Laman

Sabtu, 01 September 2012

KH. Athian Ali Tanggapi Rekrutmen Relawan Syiah ke Suriah di Bandung

BANDUNG - Ormas Garda Kemerdekaan dan ISIS (Institute Strategic for International Studies) menyatakan membuka pendaftaran relawan untuk dikirim ke Suriah. Dalam sebuah situs, mereka merilis seruan untuk melawan pasukan asing dengan kata lain membela rezim yang sedang berkuasa, Bashar Al Assad.

“Oleh sebab itu, Garda Kemerdekaan dan ISIS mengajak saudara-saudaraku rakyat Indonesia untuk membantu rakyat Suriah mengusir pasukan asing yang sedang bergentayangan di Suriah. Kami membuka lowongan sukarelawan untuk pergi ke Suriah, muda-tua, pria-perempuan, kaya-miskin, Combatan dan Non-Combatan.” Demikian kutipan rilis tersebut.

Dalam rilis tersebut terdapat sejumlah nama panitia ad/hoc seperti Drs. Abdul Cholik Wijaya dan Ahmad Taufik. Dari informasi yang didapat Abdul Cholik Wijaya sudah aktif sejak tahun 1998 menjadi ketua ISIS dan Yayasan SAIFIK (Studi Agama Islam Filsafat & Kebudayaan), dimana kedua lembaga ini telah lama terdata beraliran Syiah. Sementara Ahmad Taufik adalah Ketua Garda Kemerdekaan, LSM yang ditunggangi oleh syiah sebagaimana ormas-ormas lain seperti Garda Suci Merah Putih, Bela Keadilan, Universalia, VOP (voice of palestine) dan SMIQ (solidaritas Muslimin Indonesia untul alQuds).

Rekrutmen relawan dengan alamat surat di sekitar jalan Cigadung Raya Tengah, Bandung tersebut saat didatangi tak terdapat aktivitas apa pun. Spanduk ataupun selebaran pendaftaran relawan juga sama sekali tak terlihat di sekitar lokasi.
Menanggapi adanya perekrutan yang diduga kuat diorganisir oleh para pengikut Syiah di Bandung, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) ustadz Athian Ali M. Dai, MA mengaku tak heran dengan fenomena tersebut.

“Kalau mereka menyiapkan segala macam, membuka front, menyiapkan sukarelawan ke Suriah, saya tidak keget, bahkan saya tidak pernah kaget kalau suatu saat mereka sudah kuat, umat Islam di negeri ini disembelih semua. Malah itulah yang sesungguhnya, selama ini orang-orang Syiah kan tidak pernah mau menampakkan dirinya, mereka lebih memilik jalan munafik karena mereka lemah, baru beberapa tahun inilah mereka mau menampakkan diri dan beberapa tokoh lainnya pun masih munafik, masih taqiyah,” tuturnya saat diwawancara voa-islam.com, Rabu (29/8/2012).

Bahkan menurut ulama perumus terbitnya fatwa sesat Syiah oleh FUUI ini, jika umat Islam diam saja melihat fenomena ini, wajar saja jika suatu saat kelompok Syiah kuat, maka mereka akan memerangi umat Islam.
“Jadi mereka mau mengirim relawan ke Suriah itu wajar menurut saya, kalau tidak begitu malah aneh. Wajarlah mereka membela saudara-saudara mereka. Jadi kalau suatu saat kita disembelih oleh mereka itu juga nanti wajar,” tandasnya.
 
source
voaislam/jum'at,31Aug2012
 

MUI Jawa Timur Bantah Said Aqil yang Nyatakan Syiah Tak Sesat

JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj kembali menimbulkan kontroversi. Ketika umat Islam di Indonesia resah dengan pelecehan agama yang dilakukan aliran sesat Syiah, Said Aqil justru membela Syiah dengan menyatakan bahwa Syiah bukan aliran sesat.

"Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.

Bahkan terkait fatwa MUI Sampang yang menyatakan Syiah adalah sesat, menurut Said Aqil hanya ditujukan kepada Syiah pimpinan Tajul Muluk, bukan Syiah secara keseluruhan. "Yang sesat itu aliran Tajul Muluk, Syiah-nya Tajul Muluk. Bukan Syiah secara keseluruhan," ucapnya.

Mendengar pernyataan Said Aqil Siradj tersebut, Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdusshomad Buchori yang menandatangani fatwa sesat ajaran Syiah, dengan tegas membantah pernyataan Said Aqil.

“Fatwa MUI Provinsi Jawa Timur tentang kesesatan ajaran Syiah, karena Syiah itu banyak; ada Syiah Zaidiyah, Syiah Itsna ‘Asyariyah, Syiah Ismailiyah, Syiah Sabaiyah, itu antara lain. Tapi, yang masuk di Indonesia itu Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah, Ziadiyah tidak ada, Ismailiyah juga tidak ada. Jadi yang ada di Indonesia itu Syiah 12 Imam yang ma’sum (Imamiyah Itsa ‘Asyariyah) itu ditolak oleh MUI,” Jelasnya kepada voa-islam.com dari ujung telepon, Kamis (30/8/2012).
Ia menegaskan bahwa keluarnya fatwa sesat ajaran Syiah dari MUI Sampang dan diperkuat MUI Jawa Timur bukan semata-mata khusus bagi Tajul Muluk.

