Laman

Rabu, 02 Mei 2012

Menag Tolak Ide 'Njelimet' Wapres Soal Pembatasan Suara Azan

JAKARTA  - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan pengaturan tentang penggunaan pengeras suara untuk adzan di masjid. Menurutnya, pengaturan tentang suara adzan hanya akan memperumit persoalan.

"Untuk masalah pengaturan pengeras suara adzan itu tidak perlu lah diatu-atur begitu. Nanti kalau diatur, malah makin "njelimet". Jangan-jangan nanti malah pengeras suara untuk demo juga harus diatur. Jadi semakin aneh kan kalau ada aturannya," kata Menag kepada wartawan usai rapat koordinasi internal di Gedung Kemenag, Thamrin, Jakarta, Senin (30/4/2012).
Untuk masalah pengaturan pengeras suara adzan itu tidak perlu lah diatu-atur begitu. Nanti kalau diatur, malah makin "njelimet"
Menteri yang juga Ketua Umum PPP ini mengatakan, pengaturan pengeras suara untuk adzan tersebut bisa diatur oleh masing-masing pengelola masjid. Bahkan, bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. "Sehingga, tidak perlu harus pemerintah harus mengeluarkan aturan  yang mengatur pengeras suara adzan seperti itu," imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) RI, Boediono saat membuka Muktamar VI Dewan Masjid Indonesia (DMI) meminta adanya pengaturan penggunaan pengeras suara adzan. Menurutnya, adzan lebih baik terdengar sayup-sayup daripada terdengar keras dan menyentak di telinga.
"DMI kiranya dapat mulai membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara adzan di masjid-masjid. Jika suara adzan yang terdengar sayup-sayup akan lebih merasuk ke sanubari jika dibandingkan dengan suara yang terlalu keras dan menyentak ke telinga kita," urainya. 


Kutipan :
Widad/jpnn/VoA-Islam
Senin, 30 Apr 2012

Hadiri HUT Kemerdekaan Israel, Ferry Nyatakan itu Sesuatu yang Lumrah

JAKARTA - Wajah Ferry Mursyidan Baldan tampak tertangkap kamera saat menghadiri Peringatan Hari Kemerdekaan Israel di gedung School of the Arts, Singapura, Kamis (26/4/2012) lalu. Dalam foto yang dimuat laman merdeka.com itu, mantan ketua umum PB HMI periode 1990-1992 terlihat duduk menghadiri acara tersebut didampingi sang istri.

Seperti dikutip republika online,  Ferry mengakui bahwa dirinya bersama istri memang menghadiri acara Peringatan Hari Kemerdekaan Israel. Menurut dia, ia hanya sebatas memenuhi undangan. Mantan anggota DPR RI itu menyatakan dirinya terbiasa membuka hubungan komunikasi dengan siapa pun termasuk dengan Israel.

Menurut Ferry, menghadiri undangan peringatan Hari Kemerdekaan Israel oleh Kedutaan Besar Israel di Singapura merupakan hal yang lumrah dan tanpa maksud apa pun. ''Itu undangan pribadi yang dikirim resmi oleh dubes Israel. Buat saya lumrah ya, saya biasa membina komunikasi dengan siapa saja," ujarnya saat dihubungi, Senin (30/4/2012).

Kehadirannya dalam acara tersebut, kata dia, sebatas membina hubungan baik dan komunikasi dengan kolega. Ia mencontohkan, dirinya bahkan juga sering berkomunikasi dengan beberapa kawan dari Taiwan, FPI, GAM, Thailand Selatan, Selandia Baru, hingga Vatikan. Menurutnya sebagai politisi yang memiliki latar belakang di bidang Hubungan Internasional adalah wajar menjalin komunikasi dengan siapa pun.

Ia mengaku tak khusus membicarakan rencana Israel membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Namun, dalam pembicaraan ringan dengan duta besar Israel malam itu, kata Ferry, dirinya menyampaikan pandangan mengenai keberpihakan Indonesia pada Palestina.
"Mereka tahu kok mengenai keberpihakan kita pada Palestina," kata Ferry. Namun Ferry sekali lagi membantah dirinya memiliki tujuan khusus saat menghadiri acara tersebut. Ia menyampaikan dirinya perlu membuka komunikasi dengan siapa pun, tanpa perlu melihat posisi Indonesia.

Ferry menegaskan, ia hanya membuka komunikasi dengan berbagai pihak. Acara yang diselenggarakan hari itu pun menurutnya cukup sederhana. Dibuka dengan pidato sambutan, salah satunya oleh duta besar Israel dan diakhiri dengan acara santai yakni coctail.

