Pada 8 April 2013. Daulah Islamiyah Iraq merilis
rekaman audio dari pimpinan mereka, Abu Bakar al Husaini al Baghdadi
hafidzahullah, pada rekaman tersebut beliau mengumumkan bahwa kelompok
jihad yang beroperasi di daerah Suriah, Jabhah Nushrah adalah perpanjang
dari Daulah Islamiyah Iraq. Syaikh Abu Bakar al Baghdadi juga
menegaskan bahwa Jabhah Nushrah menerima biaya operasional dari Daulah
Islamiyah Iraq. Dalam hal ini, beliau mengumumkan bahwa nama Daulah
Islamiyah Iraq dan Jabhah Nushrah tidak digunakan lagi, melainkan beliau
mengumumkan secara resmi penggabungan dua kelompok tersebut dibawah
Daulah Islamiyah Iraq dan Syam.
Laman
Kamis, 12 Desember 2013
Daulah Islamiyah Iraq merilis rekaman audio Abu Bakar al Husaini al Baghdadi hafidzahullah
Pada 8 April 2013. Daulah Islamiyah Iraq merilis
rekaman audio dari pimpinan mereka, Abu Bakar al Husaini al Baghdadi
hafidzahullah, pada rekaman tersebut beliau mengumumkan bahwa kelompok
jihad yang beroperasi di daerah Suriah, Jabhah Nushrah adalah perpanjang
dari Daulah Islamiyah Iraq. Syaikh Abu Bakar al Baghdadi juga
menegaskan bahwa Jabhah Nushrah menerima biaya operasional dari Daulah
Islamiyah Iraq. Dalam hal ini, beliau mengumumkan bahwa nama Daulah
Islamiyah Iraq dan Jabhah Nushrah tidak digunakan lagi, melainkan beliau
mengumumkan secara resmi penggabungan dua kelompok tersebut dibawah
Daulah Islamiyah Iraq dan Syam.
Sulitnya Barat Ungkap Identitas Amir Jabhat Al Nusrah
Bumisyam | Laporan terbaru yang ditulis oleh The
Associated Press dan dimuat di situs Washington Post (4/11/2013)
menunjukkan bahwa pihak intelijen dan analis Barat masih kesulitan untuk
mengungkap identitas pimpinan salah satu kelompok jihad terkuat di Suriah, Jabhat al Nusrah li Ahli Syam, yaitu Syaikh Abu Muhammad al Golany.
Syaikh Abu Muhammad Al-Golany sendiri oleh Pemerintah AS
telah dimasukkan dalam daftar hitam teroris global pada Mei 2013 lalu,
menyusul keputusan yang sama pada Jabhat al Nusrah sebagai bagian dari
kelompok teroris Internasional.
Meskipun beberapa sumber intelijen dan pihak keamanan negara Teluk
telah memberikan informasi. Intelijen Barat tetap Kesulitan Ungkap
Identitas AmirJabhat Al Nusrah
Laporan terbaru yang ditulis Associated Press dan dimuat di situs
Washington Post (04/11) menunjukkan bahwa pihak intelijen dan analis
Barat masih kesulitan untuk mengungkap identitas pimpinan salah satu
kelompok jihad terkuat di Suriah, Jabhat al Nusrah li Ahli Syam, yaitu
Syaikh Abu Muhammad al Golany.
Syaikh Abu Muhammad Al-Golany sendiri oleh Pemerintah AS telah
dimasukkan dalam daftar hitam teroris global pada Mei lalu, menyusul
keputusan yang sama pada Jabhat al Nusrah sebagai bagian dari kelompok
teroris Internasional.
Meskipun beberapa sumber intelijen dan pihak keamanan negara Teluk
telah memberikan beberapa biodata Al Golany, para analis Barat masih
menganggapnya sebagai sosok yang misterius.
“Identitasnya masih menjadi sebuah misteri,“ kata Charles Lister, analis di Pusat Pergolakan dan Terorisme IHS Jane.
Terlebih setelah beberapa waktu lalu, salah satu channel TV pro rezim
Assad memberitakan bahwa ia telah terbunuh dalam sebuah penyerangan.
Namun, sumber resmi Jabhat al Nusrah telah membantah berita tersebut. Menyebutnya sebagai bagian dari propaganda rezim.
“Kami tidak melihat apapun yang aneh dari jajaran Jabhat al Nusrah
yang menunjukkan kesan bahwa pimpinan mereka telah terbunuh,” kata Juru
Bicara kelompok Jaisyul Islam, Islam Alloush kepada Assosiated Press via
Skype.
“Sulit untuk mengetahui banyak hal terkait identitas orang ini,” tambah Alloush. “Dia jarang muncul di tempat terbuka.”
Pejabat-pejabat keamanan Irak,
Yordania, dan Libanon memberikan gambaran bahwa Syaikh al Jawlaniy yang
berumur sekitar 39 tahun itu merupakan salah satu diantara pucuk
pimpinan Al-Qaeda.
