Laman

Minggu, 12 Februari 2012

AS ketakutan atas bergabungnya Al Shabaab dengan Al Qaeda





WASHINGTON (Arrahmah.com) – Nampaknya negara teroris Amerika Serikat (AS) ketakutan mendengar kabar bahwa secara resmi Al Shabaab telah bergabung dengan Al Qaeda.

AS mengatakan pada hari Jum’at (11/2/2012), bahwa mereka “lebih prihatin” akan bahaya yang ditimbulkan oleh Al Shabaab (bagi mereka) yang ternyata sekarang telah bergabung dengan Al Qaeda secara resmi.
“Ini buruk dan itu berbahaya dan lebih lanjut untuk keprihatinan serius kita tentang Al Shabaab dan itu merupakan bahaya di bagian dunia”,  kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Victoria Nuland.
Kelompok Mujahidin Al Shabaab secara resmi telah bergabung dengan al Qaeda, seperti yang terdapat dalam pesan video terbaru dari amir Al Qaeda, Syeikh Ayman Az-Zawahiri hafidzahullah, yang disebarkan di internet sejak Kamis (9/2).

Al Shabaab tidak hanya terdiri dari para Mujahid asal Somalia saja, namun dalam barisannya terdapat ratusan mujahidin asing dari berbagai negara yang berjuang bersama-sama untuk menggulingkan kekuasaan rezim Somalia yang tidak menerapkan Syari’at Islam secara Kaffah.

Mereka mengontrol sebagian besar Somalia tengah dan selatan walaupun menghadapi serangan-serangan dari pasukan rezim Somalia yang bersekutu dengan pasukan AMISOM.
Tentara musuh dari negara-negara tetangga Somalia bergabung untuk menghadapi mujahidin Al Shabaab – Pasukan Kenya di Selatan, pasukan Ethiopia di Barat, dan pasukan Uni Afrika di Mogadishu terdiri dari 10.000 pasukan dari Uganda, Burundi dan Djibouti untuk membantu pasukan Transisi Federal Somalia (TFG) dalam memerangi Al Shabaab.

Ketika ditanya apakah Washington akan menguji kembali bagaimana mendukung pasukan AU terkait  berita bergabungnya Al Shabaab dengan Al Qaeda, Nuland menjawab: “Jelas, kita sedang melihat  implikasi apa yang mungkin. Tapi saya tidak ingin untuk memprediksi perubahan dalam kebijakan saat ini”. 


Kutipan :
(siraaj/arrahmah.com)
Ahad, 12 Februari 2012 08:54:29

Jawaban bagi Umat Kristen yang Meragukan Kepalsuan Alkitab (Bibel)



Seorang pembaca melaporkan kasus peredaran beberapa buku Kristen yang menggugat keabsahan Al-Qur'an, salah satunya buku penginjilan berjudul "Ismael Saudaraku" ditulis oleh orang yang menamakan diri Umar Tariqas. Buku 45 halaman ini menggugat empat tema Al-Qur'an yang membongkar otentisitas Bibel, doktrin penyaliban Yesus, doktrin ketuhanan Yesus dan dogma Trinitas.

Pada bagian kedua “Bincang-Bincang Soal Isu Alkitabmu Palsu,” secara khusus Tariqas mengklaim umat Islam yang meyakini kepalsuan Alkitab (Bibel), sebagai keyakinan yang salah dan tak berdasar sama sekali:
“Tudingan Muslim dalam perkara “Alkitabmu palsu”, sulit dicarikan ayatnya dari Quran. Muslim hanya menuduh menurut kesan-kesan dan slogan yang telah ditanamkan dalam-dalam ke hati mereka melalui sejarah dan tradisi keagamaan yang sedemikian lama. Apa yang tertanam dalam, tentu sulit dibongkar oleh tangan-tangan luar. Oleh karena itu Anda tidak perlu membuang energi dengan adu ”jual-beli” argumentasi” (hlm 2).

Setelah itu, secara demonstratif Tariqas mengutip belasan ayat-ayat Al-Qur'an yang sering dikutip para mufassir untuk menyatakan kepalsuan kitab-kitab terdahulu, antara lain: QS 2:41, 2:42, 2:75, 2:79, 2:146, 3:71, 3:78, 4:46, 5:13, 5:14, dan 5:15. Menurut Tariqas, ayat-ayat ini sama sekali tidak menyatakan kepalsuan kitab-kitab terdahulu, melainkan hanya kecaman terhadap perilaku kaum yang hobi merubah kitab suci:
“Jadi, apa persisnya substansi Alkitab yang dipersoalkan oleh Muhammad disitu? Muhammad tidak pernah mempermasalahkan Kitab yang beredar, melainkan orang-orang yang melancungkan Kalimat-Nya dalam tutur katanya, dalam ajarannya, dan dalam otaknya karena kelupaan. Tidak ada ancaman Alkitab palsu yang dikhawatirkan atau yang diharamkan Muhammad” (hlm. 4).

Aneh sekali jika Tariqas tidak bisa menangkap makna belasan ayat yang sudah sangat jelas menyatakan adanya tahrif (pemalsuan) kitab-kitab terdahulu.
Memang pada ayat tersebut tidak terdapat kalimat “Inilah Alkitab (Bibel), kitab yang palsu.” Tapi bila mau berpikir agak cerdas sedikit, ungkapan Al-Qur'an yang berisi fakta-fakta bahwa kaum Ahli Kitab sering melakukan pemalsuan terhadap ayat-ayat Allah, otomatis sekaligus bukti adanya kepalsuan Alkitab.
Dengan salah satu ayat saja dari belasan ayat yang disebutkan Tariqas, sudah lebih dari cukup untuk disimpulkan bahwa kitab-kitab terdahulu mengalami pemalsuan.
“Segolongan dari mereka (Yahudi) mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui” (Qs Al-Baqarah 75).

Dalam ayat tersebut diungkapkan kata “yuharrifuunahu,” berasal dari kata “tahriif,” maksudnya melakukan penambahan dan pengurangan lafazh di dalam Taurat, atau menggantikan bagian-bagian tertentu dengan yang lain sehingga sesuai dengan selera dan hawa nafsu mereka.
Tahrif terhadap kitab suci adalah tindakan yang sangat berbahaya, karena bisa merubah status hukum dari halal menjadi haram, dan sebaliknya.

Karena sedemikian besar bahaya tahrif terhadap kitab suci, maka Allah melaknat dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang maha dahsyat:
“Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis Alkitab dengan tangan-tangan mereka sendiri, kemudian mereka mengatakan ini berasal dari Allah untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit, Maka kecelakaan yang besar bagi mereka akibat tulisan tangan mereka, dan kecelakaan yang besar bagi mereka akibat perbuatan mereka” (Al-Baqarah 79).

Ancaman dengan menggunakan tiga kalimat “waylun” ini membuat bulu kudu merinding. Menurut Al-Mu’jam al-Wasith, makna umum “waylun” adalah solusi paling buruk.” Sedangkan menurut tafsir Al-Wajiz li-Kitabillahil-‘Aziz, “waylun” adalah azab yang keras, kecelakaan besar, kutukan, kesengsaraan.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa wail adalah sebuah lembah di neraka Jahanam. Rasulullah SAW bersabda: “Al-Wayl adalah sebuah lembah di Neraka Jahanam, yang orang kafir akan jatuh ke dalamnya selama 40 tahun sebelum mencapai dasarnya” (HR Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Jadi, keyakinan umat Islam bahwa kitab-kitab terdahulu adalah akidah yang benar sesuai Al-Qur'an dan Sunnah. Karenanya, Rasulullah SAW mengajarkan agar umat Islam agar bersikap kritis terhadap apapun yang disampaikan oleh Ahli Kitab:
“Apabila ada ahli kitab yang berkata kepadamu, maka janganlah kamu benarkan dan jangan pula kamu dustakan. Katakanlah: “kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami (Al-Qur’an) dan apa yang diturunkan kepada orang-orang sebelum kami dari Tuhan (Rabb) kami.” Apabila yang disampaikan itu haq (benar), janganlah kamu dustakan. Jika batil janganlah kamu benarkan” (HR Abu Daud)

Standar untuk menguji kebenaran kitab suci Yahudi dan Nasrani adalah Al-Qur’an. Jika sesuai dengan Al-Qur’an berarti ia benar –Kristen tetapi kita tidak bisa memandangnya sebagai firman Allah. Sebaliknya bila bertentangan berarti batil, dan kita wajib menolak kebatilan itu.
Misalnya, umat Islam beriman kepada Injil yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Isa AS (Qs Al-Ma’idah 46). Meski dalam Alkitab (Bibel), kitab suci kristiani terdapat empat Injil yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes, namun umat Islam tidak boleh mengimani dan mengamini empat Injil Kristen ini sebagai wahyu Allah seratus persen. Karena keempat Injil ini sangat diragukan kebenarannya.

