Laman

Minggu, 27 Mei 2012

Alhamdulillah..., Lady Gaga GAGAL Konser.

FUI Mau Di Lawan ?!
      
                                      
                                                  YANG MENOLAK KONSER LADY GAGA :





- FORUM UMAT ISLAM (FUI) :
Perguruan As Syafi’iyyah, Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyyah, Hizb Dakwah Islam (HDI), Front Pembela Islam (FPI), YPI Al Azhar, Majelis Mujahidin, Jamaah Anshorut Tauhid, Gerakan Reformis Islam (GARIS), MER-C, Taruna Muslim, Al Ittihadiyah, Syarikat Islam, Forum Betawi Rempug (FBR), Hidayatullah, Al Washliyyah, Tim Pengacara Muslim (TPM), Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), PERSIS, BKPRMI, Al Irsyad Al Islamiyyah, ICMI, Badan Kontak Majelis Ta'lim (BKMT), Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI), Front Perjuangan Islam Solo (FPIS), Majelis Tafsir Al Quran (MTA), Wahdah Islamiyah, Majelis Adz Zikra, KAHMI, PERTI, Ittihad Mubalighin, Komunitas Muslimah untuk Kajian Islam (KMKI), LPPD Khairu Ummah, PP Daarut Tauhid, Korps Ulama Betawi, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), PPMI, PUI, GPI, JATMI, PII, BMOIWI, Wanita Islam, Pesantren Missi Islam, FORSAP, Irena Center, Laskar Aswaja, Majelis Da’wah Umat Islam (MDUI), Forum Ruju’ Ilal Haq, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nahdlatul Umat Indonesia (PNUI), Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan organisasi-organisasi Islam lainnya.

LUIS (Laskar Islam Solo),
MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia),
INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations)


Kapolda Metro Jaya,
Inspektur Jenderal Polisi Untung S Rajab
 
MUI ( Majelis Ulama Indonesia )                                                        
Menteri Agama RI,H Suryadharma Ali
Mendikbud, Muhammad NUH
Partai PPP,PAN,PKS
Komisi III DPR
KH. Hasyim Muzadi (Mantan Ketua Umum PBNU)
Band Tengkorak dan Komunitas Salam Satu Jari
Ustadz Harry Moekti (ex Rocker)
Fauzi Baadila (Artis)



YANG MENDUKUNG KONSER LADY GAGA :


Presiden Direktur Big Daddy Concert Live, 
Michael Rusli

Duta Besar Amerika Serikat,
Scott Marshiel

Menkopolkam, 
Djoko Suyanto

Wakil Ketua DPR RI, 
Priyo Budi Santoso (Partai Golkar)

Partai Demokrat

Partai Kebangkitan Bangsa 
(PKB)

Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nadhatul Ulama), 
KH.Said Aqil Siradj

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
KH.Ali Mustafa Ya'qub

Alwi Syihab 
(Mantan Menlu)

Ketua Lembaga Seni dan Budaya NU, 
Al-Zastrouw Ngatawi

Ketua Banser Ansor,
Nusron Wahid

Ahmad Dhani Yahudi  
(Band Dewa 19)

 
Julia Perez (JuPe)
Artis

Dedi Gumilar alias Mi''ing.
(Pelawak Bagito)
Partai PDI Perjuangan 



JIL
(Jaringan Islam Liberal)


 SEPILIS
(Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme)

SETARA Institute
(Kesetaraan,Kemanusiaan.Pluralisme,Demokrasi)


The Wahid Institute 
  (Demokrasi, Pluralisme,Multikulturalisme dan toleransi)



by
badai99riyal
alwala'walbara'
27/05/2012

Djoko Suyanto Bilang EGP, Habib Rizieq : Statement Djoko Seperti Germo


JAKARTA - Menkopolhukam Djoko Suyanto ogah mengomentari aksi ribuan umat Islam di depan kantornya kemarin sore. Saat ditanya wartawan, Djoko berkomentar singkat, "EGP (Emang Gue Pikirin). Demo kok dikomentari, kurang kerjaan saja".

Menanggapi ucapan Djoko ini, Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab mengatakan bahwa kalimat tersebut tidak pantas diucapkan seorang Menkopolhukam. Menurut Habib Rizieq dengan ucapan itu setidaknya menunjukkan lima hal. 

