menyatakan tindakannya itu berdasarkan sifat kewalian yang dipunyainya.

Selain pihak-pihak yang membongkar tabiat Hasan, banyak pula para jamaah NM yang tetap memercayai kesucian sang habib. Tak ayal, 'perang' di jagad maya pun terjadi antara mereka yang berpihak kepada korban dan kepada Hasan.

Sementara di dunia nyata, dukungan terhadap Hasan juga tetap besar. Acara pengajian Nurul Musthofa di Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu 12 Februari 2012 malam lalu dihadiri oleh ribuan jamaah. Hasan juga tampil percaya diri di tengah-tengah jamaah pengajian.

Dalam pengajian itu, ia juga membawa serta istri, dan seorang anaknya yang masih kecil, Ali seolah ingin menegaskan tidak ada yang salah dengan dirinya. Di panggung bahkan ia bercerita soal kehamilan sang istri yang akan melahirkan anak keempat. “I love you mom, I love you full,” kata Hasan yang disambut tawa jamaah.

Sementara sang anak diminta tampil di panggung untuk membacakan doa pada orang tua. “Anak gua aja ini bisa, noh duduk,” kata Hasan setelah Ali selesai membaca doa.

Orang di lingkaran dekat Hasan, Abdurrahman, menyatakan apa yang dibeberkan para korban itu adalah fitnah. Fitnah itu dikhawatirkannnya akan memecah belah kesatuan umat Islam. “Anda memang nggak mau menyelamatkan umat yang sedang dipecah belah gini?” tanyanya kepada majalah detik.

Pengacara Hasan, Sandy Arifin juga memberikan bantahan soal dugaan pencabulan si habib. “Tidak ada, itu tidak benar. Habib tidak pernah melakukan perbuatan seperti itu,” bantah Sandy.

Materi ini telah dimuat di Majalah detik edisi 12 tanggal 20 Februari 2012

Kutipan :
Evi Tresnawati, Bahtiar Rifai - detikNews
Senin, 27/02/2012 15:53 WIB

FPI Dikeroyok Tokoh Lintas Agama dalam Diskusi tentang RUU Ormas


JAKARTA (VoA-Islam) – Sudah jelas ditegaskan oleh Ketua Pansus RUU Ormas, bahwa RUU Ormas ini bukan dikhususkan untuk FPI, namun tetap saja, peserta diskusi yang hadir justru menyudutkan FPI yang selama ini dikenal sebagai ormas pembela Islam.

Ponijan Law, perwakilan dari agama Budha, misalnya, ia mengusulkan agar FPI mengganti namanya, karena terkesan provokatif. Kata “Front”, kata Ponijan, seperti yang ia lihat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermakna memberi perlawanan. “Ini membahayakan. Saya usul, agar kata Front diganti saja dengan Forum. Karena itu, mengenai nama dan lambang sebuah ormas, hendaknya tidak provokatif, diskriminatif dan represif,” tukas Ponijan sinis.

Pendapat sinis serupa juga diungkap Najamudin dari Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, kata pembela Islam terkesan hanya FPI saja yang membela Islam. Sedangkan NU dan Muhammadiyah tidak. “Aneh,” kata Najamudin.
Ponijan mempertanyakan, ketika sebuah ormas melakukan pelanggaran, lalu siapa yang akan memberikan sanksi? Ia memberi contoh, di Tanjung Balai Asahan, sebuah Pagoda tingginya melebihi menara masjid mendapat protes dari umat Islam di sana. Ia juga menuduh FPI disana melarang umat Budha untuk melakukan ibadah, seperti halnya jemaat GKI Yasmin.
“Jadi, bagaimana mekanisme pelaporannya, atau batas waktu penyelesaiannya, sehingga Pemda setempat punya tanggungjawab dengan memberikan sanksi. Harus ada klausul yang jelas, agar tidak terkatung-katung,” tukas Ponijan yang juga mengajar di Binus. 

Sementara itu, Romo Beny Susetyo, perwakilan dari Konferensi Wali Geraja Indonesia (KWI), mengatakan, dalam RUU Ormas tersebut harus ada paradigma yang jelas. Ia mempertanyakan, apakah semua ormas yang ada harus terdaftar, lalu bagaimana mekanisme bantuannya. Begitu juga bila terjadi sengketa di tubuh ormas, apakah harus diintervensi? Selain iitu, mengenai proses pembubaran ormas, siapa yang berhak memutuskan, apakah Mendagri atau Menhukham?

Sedangkan KS. Arsana mengusulkan, agar Majelis Agama tidak dimasukkan dalam kategori ormas. DPR hendaknya membuat UU Majelis Agama. Ia juga setuju, ormas anarkis harus diberi sanksi tegas.

Jeirry Sumampow , perwakilan dari PGI, mengetakan, UU No. 8 Tahun 85 hendaknya tetap berlaku. Selama ini sudah ada dua UU, yakni UU Yayasan dan UU tentang Perkumpulan. Ia mempertanyakan, apakah sama LSM kecil dengan ormas besar seperti NU dan  Muhammadiyah. Apakah tidak cukup dengan kedua UU yang ada. Ia menyatakan setuju, ormas anarkis harus ditertibkan.
“Persoalan sebetulnya ada di penegakan hukum. Untuk apa ada UU, jika perangkat supresmasi hukumnya lemah. Yang menjadi masalah kemudian, apakah ormas siap diatur jika UU itu diberlakukan. Padahal UU itu berfungsi untuk mengatur dan membina,” kata Sumampao.

Dalam sebuah sesi tanya jawab, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto, yang hadir sebagai peserta diskusi, mengatakan, negara jangan menindas ormas, karena selama ini ormas banyak membantu negara. Dalam konteks politik, perdebatan asas tunggal Pancasila hendaknya tidak disinggung lagi. “Kita jangan menarik jarum jam ke belakang, sebab akan menimbulkan pertentangan politik baru,” kata Ismail. 

Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Selasa, 28 Feb 2012
 

Syaikh Ghayyats Minta Umat Islam Indonesia Waspadai Kaum Syi'ah


BEKASI  - Menurut Syaikh Ghayyats umat Islam di Indonesia seperti hidup di surga. Dengan berbagai limpahan nikmat, umat Islam di sini bisa dengan bebas beribadah,mengunjungi majelis-majelis ilmu dan setiap orang merasakan keamanan di dalam rumahnya. Ia berharap umat Islam di Indonesia bersyukur atas nikmat tersebut.