Menurut hasil penelitian 72 profesor dan pakar Bibel kaliber internasional yang tergabung dalam “The Jesus Seminar,” disimpulkan bahwa 82 persen kalimat yang redaksinya diucapkan Yesus di dalam kitab-kitab Injil, sebenarnya tidak pernah disabdakan oleh Yesus:
“Eighty-two percent of  the words ascribed to Jesus in the Gospels were not actually spoken by him.” (Robert W Funk, Roy W Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say?, hal. 5).

 
Para profesor dan ilmuwan Kristen itu begitu giat meneliti Bibel karena haus dan lapar akan kebenaran.
Berbeda dengan penginjil Tariqas yang malas membuang energi untuk berargumen dan meneliti, sehingga buta terhadap kondisi kitab sucinya sendiri.
Sikapilah fakta-fakta Bibel yang diungkap para ilmuwan Kristen ini dengan objektif, jujur dan lapang dada, supaya tidak jatuh dalam penyesalan abadi di Hari Pembalasan!

Teolog Kristen pun Mengakui Kepalsuan Bibel
Tariqas menuding keyakinan umat Islam terhadap kepalsuan Bibel sebagai slogan dan kesan-kesan yang tidak ada dalilnya. Bahkan ia menuduh umat Islam tidak memahami kandungan Al-Qur'an karena meyakini kepalsuan Bibel:
“Namun bila mereka itu Muslim, maka sulit untuk kita mencari dasar tuduhannya. Mungkin orang semacam ini kurang memahami ajaran Quran, atau terlanjur membutakan hatinya sendiri. Sekali Muslim menuding keabsahan Alkitab, mereka langsung masuk ke dalam dilema yang tidak terselesaikan” (hlm. 6).

Itu hanya retorika penginjil untuk menutupi kelemahan kitab sucinya. Keyakinan umat Islam bahwa kitab-kitab  terdahulu sudah tidak asli, adalah akidah yang benar sesuai Al-Qur'an dan Sunnah. Justru mati-matian membela Bibel sebagai kitab suci yang otentik dan asli tanpa ada pemalsuan sedikit pun, adalah keyakinan yang menyalahi Alkitab (Bibel) sendiri.
Pasalnya, dalam terbitan Bibel sendiri diakui dan ditulis jelas bahwa banyak ayat-ayat yang benar-benar palsu. Misalnya, dalam Injil Markus 9 ayat 44 dan 46 tertulis:
“44 [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 46 [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]”
Tanda kurung dalam ayat 44 dan 46 itu bukan salah ketik maupun salah cetak, tapi menyimpan misteri teologis.


Dalam Bibel bahasa Melayu tahun 1929, kedua ayat yang divonis palsu oleh lembaga Katolik itu sama sekali tidak dicantumkan. Karenanya, dalam susunan ayat Bibel kuno itu terlihat itu loncat-loncat tidak memuat ayat 44 dan 46 (hlm 116). Tak ada penjelasan apapun mengapa ayatnya tidak urut dari ayat 43 loncat ke ayat 45, lalu dari ayat 45 loncat lagi ke 47.


Lembaga Biblika Indonesia (LBI) dalam “Kitab Suci Perjanjian Baru” terbitan Arnoldus Ende tahun 1977/1978, tanpa ragu-ragu memvonis keduanya sebagai ayat palsu dengan catatan kaki sebagai berikut:

“44, 46. Kedua ayat ini tidak asli dan hanya mengulang ayat 48.” (hlm 113).

Semakin jelas bahwa kepalsuan kitab terdahulu adalah keyakinan yang faktual, ilmiah dan sesuai dengan nas Ilahi. Sebaliknya, meyakini otentisitas Bibel adalah halusinasi yang sangat tidak Alkitabiah!! 


Kutipan :
[A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara Islam]
Ahad, 08 Jan 2012

Penginjil Muke Gile!! Betawi Mau Dikristenin Pakai Al-Qur'an

 

Sebuah LSM Penginjilan yang menamakan diri Staff Isa Dan Islam (SIDI) aktif menyuplai materi pendangkalan akidah untuk gerakan kristenisasi kepada umat Islam. Berbagai aktivitasnya antara lain kursus perbandingan agama dan pembagian buku dan brosur pemurtadan secara gratis.

Dalam setiap aktivitas dan kajiannnya, para penginjil itu selalu mengutip ayat-ayat Al-Qur'an untuk mendukung doktrin Ketuhanan Yesus. Dalam profil yang dipampang di website ###anislam.com, para penginjil itu mengaku sebagai “pengikut Isa Al-Masih yang terbeban menolong orang Kristen maupun orang Islam untuk memahami ajaran Al-Qur’an maupun Alkitab tentang pribadi Isa Al-Masih.”

Dalam setiap aktivitas dan kajiannnya, para penginjil itu selalu mengutip ayat-ayat Al-Qur'an sedemikian rupa yang disandingkan dengan ayat Bibel untuk mendukung doktrin Ketuhanan Yesus. Dalam profil yang dipampang di website ###anislam.com, para penginjil itu mengaku sebagai “pengikut Isa Al-Masih yang terbeban menolong orang Kristen maupun orang Islam melalui dialog agama untuk memahami ajaran Al-Qur’an maupun Alkitab tentang pribadi Isa Al-Masih.”

Secara spesifik, para penginjil SIDI membidikkan gerakan kristenisasi kepada berbagai suku mayoritas Muslim di tanah air, antara lain suku Betawi. Dalam rubrik “Jalan Keselamatan,” para mereka mengajarkan tuntunan memurtadkan umat Islam suku Betawi melalui dua tahab, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Bibel.

Dalam tahap pertama, Penginjil SIDI memaparkan bahwa langkah pertama memperoleh keselamatan adalah mencari jalan yang lurus sesuai dengan Al-Qur'an surat Al-Fatihah 6: “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Langkah selanjutnya, mengakui Yesus sebagai jalan yang lurus karena Al-Qur'an menyatakan: Yesus dilahirkan sebagai seorang anak laki-laki yang suci (Qs 19:19); diberi gelar “Kalimat Allah” (Qs 3:35, 39); merupakan “Tiupan Roh dari Allah” (Qs 4:171); unik dalam mengerjakan mukjizat menyembuhkan orang buta, orang sopak, menghidupkan orang mati, memberi hidangan dari langit (Qs 3:39; 5:114).

Langkah ketiga adalah mengakui kebenaran Injil sebagai Kabar Baik yang dibawa oleh Yesus (Qs 3:84).

Langkah keempat, mengimani sifat Allah yang dominan dalam surat Al-Fatihah 1, yaitu sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim (Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang). Manifestasi sifat Allah ini adalah hari raya Idul Adha, yang bermakna pengorbanan Yesus di tiang salib untuk menebus dosa manusia.

Bila ditelaah secara benar dan proporsional, ayat-ayat Al-Qur'an yang dikutip tersebut, justru memperkuat akidah tauhid, meneguhkan kebenaran Islam dan menegaskan kekafiran agama Kristen. Berikut penjelasannya:
 
Pertama, Ayat “ihdinas Shiraathal mustaqiim” (Tunjukilah kami jalan yang lurus) dalam Al-Qur'an surat Al-Fatihah 6 sama sekali tidak mengajak umat untuk menuhankan Yesus.
Kata “ihdina” pada ayat ini berarti permohonan kepada Allah agar senantiasa dibimbing dengan hidayah-Nya baik hidayah irsyad wat-taufiq supaya senantiasa berpegang teguh di jalan Allah. Jalan lurus yang dimaksud dijelaskan pada ayat berikutnya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerah­kan nikmat kepada mereka” (pangkal surat Al-Fatihah 7).
Jadi, jalan lurus yang dikejar umat Islam bukan jalan agama Kristen, tapi jalan kebenaran dalam bimbingan dan ridha Allah yang telah dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang telah diberi nikmat, yaitu: para rasul, nabi, shiddiqin (orang-orang yang jujur) dan para syuhada (yang gugur syahid membela agama-Nya).
Ujung ayat 7 surat Al-Fatihah semakin menegaskan bahwa jalan yang lurus itu bukan jalan Kristen dan Yahudi: “Bukan pula jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat” (ujung surat Al-Fatihah 7).
Maksud “orang-orang yang telah dimurkai Allah” (al-maghdhub) adalah orang Yahudi, karena mereka beragama tanpa memakai petunjuk para nabi padahal mereka mengetahuinya. Sedangkan kaum yang tersesat (ad-dhollin) adalah orang Kristen yang dalam praktik agamanya tidak memakai petunjuk agama karena tidak mengetahuinya. Salah satu kesesatannya adalah bertuhan kepada Tuhan Trinitas yang terdiri dari 3 oknum Tuhan Bapak, Tuhan Anak (Yesus) dan Tuhan Roh Kudus.

