Laman

Minggu, 03 Juni 2012

Para dedengkot JIL blokir akun twitter bocah 17 tahun

JAKARTA - Aktivis JIL yang banyak menggunakan social media sebagai media mainstream mereka merasa sangat terganggu dengan mention-mention yang dilakukan oleh Tweeps (sebutan pengguna Twitter) dengan ID @saladln. Sebuah akun yang dimiliki oleh bocah berusia 17 tahun ini kemudian menuliskan pengalamannya saat mencoba berkomunikasi dengan para punggawa JIL. 

Pengalaman itu ia sampaikan melalui blog pribadi miliknya dewisaladin.blogspot.com.
JIL (Jaringan Islam Liberal) adalah organisasi pemurtadan secara halus yang menggunakan nama Islam, #IMO.
Kenapa? Karena JIL mengajak kita semua untuk menjauhi ajaran Islam, padahal kita Islam.
Memang, mungkin jika pertama kali mengenal atau tau, mengira bahwa JIL itu halus, anti kekerasan, dan benar. Mungkin loh yaaa..

Soalnya pengalamanku dulu, aku ngiranya gitu. Aku terkena konspirasi media. Pfft..
Padahal sebenernya sih, JIL itu teramat sangat berbahaya untuk kelangsungan kebahagiaan haqiqi kita.. JIL rentan meracuni orang awwam dengan pemikiran-pemikirannya , sepertiku.
aku kira tentang JIL kamu bisa cari tau sendiri lah yaa,
aku mau nulisin pemBLOCKan massal dari mereka aja.. Hehe
@ulil, @gunturromli, @zuhairimisrawi, @syukronamin telah memblock sayah..
Gini ceritanya.

Pertama kali aku diblok @ulil gara-gara aku menanyakan kepadanya di twitter, “agama kamu apa sih? @ulil”
kira-kira begitu.
Kemudian @ulil mensyen aku, “pertanyaan khas orang-orang konservatif :)”
kemudian banyak mensyen untukku, yang sayangnya mereka pro @ulil :|
Padahal pas aku tanya gitu, aku masih labil banget, gampang dipengaruhin. Tapi gara-gara diblok, yaudahlah.. Terima aja.. :D
dari mensyen balasan untukku, sebenernya aku agak kecut sih.. Maksudnya agak khawatir gitu. Tapi akunya juga galau liat twitnya @ulil kala itu, katanya berjilbab gak wajib..

Kedua, kayaknya sama @gunturromli.
Gara-garanya aku ngetwit, “Om @gunturromli, @musdahmulia, temen kamu si @ulil udah ngeblok aku. Kamu mau ikutan?”
eh tetiba aku mau reply si guntur gak bisa -____-
manut banget sama aku :D haha
guntur manut :D

Ketiga, diblok sama @zuhairimisrawi. Dulu lagi rame di TLku, aku kan gak tau dia JIL apa bukan, aku iseng tanya ke dia..
“Om @zuhairimisrawi, kamu JIL ya?”
dia bales, “bukan, tapi saya JIN (Jaringan Islam NU)”
abis itu banyak mensyen yang komen ama sekadar nge-CC, dan ya, aku diblok !

Terakhir, sama si alay Sukro.
Aku ngetwit, “udah diblok sama JIL, alhamduliLlah masih ada tabungan bebeknya; @adefsurya sama @syukronamin”
si Adef ngemensyen pedes, si Sukro ngeblok.
Pfft..

Anak kecil ingusan aja diblock, ngakunya intelek ! Heu !
kayaknya sih cuma itu aja ya yang gue inget..
kalo kamu ketemu mereka, tolong bilang, anblok si Salad kalo lo intelek. masa bocah aja diblok,, gimana yang udah bukan bocah.. pffft

Dewiconggg, 17 tahun, nggak cemen:P

source:
fimadani.com
Saif Al Battar / Arrahmah
Ahad, 3 Juni 2012 17:57:33

Ustadz Irfan : Omongan Said Aqil seperti preman, MMI siap debat terbuka dengan dia

JAKARTA  - Pernyataan ketua umum PBNU Said Aqil Siraj bahwa tidak boleh lagi ada aspirasi negara Islam di Indonesia bukan saja seperti ucapan berandalan, akan tetapi menurut Ustad Irfan S. Awwas, tidak memiliki landasan konstitusi.