Ia pun menganjurkan agar umat Islam di Indonesia membacakan Qunut Nazilah atas tragedi kemanusiaan yang terjadi atas umat Islam Ahlus Sunnah di Suriah.
Lalu sebagai ungkapan rasa peduli beliau sama kaum muslimin, usai memaparkan fakta dan data kekejaman  rezim Syi’ah Nusairiyah, Syaikh Ghayyats Abdul Baqi Ibrahim menyampaikan imbauannya kepada umat Islam di Indonesia agar waspada terhadap kaum Syi’ah.
"Dan pada penutupan, wahai saudaraku.  kami mengharapkan kepada kalian agar kalian melek atas apa yang terjadi di negri kalian. Dan Sesungguhnya kami, 

Demi Allah, akan terjadi di Indonesia apa yang terjadi di Suriah. Golongan-golongan sesat, golongan menyimpang (Syi'ah) bekerja siang dan malam di Indonesia sedangkan kalian sekarang masih kuat,” imbaunya di hadapan ratusan hadirin pada Sabtu malam (25/2/2012).
Ia juga mengingatkan agar umat Islam di Indonesia bersatu dan berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah dalam menghadapi makar kaum Syi’ah.
“Dan suatu ketika, semoga Allah tidak merealisasikan, akan menjadi kekuatan besar bagi mereka kaum Rafidhoh sebagaimana yang terjadi dengan Hizbusy Syaithon (Hizbullah, red) di Lebanon. Behati-hatilah, semoga Allah merahmati kalian dan bersatulah dalam satu shaff

Dan ingatlah firman Allah : Berpegang teguhlah pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai… (Q.S. Ali Imran: 103).
Dan ingatlah sabda Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam: aku tinggalkan kedua pusaka bagi kalian yang apa kalian berpegang teguh padanya kalian tidak akan tersesat setelah sepeninggalanku, Kitabullah dan Sunnah. berpegang teguhlah pada keduanya, gigitlah dengan geraham.

Jadi berhati-hatilah, wahai saudara-saudraku sekalian. Berhati-hatilah, hingga apa yang terjadi di suriah tidak terjadi pada kalian!" tutupnya. 

Kutipan :
widad, usamah / VoA-Islam
Ahad, 26 Feb 2012

Wahai Syiah Mengapa Kalian Dukung Rezim Penjagal Bashar Al Asad?


BEKASI - Ustadz Farid Okbah mengimbau kaum muslimin untuk peduli terhadap saudara muslim Ahlus Sunah di Suriah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengingatkan bahwa jika penduduk Syam (termasuk di dalamnya Suriah) rusak maka tidak ada lagi harapan pada bangsa lain.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keberkahan kepada Syam terutama Syria (Suriah) ini:
إِذَا فَسَدَ أَهْلُ ‏الشَّامِ ، فَلَا خَيْرَ فِيكُمْ
Jika penduduk Syam telah rusak, maka tiada kebaikan lagi di antara kalian (H.R. Ahmad).
Kalau penduduk Syam sudah rusak maka jangan ada harapan ada kebaikan pada bangsa yang lain. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mendoakan Syam sampai tiga kali:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا
Ya Allah berilah keberkahan pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami (H.R. Ahmad).Makanya imam mahdi akan muncul dari Syam dan Nabi Isa shalat di belakang imam Mahdi di Syam,” jelas ustadz Farid saat bersama Syaikh Ghayyats menyampaikan kuliah tentang situasi terkini umat Islam di Suriah pada Sabtu malam (25/2/2012).

Ustadz Farid berharap momentum tragedi kemanusiaan di Suriah ini bisa menyadarkan umat Islam begitu berbahanya jika rezim Syi’ah berkuasa.
“Kalau Syam ini jatuh ke tangan orang-orang Syiah itu, kemudian dia di sana akan menundukkan kekuatan umat Islam yang lainnya ini akan sangat bahaya. Maka momentum tragedi yang terjadi di Suriah harus kita ambil pelajaran penting untuk menyadarkan umat Islam terhadap apa yang terjadi di Suriah,” ungkapnya di hadapan ratusan jamaah yang hadir memenuhi masjid.

Hizbullah yang menjadi kekuatan militan Syi’ah di Libanon, menurut ustadz Farid tanzhim inilah yang pernah membantai kaum mujahidin Palestina kini mendukung kekejaman rezim Syi’ah Nusairiyah Bashar Al Asad.
“Dan jangan lupa, kekuatan Syi’ah sebelum menjadi Hizbullah itu namanya Amal yang telah membantai mujahidin dari kalangan Palestina, Libanon dan sejumlah mujahidin yang ada di sana kemudian dimunculkanlah gerakan Hizbullah itu. Dan sekarang Iran bersama Hizbullah mendukung kekejaman-kekejaman Bashar Al Asad itu,” tandasnya.

Jika benar Syi’ah berpihak kepada para mustadh’afin dari kalangan mana pun seperti yang selalu diteriakkannya selama ini, ustadz Farid justru mempertanyakan, mana pembelaan Syi’ah terhadap kaum muslimin Suriah? Dan mengapa mereka justru membela rezim Bashar Al Asad sang penjagal?

“Kita bertanya; wahai kaum Syi’ah! yang kalian selalu berkata berpihak kepada kaum mustadh’afin , kalian suarakan kita akan selalu membela kaum mustadh’afin, sekarang mana pembelaan kalian terhadap mustadh’afin yang ada di Suriah itu? Kenapa kalian justru mendukung Bashar Al Asad si penjagal itu? Tetapi kalian membiarkan kaum muslimin dibantai seperti itu,” pungkasnya.

Kutipan :
Ahmed Widad / VoA-Islam
Rabu, 29 Feb 2012

Senin, 27 Februari 2012

Masya Allah, Hari Gene Masih Ada yang Bertanya, Apa itu JIL?


JAKARTA (VoA-Islam) – Dalam sebuah jejaring Facebook, ada seorang ibu setengah baya (muslimah) yang lugu dan tidak tahu menahu apa itu JIL (Jaringan Islam Liberal). Tentu saja, hal ini sangat memperihatinkan kita semua. 

Baiklah, Voa-Islam akan menjelaskan secara bertahap, apa itu makhluk bernama JIL, agar umat Islam awam tidak tertipu dengan sepak terjangnya selama ini.

Semua orang yang mengaku Islam sudah seharusnya sepakat bahwa paham liberalism, sekularisme, dan pluralisme merupakan ajaran yang telah menyimpang dari Islam. Akan tetapi, masih saja ada orang yang mengaku Muslim, tapi tetap membela diri dengan alasan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Mereka sangat berani mempermasalahkan keaslian Al-Qur’an sebagai kalamullah, maka akan dengan mudah mereka pun mencari celah dalam menafsirkan Undang-undang Dasar 1945 sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” kata pengamat aliran sesat M. Amin Djamaluddin.
Kebebasan yang dijamin oleh Negara adalah kebebasan menjalankan agama dan keyakinannya sesuai dengan aturan yang ada dalam agama atau keyakinan yang telah dianutnya. Karena itu perilaku mengacak-acak agama yang telah diakui oleh negara tidak bisa dibiarkan begitu saja, apalagi dibela, karena tidak memiliki landasan hukum apapun.

Dengan demikian, gugatan terhadap otentistas teks Al-Qur’an yang dilakukan oleh para budak orientalis pengusung Islam Liberal, merupakan suatu bentuk penyimpangan dan penodaan terhadap Al-Qur’an sebagai kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dan telah menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla membenarkan jika LSM komparador yang dipimpinnya didanai The Asia Foundation. Mengenai jumlahnya, Ulil sempat mengatakan, setiap tahun JIL mendapat sekitar Rp. 1,4 milyar. Selain itu, JIL juga mendapatkan dana dari sumber-sumber domestic, Eropa, dan Amerika. Tapi yang paling besar adalah dari  The Asia Foundation. 