  • Pertama, Djoko tidak peduli terhadap aspirasi masyarakat. Kedua, sebagai pejabat tinggi negara Djoko angkuh dan arogan. 
  • Ketiga, Intelektualitas Djoko dalam mencari solusi persoalan bangsa sangat rendah. 
  • Keempat, Mental dan moral Djoko sangat rapuh, dan 
  • Kelima, keimanan dan ketakwaan Djoko hampa. 

"Apalagi ditambah statement soal Konser Lady Gaga 'yang suka silakan nonton dan yang tidak suka jangan nonton' sama seperti statemen germo di sarang pelacuran 'yang suka silakan berzina dan yang tidak suka jangan berzina," kata Habib Rizieq dalam pesan singkatnya seperti dilansir Suara Islam Online, Sabtu (26/5). 

Habib Rizieq merasa kasihan dengan pejabat seperti Djoko Suyanto. "Kasihan, tampaknya Menkopolhukam sedang frustasi dan depresi!!", pungkasnya.

Sore kemarin ribuan umat Islam dari berbagai ormas Islam yang dihimpun Forum Umat Islam menggelar aksi penolakan Lady gaga. FUI juga memprotes ucapan Djoko Suyanto di media yang selama ini selalu membela Lady Gaga.

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Ahad, 7 Rajab 1433 H / 27 Mei 2012 / 12:38:53

Alhamdulillah, konser Lady Gaga akhirnya dibatalkan


JAKARTA - Promotor konser Big Daddy akhirnya membatalkan konser Lady Gaga di Jakarta. Salah satu alasan pembatalan itu adalah keamanan. Kuasa Hukum Big Daddy Minola Sebayang menyebut alasan pembatalan tak hanya soal pertimbangan faktor keamanan sang penyanyi tapi juga keamanan bagi crewkonser Lady Gaga dan  penonton yang akan datang.

"Tim management Lady Gaga akhirnya memutuskan untuk membatalkan konsernya di Indonesia," ujar Minola, di Nutz Culture, Minggu (27/5).

Minola menjelaskan alasan management Lady Gaga membatalkan konsernya di Indonesia terkait isu keamanan yang ada saat ini. Keputusan management Lady Gaga baru dikeluarkan pagi hari ini.
"Tapi di saat-saat terakhir, terkait adanya pemberitaan isu security, pihak Lady Gaga memutuskan tidak menggelar konser,"jelas Minola.

Pihak promotor pun berjanji akan segera mengembalikan uang tiket konser tersebut. 
Sudah 95 persen proses perizinan dipegang promotor Big Daddy untuk konser Lady Gaga. Namun, disaat-saat akhir, begitu banyak ancaman keamanan sehingga kepolisian tak mengabulkan izin untuk keramaian itu.
  
"Kepolisian sebenarnya sudah kooperatif untuk mensupport jalannya konser. Namun disaat akhir, dimana banyaknya ancaman maka pertimbangan keamanan akhirnya kepolisian tak mengabulkan perijinan," ungkap Minola

Banyak pihak yang menentang kedatangan Iblis Lady Gaga ke Jakarta. Pihak Big Daddy pun mengaku sudah berusaha untuk bertemu empat mata dengan pihak tersebut termasuk FPI.
Big Daddy pun meminta Mabes Polri menjadi mediator pertemuan itu. Namun, hal tersebut tak pernah terjadi.

"Bahwa sampai hari ini kami mengumumkan soal pembatalan, dan meski kami sudah meminta pihak Mabes Polri untuk menjadi mediator dengan pihak-pihak yang bertentangan termasuk FPI, sampai saat ini pertemuan itu belum pernah terjadi," tuturnya.


Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Ahad, 27 Mei 2012 12:09:08

Manajer Lady Gaga: Kami takkan tunduk pada aturan Indonesia


JAKARTA - Jadi atau tidaknya Lady Gaga konser di Indonesia 3 Juni mendatang tergantung apakah Mabes Polri mengeluarkan izinnya atau sebaliknya. Kalaupun izin itu diberikan dengan syarat-syarat Lady Gaga harus tampil sesuai dengan budaya Indonesia, belum tentu pula si ‘setan’ Gaga mau.