Pada saat acara coctail, ia bahkan sempat menyampaikan pada duta besar Israel untuk mengubah mindset Israel terhadap Palestina. Namun ia menambahkan, Indonesia pun harus mengubah mindsetnya. Sebab Indonesia bukanlah negara yang anti pada etnis atau agama tertentu. Dalam berbicara hubungan diplomatik, menurut Ferry, harus dilihat juga aspek kemanusiaan di dalamnya.
Apa yang terjadi selama ini, menurut Ferry, juga merupakan hubungan sebab akibat. Seperti Indonesia yang tak mengakui Israel sebagai negara, tentu ada alasan juga mengapa Israel tak mengakui Palestina sebagai negara.

Padahal, kata dia, inti dari sebuah negara adalah adanya pengakuan pada sekelompok manusia, civilization, dan komunitas. Yang selama ini salah dalam posisi Israel menurutnya adalah, Israel menjadi penentu sebuah negara boleh berdiri atau tidak.
"Kalau perselisihan di mana saja kita bisa temui kok. Toh, dengan Malaysia yang satu rumpun saja kita bisa berselisih. Intinya mengubah mindset," kata Ferry.  

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah tokoh asal Indonesia didapati menghadiri HUT kemerdekaan Israel di Singapura, pada Kamis (26/4/2012). Hal ini membuat geram aktifis kemanusiaan yang peduli terhadap kemerdekaan Palestina, Joserizal Jurnalis. Ia menyatakan bahwa Israel berdiri di atas tanah jajahan Palestina, sedangkan UUD 45 menyebutkan bahwa setiap penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Oleh sebab itu hadir dalam HUT Israel jelas merupakan pelanggaran konstitusi dan mengkhianati negara. 


Kutipan :
Widad/rpb/VoA-Islam
Senin, 30 Apr 2012

Pengkhianat!!! Sejumlah Tokoh Indonesia Hadiri HUT Israel di Singapura

JAKARTA  - Sejumlah tokoh, pejabat bahkan mantan pentolan pemuda muslim asal Indonesia disinyalir menghadiri HUT kemerdekaan Israel ke-64, di gedung School of the Arts di jantung Singapura, pada Kamis (26/4/2012).


Padahal seperti kita ketahui, mayoritas rakyat Indonesia -khususnya mereka yang muslim- bersama pemerintah teguh berprinsip tidak akan mengakui negara Israel lantaran penjajahan mereka terhadap Palestina.

Seperti dikutip merdeka.com, para tamu dari Indonesia itu semua ternyata muslim. Mereka adalah politikus tersohor bersama istri berjilbab, dua perwakilan dari KADIN (Kamar Dagang dan Industri), pengusaha, dan bekas petinggi organisasi pemuda Islam.

Selain bahasa Indonesia yang mereka gunakan, mereka kelihatan berbeda ketimbang tamu lain lantaran berpakaian batik. Ada bercorak kota-kotak warna merah dan batik coklat. Tiga di antaranya mengenakan setelan jas.

Namun dari para tamu yang tertangkap kamera, jelas terlihat Ferry Mursyidan Baldan, mantan politisi partai Golkar yang saat ini manjadi politisi partai Nasional Demokrat (Nasdem) pimpinan Surya Paloh.

Mendapat kabar tersebut, aktifis kemanusian yang peduli terhadap Palestina, dr. Joserizal Jurnalis mengecam keras kelakuan sejumlah tokoh tersebut. Menurutnya, mereka yang menghadiri HUT Kemerdekaan Israel telah melanggar konstitusi. “Yang jelas mereka melanggar konstitusi,” tuturnya kepada voa-islam.com, Senin (30/4/2012).

Ia juga menegaskan bahwa salah seorang yang ada di foto tersebut adalah Ferry Mursyidan Baldan.  “kalau di foto itu Ferry Mursyidan Baldan,” kata pendiri organisasi kemanusiaan Mer-C (Medical Emergency Rescue Committe) ini.

Ia menilai bahwa dalam pembukaan UUD 45 dinyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, maka menghadiri HUT kemerdekaan Israel sebagai negara penjajah yang berdiri di atas tanah Palestina, jelas merupakan pelanggaran konstitusi dan mengkhianati negara.

“Di pembukaan konstitusi Republik Indonesia itu ada, bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan penjajahan itu harus dihapuskan dari muka bumi karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan, itu jelas! Kalau itu dia langgar, dia mengkhianati negara ini, itu saja!” pungkasnya. 


Kutipan :
Ahmed Widad / Voa-Islam
Senin, 30 Apr 2012