Kedua, mengakui Isa sebagai jalan yang lurus adalah keimanan yang benar, asalkan proporsional tidak kebablasan. Secara proporsional, jalan lurus yang diajarkan Nabi Isa adalah jalan tauhid: “Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (Qs Ali Imran 51, Az-Zukhruf 64).
Selain akidah tauhid, jalan lurus Nabi Isa yang tak kalah pentingnya adalah estafeta kenabian. Sebelum meninggalkan dunia, Nabi Isa berwasiat kepada para muridnya tentang nubuat kedatangan Nabi Muhammad SAW (Qs Ash-Shaff 6, Al-A’raf 157).
Dengan ayat-ayat itu, jika penginjil SIDI mengaku konsisten dengan jalan lurus Nabi Isa, maka mereka harus masuk Islam dan mengakui kenabian Muhammad SAW.
Terkait mukjizat Nabi Isa yang dikisahkan Al-Qur'an, justru semakin meneguhkan ajaran Tauhid, karena semua mukjizat itu terjadi “bi-idznillah” (dengan izin Allah). Seharusnya, jika kagum kepada mukjizat Nabi Isa harus ditujukian kepada Allah. Kagumilah Tuhannya Nabi Isa yang memberi mukjizat.

Ketiga, Para penginjil tidak usah menggurui umat Islam supaya mengakui keberadaan (eksistensi) kitab Injil yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Isa. Umat Islam di manapun wajib mengimani Injil sebagai hudan (petunjuk) dan nuur (cahaya) yang berlaku khusus untuk bani Israel, karena misi nabi Isa adalah khusus untuk bani Israel (Qs Ali Imran 49).
Tapi Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa itu bukanlah empat Injil maupun surat-surat Paulus yang tercantum dalam Bibel. Karena banyak ajaran Bibel yang bertentangan dengan Al-Qur'an, misalnya: Yesus dinubuatkan sebagai anak durhaka (Markus 15:28) yang menghalalkan miras (Yohanes 2:7-11).

Keempat, karena mengimani Allah sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim, maka umat Islam menolak doktrin dosa warisan Adam. Dengan sifat Maha Penyayang, Pengasih dan Pengampun, Allah menjanjikan rahmat dan ampunan kepada hamba-Nya yang bertobat (Qs Al-Ma`idah 74, az-Zumar 53-54). Maka ketika Adam dan Hawa bertobat sebelum keluar dari surga, Allah pun menerima tobat Nabi Adam dan memberikan ampunan kepadanya (Qs Al-A'raf 23, Al-Baqarah 37, Thaha 122).
Sifat rahman-rahim Allah versi Islam jauh berbeda dengan versi Kristen. Menurut Islam, Allah mengampuni dosa manusia dengan taubat nashuha. Sementara menurut Kristen, ampunan Tuhan terhadap dosa Adam dan istrinya harus menunda ribuan tahun untuk menunggu kelahiran Yesus. Lebih ruwet lagi, ampunan Tuhan itu dilakukan Tuhan dengan menjelma menjadi manusia untuk mati dibunuh di tiang salib.
Padahal sebagai Tuhan Yang Maha Pengampun, seharusnya Dia tak perlu repot-repot menempuh jalan rumit dengan menjelma menjadi manusia untuk dibunuh secara tragis di tiang salib. Betapa ruwetnya doktrin ini!

Nah Ini Dia, Jalan ke Neraka Penginjil
Setelah jungkir-balik menyelewengkan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mendukung doktrin Kristen, Penginjil SIDI berusaha menyeret umat Islam menjadi seorang Kristen dengan bahasa khas Betawi, 

berikut kutipannya :
“Pegimané supayé bisé selamet? Kalo énté ngikutin lima langka ini, énté ada di jalan nyang bisa buat énté selamet. “Diselamatin” artinyé énté dilepasin dari iketan dosa, dibebasin dari hukuman api neraka, dikasi hidup kekel, amé bisa masuk sorga. 

Dalam Bahasa Betawie ( Jakarta )
Énté mulain periksa ati énté sendiri buat pastiin apé énté betul-betul mau diselametin:
(1) Tulisin dosa-dosa nyang pernah énté lakonin, nyang énté inget. 
(2) Akuin satu-satu semué dosa-dosa nyang énté udé tulis tadi kepadé Sang Penyelamet. Lakonin langka eni amé langka selanjutnyé sambil belutut amé bedoa. Inget néh, cuman doa yang diucapin amé hati yang sunggu-sunggu nyang diterimé Allah. 
(3) Minta amé Sang Penyelamat supayé daré-Nyé ngebersiin ati énté dari dosa. Isa Al-Masih mati, terus daré-Nyé ampé ngalir di kayu salib garé-garé dosa-dosa énté, tapi Dié idup lagi di ari nyang ketiga. Itu makényé, daré-Nyé adé kuasa buat ngapusin dosa-dosa. “Daré Isa Al-Masih, Anak Allah itu, ngebersiin kité dari segalé dosa” (Injil, 1 Yohanes 1:7).
(4) Serahin segalé dosa énté kepada Sang Penyelamat. Percayé kepadé Isa Al-Masih artinyé kite mau nyerain (percayain) dosa-dosa énté untuk Dié nyang mikul. “Dié sendiri udé mikul dosa kité waktu Dié menderité sengsaré di kayu salib....” (Injil, 1 Petrus 2:24). 
(5) Undang Sang Penyelamat masuk amé tinggal di dalem ati énté selama-lamanyé. Percayé kepadé Isa Al-Masih artinyé terima Dié jadi Penyelamat diri énté.

Dalam Bahasa Indonesia
(1) Buatlah daftar tertulis dari semua dosa yang diingat yang pernah Saudara lakukan! 
(2) Akuilah semua dosa pada daftar tersebut satu persatu kepada Sang Juruselamat. Langkah ini dan seterusnya harus dilakukan dengan berlutut dan berdoa! Ingat, Allah hanya mendengarkan doa yang diucapkan dengan hati yang sungguh-sungguh. 
(3) Mintalah Juruselamat membersihkan hati Saudara dari dosa dengan darah-Nya. Yesus Kristus mati dan mencurahkan darah-Nya di kayu salib karena dosa-dosa Saudara, tetapi Ia bangkit kembali pada hari ketiga. Maka darah-Nya berkuasa menghapuskan dosa-dosa Saudara! “Darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa” (Injil, 1 Yohanes 1:7). 
(4) Percayakan segala dosa Saudara kepada Sang Juruselamat. Percaya kepada Tuhan Yesus artinya mau menyerahkan (mempercayakan) dosa-dosa Saudara untuk ditanggung olehNya. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib...” (Injil, 1 Petrus 2:24) 
(5) Persilahkan Sang Juruselamat masuk mendiami hati Saudara untuk selama-lamanya. Percaya kepada Isa Al-Masih artinya menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi hidup Saudara.
Itulah lima langkah kemusyrikan menuju neraka Jahannam ajaran Penginjil Kristen.

Mengimani Yesus sebagai Tuhan Juru Selamat Penebus dosa adalah doktrin yang keliru menurut ayat Bibel sendiri. Kitab Yesaya menegaskan, sepanjang masa Tuhan dan Juru Selamat itu hanyalah Allah, tidak ada yang lain: “Demikianlah firman Tuhan... Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juru selamat selain daripada-Ku” (43:10-11).

Doktrin penebusan dosa oleh kematian Yesus di tiang salib sudah usang dan banyak digugat ilmuwan Kristen sendiri. Uskup John Shelby Spong menyerukan untuk menyingkirkan doktrin Yesus Juruselamat: “So we must free Jesus from the rescuer role.. Jesus portrayed in the creedal statement ‘as one who, for us and for our salvation, came down from heaven’ simply no longer communicates to our world. Those concepts must be uprooted and dismissed” (Why Christianity Must Change or Die, hlm 99).
(Oleh karena itu kita harus membebaskan Yesus dari kedudukannya sebagai Juruselamat... Yesus yang digambarkan di dalam pernyataan keimanan sebagai seseorang yang demi kita dan demi keselamatan kita, turun dari surga, sudah tidak cocok untuk alam kita sekarang ini. Ajaran ini harus dicabut dan disingkirkan).

Membuat daftar dosa secara tertulis untuk disesali dengan cara berlutut hadapan patung atau gambar Yesus Kristus, adalah perbuatan yang sia-sia dan bertentangan dengan ajaran Yesus sendiri. Dalam Bibel Yesus mengajarkan etika berdoa kepada murid-muridnya, yang dikenal dengan istilah “Doa Bapa Kami,” sbb:
“Bapa Kami di surga... ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Matius 6:9-12, Lukas 11:2-4).

Jika Yesus mengajarkan, menyuruh dan memberi teladan untuk berdoa minta ampun kepada Tuhan, maka berdoa minta ampun kepada Yesus adalah ajaran sesat penginjil. Jika konsisten dan beriman kepada Yesus, berdoa dan minta ampunlah seperti yang dilakukan Yesus, yaitu berdoa kepada Allah SWT, Tuhannya Yesus.
Selain keliru dan berdosa, minta pengampunan dosa kepada Yesus semakin aneh, karena diiringi dengan i'tikad bahwa Yesus adalah penjelmaan (inkarnasi) Tuhan yang turun ke dunia untuk mati disalib menebus dosa warisan Adam.