Kepastian si ‘monster’ tak kan mau mengikuti syarat-syarat dari Indonesia itu dinyatakan oleh Manajer Lady Gaga, Troy Carter. Manajer penyanyi 26 tahun itu menyatakan takkan tunduk pada syarat yang diajukan Indonesia!

Sebelumnya, memang sempat diberitakan bahwa promotor Big Daddy telah mengirim surat kepada kepolisian. Di dalamnya, dikatakan bahwa Gaga akan mengenakan pakaian yang lebih sopan, serta berjanji akan mengubah beberapa lirik dan tarian di panggung.

Nyatanya hal ini dibantah terang-terangan oleh manajer pembawa misi Zionis itu. Boro-boromembenarkan pernyataan promoter (Big Daddy), pihak Gaga malah menegaskan bahwa Ratu Iblis itu akan tampil apa adanya.

“Kami akan tampil apa adanya, ini adalah pertunjukan yang spesifik untuk penonton yang spesifik pula,” tegas Carter.
Carter juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini dia masih berusaha bernegosiasi dengan kepolisian Jakarta. Dia pun belum yakin bahwa konser tersebut akan dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

Sementara penolakan keras atas sosok pengikut gerakan rahasia Zionis “Illuminati” ini tak hanya dari kalangan Islam, juga kelompok Kristen—karena di antara lirik lagunya yang melecehkan Yesus. Pelantun tembang Born This Way ini pun dianggap sebagai pemuja setan yang akan menanamkan perilaku pergaulan bebas, gay, lesbi dan seks bebas.

Jika sudah jelas si Gaga ini membawa misi yang merusak, menanamkan perilaku yang menyimpang (karena itu memang misi yang terdapat dalam Protocolat Zionis), meskipun dia mau ikut aturan, lantas buat apa orang seperti ini diberi tempat untuk manggung di sini?

Aneh aja, kalau ada orang yang tujuannya merusak tapi malah dapat izin untuk mengajak generasi bangsa ini supaya bejat! Astagfirullah! Semoga Mabes Polri tak mengeluarkan izin konser untuk sosok  dengan julukan ‘ratu iblis’ dan ‘mother monster’ berwajah seperti manusia ini.

Kutipan :
Saif Al Battar / Salam-Online / Arrahmah
Ahad, 7 Rajab 1433 H / 27 Mei 2012 / 10:15:43

Pers dan Pers Islam (Bantahan terhadap Ade Armando)

Pers adalah bagian dari media massa. Dia berperan penting dalam menghubungkan masyarakat dalam berkomunikasi melalui media tulisan dan gambar. Medianya bisa berupa surat kabar, majalah, tabloid, situs, ataupun yang lain. (Shaffat, 2008:2)
Pada umumnya pers dipahami memiliki peran strategis dalam upaya:
  1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
  2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinekaan.
  3. Mengembangkan perdapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar.
  4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum,
  5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.[1]
Tentu peran pers yang disebutkan diatas diambil dari nilai-nilai umum. Disepakati oleh sekelompok orang saja. Sehingga peran strategis pers tersebut hanya berlaku bagi pers yang berada dalam kalangan mainstream. Tentu ini berbeda dengan peran strategis yang dipahami dalam pers Islam, dimana setiap perannya dilandasi oleh hukum Islam yaitu Al-Quran, Hadits dan ijma.

Memang tidak semua peran strategis yang disebutkan diatas bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Namun pada kedua, disebutkan bahwa peran strategis pers adalah menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinnekaan.

Pertama, pada poin “menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi”, ini sangat bertolak belakang dengan cita-cita mendasar pers Islam yaitu menegakkan nilai-nilai Islami. Karena demokrasi bukanlah hal yang tepat untuk ditegakkan dan dibela melalui pers. Dalam prinsip-prinsip demokrasi masih memberikan peluang siapapun memiliki banyak pendukung atau jumlah suara signifikan untuk berkuasa. Tidak peduli meskipun orang atau kelompok tersebut membawa kemungkaran. Sedangkan dalam prinsip pers Islam, nilai-nilai Islam-lah yang ditegakkan. Nilai-nilai yang berasal dari Allah Swt, diturunkan melalui Al-Quran dan Hadits, yang mutlak kebenarannya, yang pemahamannya pun sudah final dan tidak akan direvisi dikemudian hari.