Apa Itu JIL
Jaringan Islam Liberal (JIL) atau lebih tepatnya Jaringan Iblis Laknatullah, didirikan di Jakarta pada tahun 2001. Jaringan ini muncul dengan mengklaim sebagai organisasi Islam yang berkeinginan menjadi mediator bagi organisasi-organisasi serupa yang ada di Indonesia.
Di dalamnya berkumpul para tokoh dan aktivis lintas agama dari berbagai LSM yang secara intens berinteraksi dan bertukar pikiran dengan secara bebas. Slogan yang mereka dengung-dengungkan adalah: Tak ada kebahagiaan tanpa kesejahteraan, dan tak ada kesejahteraan tanpa kebebasan.

Pengertian Islam Liberal sendiri dijelaskan dalam situs resmi mereka (islamlib.com), yaitu: 
“Suatu bentuk  penafsiran tertentu atas Islam denagn beberapa landasan "
(a) membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam, 
(b) Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks, 
(c) Mempercayai kebenaran yang relative, ternuka dan plural, 
(d) Memihak pada yang minoritas dan tertindas, 
(e) Meyakini kebebasan beragama, dan 
(f) Memisahkan otoritas dunaiwi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.

Untuk mewujudkan masyarakat yang liberal, maka dibentuk JIL. Ide dan program yang diusung JIL tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan Barat.  Berbagai program mereka jalankan, seperti: talkshow di Kantor Berita Radio, yang direlay oleh radio-radio daerah seluruh Indonesia, penerbitan buku yang bertemakan pluralism dan inklusivisme agama, penerbitan majalah, diskusi keislaman bekerjasama dengan universitas, LSM, kelompok mahasiswa hingga pesantren.

Oleh karena itu, umat Islam harus waspada terhadap berbagai tipu daya para budak-budak orientalis yang menggerogoti Islam dari dalam melalui berbagai program yang mereka laksanakan. 

Kutipan :
Desastian
Selasa, 21 Feb 2012 

Munarman: Demi Rp 61 Miliar, Kelompok Kafirin & JIL Bernafsu Bubarkan FPI


JAKARTA (voa-islam.com) – Maraknya gerakan anti Front Pembela Islam (FPI) yang marak belakangan ini, ditengarai didanai oleh asing.

Secara gencar kelompok kafir dan liberal melakukan gerakan anti FPI mulai dari penghadangan hingga upaya pembunuhan para ustadz petinggi FPI.

Berdasarkan temuan FPI, kelompok liberal itu mendapatkan kucuran dana dari para donatur termasuk pihak asing kurang lebih sebesar 61 Miliar. Menurut Ketua DPP FPI Bidang Nahi Munkar, Munarman SH, informasi itu didapat dalam pembicaraan rapat internal di kalangan kelompok liberal dan para pendukungnya.
“Itu dari pembicaraan dalam rapat mereka sendiri, rapat tanggal 10 Februari di Daun Coffee kawasan Taman Ismail Marzuki,” ujar Munarman kepada voa-islam.com, Ahad (19/2/2012).

Menyikapi besarnya dana tersebut, Munarman merasa tidak heran, karena semua itu sudah sunnatullah, di mana orang-orang kafir menafkahkan hartanya untuk menghalangi dakwah.
“Bukankah dalam Al-Qur’an sudah disebutkan, ‘Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah.’ Jadi tidak usah heran,” jelasnya sembari mengutip Al-Qur'an surat Al-Anfal 36.

Para tokoh kafir dan liberal yang mendapat kucuran dana asing itu, lanjut Munarman, di antaranya adalah Guntur Romli dari kelompok liberal dan Tata yang mewakili Kristen dari Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Di antara oknum-oknum yang terlibat dalam rapat pembubaran FPI dengan mendapatkan kucuran dana 61 Miliar tersebut adalah gembong liberal Guntur Romli dan Tata yang merupakan perwakilan Kristen dari Kalteng,” pungkasnya. []

Kutipan :
ahmed widad / VOA Islam
Selasa, 21 Feb 2012

Aksi #IndonesiaTanpaJIL Ditetapkan Tanggal 9 Maret 2012 di Bundaran HI

Forum Umat Islam (FUI) merealisasikan janjinya untuk mengadakan aksi demo Indonesia Tanpa Liberal (#IndonesiaTanpaJIL) yang ditetapkan untuk diadakan pada hari Jumat, 9 Maret 2012 mendatang di bundaran HI.

"Ya, Insya Allah kita bersama ormas-ormas Islam dan umat Islam berencana akan mengadakan apel ukhuwah umat Islam untuk Indonesia Tanpa Liberalisme, Jumat, 9 Maret 2012 di bundaran HI," kata ustadz Muhammad Al Khaththath kepada MuslimDaily, Senin pagi, 27/02/2012.
Aksi bertajuk Apel Ukhuwah Umat Islam untuk Indonesia Tanpa Liberal itu sendiri akan dilangsungkan pada tanggal 9 Maret 2012, pada pukul 13.00 WIB - selesai dengan menempuh long march dari bundaran HI menuju Lapangan Monas.

Disamping mengagendakan orasi dan penjelasan kepada umat untuk menyelamatkan Indonesia dari bahaya Liberalisme yang disebarluaskan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL), aksi ini juga untuk menjadikan Indonesia Tanpa Korupsi, Indonesia Tanpa JIL, Indonesia Tanpa Ahmadiyah, dan Indonesia Tanpa Komunisme.

Rencana aksi umat Islam menolak gerakan liberalisme tanggal 9 Maret 2012 itu sekaligus sebagai kepastian jadwal aksi yang sebelumnya sempat direncanakan tanggal 16 Maret 2012. (baca: Maret, FUI Berencana Gelar Aksi Indonesia Tanpa JIL di Bundaran HI

Sebelumnya, FUI menginformasikan kepada MuslimDaily.Net perihal agenda aksi demo di bundaran HI pada bulan Maret untuk mendesak pembubaran JIL yang sangat meresahkan umat sebagai respon atas meluasnya dukungan dari ribuan netter terhadap gerakan #IndonesiaTanpaJIL di Facebook dan Twitter.
"Sebagai respon awal atas gerakan #IndonesiaTanpa JIL, kami akan melanjutkan dukungan kami dengan turun ke bundaran HI untuk aksi Indonesia Tanpa Liberalisme," kata sekjen FUI, ustadz Muhammad Al Khaththath kepada MuslimDaily saat itu, pada Kamis malam lalu, 23/02/2012.
FUI, melalui Al Khaththath, juga menyatakan dukungannya atas inisiatif para pegiat dunia maya yang menyerukan gerakan #IndonesiaTanpaJIL.
"Bagus, teruskan!" ucap sekjen FUI itu singkat kepada MuslimDaily, Kamis malam (23/02/2012).

Sebagaimana diketahui, gerakan #IndonesiaTanpaJIL sendiri sebelumnya merupakan gerakan yang muncul sebagai reaksi spontan dari para pegiat Twitter yang resah akibat kampanye gerakan #IndonesiaTanpaFPI beberapa hari sebelum tanggal 14 Februari 2012 yang diusung oleh aktivis-aktivis JIL yang sempat membanjiri timeline Twitter. (baca: Gerakan Anti FPI JIL Direspon Pengguna Twitter Dengan Gerakan Indonesia Tanpa JIL).