“Itu omongan preman tanpa dasar hukum. Soekarno dan Soeharto saja tidak bicara seperti itu,” kata ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin, Ustadz Irfan S. Awwas kepada arrahmah.com, Jakarta, Sabtu (2/6).

Padahal, lanjut Ustadz Irfan, mantan presiden RI Soekarno dan Soeharto yang dikenal sebagai peletak dan pemelihara ideologi pancasila tidak mengisyaratkan adanya penafsiran seperti pernyataan Said Aqil.

“Siapa yang lebih pancasialis dari Soekarno dan Soeharto? Apa Said Aqil lebih pancasilais dari mereka?” tanyanya.

Menurut dia, Pancasila tidak mempunyai tafsiran mengandung nilai-nilai Islam atau penerapan Syari’at Islam seperti yang dilontarkan Said Aqil. Sehingga, Said Aqil dinilainya menaruh porsi lebih dari yang dimuat Pancasila itu sendiri.

“Said Aqil Siraj membebani Pancasila dari hal-hal yang bukan menjadi tanggung jawab Pancasila. Mana undang-undangnya dan pasal yang mengatakan pancasila merupakan sesuai syari’at Islam?” lontar Ustadz Irfan.

Lebih dari itu, menurut Ustadz Irfan, penafsiran Pancasila yang dikemukakan Said Aqil berbeda dengan yang dianut oleh kalangan pancasilais itu sendiri.

“Apakah kaum nasionalis sepakat, dengan penafsiran Said Aqil?” imbuhnya.
Ucapan Said Aqil bahkan dinilainya seperti orang yang reaksioner atau lebih jauh lagi memiliki maksud-maksud terselubung.

“Omongan orang yang kalap, atau memang dia sengaja memancing  pihak-pihak lain untuk masuk jebakan dia,” beber mubaligh ini.

Terkait pernyataan Said Aqil yang menyangsikan bahwa adanya negara Islam akan menyelesaikan persolan bangsa. Ustadz Irfan pun mempertanyakan balik persoalan tersebut. “Apakah dengan menegakkan demokrasi dan pancasila lalu segalanya juga akan beres?” sambungnya.

Jika agama diragukan efektifitasnya dalam menangani persoalan bangsa, menurutnya timbul pertanyaan akankah dibiarkan negara berada dalam anarkisme.

“Apakah negara ini akan dibiarkan berlaku barbarisme. Aneh, seorang kiyai mencurigai Syari’at Islam dan meragukan kemampuan Islam mengatasi problem kebangsaan. Apakah Aqil membawa misi anti Islam ke dalam ormas Islam,” tegasnya.  

Meskipun menurutnya, pernyataan Said Aqil itu tidak memiliki bobot intelektual, akan tetapi Majelis Mujahidin siap menantang Said Aqil beradu argumentasi secara terbuka untuk meluruskan pemahaman ketua umum PBNU tersebut.

“Oleh karena itu MMI menantang Said Aqil Siraj untuk debat terbuka tentang pernyataan yang dikeluarkan dan tentang masa depan Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.

source:
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 2 Juni 2012

MMI : Laporan intoleransi beragama di Indonesia pengkhianatan terhadap bangsa

JAKARTA - Tindakan LSM-LSM dan kelompok yang melaporkan berita fiktif terkait adanya intoleransi agama di Indonesia, menurut ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin sebagai tindakan pengkhianatan.

“Sekarang justru sikap mereka itu mengkhianati negara atas nama HAM, mereka  telah mengkhianati bangsa indonesia,” kata Ustadz Irfan S. Awwas kepada arrahmah.com , Jakarta, Sabtu (2/6).

Lanjutnya, kasus-kasus seperti sengketa gereja Yasmin dan Ahmadiyah adalah persoalan yang yang kecil dan terlalu dibesar-besarkan jika masuk ranah PBB.

“Persoalan itu sesungguhnya tidak sejauh itu, itu persoalan lokal, kecil saja,” ujar Ustadz Irfan.

Ustadz Irfan balik menuding bahwa LSM-LSM tersebut mempunyai keinginan mengganggu dan menghancurkan citra Isam di tanah air.