Kedua, pada statemen “mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinnekaan”. Statement ini bukanlah statement yang tidak wajib diikuti oleh kalangan pers Islam. Mengapa demikian? Karena dalam banyak hal, sudut pandang hukum Islam tidak dapat berjalan seiring dengan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) ketika konsep tersebut diterapkan tanpa melihat batasan. HAM adalah persoalan yang sangat luas dan beragam. Bahkan begitu luasnya cakupan HAM sering menimbulkan benturan pada implementasinya. Seorang anggota Komnas HAM sendiri, Dr. Saharuddin Daming, mengatakan bahwa pergesekan dalam mempraktekkan konsep HAM disebabkan di satu pihak muncul pandangan yang menyatakan HAM otomatis berlaku universal, sedangkan dipihak lain menyatakan bahwa HAM bersifat partikular[2].

Konsep HAM yang begitu luas serta kebebasan dalam mengimplementasikannya mengharuskan adanya batasan, misalnya dalam aspek kebebasan beragama yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM telah dijamin hak setiap warga negara untuk bebas memeluk agama dan beribadah menurut agama yang diyakininya.Namun untuk membatasinya, hukum juga harus mengatur bahwa dalam melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan itu juga harus mengedepankan unsur ketertiban dan kehormatan nilai-nilai kesucian ajaran agama/kepercayaan pihak lain. Jika tidak seperti itu, maka kasus Ahmadiyah yang jelas menodai ajaran Islam akan dianggap memiliki hak untuk menyebarkan keyakinannya.

Mengenai kalimat “menghormati kebhinnekaan”, seringkali dipahami secara bebas oleh pers yang cenderung berpikir liberal. Tanpa batasan dan keluar dari koridor hukum Islam. Misalnya, dalam Buletin BHINNEKA Vol.6 Mei 2010 yang khusus membahas tentang seputar gay dan lesbian, disana banyak terdapat tulisan yang mengatasnamakan Hak Asasi, dan menjunjungtinggi keberagaman (baca: bhinneka) dengan melegalkan homo dan lesbian. Sudah pasti “menghormati kebhinnekaan” yang seperti ini tidak dapat ditolerir dan diterima dalam Islam. Karena ketetapan hukum Islam tentang haramnya berhubungan sesama jenis sudah final dan selamanya tidak akan berubah.

Rasulullah Saw bersabda, Ada empat kelompok orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah. Para sahabat lalu bertanya, "Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?" Beliau lalu menjawab, "Laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki, orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-orang yang homoseks.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
“Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang lelaki yang menyetubuhi laki-laki lain (homoseks) atau yang menyetubuhi isteri pada duburnya. (HR. Tirmidzi)

Maka, dalam menghormati kebhinnekaan, tetap harus memiliki batasan-batasan. Seorang wartawan muslim mengambil Al-Quran dan As-Sunnah sebagai landasan utama dalam membatasi pemahaman tentang “menghormati kebhinnekaan” saat membuat berita maupun tulisan. Karena sebenarnya Islam sangat menghargai kebhinnekaan warna kulit, etnis, suku dan status sosial di masyarakat. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran,

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu...” (QS. Al Hujuraat: 13)

Kode Etik Jurnalistik (Islam)
Berprofesi sebagai pers sangat membutuhkan tanggungjawab tinggi, kematangan dan kepribadian yang kuat (Arifin, 2007:44). Jika seorang wartawan menulis tanpa memiliki dasar etika penulisan jurnalistik bisa menimbulkan terjadinya permasalahan. Oleh karenanya, sebagai seorang wartawan, tanpa dipaksa oleh siapapun seharusnya mematuhi kode etiknya sendiri.

Zainal Arifin Emka, seorang mantan rektor STIKOSA Surabaya mengatakan bahwa wartawan yang tidak paham kode etiknya bisa terperosok dalam penulisan yang seenaknya, merusak reputasi orang, beritanya menyesatkan, penyulut kepanikan, menghasut tindak kekerasan, bahkan mengobarkan permusuhan (Arifin, 2007:44).