Menurut dua pejabat Intelijen Militer senior Iraq, ia pernah menjadi
guru bahasa Arab sebelum akhirnya berpindah ke Iraq, bergabung dalam
kelompok perlawanan Mujahidin Irak yang dikomandoi oleh Abu Mush’ab az Zarqawiy, Amir Tandzim Al-Qaeda di Negeri Dua Sungai (Irak).
Setelah Az Zarqawiy gugur akibat serangan
udara AS pada tahun 2006, Al Golany lantas meninggalkan Iraq. Tinggal
sementara waktu di Lebanon, di mana ia disana kemudian menawarkan
dukungan logistik untuk kelompok Mujahidin Jund asy Syam.
Al Golany kemudian kembali ke Iraq guna melanjutkan aksi perlawanan,
tetapi kemudian ditangkap oleh militer AS dan ditahan di Kamp Bucca,
penjara besar di perbatasan selatan Iraq dengan Kuwait. Oleh militer AS,
kamp tersebut digunakan untuk menampung puluhan ribu Ahlus Sunnah Irak
yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Amerika dan Rofidhoh Irak.
Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2008, Al Golany
melanjutkan jihadnya. Ia bekerja di bawah komando Syaikh Abu Bakr al
Baghdadiy, Amirul Mukminin Daulah Islam Irak dan Syam. Syaikh al
Jawlaniy kemudian ditunjuk untuk menjadi kepala operasi Mujahidin Daulah
Islam di Provinsi Mosul.
Demikian penuturan sumber-sumber intelijen negara Teluk yang tentunya perlu kita verifikasi kebenarannya.
Segera setelah meletusnya revolusi bersenjata di Suriah, ia hijrah
menuju wilayah Suriah. Didukung penuh oleh Amirul Mukminin Daulah Islam
Iraq, Abu Bakr al Baghadiy, dibentuklah kelompok Mujahidin bernama
Jabhat al Nusrah li Ahli Syam, dan Abu Muhammad Al Golany menempati
posisi Mas’ul Aam.
Di bawah kepemimpinan Al Golany, Jabhat al Nusrah tumbuh menjadi salah satu kelompok Jihadis yang paling kuat, dengan jumlah personel diperkirakan 6.000 sampai 7.000 orang tersebar di seluruh penjuru Suriah.
Departemen Luar Negeri AS lalu memasukkan Jabhat al Nusrah dalam
daftar organisasi teroris pada bulan Desember 2012. Dikatakan bahwa
kelompok itu telah melancarkan hampir 600 buah serangan dalam kurun
waktu 2 tahun.
Salah seorang pejabat keamanan Yordania mengatakan hanya jajaran pimpinan tertinggi al Qaeda
yang tahu nama asli al Golany. Sementara itu dikalangan Mujahidin dan
kaum muslimin Suriah, ia akrab disebut dengan jlukan “Syaikh al Fatih”
atau “Sang Penakluk”. Foto Syaikh al Golany sendiri hanya sedikit yang
bertebaran di internet, itupun hanya foto dalam satu buah momen saja.
Sedikitnya informasi yang beredar terkait identitas para tokoh
pimpinan Mujahidin ini memang dirancang sebagai bagian dari standar
keamanan Pejuang Islam Suriah. Terlebih setelah pengalaman pahit Mujahidin Ahlus Sunnah di Iraq yang dikhianati oleh beberapa kelompok Islamis Nasionalis. (ran/ul/WashingtonPost)
SIAPAKAH JABHAH NUSHROH ?
Pada 8 April 2013. Daulah Islamiyah Iraq merilis rekaman audio dari pimpinan mereka, Abu Bakar al Husaini al Baghdadi hafidzahullah, pada rekaman tersebut beliau mengumumkan bahwa kelompok jihad yang beroperasi di daerah Suriah, Jabhah Nushrah adalah perpanjang dari Daulah Islamiyah Iraq. Syaikh Abu Bakar al Baghdadi juga menegaskan bahwa Jabhah Nushrah menerima biaya operasional dari Daulah Islamiyah Iraq. Dalam hal ini, beliau mengumumkan bahwa nama Daulah Islamiyah Iraq dan Jabhah Nushrah tidak digunakan lagi, melainkan beliau mengumumkan secara resmi penggabungan dua kelompok tersebut dibawah Daulah Islamiyah Iraq dan Syam.
Rekaman Syaikh Abu Bakar Al
Baghdadi berdurasi 21:30 menit tersebut dirilis oleh media resmi Daulah
Islamiyah Iraq Muassasah al Furqon dan disebarkan ke berbagai forum
jihad internasional seperti as-Ansar.
Mujahidin Daulah Islam Iraq
Berikut ini adalah rangkuman dari pesan beliau
Syaikh al Baghdadi memulai pesannya dengan mengumumkan kabar gembira
bagi umat Islam. Dalam sepuluh menit berikutnya, syaikh al Baghdadi
menyampaikan tentang sifat yang selalu berubah dari kelompok jihad,
khususnya tentang fakta bahwa kelompok kelompok jihad melalui fase
kedewasaan yang menuntut perubahan nama mereka dalam rangka mengadaptasi
perkembangan situasi.
