JAKARTA -
Wajah Ferry Mursyidan Baldan tampak tertangkap kamera saat menghadiri
Peringatan Hari Kemerdekaan Israel di gedung School of the Arts,
Singapura, Kamis (26/4/2012) lalu. Dalam foto yang dimuat laman
merdeka.com itu, mantan ketua umum PB HMI periode 1990-1992 terlihat
duduk menghadiri acara tersebut didampingi sang istri.
Seperti dikutip republika online, Ferry
mengakui bahwa dirinya bersama istri memang menghadiri acara Peringatan
Hari Kemerdekaan Israel. Menurut dia, ia hanya sebatas memenuhi
undangan. Mantan anggota DPR RI itu menyatakan dirinya terbiasa membuka
hubungan komunikasi dengan siapa pun termasuk dengan Israel.
Menurut Ferry, menghadiri undangan
peringatan Hari Kemerdekaan Israel oleh Kedutaan Besar Israel di
Singapura merupakan hal yang lumrah dan tanpa maksud apa pun. ''Itu
undangan pribadi yang dikirim resmi oleh dubes Israel. Buat saya lumrah
ya, saya biasa membina komunikasi dengan siapa saja," ujarnya saat
dihubungi, Senin (30/4/2012).
Kehadirannya dalam acara tersebut, kata
dia, sebatas membina hubungan baik dan komunikasi dengan kolega. Ia
mencontohkan, dirinya bahkan juga sering berkomunikasi dengan beberapa
kawan dari Taiwan, FPI, GAM, Thailand Selatan, Selandia Baru, hingga
Vatikan. Menurutnya sebagai politisi yang memiliki latar belakang di
bidang Hubungan Internasional adalah wajar menjalin komunikasi dengan
siapa pun.
Ia mengaku tak khusus membicarakan
rencana Israel membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Namun,
dalam pembicaraan ringan dengan duta besar Israel malam itu, kata Ferry,
dirinya menyampaikan pandangan mengenai keberpihakan Indonesia pada
Palestina.
"Mereka tahu kok mengenai keberpihakan
kita pada Palestina," kata Ferry. Namun Ferry sekali lagi membantah
dirinya memiliki tujuan khusus saat menghadiri acara tersebut. Ia
menyampaikan dirinya perlu membuka komunikasi dengan siapa pun, tanpa
perlu melihat posisi Indonesia.
Ferry menegaskan, ia hanya membuka
komunikasi dengan berbagai pihak. Acara yang diselenggarakan hari itu
pun menurutnya cukup sederhana. Dibuka dengan pidato sambutan, salah
satunya oleh duta besar Israel dan diakhiri dengan acara santai yakni
coctail.
Pada saat acara coctail, ia bahkan
sempat menyampaikan pada duta besar Israel untuk mengubah mindset Israel
terhadap Palestina. Namun ia menambahkan, Indonesia pun harus mengubah
mindsetnya. Sebab Indonesia bukanlah negara yang anti pada etnis atau
agama tertentu. Dalam berbicara hubungan diplomatik, menurut Ferry,
harus dilihat juga aspek kemanusiaan di dalamnya.
Apa yang terjadi selama ini, menurut
Ferry, juga merupakan hubungan sebab akibat. Seperti Indonesia yang tak
mengakui Israel sebagai negara, tentu ada alasan juga mengapa Israel tak
mengakui Palestina sebagai negara.
Padahal, kata dia, inti dari sebuah
negara adalah adanya pengakuan pada sekelompok manusia, civilization,
dan komunitas. Yang selama ini salah dalam posisi Israel menurutnya
adalah, Israel menjadi penentu sebuah negara boleh berdiri atau tidak.
"Kalau perselisihan di mana saja kita
bisa temui kok. Toh, dengan Malaysia yang satu rumpun saja kita bisa
berselisih. Intinya mengubah mindset," kata Ferry.
Seperti diberitakan sebelumnya,
sejumlah tokoh asal Indonesia didapati menghadiri HUT kemerdekaan Israel
di Singapura, pada Kamis (26/4/2012). Hal ini membuat geram aktifis
kemanusiaan yang peduli terhadap kemerdekaan Palestina, Joserizal
Jurnalis. Ia menyatakan bahwa Israel berdiri di atas tanah jajahan
Palestina, sedangkan UUD 45 menyebutkan bahwa setiap penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan. Oleh sebab itu hadir dalam HUT Israel jelas
merupakan pelanggaran konstitusi dan mengkhianati negara.
Kutipan :
Widad/rpb/VoA-Islam
Senin, 30 Apr 2012