Pendapat diatas memang benar. Bahwa tidak seharusnya pers, terlebih pers Islam memberitakan hal-hal yang merusak reputasi seseorang, menyesatkan, menyulut kepanikan, menghasut kekerasan, dan mengobarkan permusuhan. Karena setiap tindakan yang berakibat seperti itu akan membawa dampak buruk bagi media itu sendiri.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bahwa dalam kaidah-kaidah pemberitaan pers Islam tindak kekerasan dan permusuhan bisa saja dilakukan dengan satu syarat bahwa yang sedang dihadapi adalah tindakan kemungkaran dan masuk dalam tahapan penghinaan terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam. Sebagai contoh adalah aksi pembubaran bedah buku karangan Irshad Manji dengan sekaligus menghadirkan penulisnya. Jelas dalam karya-karya tulisan Manji terdapat banyak upaya untuk merombak ajaran Islam agar pro dengan lesbianisme. Dengan kata lain, dia mengkampanyekan bahwa Islam itu mentolerir perbuatan lesbian. Hal ini berarti Irshad Manji menghina dan merendahkan ketetapan Allah Swt dan Rasulullah Saw tentang haramnya praktek lesbian.

Jika kasusnya seperti itu, apakah mungkin pers Islam dan media-media Islam diam saja melihat fenomena itu? Salahkah jika para jurnalis muslim serentak bangkit untuk melakukan perlawanan opini menyimpang Irshad Manji di berbagai media? Tidak! Karena itu merupakan respon atas kampanye Irshad Manji yang memelencengkan makna dalil-dalil syar’i dalam Islam.

Analisis Tidak Relevan Ade Armando terhadap Situs Portal Islam
Pada bulan Oktober tahun lalu, Ade Armando mempresentasikan sebuah makalah penelitian berjudul “Islam Diancam!: Konstruksi Wacana Keberagaman melalui Media Islam Online”. Pada penelitiannya, Ade menganalisis tiga pemberitaan yang dimuat dalam salah satu situs portal Islam di Indonesia. Isu yang pertama mengenai kisruh Gereja Yasmin, yang kedua soal kerusuhan Ambon, dan yang ketiga mengenai apa yang digambarkan sebagai Kristenisasi melalui praktek penghamilan.

Dalam penelitiannya, Ade menarik banyak kesimpulan, misalnya seperti ini:
“Berbagai media yang diteliti  membangun gambaran tentang umat Kristen sebagai musuh umat Islam yang berbahaya yang akan melakukan tindakan apapun – termasuk melanggar hukum – untuk melakukan Kristenisasi.” –hal. 10

“Media membangun gambaran bahwa ancaman Kristenisasi ini bukan main-main dan dilakukan dalam proses berkelanjutan. Media menunjukkan Kristenisasi di Indonesia adalah upaya yang sudah dimulai dari jaman penjajahan Belanda. Bahkan digambarkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas umat penduduk Islam terbesar di dunia  hendak diubah menjadi Negara Kristen terbesar kedua di dunia setelah AS.”—hal. 10

Dari hasil analisis yang sudah dibuat, Ade menuduh pemberitaan dari salah satu situs Islam tersebut sama sekali tidak memperhatikan kode etik jurnalistik. Misalnya, situs tersebut menyembunyikan fakta penting dari pihak Kristen, memberitakan sumber-sumber yang anonim, mencampurkan kata-kata sang wartawan ke dalam fakta, tidak cover both-side dan lain sebagainya. Memang tidak dipungkiri bahwa beberapa tuduhan tersebut ada benarnya. Namun, Ade (sang peneliti itu-red) terlupa satu hal bahwa secara tidak sadar dia juga terjebak pada argumentasi subyektifnya sendiri.

Dalam tulisan tersebut dia tidak mengklarifikasi pihak Kristen tentang benar atau tidaknya upaya kristenisasi, upaya memperbanyak jumlah penduduk Kristen di Indonesia, juga tentang oknum kepolisian Ambon yang terlibat langsung pembunuhan umat Islam disana. Ade menuduh satu situs Islam mencitrakan buruk umat Kristen dengan pemberitaannya, namun disaat yang sama Ade tidak melakukan klarifikasi kebenaran seluruh tuduhan-tuduhan situs tersebut. Seharusnya penyangkalan harus disertai juga dengan fakta-fakta lapangan bahwa memang hal tersebut tidak benar-benar terjadi. Mengapa klarifikasi kepada pihak Kristen begitu penting? Karena jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka pemberitaan dalam situs tersebut tidak boleh menjadi masalah lagi.