“Sengaja mereka dan lain-lain itu memancing perhatian internasional yang mengangkat kasus yang hanya bersifat lokal untuk mendistorsi Islam di Indonesia,” tuturnya.

Ia pun meminta ditinjau ulang keberadaaan dan orientasi LSM-LSM tersebut dan Komnas HAM. “Itu kan sebuah penghianatan, oleh karena itu eksistensi komnas HAM dan kelompoknya harus dipertanyakan, apakah untuk kepentingan bangsa Indonesia ?.” tutupnya.

source:
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 2 Juni 2012

PBNU Kumpulkan 13 Ormas Islam, Untuk Apa? Menandingi Siapa?

JAKARTA – Ba’da Jum’at (1 Juni 2012) sejumlah ormas Islam berkumpul di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mendeklarasikan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Dari ke-13 ormas Islam yang hadir, tidak ada ormas besar seperti Muhammadiyah.

Sejumlah wartawan bertanya, apakah wadah ormas Islam yang tergabung dalam LPOI ingin menandingi Forum Umat Islam (FUI)? 

Ada pula pertanyaan, dideklarasikannya forum ini, apakah terkait dengan konflik NU-Syiah di Jawa Timur? 
Yang jelas, banyak pihak mempertanyakan, untuk apa dan ada gerangan apa PBNU tiba-tiba membentuk satu wadah yang terdiri dari 13 ormas Islam tersebut?

Ke-13 ormas yang ikut mendeklarasikan dan menyatakan bergabung dalam LPOI itu adalah: Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah,  Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Dalam sambutannya Nazri Adlani dari Al Washliyah mengatakan, LPOI terwujud untuk membangun Ukhuwah Islamiyah dalam bingkai NKRI. Misinya adalah rahmatan lil’alamin, mewujudkan soliditas dan solidaritas sesama umat Islam.

Sementara itu dikatakan Luthfi At Tamimi (Sekum LPOI), ormas Islam yang tergabung di LPOI ini tidak berpolitik. Lembaga Persahabatan Ormas Islam ini dibentuk untuk menjaga Pancasila sampai akhir hayatnya. 

“Siapapun yang berani mengugat, mengubah, dia akan berurusan dengan 13 ormas Islam ini, yang memiliki 100 juta anggota,” kata Lutfi mengancam.

Hadir dalam deklarasi tersebut diantaranya: Jusuf Habibie, Komjen Imam Soejarwo yang mewakili Polri, Denjen Kopasus Soenarko, Prof. Maman Abdurrahman, KH. Ahmad Satori.

Saat ditemui Voa-Islam, Ketua yayasan Az Zika Ustadz Abdul Syukur mengatakan, bergabungnya Az Zikra di LPOI diawali dengan niat baik, yakni atas dasar ukhuwah Islamiyah dan kemaslahatan. “Kami ikuti yang senior. Tapi, kalau ditengah jalan terjadi sesuatu, maka Az Zikra akan mengambil sikap sendiri,” ujarnya.

Ustadz Syukur mengaku belum pernah duduk dalam sebuah forum. Namun, niatnya adalah dalam rangka merekat ukhuwah Islamiyah. Ia tidak tahu persis latar belakang dibentuknya lembaga ini, entah bermuatan politik atau tidak. “Niat kami hanya menjaga ukhuwah Islamiyah saja, tidak ada kepentingan apapun.”

Kronologis Berdirinya LPOI
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj mengatakan, LPOI yang resmi dikukuhkan pada tanggal 1 JUni 2012 terilhami oleh semangat kelahiran Pancasila. 

Semua ormas yang tergabung dalam LPOI memiliki komitmen yang sama terhadap empat pilar demokrasi, dengan mendeklarasikan sikap anti kekerasan.

Bertepatan dengan hari lahir Pancasila pada 1 Juni 2012, 13 Ormas Kemasyarakatan (Ormas) berbasis massa Islam itu secara resmi mengukuhkan berdirinya Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Pengukuhan dilaksanakan di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

“Tidak ada kekerasan dalam agama, atau tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Kami Ormas Islam bergabung memiliki komitmen yang sama, yakni menokak segala macam kekerasan,” kata Kiai Said.