Jika manusia yang berdosa, seharusnya manusia pula yang harus bertaubat Nashua minta ampun kepada Tuhan, lalu Tuhan mengampuninya karena Dia Maha Pengampun. Kalau manusia yang berdosa, mengapa Tuhan yang repot-repot malih rupa menjadi manusia lalu mati dibunuh untuk menebus dosa manusia? Gitu aja kok repot!!

Kutipan :
[A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara Islam]
Ahad, 12 Feb 2012

Licik!! PP Muhammadiyah Dicatut di Undangan Maulidan Syi'ah

Prof Dr Din Syamsuddin 
Ketua Umum PP Muhammadiyah

JAKARTA (voa-islam.com) – PP Muhammadiyah membantah undangan maulidan Syi’ah yang mencantumkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin sebagai salah satu narasumber. Pencantuman di luar sepengetahuan PP Muhammadiyah. Muhammadiyah dicatut?

Dalam undangan maulidan Syi’ah yang beredar, dicantumkan bahwa Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) pada Sabtu, 11 Februari 2012 menyelenggarakan Maulid Nabi dan Seminar Internasional. Pada maulidan yang diselingi dengan makan nasi tumpeng gratis ini, nama Prof Dr KH Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah) dicantumkan sebagai salah satu narasumber.

Salah satu Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Yunahar Ilyas, membantah keras keterlibatan Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam acara Maulidan Syi’ah. “Soal maulid Pak Din sudah membantah itu. Saya sudah cek ke Pak Din mereka tidak menghubungi dan Pak Din tidak akan datang,” tegasnya kepada voa-islam.com, Kamis (9/2/2012).

Dalam klarifikasinya, Din Syamsuddin menegaskan bahwa dia tidak akan datang di acara maulidan karena itu bukan tradisi Muhammadiyah. Terlebih lagi, panitia tidak pernah menghubunginya untuk acara Malulidan Syi’ah. “Saya tidak akan datang karena saya tidak dihubungi dan maulidan itu bukan tradisi Muhammadiyah,” ujar Yunahar menirukan bantahan Din Syamsuddin.

Mengenai sikap Muhammadiyah terhadap Syi’ah, Yunahar menjelaskan bahwa secara resmi belum pernah membahas soal Syi’ah. Tapi dalam rapat pleno Pimpinan Muhammadiyah menyatakan secara tegas menolak berbagai akidah Syi’ah yang bertentangan dengan Islam, di antaranya:

Pertama, Muhammadiyah menolak ajaran tentang kesucian imam-imam, karena bagi Muhammadiyah yang suci atau ma’shum itu hanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam.

Kedua, Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad tidak pernah menunjuk siapa pun khalifah pengganti beliau, oleh sebab itu Muhammadiyah mengakui kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Ini sikap Muhammadiyah terhadap Syi’ah Rafidhah.

Ketiga, Syi’ah itu menolak hadits-hadits yang tidak diriwayatkan oleh ahlul bait sekalipun itu diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dengan penolakan Syi’ah terhadap hadits-hadits dari Ahlussunnah itu, maka terjadi perbedaan sumber yang sangat banyak dan itu akan berdampak bagi perbedaan dari segi Aqidah, ibadah maupun muamalah.

“Jadi kalau ditanya ajaran Syi’ah itu bagaimana, Muhammadiyah bisa menjawab, misalnya Syi’ah membolehkan mut’ah ya Muhammadiyah menolak Mut’ah, syahadatnya asyhadu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah, berbeda dengan Syi’ah yang menambahkan wa asyhadu anna aliyan waliyullah, azannya juga tidak ditambah dengan hayya ‘ala khairil amal,” pungkasnya.


Kutipan :
[taz, ahmed widad] / VOA
Jum'at, 10 Feb 2012

Dayak Kafir Rusak Rumah Habib Mukri dan Bakar Tenda Maulid


PONTIANAK (voa-islam.com) - Empat delegasi Front Pembela Islam (FPI) dikepung dalam pesawat Sriwijaya Air oleh ratusan masyarakat Adat Dayak di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalteng, Sabtu (11/2/2012) pagi.

"Mereka masuk landasan Bandara Tjilik Riwut sekitar pukul 10.00 dan ke dalam pesawat, bersenjata tajam, tanpa alasan yang jelas," kata Habib Rizieq Sihab di Jakarta.
Keempat delegasi FPI itu, Sekjen FPI, Wasekjen FPI Habib Muhsin Al Atas, Ketua Bidang Dakwah KH Alwi Masykuri dan Panglima FPI Ustad Maman. Mereka sedianya menghadiri pelantikan FPI Kalteng dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.


Habib Rizieq yang tak ikut dalam rombongan, menerima laporan dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mabes Polri. "Akhirnya polisi yang bertugas dan kapten pesawat berinisiatif menerbangkan delegasi FPI dengan pesawat yang sama ke Banjarmasin untuk keamanan," jelas Habib Rizieq

Tak ada korban dalam kejadian tersebut. Namun, Habib Rizieq menegaskan, keempat delegasi FPI mengaku diancam dengan senjata tajam untuk tidak turun di Bandara Tjilik Riwut.
Usai aksi di bandara, massa Gerakan Pemuda Dayak Kalteng mendatangi rumah calon pengurus FPI Kalteng di Jl Meranti 73 Kompleks Babusalam RT 1 RW VI Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Palangkaraya.


Mereka merusak rumah dan membakar tenda di halaman yang akan digunakan tabligh akbar. "Sekitar 500 orang menggunakan sepeda motor dan mobil pikap tiba-tiba datang dan merusak rumah Habib Mukri Bahasim. Bahkan ada satu habib yang sempat dipukul, kami sudah berusaha mencegah, tapi karena massa banyak kami juga tak bisa berbuat apa-apa," kata warga setempat, 

Abdul Rasyid.Pemilik rumah yang akan didaulat sebagai Ketua FPI Kalteng, Habib Mukri Bahasim mengatakan, pihaknya sudah sepakat di hadapan polisi dan MUI Kalteng untuk membatalkan rencana pembentukan FPI Kalteng, termasuk mendatangkan Ketua Umum FPI Habib Rizieq untuk berceramah.
"Saya juga tak mengerti, mengapa mereka malah datang ke rumah saya dan merusaknya, serta membakar tenda-tenda. Saya sangat menyesalkan ini bisa terjadi. Kami sudah menjamin Habib Rizieq tak datang ke Palangkaraya dan pelantikan pengurus FPI sudah dibatalkan," katanya.


Kutipan :
(Trb/widad) / VOA
Ahad, 12 Feb 2012

Bela Syi'ah, Prof Dr Umar Shihab Terdiam Dimarahi Habib Zein Alkaff

 Prof Dr Umar Shihab 
 salah seorang Ketua MUI

JAKARTA (voa-islam.com) – Ada yang unik dalam pertemuan antara puluhan ulama Jawa Timur dengan pengurus MUI Pusat di Jakarta, Selasa (24/1/2012).
 Dalam pertemuan di kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi Jakarta Pusat itu, salah seorang Ketua MUI, Prof Dr Umar Shihab mati kutu terdiam seribu bahasa. Padahal selama ini dia lantang berbicara mengatasnamakan MUI Pusat untuk membela Syi’ah.

Dalam forum resmi tersebut, Umar Shihab terdiam ketika dimarahi Habib Achmad  Zein  Alkaf yang mewakili para ulama Jawa Timur.
“Umar Shihab itu kan sebelumnya mengeluarkan fatwa bahwa Syi’ah tidak sesat, jadi saya marah kepada Umar Shihab,” papar Habib Zein kepada voa-islam.com, Jumat Sore.

Di hadapan puluhan ulama, Habib Zein yang dalam posisi berhadapan dengan Umar Shihab, menyatakan secara terang-terangan bahwa Umar Shihab itu jadi orang sesat kalau tidak mau mengakui kesesatan Syi’ah. “Saya menyesalkan ada pengurus MUI seperti Umar Shihab menyatakan Syi’ah tidak sesat. Maka saya katakan, kalau Umar Shihab mengatakan Syi’ah tidak sesat berarti Umar Shihab yang sesat, saya katakan langsung di depan dia, tidak peduli saya,” ujar A'wan   Syuriyah   Pimpinan Wilayah NU (PWNU)  Jatim itu dengan logat Jawa Timur.

Mendapat tantangan dari ulama daerah, rupanya Umar Shihab ciut nyali, hingga tak berani menjawab sepatah kata pun. “Saya tunggu jawaban Umar Shihab tapi dia tidak berani menjawab,” jelas Habib Zein.
Tidak hanya menantang Umar Shihab, Habib Zein juga berani menantang adu argumen secara ilmiah kepada siapapun yang tidak mengakui kesesatan Syi’ah. “Saya tantang kalau ada yang membela Syi’ah. Al-Bayyinat siap berhadapan dengan siapa saja yang membela Syi’ah. Kami siap, kami ini berbicara bertanggung jawab kepada Allah Ta’ala, jadi kalau kami berbicara bertanggung jawab kepada Allah, apa saja akan kami tempuh, termasuk mubahalah,” cetusnya.