Sampai dengan berita ini dimuat, sejak digulirkan di media jejaring Facebook, gerakan #IndonesiaTanpaJIL sudah berhasil mencapai dukungan 14.000 (empat belas ribu) fesbuker (pengguna Facebook). Fan Page #IndonesiaTanpaJIL sendiri mulai diluncurkan sejak hari Senin, 20/02/2012, setelah sebelumnya gerakan ini eksis di Twitter. (fkr/muslimdaily)

Sudahkah Anda bergabung untuk ikut menyuarakan Indonesia Tanpa JIL? Silakan klik link berikut ini Fan Page #IndonesiaTanpaJIL

Kutipan :
Muslim Daily
Diposting Senin, 27-02-2012 | 10:34:13 WIB

IJABI Terbukti Berbohong

Syiah berkeyakinan bahwa taqiyyah (berbohong) salah satu rukun agama seperti shalat yang tidak boleh ditinggalkan sampai datangnya Imam Mahdi, atau sampai hari kiamat.

Ja’far Ash Shadiq:Jikalau kamu mengatakan bahwa yang meninggalkan taqiyyah itu seperti orang yang meninggalkan shalat, maka kamu benar!” (Man Laa yahdhuruhul Faqih, Ibnu Babawaih, juz 2 hal 80)
Al baqir:Sesungguhnya 9/10 agama merupakan taqiyyah. Tidak ada agama bagi yang tidak mengamalkan taqiyah!” (Ushul al Kafi, al Kulaini, juz 2 hal 217)
Ibn Babawaih al Qummi:Bertaqiyyah itu wajib, tidak boleh ditinggalkan sampai munculnya al Qa’im (Imam mahdi), maka siapa yang meninggalkannya sebelum munculnya al Qa’im maka ia telah murtad dari agama Allah Ta’ala, murtad dari agama Imamiyah, dan juga menyelisihi Allah, Rasul-Nya dan para Imam !” (al I’tiqadaat, Ibn Babawaih al Qummi, hal 114-115)

Salah satu organisasi yang mewakili Syiah di Indonesia adalah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) ternyata terbukti bertaqiyyah (berbohong) untuk mendapatkan sambutan positif di tengah masyarakat yang tak mengetahui hal ihwal tentang agama sesat ini, Syiah.

Berikut salah satu data kebohongan mereka ;
Harian Fajar, Minggu, 6 Februari 2011, menurunkan berita tentang IJABI, dengan judul berita “IJABI Tentang Sikap Menjelek-jelekkan Sahabat Nabi”, di dalam salah satu ulasan berita itu ditulis: “Melalui ketuanya, Syamsuddin Baharuddin, dia menegaskan IJABI Sulsel sama sekali tidak pernah membuat gerakan yang menjelek-jelekkan sahabat Nabi saw sebaliknya, IJABI sangat menentang gerakan atau upaya menjelek-jelekkan sahabat Rasulullah saw.”

Mendengar berita itu semestinya sebagai orang Muslim kita turut bergembira, karena dengan tegas IJABI menyatakan bahwa kegiatan utama Syiah selama ini yang sangat identik permusuhannya dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw itu mereka tentang dengan keras.
Namun, bagi yang rajin meneliti dan menelaah sepak terjang organisasi Syiah yang satu ini seperti LPPI Makassar, tentu akan menilai bahwa berita publik semacam ini hanyalah bualan dan omong kosong belaka!

Coba pembaca perhatikan data-data IJABI di bawah ini yang sangat menjelek-jelekkan sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw :
  • Para sahabat sering menentang pada saat Rasulullah saw masih hidup.[1]
  • Utsman bin Affan bersama dengan sebagian besar sahabat lain lari dari medan perang uhud.[2]
  • Para sahabat membantah perintah Nabi saw.[3]
  • Para sahabat merobah-robah agama.[4]
  • Para sahabat murtad.[5]
  • Aisyah bermuka hitam, suka memoles pipinya dengan sejenis akar sebuah pohon sehingga berwarna merah, sehingga dengan itu beliau dijuluki Al Humairo (yang kemerah-merahan pipinya). Ia sangat pencemburu, dan suka membuat makar.[6] Na’udzu billah min dzalik
  • Abu Sufyan tidak percaya ada surga, neraka, hari perhitungan dan siksaan.[7]
  • Khalid bin Walid membunuh Malik bin Nuwairah dan menikahi istrinya pada malam hari.[8]
  • Amr bin Ash adalah anak dari hasil promiskuitas (ibunya digagahi oleh beberapa orang yang tidak jelas).[9] Ia membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya ke dalam perut bangkai dan membakarnya.[10]
Beberapa poin di atas hanyalah sebagian dari data-data yang telah kami kumpulkan. kami kutip untuk membuktikan bahwa mereka (Baca: IJABI atau Syiah Imamiyah) berbohong dan berdusta di depan publik agar mendapat simpati dari masyarakat yang tak tahu –menahu tentang kesesatan agama Syiah.
Inilah dia manhaj agama sesat Syiah yang dipenuhi dengan kebohongan dan kedustaan serta cacian dan laknat untuk manusia-manusia terbaik didikan langsung Nabi Muhammad saw.(LPPIMakassar.blogspot.com)

Catatan kaki:
[1] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 82
[2] Ibid. hal 79. Meskipun mereka lari dari medan perang, namun Utsman bin Affan dan sebagian sahabat lainnya tidak pantas dicela dan disebut-sebut lagi sebagai oarng yang menentang perintah Rasulullah saw karena mereka sudah diampuni oleh Allah swt, silakan lihat QS. Ali Imran: 155
[3] Jalauddin Rakhmat. Sahabat Dalam Timbangan Al Quran, Sunnah dan Ilmiu Pengetahuan. PPs UIN Alauddin 2009. hal. 7
[4] Jalaluddin Rakhmat. Artikel dalam Buletin al Tanwir Yayasan Muthahhari, IJABI Jabar bekerjasama dengan IJABI Sulsel, Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. hal. 3
[5] Ibid. hal. 4
[6] Ceramah Asyura Jalaluddin Rakhmat (Ketua Dewan Syuro IJABI), Rec. 07 Arsip LPPI Perw. IndTim.
[7] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 84
[8] Ibid
[9] Jalaluddin Rakhmat. (Ketua Dewan Syuro IJABI) Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 14
[10] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 84


Kutipan :
Era Muslim
Selasa, 21/02/2012 17:29 WIB

Jawaban untuk Misionaris Kristen (2): Bibel Kehilangan 18.666 Ayat


Tuduhan tentang hilangnya 127 ayat Al-Qur'an itu terlalu naif, di samping jumlahnya terlalu kecil, argumennya pun sangat lemah berdasarkan khabar palsu.

Kalau mau berkaca, para misionaris itu seharusnya malu mengumbar tuduhan itu. Faktanya, justru Bibel dalam satu edisinya kehilangan ribuan ayat.

Dalam Alkitab terbitan Jerman “Die Gute Nachricht Altes und Neues Testa­ment” terbitan Deutsche Bibelstifung Stuttgart Jerman tahun 1978, sebanyak 18.666 ayat dari ratusan pasal yang diamputasi. Fakta hilang­nya belasan ribu ayat Alkitab ini cukup mence­ngang­kan, karena berarti hampir tiga kali lipat jumlah ayat kitab suci Al-Qur‘an.
Kejanggalan Alkitab Jerman ini sudah sangat me­nyengat sejak lembaran pertama, karena susunan bilangan pasalnya loncat-loncat tak karuan. Kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose), terdapat 8 pasal yang tidak ter­cantum, antara lain: pasal 5, 10, 20, 23, pasal 26, 31, 34, dan 36.