Penulis sendiri menganggap penelitian tersebut tidak ilmiahnya dan tidak ‘faktual’. Setiap tuduhan juga tidak disertai fakta-fakta yang menjadi alasan kuat kenapa media-media Islam begitu keras melawan Kristenisasi. Seharusnya bukan tuduhan singkat tentang eksklusivitas Islam yang dimunculkan disana. Mana fakta-fakta yang berlimpah tentang kenyataan bahwa Kristen melakukan upaya kristenisasi di berbagai daerah di Indonesia?? Kenapa tidak dicari? Kenapa fakta itu tidak ditanyakan/klarifikasi kepada pihak Kristen?

Ade juga buta dengan kasus-kasus yang lebih berat yang terus dilakukan oleh media-media massa mainstream dalam mencitrakan buruk Islam dan mendiskreditkan umat Islam di Indonesia. Dia mungkin amnesia dengan betapa banyaknya penangkapan-penangkapan tak bersalah yang dilakukan oleh Polri dengan tuduhan teroris dan diliput di media seolah Islam dengan stereotip fisik tertentu pasti dicurigai sebagai teroris. Dia juga lupa betapa sadisnya media massa mendemonologi Ust Abu Bakar Baasyir, Syekh Puji, Munarman, Habib Rizieq, Aa’ Gym dan banyak lagi lainnya. Jika mau adil dihitung, maka Islam lebih banyak dan lebih lama menjadi korban ketidakadilan pemberitaan pers di media massa. Jadi, kalau ingin objektif, kenapa tidak membela Islam saja?

Singkatnya, di dalam makalah yang ditulis dan dipresentasikan oleh Ade Armando merupakan argumentasi yang sepihak. Tidak berbeda dengan tuduhan yang dia lemparkan kepada salah satu situs portal berita Islam yang diangkat. Fakta-fakta dari pihak Kristen sangat sedikit diklarifikasikan kebenarannya. Tuntutan obyektifitas kepada media muslim membuat dirinya sendiri tidak obyektif, emosional, dan melupakan klarifikasi data. Maka saya menyimpulkan bahwa penelitian itu dhaif. Titik.


[1] Shaffat, Idri. Kebebasan, Tanggungjawab, dan Penyimpangan Pers. 2008. Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal. 139

Oleh : Aditya ( Pimpinan Redaksi UndergroundTauhid.com/ Dosen di beberapa Universitas di Surabaya)

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 26 Mei 2012 14:50:24

Taruna Muslim : Promotor bisa kena delik penipuan

JAKARTA  - Tindakan promotor Lady Gaga, Big Daddy yang menjual tiket Lady Gaga sebelum memiliki izin dinilai oleh ketua Umum Taruna Muslim sebagai tindakan tidak logis. Pasalnya, penjualan tiket kepada penonton terkesan penuh muslihat menabrak prosedur.

Promotor sangat gambling, 
  • Pertama dia kepusingan punya hutang 200 milyar, 
  • kemudian dia berfikir  sangat konyol, dia baru  memasukkan surat pemberitahuan, belum ada izin resmi dia sudah menjual tiket dengan jumlah yang sangat besar.” 
Kata Alfian Tanjung kepada arrahmah.com, kemarin Jum’at (25/5), di depan Mabes Polri, Jakarta.

Akibat perbuatan tersebut, sangat memungkinkan promotor terkena jeratan pidana sebagai bentuk pertanggung jawaban atas tindakannya tersebut.

“Secara hukum bisa masuk delik penipuan, dia akan menjadi orang yang memang pada tingkat tertentu paling  bertanggung jawab, ini akan menuntut dikembalikannya tiket.”

Seperti diketahui, rencana konser Lady Gaga yang sedianya akan digelar pada 3 Juni 2012 di gelora Bung Karno, Jakarta memancing penolakan Umat Islam. Lady Gaga ditengarai merupakan agen zionisem International yang menyebarkan faham sesat melalu budaya dan lagu-lagu yang ia bawakan.