Habib berani bertanding di forum ilmiah, karena dia sudah puluhan tahun meneliti Syi’ah. Bahkan belasan karya ilmiah tentang Syi’ah telah ditulisnya, di antaranya: Mengenal  Syi’ah, Export Revolusi Syiah Ke Indonesia, Dialog  Apa  Dan  Siapa  Syi’ah, Fatawa Para Imam Dan Ulama Tentang Syi’ah, Tragedi Karbala, Aqidah Ahlussunnah Adalah Aqidah Ahlul Bait, Asyura, Fathimah  At-Thohiroh RA, Al-Hasan dan Al-Husin RA, Imamah Dan Khilafah, Ummunaa Fathimah  RA   wa Ahlul Kisa, Ali bin Abi Thalib wa Ahlul Kisa', Al-Firqah An-Najiah, dan masih banyak lagi. 


Kutipan :
[taz, ahmed widad] / VOA
Jum'at, 03 Feb 2012

Doktrin Syi'ah Bahayakan Ideologi Muhammadiyah

Ustadz Agus Trisundani
 Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta

JAKARTA (voa-islam.com) – Muhammadiyah menegaskan bahwa doktrin Syi’ah bertolak belakang dengan akidah Islam. Bahkan ajaran Syi’ah berbahaya bagi ideologi Muhammadiyah.

Hal itu dijelaskan Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Ustadz Agus Trisundani. Merujuk kepada penjelasan Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Tarjih dan Tajdid, Prof Dr Yunahar  Ilyas, Sidang Pleno PP Muhammadiyah belum lama ini menyatakan empat sikap tentang Syi'ah.
Sesuai dengan keputusan Sidang Pleno PP Muhammadiyah, jelas Ustadz Agus, Muhammadiyah meyakini bahwa hanya Nabi Muhammad SAW saja yang makshum, sehingga Muhammadiyah menolak konsep ishmatul a’immah (kesucian para imam) dalam ajaran Syi’ah.
...Muhammadiyah menolak konsep kekhalifahan Rafidhahnya Syi’ah...
Terhadap konsep kekhalifahan Syi’ah, lanjut Ustadz Agus, Muhammadiyah secara tegas menolak konsep kekhalifahan Syi’ah Rafidhah. Muhammadiyah meyakini bahwa Rasulullah SAW tidak menunjuk siapapun  pengganti beliau sebagai khalifah. Kekhalifahan setelah beliau di serahkan kepada kekhalifahan umat. Dengan prinsip ini, Muhammadiyah meyakini keabsahan kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatthab, Umar bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Karenanya, Muhammadiyah menolak konsep kekhalifahan Rafidhahnya Syi’ah.

 “Muhammadiyah meyakini bahwa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatthab, Umar bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah sah. Oleh karena itu Muhammadiyah menolak konsep kekhalifahan Rafidhahnya Syi’ah,” jelas Sekretaris Umum PWM DKI Jakarta itu kepada voa-islam.com, Selasa (7/2/2012).

Mengenai sosok shahabat Ali bin Abi Thalib, Agus menegaskan bahwa Muhammadiyah menghormatinya secara proporsional sama seperti penghormatan kepada para shahabat Nabi lainnya. “Muhammadiyah sangat menghormati Ali bin Abi Thalib sebagaimana penghormatan kepada para shahabat lainnya. Tapi Muhammadiyah menolak kultus individu terhadap Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,” terangnya.
...Penolakan Syi'ah terhadap ribuan hadits shahih melahirkan banyak perbedaan antara Islam dengan Syi’ah dalam masalah akidah, ibadah, munakahat, dll...
Perbedaan prinsipil antara Muhammadiyah dengan Syi’ah, papar Ustadz Agus, berpangkal dari sikap terhadap hadits shahih. Di mana Syi’ah hanya menerima hadits-hadits dari jalur Ahlul Bait yang berakibat tertolaknya ribuan hadits shahih, meskipun diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. “Penolakan ribuan hadits shahih ini otomatis melahirkan banyak perbedaan antara Islam Ahlussunnah dengan Syi’ah, baik dalam masalah akidah, ibadah, munakahat, dan lain sebagainya,” tandasnya.

Rencananya, untuk mensosialisasikan hasil keputusan Sidang Pleno PP Muhammadiyah tentang Syi’ah itu, PWM DKI Jakarta akan menggelar kajian ilmiah bertema “Bahaya Syi’ah terhadap Ideologi Muhammadiyah,” Rabu malam (8/2/2012) di Masjid At-Taqwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya 49 Jakarta Pusat. Dr H Ahmad Zain An-Najah MA, Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir periode 2007-2009, didaulat menjadi narasumber.
Menurut Ustadz Agus, panitia kajian ilmiah PWM DKI Jakarta, kajian ini murni untuk menjaga akidah warga persyarikatan Muhammadiyah dari bahaya Syi’ah.


Kutipan :
[silum] / VOA
Selasa, 07 Feb 2012

Media Milik Dewan Masjid Indonesia Disusupi Syiah?

JAKARTA (VoA-Islam) – Wakil Pemimpin Redaksi Tabloid Jum’at H. Ramlan Marjoned yang juga aktif di DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) Pusat mendapat protes oleh kalangan aktivis Islam, sehubungan dengan isi Tabloid Jum’at -- media internal mingguan DMI (Dewan Masjid Indonesia) -- yang mendukung Syi’ah.

Ramlan Marjoned sempat menegur anak buahnya, RS selaku Redaksi Pelaksana (Redpel) tabloid yang menulis judul pada laporan utamanya yang berjudul “MUI Pusat: Syiah Tidak Sesat.” Yang jelas, bukan kali ini saja tabloid Jum’at kecolongan artikel pro Syiah yang ditulis oleh RS. Tulisan terkait Syiah dan ulama-ulama Syiah kerap disajikan tablid tersebut dalam beberapa edisi sebelumnya.

Perlu diketahui, RS adalah penganut Syiah yang disusupkan ke tabloid Jumat pimpinan KH. Abujamin Roham yang selama ini dikenal sebagai seorang Kristolog. Dalam tabloid Jum’at edisi XXII 13 Januari 2012 lalu, RS menurunkan beberapa tulisan berjudul: Pesan Persatuan dari Amman, Hubungan Sunni-Syiah di Indonesia Berlangsung Damai, Menumbuhkan Persatuan Sunni-Syiah, MUI Pusat: Syiah Tidak Sesat, Deklarasi Persatuan Umat Islam Dunia.

DMI rupanya telah disusupi aktvis Syiah. Sebelumnya, oknum di DMI bekerjasama dengan  IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) pernah mendeklarasikan Muhsin (Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia) yang berlangsung di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, Jum'at (20 Mei 2011) lalu.

KH. Tarmidzi Tahir Tolak Syiah
Seperti diberitakan Voa-Islam sebelumnya, Ketua Umum DMI KH. Tarmidzi Tahir mengatakan, secara akidah, Sunni tidak bisa didekatkan dengan Syiah. Karena sejak awal, lahirnya syiah itu untuk melawan Sunni. Namun secara politis, bisa saja ada jalinan persahabatan antara Syiah dan Sunni.

 “Yang jelas, saya tidak merestui kegiatan deklarasi tersebut. Dan saya juga tidak ikut dan menghadiri acara itu. Bagi saya, orang boleh saja bicara ilmiah untuk membahas paham syiah dan sunni. Tapi upaya untuk menyatukannya rumit. Konflik Sunni-Syiah itu sudah ratusan tahun. Deklarasi kemarin adalah gagasan Jalaludin Rahmat, bukan DMI.  Kang Jalal berupaya untuk mendekatkan Syiah dengan Sunni Indonesia.”
Diakui Tarmizi, sejak Muhsin dideklarasi atas nama Ijabi dan PP DMI, banyak telepon berdering yang ia terima untuk mengkonfirmasi dan menanyakan langsung tentang kebenaran informasi tersebut. Bahka  ada yang protes, kenapa DMI mendukung keberadaan Syiah di Indonesia.

Menurut Tarmizi, syiah itu paham yang sangat keras. Jika melihat performance-nya yang hitam-hitam, itu simbol dari sebuah dendam. Di Iran, Islam Sunni sulit untuk membangun masjid di sana. Itu kenyataan yang tak bisa dipungkiri. “Biarlah keduanya berkembang di dunia. Dalam rangka perdamaian, tak perlu menutup jalan diplomasi dengan menggunakan pendekatan politis, bukan akidah,” jelasnya.