Dari seluruh kitab Perjanjian Lama, yang paling banyak kehilangan ayat adalah kitab Mazmur (Das Buch Psalmen). Umumnya, kitab ini terdiri dari 150 pasal. Tetapi dalam Alkitab Jerman ini hanya terdapat 41 pasal saja. Sedangkan 109 pasal lain­nya tidak dimuat sama sekali. Di samping itu, beberapa bagian di antaranya kehila­ngan separo pasal. Jika dihitung, seluruh ayat yang hilang dari kitab Mazmur berjumlah 1.830 ayat. Beberapa ayat Mazmur yang hilang antara lain: pasal 52-70 (hlm 394) hilang 287 ayat; pasal 75-83 (hlm 400) hilang 194 ayat; pasal 119-120 (hlm 416) hilang 183 ayat, dsb.

Lima kitab dalam Bibel yang dianggap sebagai Kitab Taurat Musa, yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, dalam Alkitab Jerman ini, tidak memiliki kewiba­waan sama sekali. Ribuan ayat dipangkas, padahal dalam kitab-kitab ini, terutama kitab Imamat terdapat banyak ayat mengenai keima­nan, hukum halal-haram, dan syariat ibadah.

Kitab Bilangan (Das Vierte Buch Mose). Dari 36 pasal yang ada, kini hanya tersisa 10 pasal, setelah dipang­kas 26 pasal, antara lain: pasal 1-2 (88 ayat), pasal 4-5 (80 ayat), pasal 7-9 (138 ayat), pasal 11-12 (51 ayat), pasal 15-19 (158 ayat), dan pasal 25-36 (418 ayat). 
Pada bagian yang lain, kitab Bilangan dipangkas separo pasal, antara lain: pasal 3:1-4, pasal 6:9-21, pasal 10:1-32, pasal 13:9-16, pasal 20:14-21, pasal 21:1-3, pasal 21:10-20, pasal 23:1-40, dan pasal 24:20-24. 
Jumlah ayat dihilangkan dari kitab Bilangan adalah 1.057 ayat.

Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose) yang seyogianya terdiri dari 27 pasal (859 ayat), dalam Alkitab Jerman ini hanya tersisa 3 pasal saja, yaitu pasal 9, 16 dan 19, setelah diam­putasi 89 persen. Ayat-ayat yang dihilangkan dari kitab Imamat antara lain: pasal 1-8 (208 ayat), pasal 10-15 (224 ayat), pasal 17-18 (46 ayat), dan pasal 20-27 (286 ayat). 
Jika dijumlahkan, seluruh ayat yang dihilangkan dari kitab Imamat adalah 764 ayat yang tersebar dalam 24 pasal.

Kitab Ulangan (Das Fünfte Buch Mose, Deu­te­ronomium) pun tak ketinggalan. Ia menjadi korban mutilasi 698 ayat. Beberapa pasal yang dipenggal adalah: pasal 1-5 (194 ayat), pasal 8-11 (103 ayat), pasal 16 (22 ayat), pasal 19 (21 ayat), pasal 22 (30 ayat), pasal 28-29 (97 ayat), dan pasal 32-33 (81 ayat). 
Sedangkan pasal-pasal yang dipangkas separo antara lain: pasal 7:12-26, pasal 12:17-32, pasal 13:1-6, pasal 15:19-23, pasal 17:1-13, pasal 18:1-8, pasal 21:1-14, pasal 23:18-25, pasal 24:5-9, pasal 25:1-4, pasal 25:11-19, pasal 26:16-19, pasal 27:1-11, pasal 30:1-10, dan pasal 31:9-30.

Kitab Keluaran (Das Zweite Buch Mose) dipangkas 539 ayat. Beberapa pasal yang hilang dari kitab ini adalah pasal 18 (27 ayat), pasal 26- 31 (203 ayat), dan pasal 35-39 (176 ayat). Sedangkan pasal-pasal yang dipangkas separoh antara lain: pasal 1:1-5, pasal 6:2-29, pasal 7:1-13, pasal 13:1-16, pasal 16:4-5, pasal 16:32-36, pasal 18:17-27, pasal 21:1-17, pasal 22:1-19, dan pasal 33:1-17.

Hebatnya, ada 14 kitab dibuang semuanya, yaitu: Kitab Tawarikh I (891 ayat); Tawarikh II (822 ayat); Kitab Yudit (339 ayat), Kitab Ratapan (154 ayat), Kitab Obaja (21 ayat), Kitab Nahum (47 ayat), Kitab Habakuk (56 ayat), Kitab Zefanya (53 ayat), Kitab Kebijakan Salomo (435 ayat), Kitab Sirakh (1.401 ayat), Kitab Barukh (213 ayat), Kitab Ester (167 ayat), Tambahan Kitab Ester (91 ayat), dan Tambahan Kitab Daniel (196 ayat).

Daftar Belasan Ribu Ayat yang Dibuang dari Bible Jerman
  1. Kitab Kejadian (Das Erste Buch Mose): 391 ayat.
  2. Kitab Keluaran (Das Zweite Buch Mose): 539 ayat.
  3. Kitab Imamat (Das Dritte Buch Mose): 764 ayat.
  4. Kitab Bilangan (Das Vierte Buch Mose): 1.057 ayat.
  5. Kitab Ulangan (Das Fünfte Buch Mose/ Deuteronomium): 698 ayat.
  6. Kitab Yosua (Das Buch Josua): 528 ayat.
  7. Kitab Hakim-hakim (Das Buch Von Den Richtern): 386 ayat.
  8. Kitab I Samuel (Das Erste Buch Samuel): 304 ayat.
  9. Kitab II Samuel (Das Zweite Buch Samuel): 363 ayat.
  10. I Raja-raja (Das Ersste Buch von den Königen): 375 ayat.
  11. II Raja-raja (Das Zweite Buch von den Königen): 343 ayat.
  12. Kitab Tawarikh I: 891 ayat.
  13. Kitab Tawarikh II: 822 ayat.
  14. Kitab Ezra (Das Buch Esra): 125 ayat.
  15. Kitab Nehemia (Das Buch Nehemia): 289 ayat.
  16. Kitab Ester: 167 ayat.
  17. Kitab Ayub (Das Buch Ijob): 672 ayat.
  18. Kitab Mazmur (Das Buch Psalmen): 1.830 ayat.
  19. Kitab Amsal (Das Buch Sprichwörter): 704 ayat.
  20. Kitab Pengkhotbah (Das Buch Kohelet): 100 ayat.
  21. Kitab Kidung Agung (Das Hohelied): 31 ayat.
  22. Kitab Yesaya (Das Buch Jesaya): 687 ayat.
  23. Kitab (Der Prophet Jeremia): 869 ayat.
  24. Kitab Ratapan: 154 ayat.
  25. Kitab Yehezkiel (Der Prophet Ezechiel): 871 ayat.
  26. Kitab Daniel (Das Buch Daniel): 219 ayat.
  27. Kitab Hosea (Der Prophet Hosea): 128 ayat.
  28. Kitab Yoel (Der Prophet Joel): 16 ayat.
  29. Kitab Amos (Der Prophet Amos): 14 ayat.
  30. Kitab Obaja: 21 ayat.
  31. Kitab Mikha (Der Prophet Micha): 46 ayat.
  32. Kitab Nahum: 47 ayat.
  33. Habakuk: 56 ayat.
  34. Kitab Zefanya: 53 ayat.
  35. Kitab Hagai (Der Prophet Haggai): 14 ayat.
  36. Kitab Zakharia (Der Prophet Sacharja): 115 ayat.
  37. Kitab Maleakhi (Der Prophet Maliachi): 36 ayat.
  38. Kitab Tobit  (Das Buch Tobit): 85 ayat.
  39. Kitab Yudit: 339 ayat.
  40. Tambahan Ester: 91 ayat.
  41. Kebijakan Salomo: 435 ayat.
  42. Kitab Sirakh: 1.401 ayat.
  43. Barukh : 213 ayat.
  44. Tambahan Kitab Daniel: 196 ayat.
  45. I Makabe (Das Erste Buch von Den Makkabäer): 757 ayat.
  46. II Makabe (Das Zweite Buch von Den Makkabäer): 424 ayat.
Dengan fakta hilangnya 18.666 ayat ini, seharusnya Ibn Warraq dan para misionaris tak usah mencari-cari dan merekayasa kesalahan Al-Qur'an. Lebih baik pikirkan mengapa belasan ribu ayat Bibel bisa raib? 
[A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara-Islam]