Forum Persahabatan Ormas Islam dalam LPOI juga ditegaskan tidak memiliki agenda politik. LPOI dibentuk sebagai wadah persahabatan keimanan, akhlak, dan budaya.  
“LPOI dibentuk bukan untuk menghaapi siapa-siapa, bukan untuk memusuhi siapa-siapa. LPOI juga tidak memiliki kepentingan politik apapun,”tandas Said.

Melalui LPOI, ormas Islam yang sebelumnya sudah bersatu diharapkan lebih mempererat hubungannya. LPOI memiliki sikap yang sama, siap membantu Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada akhir bulan Mei 2011, beberapa tokoh ormas-ormas Islam bertemu di Gedung Pengurus Besar Nahlatul Ulama (PBNU). Dalam pertemuan tersebut, tokoh-tokoh dari ormas Islam meminta kepada KH. Said Aqil Siroj agar bisa bertemu dengan Presiden SBY di Istana untuk menghadap dengan Pimpinan Ormas-ormas Islam.Inti dari pertemuan tersebut bersifat silaturahim.

Pada 7 Juni 2011, selasa siang, utusan dari 12 ormas Islam diterima SBY di Istana. Bersama dengan Presiden, hadir beberapa menteri, diantaranya: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, SH, MM, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Menteri Agama (Menag) Drs. Suryadharma Ali, Menteri Sekretaris Negara (Sekneg) Letjen TNI (Purn) Sudi Silalahi.   

Dikatakan, sudah beberapa kali pertemuan antara Ormas Islam  didalam satu wadah, dimana ada usulan seperti Forum Persahabatan Ormas Islam Indonesia. Pada saat pertemuan (5 Agustus 2011) di Gedung Majalah Sabili, terbentuklah team 9 orang untuk membahas nama, logo, visi dan misi serta alamat sementara.

Pada tanggal 21 Oktiber 2011, dideklarasikan berdirinya Lembaga Persahabatan Ormas Islam dengan susunan pengurusnya. Di Gedung PBNU, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dimasukkan sebagai pendiri lembaga ini.

Lembaga Persahabatan Ormas Islam Indonesia segera menulis surat kepada Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kapolri, Menko Polhukam, serta Menkumham untuk beraudiensi.

Pada tanggal 20 Februari 2012 bertepatan dengan Hari Senin, Lembaga Persahabatan Ormas Islam bertemu dengan Menteri Polhukam di Kantornya. Pembentukan lembaga tersebut telah ada di akta Notariskan pada tanggal 18 April 2012. 


source:
Desastian / VoA-Islam
Sabtu, 02 Jun 2012

Habib Selon : FPI bela Islam sudah pasti bela tanah air, Said Aqil tidak bela Islam, bela apa?


JAKARTA - Menanggapi pernyataan ketua umum PBNU yang menyatakan bahwa The Foundhing Father ketika meminta fatwa kepada ulama dahulu adalah persoalan status hukum membela tanah air, bukan membela Islam seperti yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI), ketua DPW FPI Jakarta Habib Salim Al Attas menyatakan bahwa jika membela Islam sudah pasti komprehensif membela hal-hal lain yang berada di atas kebenaran.

“Alhamdulillah, siapa yang bela Islam pasti bela tanah air, namun siapa bela tanah air belum tentu bela Islam,” kata pria yang akrab dipanggil Habib Selon ini melalui pesan singkat kepada arrahmah.com, Jakarta, Sabtu (2/6).

Itulah sebabnya, menurut Habib Selon, FPI membela Islam dari segala penodaan yang dilakukan liberal, “sekaligus bela Indonesia yang ingin dirusak oleh liberal,” tukasnya.

FPI, terang Habib Selon, selain memerangi  kemunkaran, juga terjun melakukan aktifitas kemanusiaan, seperti di Jakarta saat huru-hara 1998, di Jawa Tengah dan Jawa Timur saat tragedi ninja, Aceh saat tsunami, Sumbar dan Jabar saat gempa. Morowali dan Bojonegoro saat banjir, Situ Gintung saat jebol, Leuwi Gajah saat longsor, Yogya saat merapi meletus, Ambon dan Poso saat konflik, Mesuji saat petani dizalimi, Saudi saat TKW disiksa.
“Bahkan non-muslim yang dizholimi banyak yang dibela FPI dan lain sebagainya,” terangnya.