Tarmizi tidak mempersoalkan jika Sunni-Syiah dibahas dengan pendekatan ilmiah, tapi sulit jika dipaksakan dengan menggunakan pendekatan akidah.  “Yang membuat acara deklarasi itu kan anak muda, Daud namanya. Sejak awal, DMI tidak merestui kegiatan tersebut. Jika ada yang mengatasnamakan DMI, jelas itu menyalahi aturan organisasi. Karena itu bisa saja diberi sanksi administrasi. Bahka, bisa saya keluarkan orang itu dari keanggotaan,” tandas Tarmizi yang  membantah, jika ada anggotanya yang berpaham Syiah.


Kutipan :
[desastian] / VOA
Selasa, 07 Feb 2012


Fatwa Kesesatan Syi'ah, Mestinya Muhammadiyah Lebih Berani Daripada NU

JAKARTA (voa-islam.com) – Muhammadiyah diharapkan lebih berani menyatakan kesesatan Syi’ah. Karena Kesesatan Syi’ah di Indonesia sudah pernah disepakati dalam Seminar Nasional di Masjid Istiqlal tahun 1997.

Dalam seminar yang melibatkan MUI dan ormas-ormas Islam (21/9/1997) itu, ditegaskan berbagai alasan mengapa umat Islam menolak Syi’ah. Karenanya, dalam kajian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Rabu malam (8/2/2012), Dr Ahmad Zain An-Najah MA mengimbau agar Muhammadiyah secara tegas menyatakan kesesatan Syi’ah sebagai pedoman sikap bagi warga persyarikatan. “Kalau di NU saja berani mengatakan Syi’ah sesat mestinya di Muhammadiyah lebih berani lagi. Ini sudah ada kesepakatan di masjid Istiqlal pada tahun 1997 dulu, maka kita tinggal mengkaji mendalam tentang Syi’ah ini,” jelasnya.

Doktor Zain mengingatkan, agar umat Islam berkaca pada dunia internasional tentang sepak terjang Syi’ah yang selalu melahirkan kerusuhan dan perang. “Ada video-video peperangan antara Sunni dengan Syi’ah seperti di Pakistan, pemberontakan Kuwait yang terbaru di Yaman, kemarin ada pelajar dari Indonesia tewas dibom. Ini baru minoritas saja sudah berani,” papar Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir periode 2007-2009 itu.

Irak dan Iran itu, jelas Doktor Zain, perang bertahun-tahun lamanya. Kemudian Iran memanggil Amerika untuk menguasai Irak dan Ahlussunnah di sana banyak yang dibantai. “Ini bahayanya, kita tidak mau Indonesia ini menjadi kacau akibat perbedaan ini,” tegasnya. “Makanya di Indonesia kenapa kita menolak Syi’ah karena khawatir terjadi perang saudara di sini sebagaimana yang terjadi di Irak.”

Seperti diberikan voa-islam sebelumnya, PBNU pernah mengeluarkan surat resmi Nomor 724/A.II.03/10/1997 tertanggal 12 Rabiul Akhir 1418 H/14 Oktober 1997 M yang ditandatangani Rais Aam KH M Ilyas Ruhiat dan Katib Aam KH Drs M Dawam Anwar. PBNU mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propagandis-propagandis Syi’ah, dan perlunya umat Islam bangsa Indonesia mengetahui perbedaan prinsipil ajaran Syi’ah dengan Islam. 


Kutipan :
[taz, ahmed widad]
Jum'at, 10 Feb 2012

Lecehkan Istri Nabi Pelacur, Syi'ah Mustahil Berdamai dengan Muhammadiyah

JAKARTA (voa-islam.com) – Warga persyarikatan Muhammadiyah tak mungkin berdamai apalagi disatukan dengan Syi’ah. Karena Syi’ah mencaci-maki para shahabat termasuk Aisyah RA istri Rasulullah SAW, sementara Muhammadiyah sangat menghormati Aisyah RA.

Hal itu diungkapkan Dr Ahmad Zain An-Najah MA di hadapan peserta kajian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Rabu malam (8/2/2012) di Masjid At-Taqwa, Jalan Kramat Raya 49 Jakarta Pusat.
Dalam kajian ilmiah bertema “Bahaya Syi’ah terhadap Ideologi Muhammadiyah” itu, Doktor Zain, demikian biasa disapa, memaparkan fakta-fakta dan doktrin Syi’ah yang bertentangan dengan ideologi Muhammadiyah.

Menurut Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir periode 2007-2009 itu, upaya penyatuan Syi’ah dan Sunni adalah kemustahilan besar, karena sejak zaman shahabat, Syi’ah tidak bisa bersatu dengan Sunni. “Apakah bisa disatukan? Tidak mungkin! Sudah berabad-abad sejak zaman shahabat tidak mungkin Ahlussunnah dan Syi’ah itu bersatu,” ujarnya.

Meski ideologi Syi’ah bertentangan dengan akidah Islam, menurut Doktor Zain, jika ingin hidup berdampingan secara damai dengan umat Islam, maka kaum Syi’ah jangan mencaci maki para shahabat, terutama Aisyah RA. “Boleh saja mereka hidup di Indonesia tetapi jangan mencaci maki para sahabat, jangan mencaci maki Aisyah radhiyallahu ‘anha,” paparnya.

Bagi warga persyarikatan Muhammadiyah, penghinaan Syi’ah terhadap Aisyah RA menjadi persoalan serius, karena nama organisasi kewanitaan di Muhammadiyah dinisbatkan kepada Aisyah RA. Data-data penghujatan Syi’ah itu tersebar secara luas di berbagai buku dan rekaman video ulama Syi’ah sendiri. Karenanya, Doktor Zain mempertanyakan komitmen warga Muhammadiyah yang merangkul Syi’ah.
...Nama organisasi perempuan di Muhammadiyah dinisbatkan kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha. Lalu Aisyah itu dicacimaki dan dituduh sebagai pelacur oleh Syi’ah...
“Nama organisasi perempuan di Muhammadiyah adalah Aisyiyah, yang dinisbatkan kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha. Lalu Aisyah itu dicacimaki dan dituduh sebagai pelacur oleh Syi’ah,” jelasnya. “Kenapa Muhammadiyah itu merangkul kelompok yang menuduh Aisyah itu pelacur, na’udzubillahi min dzalik!” tambahnya.
Selain melecehkan Aisyah RA secara keji, jelas Doktor Zain, kaum Syi’ah juga mengafirkan para shahabat Nabi. “Dalam aqidah Syi’ah itu semua sahabat kafir kecuali empat: Salman Al-Farisi karena dari Persia, Abu Dzar Al Ghifari dan Miqdad ibnu Aswad, ditambah Ali Radhiyallahu ‘anhu,” terangnya.

Terakhir, Doktor Zain mengimbau warga persyarikatan Muhammadiyah agar mengukuhkan soliditas, jangan berpecah-belah seperti aliran sesat Syi’ah. “Syi’ah itu sektenya banyak, disebutkan oleh para ulama sampai mencapai 300 sekte. Kelompok Syi’ah itu banyak perpecahannya, makanya Muhammadiyah jangan berpecah nanti seperti aliran sesat,” pungkasnya. 


Kutipan :
[taz, ahmed widad]
Jum'at, 10 Feb 2012

Habib Rizieq Tuding Gubernur Kalteng Otak Penyerangan Utusan FPI

 Habib Rizieq Syihab
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI)

Palangkaraya (VoA-Islam) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab, yang tidak ikut ke Palangkaraya, menduga ada oknum yang sengaja memprovokasi warga Dayak dengan tujuan adu domba. Habib menuding Gubernur dan Kapolda Kalteng terlibat dalam pengerahan warga Dayak.

“Gubernur Kalteng, Teras Narang, punya hubungan sangat buruk dengan FPI. Dua hari lalu, via media lokal, Yansen Binti, kerabat Gubernur Kalteng menebar ancaman terhadap FPI dan Kapolda Kalteng beri pernyataan tidak mau bertanggung jawab,” tegas Habib Rizieq, Sabtu (11/02/2012), seperti dilansir situs resmi FPI, www. fpi.or.id.

Sebelumnya, Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalimantan Tengah (GPDI-KT) dan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng menolak rencana pembentukan organisasi Fron Pembela Islam (FPI) di wilayah Kalteng. Penolakan itu disampaikan Ketua Umum GPDI-KT Yansen A Binti, melalui Surat No 09/GPDI-KT/II/2012 tertanggal Kamis (9/2/2012), perihal penolakan terhadap kehadiran FPI di Tambun Bungai. Dalam surat itu berisi, penolakan ini atas instruksi lisan dari Ketua Umum DAD Kalteng Sabran Achmad, yang secara tegas menolak dan tidak setuju atas kehadiran FPI di Kalteng.

Unjuk rasa penolakan kedatangan tokoh FPI ini juga terjadi di Bundaran besar Palangkaraya. Ratusan pemuda Dayak mendeklarasikan berdirinya Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak Kalteng. Turut hadir dalam unjuk rasa di bundaran besar ini antara lain Wakil Sekjen Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang juga Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Siun Jarias dan Wakil Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah Lukas Tingkes. Saat berorasi, Lukas Tingkes menolak FPI di Kalimantan Tengah dan tidak boleh ada kegiatannya di Kalteng.