Kutipan :
VOA Islam
Senin, 27 Feb 2012

Jawaban untuk Misionaris Kristen (1): Ayat Al-Qur'an Dikorup 127 Ayat?



SALAH satu rujukan misionaris untuk menyatakan Al-Qur'an palsu adalah buku The Origins of the Koran, Classic Essays on Islam’s Holy Book karya Ibn Warraq (nama samaran). Setelah keluar dari Islam, murtadin asal Pakistan yang pernah menjadi kurir Salman Rushdie ini mendirikan Institute for the Secularisation of Islamic Society (ISIS), yang memfokuskan diri pada kritik Al-Qur'an.

Di antara amunisi Ibn Warraq untuk menggugurkan otentisitas Al-Qur'an adalah tudingan bahwa surat Al-Ahzab yang dimiliki umat Islam ini sudah tidak asli, karena menyusut 127 ayat dari Al-Qur'an asli yang diajarkan Rasulullah SAW. Berikut kutipannya:
“Variant Versions: Verses Missing, Verses Added. Almost without exceptions Muslims consider that the Quran we now possess goes back in its text and in the number and order of the chapters to the work of the commission that ‘Uthman appointed. Muslim orthodoxy holds further that ‘Uthman’s Quran contains all of the revelation delivered to the community faithfully preserved without change or variation of any kind and that the acceptance of the ‘Uthmanic Quran was all but universal from the day of its distribution. The orthodox position is motivated by dogmatic factors; it cannot be supported by the historical evidence. –Charles Adams–
While modern Muslims may be committed to an impossibly conservative position, Muslim scholars of the early years of Islam were far more flexible, realizing that parts of the Koran were lost, perverted, and that there were many thousand variants which made it impossible to talk of the Koran. For example, As-Suyuti (died 1505), one of the most famous and revered of the commentators of the Koran, quotes Ibn ‘Umar al Khattab as saying: "Let no one of you say that he has acquired the entire Quran, for how does he know that it is all? Much of the Quran has been lost, thus let him say, ‘I have acquired of it what is available’" (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72). Aisha, the favorite wife of the Prophet, says, also according to a tradition recounted by as-Suyuti, "During the time of the Prophet, the chapter of the Parties used to be two hundred verses when read. When ‘Uthman edited the copies of the Quran, only the current (verses) were recorded" (73)” (The Origins of the Koran, Classic Essays on Islam’s Holy Book, editor Ibn Warraq, p. 5-6)

[Bermacam Versi: Ayat yang Hilang dan Ayat yang Ditambahkan. Tanpa kecuali, setiap orang Islam mengatakan bahwa Quran yang kita miliki sekarang sama persis baik dalam teks, nomor dan urutan bab dengan Al-Qur'an yang disusun oleh komisi yang ditunjuk khalifah Usman. Malah Muslim konservatif mengatakan bahwa Qurannya Usman berisi semua wahyu yang disampaikan pada masyarakat dan dijaga dengan teliti tanpa mengalami satu perubahan atau variasi macam apapun. Dikatakan pula bahwa Qurannya Usman memang universal dari hari pertama disebarkan. Tapi sikap ortodoks ini dimotivasi oleh faktor dogma yang tidak didukung bukti sejarah. (Charles Adams).

Sementara kaum cendekiawan Muslim dari tahun-tahun awal Islam jauh lebih fleksibel daripada Muslim sekarang. Mereka menyadari bahwa ada bagian-bagian Al-Qur'an yang hilang, menyimpang, dan ada banyak ribu variasi. Misalnya, As-Suyuti (wafat 1505), salah seorang pakar Al-Qur'an yang paling terkenal dan dihormati, mengutip pernyataan Ibnu Umar Al-Khatthab: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan bahwa ia telah mendapatkan seluruh Quran, karena bagaimana dia tahu bahwa itu memang keseluruhannya? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu kalian harus mengatakan, "Aku telah mendapatkan bagian Al-Qur'an yang ada" (As-Suyuti, Itqan, jilid III, halaman 72). As-Suyuti juga menceritakan, Aisyah istri tersayang nabi mengatakan, “Pada masa Nabi, surat Al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Tapi setelah Usman melakukan kodifikasi, jumlahnya menyusut menjadi seperti sekarang (yakni 73 ayat)”]

Tuduhan bahwa Al-Qur'an kehilangan 127 ayat itu, sampai sekarang menjadi rujukan para misionaris Kristen maupun untuk memurtadkan umat Islam. Misionaris lain yang mengungkapkan tudingan itu adalah Robert Morey dalam bukunya The Islamic Invasion.
Secara sederhana, validitas khabar yang dikutip Ibn Warraq itu patut dipertanyakan, karena tidak mencamtumkan sanad yang shahih sampai kepada shahabat Aisyah RA.

Secara ilmiah, ulama hadits Syaikh Muhammad Thahir Ibnu 'Asyur menyimpulkan bahwa riwayat tersebut tidak bisa dipercaya. Penulis kitab tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir –yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Asyur– ini menyebut riwayat yang men­­catut nama Aisyah Ummul Mukminin itu sebagai “sanad yang paling lemah” (Tafsir At-Tahrir Wat-Tanwir X/246).
Ulama lainnya, Syaikh Muhammad Izzah Daruzah yang telah melakukan penelitian terhadap khabar itu, menyebutnya sebagai khabar yang tidak dipercaya (dhaif) dan tidak terdapat dalam kitab hadits yang shahih. Maka tawaquf (abstain) dari khabar tersebut lebih afdhal.

Selain itu, dalam mushaf Utsman RA dinukil dari mushaf yang telah disusun pada masa Abu Bakar RA, tidak mungkin terjadi penghapusan satu ayat pun, apalagi sampai ratusan ayat seperti yang dituduhkan itu. Apalagi Aisyah RA adalah wanita yang kuat hafalan baik terhadap ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits nabi. Sehingga sangat tidak masuk akal jika Aisyah hanya berdiam diri saat menjumpai ada ratusan ayat yang dihapus. Kalaupun pengurangan ayat itu terjadi tidak masuk akal pula kalau dirinya tidak membantah” (At-tafsir Al-Hadits; Tafsir Suwar Murattabah Hasba Nuzul, VIII/238-239).