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 26 Mei 2012 14:12:46

Joserizal: Densus 88 dan Tomy Winata Punya Hubungan Erat

JAKARTA - Aktivis kemanusiaan, Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT mengatakan bahwa hadirnya sejumlah pejabat Satgas Kontra-Terorisme dalam penandatanganan perjanjian kerjasama pembangunan gedung tertinggi ke-5 dunia, Signature Tower, di Las Vegas, AS semakin membuktikan kedekatan Densus 88 dengan Tomy Winata.

“Ini membuktikan bahwa antara Densus 88 dan TW ada hubungan erat,” ujar pendiri MER-C tersebut kepada voa-islam.com, Kamis (24/5/2012).

Pria yang sering keluar masuk daerah konflik ini mengungkapkan bahwa Densus 88 sebagai lembaga yang ‘antik’ lantaran tak bisa dikendalikan Polri namun justru dikendalikan Gories Mere. Adapun dana operasional Densus 88 diperoleh dari AS dengan Tomy Winata sebagai link.

“Memang Gories Mere bukan di Densus lagi tapi semua orang tahu bahwa pengendali Densus 88 adalah GM. Densus 88 sebuah lembaga yang antik, di bawah Polri tapi tidak bisa mengendalikan. Bahkan operasi-operasinya ketika di bawah Bareskrim, KaBareskrim pun banyak dilangkahi. Tentu org bertanya dari mana dananya? Tentu dari AS dan sekutunya dan di sinilah TW berperan sebagai link ke Densus 88,” ungkap alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Ia juga menambahkan bahwa Densus 88 dibentuk sebegai perpanjangan tangan AS dengan target eradikasi (pemusnahan) para mujahidin.

“Densus 88 dibentuk sabagai perpanjangan tangan AS dan sekutunya dalam rangka program WoT (War on Terror). Targetnya adalah eradikasi para mujahidin yang pernah perang di Afghanistan yang berasal dari Indonesia, alumni Ambon, Poso dan alumni Mindanao,” imbuhnya. 

Kutipan :
Ahmed Widad / VoA-Islam
Kamis, 24 May 2012

Ustadz Bernard: Hina Kristen, Salib Ada di Atas Kemaluan Lady Gaga

JAKARTA – Penolakan konser Lady Gaga sejatinya bukan hanya kepentingan umat Islam, namun seluruh komponen umat beragama. Pasalnya diantara alasan penolakan Lady Gaga yang mengemuka adalah lantaran penyanyi asal AS itu menghina umat beragama.

“Seperti di Filipina dan tempat-tempat lainnya, ini bukan cuma permasalahan umat Islam  tapi ini permasalahan umat beragama karena kita ini berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Maka hal-hal yang bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa ini harus kita tolak,” kata ustadz Bernard kepada voa-islam.com saat pemanasan aksi sejuta umat menolak Lady Gaga, Jum’at (25/5/2012).

Jika di Filipina gelombang protes penolakan Lady Gaga disuarakan umat Kristen lantaran pelecehan artis asal AS terhadap agama Kristen, namun anehnya di Indonesia umat Kristiani justru tak bereaksi.
“Itulah yang menjadi keheranan saya, agama mereka dilecehkan, dihina tetapi mereka tidak ada upaya untuk menolak Lady Gaga kecuali segelintir orang. Justru mereka yang dilecehkan kita umat Islam yang membela,” ungkap ustadz Bernard, mantan misionaris yang sekarang menjadi da’i.

Menurut ustadz Bernard yang menjadi koordinator aksi siang itu, bentuk pelecehan Lady Gaga adalah lewat lagu yang dinyanyikannya dengan judul Judas. Selain itu, yang paling parah Lady Gaga juga meletakkan simbol salib (mungkin tepatnya salib terbalik, red) di atas kemaluannya.  
 
“Bentuk pelecehannya itu pertama, dengan bentuk lagu berjudul Judas yang dinyatakan bahwa Judas ini kedudukannya lebih tinggi dari Yesus Kristus. Kedua, lambang simbol salib itu ada di atas kemaluan Lady Gaga,” tandasnya.

Pelecehan Lady Gaga terhadap Kristen
Seperti diketahui, dalam iman Kristen, Yudas adalah salah satu dari 12 murid Yesus yang telah berkhianat dengan menyerahkan Yesus demi 30 keping uang perak. “Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, u  kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus,” (Matius 26 : 14-16).