Sementara itu Ketua FPI Bidang Nahi Munkar, Munarman, menilai penolakan terhadap kedatangan pengurus pusat FPI merupakan bentuk balas dendam Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang terhadap Islam. Terutama terkait sejumlah kasus di Jabodetabek.

Mantan Direktur YLBHI itu menduga Teras Narang melihat dengan salah kasus Ciketing di Bekasi dan GKI Yasmin di Bogor. Teras Narang mungkin melihat ada peran FPI di belakang kasus-kasu gereja ilegal itu. "Jadi dia balas dendam terhadap FPI", katanya. Saat ditanya tentang kemungkinan terjadinya konflik horizontal di Jakarta, Munarman menepisnya. "Kita tidak akan terprovokasi", katanya.

Laskar Jangan Terprovokasi
DPP FPI meminta kepada Menkopolhukam, Mendagri, DPR-RI dan Kapolri serta Instansi terkait lainnya untuk usut tuntas kasus tersebut serta periksa Gubernur Kalteng, Kapolda Kalteng, Yansen Binti dkk tentang dugaan keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan yang berpotensi timbulkan konflik horizontal serta mengancam stabilitas NKRI.

DPP FPI menginstruksikan kepada segenap Laskar Dayak Muslim FPI se-Kalimantan jangan terprovokasi dan segera lakukan klarifikasi, sosialisasi dan konsolidasi untuk antisipasi segala bentuk agitasi. Selama ini hubungan FPI dan Dayak (muslim/ non muslim) sangat baik, bahkan sebulan lalu delegasi warga Dayak Kalteng dari berbagai agama mendatangi DPP FPI meminta bantuan untuk menghadapi arogansi Gubernur Kalteng dan Kapolda Kalteng tentang Konflik  Agraria seperti Kasus Mesuji – Lampung. Habib menyerukan agar menjaga persatuan Dayak, hantam pengadu domba. 


Kutipan :
Desastian / VOA
Sabtu, 11 Feb 2012

Politik Uang Gereja Advent Biang Kerok Penyegelan Tiga Gereja Bekasi

BEKASI (voa-islam.com) – Gereja Advent adalah biang kerok penyegelan tiga gereja di Kaliabang Bekasi. Pendeta Advent memicu konflik karena menerapkan politik uang (money politic) ketika membangun gereja.

Hal itu diungkapkan Pendeta Hotman Sinaga, gembala Gereja Pantekosta Kaliabang Bekasi kepada voa-islam.com, menanggapi kasus penyegelan tiga gereja yang dicap ilegal oleh Pemkot Bekasi.
Hotman mengaku, Gereja Pantekosta sudah berdiri sejak 1997 ketika kavling Mangsen Kaliabang RT 03/RW 24 masih berupa sawah-sawah. Selama itu, tidak pernah ada masalah dengan warga setempat, meski bangunan yang dijadikan gereja itu perizinannya sebagai rumah tinggal.

“Memang secara hukum mereka sebagai aparat pemerintah kalau mau mengoreksi izin bangunan ya kita menerima, karena itu tugas mereka. Kita akui, kita membangun bangunan ini izinnya bukan gereja, tapi dari awalnya memang dibangun untuk rumah ibadah,” ujarnya kepada voa-islam.com di depan Gereja GKRI saat menunggu penyegelan pertama, Senin (6/2/2012).
Hotman menengarai, pemicu konflik pihak gereja dengan warga adalah politik uang yang dilakukan para pendeta Advent ketika akan membangun gereja baru pada Desember 2011 lalu. “Sebelum terjadi kasus ini, memang di sini pernah ada sekte lain, Advent mau nambah gereja. Itu cikal bakal pemicunya,” jelasnya.
...Cara mereka nggak sehat. Saya bilang nggak sehat, karena jemaat kita pada diambilin pakai duit...
Menurut Hotman, permainan uang dalam membangun gereja Advent itu bahkan memicu konflik dengan gereja lainnya. “Cara mereka nggak sehat. Saya bilang nggak sehat, karena jemaat kita pada diambilin pakai duit. Sementara pemiliknya ndak jelas di mana tinggalnya. Sekarang gereja Advent sudah ditutup karena Polres turun tangan waktu itu,” paparnya.

Ulah tak beradab pihak gereja Advent itu, lanjut Hotman, memicu amarah warga kepada gereja lainnya, sehingga warga mempertanyakan legalitas tiga gereja lainnya, yaitu Gereja Pantekosta, Gereja Kristen Rahmani Indonesia (GKRI), dan Gereja HKPB (Huria Kristen Batak Protestan).

“Nah, warga jelas-jelas nggak setuju dengan keberadaan Advent. Jadi kita terimbas. Jujur deh, masyarakat di sini mulai 1997 sampai hari ini tidak apa-apa. Tapi setelah Advent mau bangun gereja akhir tahun 2011, itulah pemicunya. Akhirnya warga demo.  Ya kita mau bilang apa?” tutupnya.


Kutipan :
[A. Mumtaz] VOA
Sabtu, 11 Feb 2012 

Setelah Belasan Tahun Dibiarkan, Tiga Gereja Ilegal Disegel Pemkot Bekasi

BEKASI (voa-islam.com) – Setelah belasan tahun membiarkan jemaat Kristen melakukan berbagai aktivitas gerejani, akhirnya Pemkot Bekasi menyegel tiga gereja di RT 03/RW 24 Mangseng Kelurahan Kaliabang Tengah Kecamatan Bekasi Utara.

Gereja Pantekosta, Gereja Kristen Rahmani Indonesia (GKRI) dan Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) tersebut disegel berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2006 dan nomor 8 tahun 2006, Perda Nomor 6 Tahun 2011 dan Perwal Nomor 16 tahun 2006.


Penyegelan itu dilakukan setelah Pemkot melayangkan Surat Teguran sebanyak tiga kali. Surat teguran pertama tanggal 6 Januari 2012, teguran kedua 18 Januari 2012, dan teguran ketiga tanggal 30 Januari 2012. Teguran dilayangkan kepada pihak karena mereka dinilai melanggar ketentuan tentang penggunaan bangunan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Bangunan yang perizinan dan peruntukannya untuk rumah tersebut dialihfungsikan menjadi gereja tanpa merubah perizinan.
Seharusnya, berdasarkan Surat Peringatan Ketiga, penyegelan harus dilakukan pada hari Senin (6/2/2012). Karena dalam Surat Teguran terakhir tertanggal 30 Januari 2012 disebutkan, Pemkot Bekasi mengultimatum tiga gereja ilegal di Kaliabang Bekasi harus menghentikan penyalahgunaan rumah tinggal sebagai gereja, selambat-lambatnya 7 hari setelah dilayangkannya surat terakhir. Berdasarkan Surat Teguran terakhir itu, maka tiga gereja ilegal wajib disegel pada Senin (6/2/2012).

Namun Plt Walikota Bekasi Rahmat Effendi masih memberi kesempatan kepada pihak gereja untuk melakukan verifikasi ulang jumlah jemaat di lingkungan sekitar. Setelah diverifikasi ulang, ternyata seluruh warga Muslim RW 24 tidak ada yang memberikan persetujuan terhadap pendirian gereja tersebut.
Maka dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Pemkot melakukan penyegelan pada Sabtu pagi (11/2/2012). Sesuai ketentuan dan prosedur, setelah disegel pihak gereja dipersilahkan mengurus perizinan rumah ibadah bila merubah fungsi dan guna bangunan menjadi gereja.

Usai penyegelan, Pendeta HKBP Hotman Sitorus menyatakan sangat kecewa. Menurutnya, penyegelan itu sangat tidak masuk akal karena HKBP sudah berdiri sembilan tahun sejak 2002, namun baru sekarang dipermasalahkan. Namun ia belum menentukan langkah lanjutan untuk menanggapi penyegelan itu. “Kami belum memikirkan langkah hukum selanjutnya,” ujarnya kepada voa-islam.com.

Sementara itu, Pendeta Pantekosta Hotman Sinaga mengaku, Gereja Pantekosta sudah dirintis sejak tahun 1997 itu memang belum mengantongi izin gereja. “Memang secara hukum mereka sebagai aparat pemerintah kalau mau mengoreksi izin bangunan ya kita menerima, karena itu tugas mereka. Kita akui, kita membangun bangunan ini izinnya bukan gereja, tapi dari awalnya memang dibangun untuk rumah ibadah,” ujarnya kepada voa-islam.com.
Dengan adanya penyegelan ini, maka tabligh akbar bertajuk “Umat Islam Bekasi Perang Melawan Gereja Ilegal: Patuhi Aturan, Tegakkan Syari’at!” yang direncanakan besok pagi, Ahad (12/2/2012), dibatalkan panitia.