Secara logika, penyusutan ayat dari 200 menjadi 73, artinya hilang 127 ayat. Ini bukan suatu jumlah yang sedikit. Seandainya Utsman RA mengorupsi 127 ayat Al-Qur’an pada proses pem­bukuan, bisa dipastikan umat Islam akan heboh pada waktu itu, bahkan bisa terjadi konflik berdarah yang akan menggagalkan proses pembukuan Al-Qur’an. Jika berani mengo­rupsi ayat Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat, pastilah Utsman akan menuai komplain dari para shahabat lainnya, karena jumlah shaha­bat yang hafal Al-Qur’an sangat banyak.
Riwayat dhaif tentang komplain Aisyah terhadap mushaf Al-Qur’an, semakin terbantah dengan adanya ijma’ (consensus) umat Islam terhadap mushaf Al-Qur’an pada waktu itu. Setelah mushaf Al-Qur’an pada masa Utsman selesai dibukukan, naskah tersebut diverifikasi dan dicek dengan mushaf dari Hafshah, lalu dibacakan kepada para shahabat di depan Utsman. Ternyata tak satupun shahabat penghafal Al-Qur'an yang mem­protes (komplain).

Jelaslah bahwa tak satu ayat pun hilang dari Al-Qur'an. Sebaliknya, jika diteliti secara objektif, justru Bibel kehilangan banyak kisah tentang masa remaja Yesus.
Bibel hanya mencatat masa kecil Yesus dari lahir hingga masa remaja berumur 12 tahun dalam Injil Lukas 1:1 sampai dengan 2:42. Selanjutnya Bibel tidak menceritakan masa remaja Yesus, tiba-tiba Injil Lukas 3:23 menceritakan masa dewasa Yesus pada usia 30 tahun. Lalu di manakah cerita perjalanan hidup Yesus dari usia 12 hingga 30 tahun? Raib!
Dengan tidak adanya kisah perjalanan hidup Yesus selama 18 tahun, berarti umat kristiani kehilangan banyak ayat, karena mereka mengimani Yesus sebagai Firman Tuhan yang hidup. Bersambung [A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara-Islam]

Kutipan :
VOA Islam
Ahad, 26 Feb 2012

Minggu, 26 Februari 2012

Kupas Tuntas Syiah di Muhammadiyah Bekasi: Iman-Islamnya Syiah Memang Beda

 
Ustadz Farid Achmad Okbah MA 

BEKASI (voa-islam.com) – Doktrin Syi'ah menyimpang dari akidah Islam, sehingga keduanya mustahil disatukan. Syi'ah meyakini Al-Qur'an tidak lengkap dan melaknat shahabat Nabi. Rukun iman dan Islam versi Syi'ah pun lain.

Berbagai fakta dan data penyimpangan akidah Syi’ah itu dipaparkan djalam Kajian ilmiah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bekasi bertajuk “Kupas Tuntas Aliran Sesat,” Sabtu siang (25/2/2012). Untuk memperkuat validitas dan akurasi datanya, Farid membawakan bukti-bukti belasan kitab Syi’ah sendiri.

Dari berbagai penyimpangan dalam belasan kitab Syi’ah yang dibawanya itu, Ustadz Farid menyimpulkan bahwa berdasarkan fatwa para ulama, akidah Syi’ah telah keluar dari Islam.
Salah satu buktinya, Farid membacakan kitab “Al-Kafi fil-Ushul” yang menjadi rujukan utama kaum Syi’ah. Jilid kedua kitab tersebut menyebutkan bahwa Abu Abdillah, salah satu imam Syi’ah berkata: "Al-Qur'an yang dibawa oleh Jibril alaihissalam kepada Nabi Muhammad SAW itu berjumlah 17.000 ayat.”
...Imam Syi'ah mengajarkan bahwa Al-Qur'an yang asli terdiri dari 17.000 ayat...
Dengan keyakinan ini, jelas Farid, berarti Syi’ah menuduh Al-Qur'an yang ada sekarang ini telah kehilangan belasan ribu ayat. Keyakinan ini jelas telah keluar dari Islam karena meyakini Al-Qur'an sudah tidak asli. “Menuduh Al-Qur'an sudah tidak otentik membuat seseorang murtad dari Islam. Karena Allah Ta’ala telah menggaransi keaslian Al-Qur'an dalam ayat: ‘inna nahnu nazzalnadz-dzikraa wa innaa lahu lahafizhun,” jelas direktur Islamic Centre Al-Islam itu.

Selain itu, lanjut Farid, perbedaan Islam dengan Syi’ah bisa ditemui dengan mudah dalam buku-buku resmi Syi’ah terbitan dalam negeri. Salah satunya adalah buku “40 Masalah Syi’ah” karya Emilia Renita  AZ yang diterbitkan oleh Ijabi.

Pada Bab 18 ‘Rukun Iman dan Rukun Islamnya Berbeda,’ jelas Farid, istri Prof Dr Jalaluddin Rakhmat itu mengakui bahwa Rukun Islam dan Rukun Iman Syi’ah berbeda dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah. “Dalam bab ini, disebutkan bahwa rukun iman Syi’ah ada lima yaitu Tauhid (percaya kepada keesaan Allah yang mutlak), ‘Adalah (percaya kepada keadilan ilahi), Nubuwwah (kenabian), Imamah (percaya kepada para imam setelah Nabi SAW) dan Al-Ma’ad (percaya kepada hari Akhir). Sedangkan rukun Islamnya Syi’ah ada sebelas: shalat, puasa, zakat, khums, haji, jihad, amar ma’ruf nahi munkar, tawalla, tabarra, dan amal shaleh,” paparnya.

Doktrin Syi’ah ini, lanjut Farid, jelas sangat berbeda dengan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang meyakini rukun iman dan rukun Islam berdasarkan hadits Shahih Bukhari riwayat Umar Bin Khatthab RA. Rukun Iman yang benar menurut hadits Nabi ada enam, yaitu: iman kepada Allah SWT, iman kepada para malaikat, iman kepada Kitab-kitab Suci, iman kepada para rasul
Allah, iman kepada hari Kiamat, dan iman kepada Qadha dan Qadar. Sedangkan rukun Islam ada lima, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji.

 

Membaca uraian rukun iman dan rukun Islam versi Syi’ah itu, Farid merasa heran karena jauh dari standar ilmiah. Jika rukun iman dan rukun Islam ada rujukannya, yaitu Al-Qur'an dan Hadits Nabi, namun versi Syi’ah yang diedit Prof Dr Jalaluddin Rakhmat ini sama sekali tidak mencantumkan dalil maupun referensi apapun.
“Kita sangat heran. Buku ini kan diedit oleh Djalaluddin Rahmat yang bertitel professor doktor. Tapi anehnya ketika menulis rukun iman dan rukun Islam sama sekali tidak mencantumkan referensinya. Ini rendah sekali,” tukas pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) itu.