“Fatwa MUI bukan karena Tajul. Fatwa MUI ini karena proses, sebab masalah Syiah sudah cukup lama, di Jawa Timur itu bukan hanya kasus Sampang, tapi juga Bondowoso, Jember, Malang, Pasuruan dan tempat-tempat lain,” sanggahnya.
...Fatwa MUI ini ketika kami keluarkan, kami tanda tangani ini sudah kami presentasikan di PBNU, tapi pada saat itu pak Said Aqil tidak rawuh

Menurutnya, ia bersama para ‘alim ‘ulama Jawa Timur, serta ulama dari Badan Silaturrahim Ulama Pesantren Madura (BASSRA), secara terbuka telah mempresentasikan fatwa sesatnya ajaran Syiah ke sejumlah instansi, termasuk ke PBNU, namun sayangnya Said Aqil waktu itu tidak hadir. (Baca: Ulama Jatim Juluki Said Aqil "Pengecut & Pendusta Pembela Syi'ah")

“Fatwa MUI ini ketika kami keluarkan, kami tanda tangani ini sudah kami presentasikan di PBNU, tapi pada saat itu pak Said Aqil tidak rawuh (hadir, red.). Dengan ulama BASSRA kami membawa 30 orang ulama maksudnya kan kita sharing dengan para tokoh nasional, kami presentasi di MUI, PBNU, Kementrian Agama, di Mahkamah Konstitusi pak Mahfud MD dan di Komisi VIII. Artinya, kami ini terbuka, mestinya kalau ada sesuatu dicounter pada waktu itu,” ungkapnya.

KH. Abdusshomad Buchori menambahkan bahwa fatwa MUI Jatim dirumuskan melalui berbagai dasar pertimbangan yang membuktikan secara jelas penyimpangan aliran sesat Syiah.
 
“Fatwa MUI itu adalah secara faktual studi literatur kitab mereka, studi lapangan kasus-kasus yang terjadi. Intinya ajaran Syiah itu sangat beda dengan Sunni di Indonesia. Misalnya dengan mengatakan Al-Qur’an itu kurang, tidak lengkap. Abu Bakar, Umar, Utsman menjadi Khalifah dengan merampok jabatannya Ali bin Abi Thalib. Nikah mut’ah itu boleh, mencaci maki ‘Aisyah,” imbuhnya.

source
voaislam/jum'at,31aug2012

Ketua MUI Jatim: Said Aqil Jangan cuma Ngomong di Luar!

JAKARTA - Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdusshomad Buchori membantah sikap Said Aqil yang menyatakan Syiah tidak sesat adalah representasi Nahdlatul Ulama.

Menurutnya, harus dibedakan antara NU dengan tokoh yang memimpin NU, lantaran tak semua ulama NU sepakat dengan pernyataan Said Aqil Siradj tersebut. “Antara NU dengan tokoh yang memimpin NU saya kira itu beda. Karena di Jawa Timur pernyataan seperti itu ditolak oleh ulama NU Jawa Timur. Ulama Jawa Timur juga ulama Nahdliyin, ulama NU semua itu,” kata KH. Abdusshomad Buchori, saat dihubungi voa-islam.com, Kamis (30/8/2012).

KH. Abdusshomad Buchori amat menyayangkan sikap Ketua PBNU, Said Aqil Siradj yang terang-terangan menyelisihi ulama NU dari Jawa Timur yang tegas menganggap Syiah sebagai aliran sesat.
...Jadi mestinya beliau harus diskusi dengan kyai-kyai Madura. Silahkan kalau memang kurang puas berhadapanlah sendiri. Jangan ngomong di luar tapi ketika resmi tidak mau menerima

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar Said Aqil berani berdiskusi dengan para Kyai dan jangan asal bicara. “Jadi mestinya beliau harus diskusi dengan kyai-kyai Madura. 
Silahkan kalau memang kurang puas berhadapanlah sendiri. Jangan ngomong di luar tapi ketika resmi tidak mau menerima. Tolong fatwa MUI itu dibaca, termasuk orang sekuler, baca dulu fatwa ini!” tandasnya.
 
Ulama asal Surabaya itu juga menegaskan bahwa Syiah menjadi ancaman umat Islam tatkala ia kuat seperti di beberapa negara Timur Tengah. “Lihat! bagaimana gerakan-gerakan Syiah di luar negeri? bagaimana di Irak? bagaimana di Suriah? Saya sendiri sudah keliling, saya sudah pernah ke Iran, saya tahu persis di sana itu,” imbuhnya.

source
arrahmah/jum'at.31aug2012