Sedangkan Lady Gaga justru mencintai Judas (Yudas) yang mengkhianati Yesus dan menyebabkan kematiannya, hal ini tertera dalam lirik lagunya berjudul “Judas.”

In the most Biblical sense,
I am beyond repentance
Fame hooker, prostitute wench, vomits her mind
But in the cultural sense
I just speak in future tense
Judas kiss me if offenced,
Or wear an ear condom next time
I wanna love you,
But something's pulling me away from you
Jesus is my virtue,
And Judas is the demon I cling to
I cling to

Terjemahnya kurang lebih:
aku jatuh cinta pada Yudas
dari sudut pandang alkitabiah
aku jauh dari pertobatan
pelacur terkenal, wanita pelacur yang memuntahkan pikirannya
namun dari sudut pandang budaya
aku hanya berbicara dalam konteks masa depan
Yudas, cium aku saat terluka
atau pakailah kondom telinga lain waktu
aku ingin mencintaimu
tetapi sesuatu menjauhkanku darimu
Yesus adalah kebajikanku
Yudas adalah setan yang kupegang teguh

Sementara itu dalam video klipnya berjudul Alejandro inilah diperlihatkan bagaimana Lady Gaga mengenakan simbol salib terbalik  yang merupakan lambang setan di atas alat kelaminnya.

Kutipan :
Ahmed Widad
Sabtu, 26 May 2012

FUI: Kita Akan Menginap di GBK untuk Gagalkan Konser Lady 'Setan' Gaga

JAKARTA - Lebih dari sepuluh ribu massa berbagai ormas Islam di bawah payung Forum Umat Islam (FUI), melakukan pemanasan aksi sejuta umat menolak konser Lady Gaga, Jum’at (25/5/2012).

Aksi penolakan tersebut dilakukan di depan Kantor Menkopulhukam, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Para delegasi FUI diantaranya Sekjen FUI Muhammad Al Khaththath, Haji Encep (Pimpinan GARIS), Habib Novel (FPI), ustadz Abdullah Robbani (MMI) dan ustadz Alfian Tanjung (Taruna Muslim) menemui perwakilan dari Menko Polhukam.

Sementara di luar orasi terus disuarakan. Koordinator Lapangan (Korlap) aksi penolakan Lady Gaga, ustadz Bernard Abdul Jabbar memberikan pernyataan kepada wartawan yang meliput.
Ia mensinyalir bahwa salah seorang keponakan Menko Polhukam yang menjadi investor promoter Lady Gaga, Big Daddy, maka terang saja jika Menko Polhukam, Djoko Suyanto begitu membela konser Lady Gaga.

“Salah satu penanam saham di Big Daddy adalah keponakan Menko Polhukam sehingga mendapat tekanan dari keluarga besar mereka,” kata ustadz 

Bernard tanpa menyebutkan nama investor tersebut.
Ia menuturkan bahwa Polda Metro Jaya telah menyatakan tidak akan member izin diselenggarakannya konser Lady Gaga, namun jika Mabes Polri tetap memberikan izin umat Islam akan menuntut lebih jauh lagi.

“Padahal Polda saat kita datangi kurang lebih 3 minggu yang lalu mengatakan tidak akan mengizinkan konser Lady Gaga. Dan terakhir saya dengar dari Polda Metro Jaya mereka tetap tidak akan memberikan rekomendasi untuk konser Lady Gaga ini. Tapi kalau pun tetap dilakukan, diberi izin oleh Mabes Polri, ini berarti ada apa-apa dan kita akan menuntut lebih jauh lagi,” jelasnya.

Ustadz Bernard memperingatkan jika konser Lady Gaga nekat dilakukan, FUI akan mengerahkan massa yang lebih besar lagi dan akan menginap di GBK untuk menggagalkan konser Lady Gaga.

“Seandainya jadi diadakan, kami akan datangkan massa yang lebih banyak lagi pada tanggal 1 Juni nanti, yaitu aksi sejuta umat, kita akan menginap di Gelora Bung Karno selama 3 hari, itu sudah komitmen kita. Kita akan terus menggagalkan upaya-upaya konser Lady ‘Setan’ Gaga di bumi kita ini,” tandasnya.

Kutipan :
Ahmed Widad / VoA-Islam
Jum'at, 25 May 2012



DJOKO SUYANTO
Menko Polhukam RI