Sementara itu, tambah Habib Selon, Said Aqil hanya mengaku-aku membela negeri. Tetapi, belum dapat dibuktikan perbuatannya. Adapun yang dapat dibuktikan hanyalah pengakuan Said Aqil Siraj yang diucapkan secara terus terang. Yaitu, tidak membela Islam. Sehingga menurut Habib Selon, sangat wajar, jika Said Aqil membela liberal, Ahmadiyah, Syiah Ghulat, Rafidhoh, hingga Irshad Manji dan Lady Gaga.

"Sedangkan pengakuannya bela tanah air, apa yang sudah dilakukannya? Nol besar," pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan, Said Aqil Siraj menyindir Front Pembela Islam (FPI), bahwa seharusnya yang dibela itu adalah tanah air, bukan Islam.
 
“Ketika itu Soekarno, Muhammad Hatta, Jenderal Soedirman bertanya kepada KH. Hasyim di Tebu Ireng, apa hukumnya membela tanah air. Jadi bukan membela Islam, seperti FPI. Tapi membela Tanah Air,” kata Said Aqil saat memberi sambutan Pengukuhan lembaga Persahabatan Ormas Islam(LPOI), di Kantor PBNU, Jakarta, Jum’at (1/6) Siang.

source:
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 2 Juni 2012


Said Aqil Siroj: Kita Bela Tanah Air, Bukan Bela Islam seperti FPI

JAKARTA – Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj yang dinobatkan sebagai Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dalam sambutannya di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (1 Juni 2012), mengatakan, hari ini tidak ada lagi prasangka (suuzon) diantara ormas Islam. LPOI dideklarasikan bukan karena untuk kepentingan politik ataupun kekuasaan, tapi persaudaraan dengan semua umat Islam. Biar beda tapi sama.

“Pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari, sepulang dari Makkah bercita-cita untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah insaniyah. Adapun ukhuwah Islamiyah adalah sebuah ikatan persaudaraan yang didasarkan oleh iman dan akidah yang sama. Dengan spirit persaudaraan, apapan mahzabnya, apapun ormas, dan tempat kelahirannya, kita adalah bersaudara.”

Said Aqil mengatakan, untuk menghindari sikap jumud, radikal, dan teroris, ukhuwah Islamiyah saja tidak cukup, harus disertai dengan ukhuwah wathoniyah, yakni persaudaraan sebangsa dan setanah air, apapun agamanya.

“Ukhuwah Wathoniyah saja juga tidak cukup, nanti bisa jadi abangan dan sekuler. Jadi harus menyatu antara ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah. Seperti kita ketahui, bahwa Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau, 400 suku, diapit oleh dua negara besar. Cina dan Australia tidak senang jika umat Islam Indonesia kuat,” kata Said.

Di satu sisi, lanjut Said Aqil, kalau Islam di Indonesia terlalu keras, maka negara ini akan di “Irakkan”, di “Afghanistankan”, di “Libyakan”, dan di “Syiriakan”. Kalau Islamnya terlalu lemah, juga pasti akan diinjak-injak.“Kalau kebenaran dikalahkan oleh kepentingan politik golongan pasti ancur,” ujarnya.

Said menjelaskan, kita sepakat Indonesia adalah negara kebangsaan, bukan negara agama. Indonesia adalah negara Darussalam bukan Darul Islam. “Tujuh kata yang dicoret dalam Piagam Jakarta -- “berkewajiban menjalankan syariat Islam – adalah sesuatu yang eksklusif dan menimbulkan gap. Sehingga KH. Wahid Hasyim setuju agar 7 kata itu dicoret dalam Piagam Jakarta. Namun beliau mengusulkan agar ada Kementerian agama untuk menjaga kualitas pemahaman agama umat Islam di Indonesia,” jelas Said.

Said Agil Siroj juga menyindir Front Pembela Islam (FPI), bahwa seharusnya yang dibela itu adalah tanah air, bukan Islam. “Ketika itu Soekarno, Muhammad Hatta, Jenderal Soedirman bertanya kepada KH. Hasyim di Tebu Ireng, apa hukumnya membela tanah air. Jadi bukan membela Islam, seperti FPI. Tapi membela Tanah Air.”

