Laman

Minggu, 13 Mei 2012

Mabes Polri tidak izinkan konser Lady Gaga

JAKARTA - Kabar baik bagi masyarakat Indonesia. Konser Lady Gaga yang sedianya akan digelar di Gelora Bung Karno (GBK) pada 3 Juni 2012 mendatang, ternyata perizinannya tidak disetujui oleh Mabes Polri. Kabar itu terkuak saat Forum Umat Islam (FUI) bersama Tim Pengacara Muslim (TPM) melakukan audiensi dengan sejumlah pejabat Divhumas Mabes Polri.

“Pihak promotor konser Lady Gaga sudah datang ke Mabes Polri untuk mengajukan izin konser dan pihak kami sudah menolak dan membatalkannya,” tegas salah seorang petinggi Divhumas Mabes Polri saat audiensi FUI dan TPM dengan Divhumas Mabes Polri, Jakarta, Jumat siang kemarin (11/5/2012). 

Jawaban yang sangat melegakan tersebut disampaikan sebagai jawaban dari permintaan  Wakil Sekjen DPP FPI, Ustad Awit Masyhuri, yang turut dalam delegasi FUI dan TPM.
Permintaan itu, disampaikan Ustadz Awit saat menanggapi permintaan Kabag Analisis dan Evaluasi Divhumas Mabes Polri yang memimpin pertemuan agar FPI tidak terlalu agresif (di lapangan). Polisi meminta FPI supaya tetap berkoordinasi dengan pihak Polri. Atas permintaan itu Awit menjawab supaya Polri lebih antisipatif dengan mencegah konser Lady Gaga di Jakarta.

Kepada para pejabat Divhumas, Ustadz Awit menjelaskan bahwa di Cina saja mendengarkan lagu-lagu Lady Gaga dilarang, apalagi konsernya. "Apalagi ikon pop porno dan pemuja iblis Luciver itu dalam konsernya di London telah mengatakan harus mendirikan kerajaan iblis di Indonesia," lanjut Ustadz Awit.
"Alhamdulillah jika betul konser Lady Gaga ditolak Mabes Polri, berarti ini tanda-tanda kebaikan Polri. Semoga semakin baik dan bertakwa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja ini tetap perlu dikawal, jangan-jangan nanti konsernya tetap digelar", kata Ustadz Awit seusai pertemuan. 

Tampak hadir dalam delegasi FUI dan TPM antara lain Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath, Ketua Dewan Pembina TPM Mahendradatta, Wasekjen FPI KH Awit Masyhuri, Ketua FPI Jaksel Habib Novel Bamukmin, Koordinator TPM Ahmad Michdan, SH dan anggota TPM Ahmad Kholid,SH.

Sebelumnya Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq Syihab tegas mengatakan pihaknya telah siap untuk membubarkan konser iblis Lady Gaga jika konser itu tetap digelar. Sementara aksi-aksi penolakan terhadap konser itu terus dilakukan oleh masyarakat di sejumlah tempat. 

Kutipan :
SI-Online/Arrahmah
Ahad, 22 Jumadil Akhir 1433 H / 13 Mei 2012

Mahasiswa ISID Gontor Tolak RUU-KKG

PONOROGO  - Sekitar tiga ratus lebih mahasiswa ISID (Institut Studi Islam Darussalam) Gontor pada 11/05/2012 menyatakan penolakan terhadap RUU-KKG. Seperti diberitakan inpasonline.com Pernyataan sikap itu dilakukan dengan mengumpulkan tanda tangan pernyataan dukungan terhadap MIUMI (Majelis Intektual dan Ulama Muda Indonesia) yang menolak RUU-KKG.

Pengumpulan tanda tangan dilakukan usai mereka mengikuti seminar “Penolakan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender”, yang diadakan oleh Fakultas Ushuluddin ISID dan Pusat Studi Ilmu, Iman dan Amal (PSIIA) ISID di Gedung Rabithah P.M.Gontor Ponorogo.

Adnin Armas, MA, yang menjadi pembicara dalam seminar menjelaskan, secara mendasar definisi Gender dalam pasal 1 ayat 1 RUU bermasalah dan bertentangan dengan ajaran Islam.  Gender di situ dimaknai sebagai hasil konstruksi budaya.
“Ini tidak benar, sebab peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan tidak berdasarkan budaya tapi berdasarkan wahyu yang berisifat tetap,” tegas Adnin yang juga alumni Gontor tahun 1992.
Beberapa pasal lain yang bermasalah di antaranya, pasal 1 ayat 2 dan 3, pasal 4, pasal 67 dan 70. Menurut Direktur Eksekutif INSISTS Jakarta ini, dampak dari RUU ini sangat besar. Yaitu merusak keluarga, wanita dan syariah Islam.

Menyadari hal itu, usai seminar, para mahasiswa seminar sepakat untuk mengumpulkan tanda tangan penolakan RUU KKG dan akan dikirim ke Jakarta.

Sementara Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA, Pembantu Rektor  III ISID Gontor sangat apresiatif terhadap seminar ini. Menurutnya, sudah semestinya ISID, khususnya Fakultas Ushuluddin, berada di garda depan menangkal pemikiran liberal secara akademik dan ilmiah.
“Penting diperhatikan, bahwa kita harus memiliki cara ilmiah bagaimana menampilkan Islam yang benar saat ini,” kata putra pendiri Pondok Gontor itu dalam sambutannya.

Seminar ini dihadiri oleh sejumlah cabang kampus ISID, kampus Al-Azhar, kampus Siman dan Kampus Mantingan. Bahkan lebih dari seratus mahasiswi dari kampus ISID Cabang Mantingan menghadiri acara seminar sekaligus menyatakan dukungan menolak RUU-KKG. 

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Ahad, 13 Mei 2012 11:28:01