Penyimpangan Syiah lainnya yang dibeberkan Ustadz Farid, antara lain: mengafirkan para shahabat Nabi. Bahkan kebencian terhadap para shahabat itu dituangkan dalam selebaran Doa Ziarah Asyura yang melaknat para shahabat. “Doa melaknat para shahabat ini dibagikan kepada para peserta peringatan Hari Asyura di Puri Garini, Halim Perdana Kusumah Jakarta hari ini Selasa 6 Desember 2011 lalu,” tutupnya. [taz]

kutipan :
Taz / VOA
Sabtu, 25 Feb 2012

Jalaluddin Rakhmat, Pendeta syiah yang terbukti berbohong

 
Jalaluddin Rakhmat

Harian Tribun Timur Makassar, Selasa, 19 Juli 2011, hal 3, menurunkan berita klarifikasi dari Jalaluddin Rakhmat (baca: JR) bahwa “Kang Jalal Bantah Halalkan Nikah Mut’ah dan Kafirkan Sahabat Nabi” 

Berita di atas bertentangan dengan pernyataan JR yang termuat di Harian Fajar, Minggu, 25 Januari 2009, dimana dia mengatakan: “Nikah Mut’ah memang boleh saja dalam pandangan agama karena masih dihalalkan oleh Nabi saw. Dan apa yang dihalalkan oleh Nabi saw, maka itu berlaku sampai kiamat”
Pernyataan JR bahwa ia juga membantah mengkafirkan sahabat Nabi hanyalah pemanis bibir belaka, ini terbukti dari beberapa tulisannya yang mengkafirkan sahabat Nabi saw, di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Para sahabat merobah-robah agama.[1]
  2. Para sahabat murtad.[2]
  3. Muawiyah tidak hanya fasik bahkan kafir, tidak meyakini kenabian.[3] Ia besama dengan Abu Sufyan dan Amr bin ash telah dilaknat oleh Nabi saw.[4]


[1] Jalaluddin Rakhmat. Artikel dalam Buletin al Tanwir Yayasan Muthahhari, IJABI Jabar bekerjasama dengan IJABI Sulsel, Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H.  hal. 3
[2] Ibid. hal. 4
[3] Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 24
[4] Ibid. hal. 73

(LPPIMakassar.blogspot.com)

Kutipan :
Saif Al Battar / arrahmah
Ahad, 26 Februari 2012 13:35:01

Dedengkot JIL Ulil Abshar Abdalla melakukan zina di luar nikah?

 
Ulil Abshar Abdalla
Jaringan Islam Liberal (JIL)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kebobrokan kelompok yang menuntut pembubaran Front Pembela Islam (FPI) terus diungkap. Setelah membuka dugaan adanya dana Rp. 62 Milyar yang mengalir untuk membubarkan FPI, pengurus FPI kembali membuka borok orang yang berniat membubarkan FPI sejak 2006 itu. Kali ini FPI membuka skandal perempuan dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla. Jika terbukti kebenarannya ini adalah skandal yang sangat memalukan.

Awalnya, Ketua DPP FPI Bidang Nahi Munkar Munarman ditanya oleh seorang wartawan mengenai sikap FPI atas penolakan sejumlah “kalangan masyarakat” atas keberadaan FPI. Mendengar pertanyaan itu, Munarman menjawab selama ini tidak ada masyarakat yang menolak FPI. “Masyarakatnya siapa dulu?” Munarman balik bertanya. Wartawan yang tadi bertanya pun jadi gelagapan.
Munarman menambahkan bahwa fakta di lapangan tidak ada masyarakat yang menolak FPI. “Jangan dipersepsikan salah lagi,” lanjut advokat senior itu.

Menyinggung segelintir orang Liberal yang berdemo di Bundaran HI pasca insiden palangkaraya beberapa waktu lalu, Munarman menjelaskan bahwa mereka bukanlah masyarakat, tetapi kelompok banci, homo dan perempuan dugem. “Yang demo itu banci, homo, sama perempuan dugem. Bagi saya itu itu sampah,” kata Munarman.
Para wartawan yang mengerubuti Munarman di depan Ruang Asmara Nababan, Gedung Komnas HAM, terus mendesak dan memastikan bahwa tidak ada masyarakat yang menolak FPI. Munarman pun kembali menegaskan, “Ngga ada, saya jamin tidak ada. Itu preman.  Yang menolak FPI itu yang suka dugem, main perempuan dan menghamili anak perempuan di bawah umur. Kalau mau bukti, ini saya punya buktinya. Ini nama perempuannya ada.”

Lantas, kepada para wartawan Munarman menunjukkan bukti pesan Blackberry Mesenger (BBM) antara Ulil Abshar Abdalla dengan seorang perempuan bernama Marchelinta Dhika. Seorang wartawan diminta membaca pesan itu:



Aku merasa berbuat salah pd isteriku krn aku telah selingkuh dg perempuan lain
Aku Ingin kembali mencintai isteriku saja
Aku pernah suka kamu, itu aku akui
“Lebay..ini aktivis yang katanya anti-FPI,” cetus Munarman.
Kemudian direktur An Nashr Institute itu balik bertanya, “jadi siapa yang menolak FPI? Tukang dugem, pelaku zina, pezina ini. Jangan coba-coba dia main sama kita. Kita punya kartunya,” kata Munarman.
Munarman lantas menceritakan perihal skandal yang terjadi antara Ulil dengan Marchelinta. Menurutnya, perempuan itu dihamili Ulil di luar nikah. Perempuan itu lantas diminta menggugurkan janinnya dengan imbalan sebuah mobil. Ternyata Ulil tidak memenuhi janji itu, tetapi hanya memberi uang ratusan juta kepada orang tua perempuan itu. Hingga kecewalah perempuan itu.

Jika Ulil merasa difitnah atau nama baiknya dicemarkan, Munarman mempersilahkan Ulil menggugat dirinya. “Kalau Ulil mau menggugat saya, silahkan,” tantang Munarman.

Penasaran dengan cerita itu, lantas wartawan  menelusuri lebih lanjut kebenarannya. Ternyata, selain pesan BBM di atas masih banyak lagi pesan BBM Ulil kepada perempuan di bawah umur yang tinggal di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu. Misalnya Ulil pernah cemburu dengan teman laki-laki baru perempuan itu. Hal itu diungkapkannya dalam pesan BBM:


Kamu menyakiti aku berkali2, aku berusaha sabar
Yg terakhir kemaren itu, aku sudah tak tahan
Aku baru saja kirim bunga Valentine ke kamu, tiba2 kamu pacaran dengan cowo lain, dan kamu tunjukin di pp BB
Malam Rabu, (21/2/2012), wartawan Suara Islam mengklarifikasi persoalan ini ke Marchelinta. Melalui pesan singkat (SMS), Marchelinta membenarkan bahwa ia pernah mempunyai hubungan spesial dengan Ulil Abshar Abdalla. “Iyah dengan ulil abshar abdallah…tahun kmren pas bulan puasa tp saya kenal dia sudah lama dua tahunan saya kenal dia..,” kata Marchelinta.

 
Sementara saat wartawan mengklarifikasi ke Ulil melalui pesan SMS ke nomor handphonenya ternyata failed (gagal). Pertanyaaan melalui twitter juga tidak ditanggapi. Hingga berita ini akan dimuat, SI Online kembali mencoba menghubungi Ulil. Hasilnya, “Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi”.


kutipan :
Saif Al Battar /  suara-islam.com / arrahmah.com
Rabu, 22 Februari 2012 17:52:29