Syaikh Abu Bakar al Baghdadi memberikan
Daulah Islamiyah Iraq sebagai contoh evolusi tersebut, Daulah Islamiyah
Iraq, awalnya disebut Jamaah Tauhid wal Jihad, kemudian al Qaeda fie
Biladirrafidain, kemudian Majlis Syuro al Mujahidin dan akhirnya nama
yang digunakan sekarang ini, Daulah Islamiyah Iraq.
Syaikh al
Baghdadi mengatakan bahwa perubahan tersebut adalah normal, dan bahwa
umat Islam meskipun memiliki ikatan emosional terhadap nama tertentu,
musti menghadapi perubahan nama tersebut tanpa emosi. Alasan dibalik
penjelasan tentang perubahan nama dalam kelompok Jihadi tersebut menjadi
jelas setelah kemudian syaikh al Baghdadi mengumumkan nama baru untuk
Daulah Islam Iraq tersebut.
Beliau kemudian menyataan bahwa
Daulah Islamiyah Iraq, mengikuti jalan yang sama dengan yang ditetapkan
oleh para pendahulunya berkaitan dengan manhaj perjuangan yang tidak
mengenal batas geografis dan etnis tertentu, yang mana pada faktanya
Daulah Islamiyah Iraq sebelumnya telah memiliki pelatihan dan jaringan
pendukung di Suriah, namun jaringan tersebut menunggu kesempatan untuk
dapat memperluas daerah operasi mereka.
Hingga kemudian
kesempatan datang setelah pertumpahan darah terjadi di Suriah dan
setelah rakyat Suriah menyerukan permohonan bantuan. Oleh karena itu,
syaikh al Baghdadi menyatakan, Daulah Islamyah Iraq memutuskan untuk
menjawab panggilan tersebut dengan menempatkan Abu Muhammad al Jailani,
Pemimpin Jabhah Nushrah, untuk memimpin kelompok disana.
Syaikh
al Baghdadi menyatakan bahwa Abu Muhammad al Jailani sebenarnya dikirim
dari Irak bersama beberapa orang untuk bertemu dengan jaringan yang
sudah terbentuk disana. Selain itu, Daulah Islamiyah Iraq menyiapkan
strategi dan rencana yang dibutuhkan Jabhah Nushrah di Suriah. Beliau
juga menegaskan bahwa Daulah Islamiyah Iraq telah membagi pendanaan
dengan Jabhah Nushrah, yang menerima dana tersebut tiap bulannya.
Berkaitan dengan Suriah, Syaikh al Baghdadi menyatakan bahwa pengumuman
bahwa Jabhat al Nusrah merupakan bagian dari Daulah Islamiyah Iraq
tidak dirilis lebih awal karena alasan keamanan dan juga dalam rangka
memberikan rakyat Suriah kesempatan untuk melihat dan menilai Jabhah
Nushrah secara objektif sebagai entitas yang terpisah dan bukan
merupakan bagian dari al Qaeda daripada musti menilai didasarkan dari
pemberitaan media yang bias.
Syaikh al Baghdadi juga menyatakan
penghapusan dua nama Daulah Islamiyah Iraq dan Jabhah Nushrah, dimana
beliau mengumumkan bahwa keduanya bergabung dibawah satu bendera yang
sama, bendera tauhid, bendera khilafah rasyidah Insya Allah ”Daulah
Islamiyah Iraq dan Syam.”
Syaikh al Baghdadi kemudian mendesak
ulama Islam untuk bergabung dengan mujahidin di Suriah, sementara beliau
juga menyeru pada berbagai kelompok oposisi dan suku untuk bekerja sama
dalam menegakkan bendera tauhid di Suriah dan berupaya menerapkan
syariat Islam.
Syaikh al Baghdadi mengingatkan agar Suriah
tidak jatuh kedalam kubangan demokrasi, sambil menambahkan bahwa
demokrasi tidak seharusnya menjadi hasil atas penderitaan tak berujung
dan kematian yang dihadapi rakyat Suriah sejauh ini.
Dalam
penutupnya, beliau menyampaikan hadist hadits tentang keutamaan ahlus
syam, dan mewasiatkan pada segenap putra daulah Islam dan Iraq kebaikan,
mendoakan semoga Allah mengkaruniakan persatuan bagi muhajirin dan
ansar di Iraq dan Syam sebagaimana persaudaraan diantara para sahabat
Rasulullah SAW, mendoakan semoga mereka termasuk orang orang yang
mengikuti para sahabat dengan ihsan, mendoakan setiap mujahidin yang
gugur sebagai syuhada, memberi kesembuhan bagi yang terluka, kebebasan
bagi setiap tawanan muslim hingga akhirnya beliau menutup dengan doa
yang diucapkan oleh pasukan Tholut kala berhadapan dengan tentara Jalut.
Pesan Audio Al Baghdadi selengkapnya:
http://www.youtube.com/watch?v=1mo1Yb7vaNM
Langganan:
Postingan (Atom)