Kutipan :
[A Mumtaz] VOA
Sabtu, 11 Feb 2012

Gerilya Misionaris Syi’ah di Bidang Media

Benarkah ada gerilya misionaris syi’ah di bidang media? Siapa saja mereka? Berikut perkembangan gerilya misionaris syi’ah di bidang media, khususnya yang sedang menjadi perbincangan hangat mengikuti maraknya penyebaran faham syi’ah dengan berbagai macam cara, termasuk media. Semoga bermanfaat!

Ada Apa Dengan Republika?
Salah satu media yang kerap diduga dan telah disusupi faham syi’ah adalah Harian Umum Republika. Harian yang sering mengklaim media Islam ini sering dikeluhkan mengapa beritanya tentang Iran terus-menerus.
Salah satu keluhan kepada Republika mencuat saat diselenggarakannya tabligh akbar tentang “Menyingkap Tabir Syi´ah” di Masjid Baitul Karim Kebon Kacang Tanah Abang Jakarta, Ahad 5 Feb 2012/12 Rabi´ul Awwal 1433H.

Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, penulis buku “Aliran dan Paham Sesat di Indonesia” yang menjadi nara sumber pada acara tabligh akbar tersebut pun menceritakan bahwa di tahun 2002 dirinya pernah berhadapan dengan Haidar Bagir, pemimpin Harian Umum Republika, yang memprotes dan keberatan namanya ditulis dalam judul Gerakan Syi’ah di Indonesia. (http://nahimunkar.com/10996/dipertanyakan-kenapa-republika-beritanya-iran-melulu)

Harian Umum Republika yang pernah dipimpin oleh tokoh syi’ah Haidar Bagir ini dikenal “rajin” menampilkan berita-berita tentang Iran, bahkan kini secara terang-terangan mendukung propaganda kaum sesat syi’ah.
Hari Kamis (09/02/2012), Harian Umum Republika dengan terang-terangan memuat iklan “terselubung” dari Yayasan Muslim Indonesia Bersatu (YMIB), berjudul “MELAWAN POLITIK ADU DOMBA DENGAN PERSATUAN UMAT”.
Tidak tanggung-tanggung, Harian Umum Republika memuat iklan propaganda sesat syi’ah itu setengah halaman korannya hanya untuk menyatakan keabsahan syi’ah sebagai aliran dalam Islam. Parahnya lagi, syi’ah mencatut beberapa nama ulama sunni, dan mengatakan bahwa Syiah diakui sedikitnya di 48 negara, yang dimuat dalam Risalah ‘Amman. Dalam risalah yang dinukil YMIB itu dikatakan bahwa Mazhab Jakfari juga bagian dari Islam.

Tulisan setengah halaman ini berisi ajakan taqrib (pendekatan) Sunni-Syiah. Iklan berisi ajakan membangun persatuan ummat, khususnya antara Muslim Ahlu Sunnah wal-Jamaah dengan pengikut Syiah ini juga mengutip pernyataan berbagai ulama Sunni, seolah-olah nampak indah.

Ustadz Fahmi Salim, MA, Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menulis artikel berjudul “Distorsi Syiah Di Balik Ajakan “Persatuan” Umat”, guna menangkal terjadinya distorsi propaganda Syi’ah di balik ajakan “Persatuan”. (http://hidayatullah.com/read/21086/10/02/2012/distorsi-syiah-di-balik-ajakan-%E2%80%9Cpersatuan%E2%80%9D-umat.html)
Parahnya, artikel ini juga dikutip situs Syi’ah IRIB, (http://indonesian.irib.ir/beranda)Iran Indonesian Radio, Irib World Service, yang merupakan propaganda langsung kepanjangan tangan rezim syi’ah Iran.

Melihat sepak terjang Harian Umun Republika, khususnya keberadaan Haidar Bagir, seringnya memuat artikel pro syi’ah, dan juga memuat iklan-iklan propaganda syi’ah, maka sudah saatnya kita mempertanyakan ada apa dengan Republika? 

Radio Silaturahim Pro Syi’ah?
Kontroversi adanya media-media khusus sebagai corong atau sarana propaganda syi’ah kali ini menimpa Radio Silaturahim (Rasil), sebuah radio berlabel Islam yang mengudara pada frekwensi AM 720. Radio Silaturahim atau yang biasa disingkat Rasil, dinamakan demikian,karena beralamat di jalan Masjid Silaturrahim No. 36 Halimanggis, Cibubur, Bekasi.

Kontroversi mencuat ketika artikel berjudul “Radio Rasil Pro Syiah?” tulisan Ustadz Hartono Ahmad Jaiz yang dikirim ke situs Eramuslim dimuat di situs tersebut. Tulisan itu mengundang pihak Rasil AM 720 melayangkan bantahan dan klarifikasi melalui Geisz Chalifah, Manager Humas Radio Silaturahim (Rasil AM 720).
Isi bantahan dari fihak Rasil maupun tanggapan dari fihak Eramuslim bisa dibaca lebih detail di http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/bantahan-dan-klarifikasi-radio-silaturahim.htm
Artikel berjudul “Radio Rasil Pro Syiah?” bisa dibaca lengkap di situs nahimunkar.com, tepatnya di http://nahimunkar.com/10988/radio-silaturahim-pro-syiah/ Dalam artikel tersebut, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, mengkritisi siaran Rasil yang bermoto “Untuk Islam Yang Satu” khususnya Tausiah Sore, dengan nara sumber Ustadz Zen Al-Hady, yang berlangsung sejak pukul 16.00 WIB hingga menjelang adzan magrib, di edisi 02 Februari 2011.
Dalam tulisan tersebut, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menangkap kesamaan pandangan Ustadz Zen Al-Hady, dengan pendukung syi’ah sebelumnya, seperti Said Agil Siradj, Umar Shihab, yang mengatakan syi’ah sudah ada sejak dulu, dan mereka bagian dari Islam karena orang Syi’ah diizinkan ber-Haji ke tanah suci. Alasan lainnya, Republik Syi’ah Iran merupakan anggota OKI dan anggota Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Sedunia).

Banyak lagi yang diungkapkan oleh Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, mengomentari Ustadz Zen Al Hady, yang menurutnya ingi membentuk sebuah opini yang bagus, namun klise. Kesimpulannya menyesatkan!
Dari sinilah Ustadz Hartono Ahmad Jaiz merasakan bahwa Radio Silaturahim (Rasil) pro syi’ah. Dan menurutnya hal ini bukan hanya didasarkan pada pernyataan ustadz Zen Al-Hady saja, tetapi selama ini di Rasil ada sosok narasumber bernama ustadz Husin Alatas yang oleh umat Islam diidentifikasi sebagai salah satu misionaris Syi’ah.

Menurut Ustadz Hartono, indikasi syi’ah yang bisa ditemukan pada diri Ustad Husen Alatas antara lain ketika Ustadz Husen Alatas menjawab sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720, yang terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28 Dzulqa’dah 1432H), ia menggunakan kesempatan itu untuk melampiaskan syahwat paham sesat Syi’ah yang cenderung meremehkan Imam Bukhari dan Muslim yang diakui otoritasnya oleh ummat Islam di dunia sebagai perawi hadits shahih.

Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”. Juga, ada satu hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
Bahkan, ustadz Husen Alatas seperti tidak mengakui eksistensi dan otoritas Imam Bukhari dan Muslim dengan seolah-olah memposisikan keduanya sebagai bukan termasuk ulama yang berhak menilai shahih tidaknya hadits. Karena menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal. Husen Alatas mereduksi otoritas Imam Bukhari dan Muslim hanya sebagai pengumpul riwayat (hadits). Ini salah satu ciri khas watak penganut paham sesat Syi’ah yang senantiasa menentang hadits Bukhari dan Muslim.

Contoh lain yang mempertegas kaitan ustadz Husen Alatas dengan Syi’ah adalah sebagaimana diungkap dalam buku berjudul Aliran dan Paham Sesat di Indonesia yang terbit sejak 2002, bahwa ustadz Husen Alatas cukup aktif menghadiri acara-acara yang diselenggarakan kalangan syi’ah di gedung Darul Aitam, Tanah Abang,  Jakarta Pusat.

Sementara itu, mengenai Ustadz Zen Al-Hady, yang juga pernah menjadi nara sumber di Rasil AM 720, masyarakat sudah lama mengenali beliau sebagai misionaris Syi’ah, antara lain melalui kedudukannya sebagai Dewan Pembina di Yayasan Fathimah yang bermarkas di Jalan Batu Ampar III No.14, Condet, Jakarta Timur 13520. Yayasan Fathimah adalah salah satu dari sekian puluh Yayasan Syi’ah yang bertebaran di Indonesia.

Dengan keberadaan Ustadz Zen Al-Hady, dan Ustadz Husen Alatas yang track recordnya telah dikenali sebagai misionaris faham sesat syi’ah, dan jika keduanya dijadikan nara sumber oleh Rasil AM 720, maka munculah pertanyaan apakah Radio Silaturrahim Pro Syi’ah?
Wallahu’alam bis showab!


Kutipan :
(M Fachry/arrahmah.com)
Sabtu, 11 Februari 2012 22:46:52