Selanjutnya dikatakan Said, jika ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah sudah mapan, maka berlanjut pada misi ukhuwah insaniyah, yang dipersambahkan untuk dunia. Dengan demikian, dunia ini bebas perang. Setiap menyelesaikan konflik harus diselesaikan dengan dialog. “Sesungguhnya tidak ada istilah perang suci, itu sebuah kesalahan sejarah. “

Sosok ulama sekaliber Yusuf Qaradhawi saja, kata Said, tidak mampu meredam konflik di Timur tengah. Diharapkan ormas Islam yang tergabung di LPOI bisa menjadi penengah dan kekuatan sosial, civil society, penjaga keutuhan masyarakat kita.

“Jika pada 1 Juni lalu terjadi Insiden Monas, maka 1 Juni 2012 LPOI ini dibentuk dan dideklarasikan. Jika sebelumnya terjadi peristiwa berdarah-darah di Monas, dan polisi tahu siapa pelakunya, maka disini kita menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara,” ungkap Said lagi-lagi menyindir FPI.

Said Aqil mengingatkan, ormas apapun yang merongrong Pancasila, mengganggu stabilitas dan keutuhan NKRI harus dilarang. Anggap saja ormas yang melakukan itu adalah ormas kriminal. Tapi jika ada ormas yang memperkuat Pancasilan dan NKRI, maka harus didukung. Ini harus tegas, tidak bisa dibiarkan. “Saya mohon pada pemerintah agar tegas untuk membubarkan ormas kriminal.”

Ketika ditanya wartawan, LPOI untuk menghadapi FUI dan FPI? Said Aqil mengatakan, kita tidak sedang menghadapi siapa-siapa. “Tidak ada tandingan-tandingan,” tukas Said.  

source:
Desastian / VoA-Islam
Sabtu, 02 Jun 2012

Pasca serangan terhadap tokoh NU, Masyarakat Jember sepakat menutup Pesantren Syi’ah


JEMBER  - Pasca penyerangan gerombolan pencaci maki sahabat, syi’ah, terhadap tokoh NU Jember, Ustadz Fauzi, masyarakat Puger Jember kemarin Jum’at malam (1/6) mengadakan pertemuan dengan alim ulama yang menghasilkan keputusan untuk merekomendasikan penutupan tempat pendidikan Syi’ah di Jember.

“Jadi semalam para kiyai dan masyarakat sepakat bahwa  pesantren Darus Sholihin pimpinan Ali Muhsin Al Habsyi harus ditutup, karena menimbulkan konflik, memecah belah, dan mengganggu keamanan,” kata ketua Lajnah Ta’lif wa Nasyr (LTN) NU Kencong,  Ustadz Idrus Romli saat dihubungi arrahmah.com, Sabtu (2/6).

Menurutnya, tindakan kelompok Syi’ah ini sangat keterlauan dan tidak bisa dibiarkan perkembangannya, sebab masih dalam jumlah yang kecil saja sudah berani bermain kekerasan.

“Karena mereka tindakannya seperti itu main bacok tokoh NU kan menggangu keamanan namanya. Syi’ah itu jumlahnya sedikit sudah main bacok, bagaimana nanti jika sudah besar,” ujar ustadz Idrus Ramli heran.

Di Puger terdapat komunitas Syiah yang dipimpin oleh Ali Al-Habsyi, pengasuh PP. Darus Sholihin. Meskipun dia tidak mengaku sebagai pengikut Syiah tetapi di kalangan masyarakat Puger, terutama kalangan para tokoh sudah tidak asing lagi bahwa dia adalah seorang Syiah.

NU Kencong merilis, menurut beberapa sumber mereka yang dapat dikonfirmasi, banyak bukti yang dapat dijadikan bukti bahwa Ust. Ali  adalah pengikut syiah, di antaranya sebuah rekaman yang berisi ceramah Ust. Ali yang merendahkan kedudukan sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman. CD rekamannya ada pada pengurus PCNU Kencong, di samping bukti-bukti yang lain. 

source:
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 2 Juni 2012

JEMBER - PCNU Kencong menyerukan kepada pemerintah Kabupaten Jember agar segala aktifitas Syiah dan ajarannya di Puger khususnya dan di seluruh wilayah Indonesia umumnya agar segera dibekukan.

Dalam pernyataan yang dirilis oleh situs resmi nukencong.or.id, seruan tersebut disampaikan oleh Rois Syuriah PCNU Kencong, KH. Ahmad Khoiruzzad Maddah tadi malam, Jum’at (01/06) ketika memimpin rapat koordinasi antara PCNU Kencong dan para kyai, habaib serta tokoh masyarakat Puger di kediaman H. Arif Gerenden Puger.

Rapat yang digelar tadi malam adalah lanjutan dari rapat yang dilaksanakan PCNU Kencong di Kantor PCNU Kencong pada hari Kamis yang lalu (31/05) terkait dengan kasus penganiayaan terhadap warga NU yang dilakukan oleh sekelompok orang Syiah pengikut Ust. Ali Al-Habsyi di Puger pada hari Rabu yang lalu (30/05).
 
Pernyataan Rois Syuriah PCNU Kencong ini adalah merupakan desakan dari elemen masyarakat, khususnya masyarakat Puger, dan akan disampaikan secara tertulis secepatnya kepada bapak Bupati Jember selaku pimpinan pemerintah daerah Kabupaten Jember. Isi surat tersebut adalah  bahwa PCNU Kencong merekomendasikan ;
  1. Melarang Ustad Ali Al Habsy dan kelompoknya mengajarkan baik secara lisan, tulisan maupun melalui media elektronik yang berseberangan dengan faham Ahlussunnah wal jamaah.
     
  2. Kepada pemerintah, baik pusat maupun daerah, dimohon agar tidak memberikan peluang penyebaran faham Syi’ah di Indonesia, karena penyebaran faham Syi’ah di Indonesia yang penduduknya berfaham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah sangat berpeluang menimbulkan ketidakstabilan yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
     
  3. Kepada Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dimohon agar melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku antara lain membekukan/melarang aktivitas Syi’ah beserta lembaga-lembaga yang terkait.
     
  4. Kepada Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dimohon agar bertindak tegas dalam menangani konflik yang terjadi, tidak hanya pada kejadiannya saja, tetapi juga faktor yang menjadi penyulut terjadinya konflik, karena penyulut konflik adalah provokator yang telah melakukan teror dan kekerasan mental sehingga harus ada penanganan secara komprehensif.
     
  5. Kepada Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dimohon agar bertindak tegas dalam menangani aliran menyimpang karena hal ini bukan termasuk kebebasan beragama tetapi penodaan agama.
     
  6. Kepada Umat Islam diminta untuk tidak mudah terprovokasi melakukan tindakan kekerasan (anarkisme), karena hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam serta bertolak belakang dengan upaya membina suasana kondusif untuk kelancaran dakwah Islam
Rois Syuriah menekan kepada Pemerintah agar merespon aspirasi masyarakat ini, karena apabila hal ini tidak direspon dan tidak ada tindakan tegas Pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergolakan dan gesekan massa antara ke dua kubu. Sehingga kasus Sampang akan terulang kembali. 

Apalagi ke lima orang pelaku penganiayaan terhadap warga NU tersebut yang telah ditangkap aparat, telah dilepas kembali. Maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Pemerintah harus merespon desakan masyarakat ini dan segera melakukan tindakan-tindakan konkrit guna menghindari konflik horisontal antar ke dua kubu yang saat ini lagi memanas.

Kita akan mengumpulkan bukti-bukti dan rekemondasi para Tokoh masyarakat Puger disertai tanda tangan seluruh tokoh untuk diajukan kepada Pemerintah agar Pemerintah segera membekukan kegiatan Syiah di Puger, ungkap Gus Yak (panggilan akrab KH. Ahmad Khoiruzzad Maddah).

Kasus puger berdarah kali ini nampaknya membuat masyarakat Puger terutama para Tokohnya menjadi sangat geram, terutama  terhadap Ust. Ali. Kegeraman masyarakat Puger bukan karena faktor iri dengan kebesaran lembaga yang diasuh oleh Ust. Ali, akan tetapi mereka merasa bahwa selama ini mereka telah dibohongi dan dimanfaatkan untuk mendukung segala aktifitas dan kegiatan Ust. Ali dan jama’ahnya. 

Menurut pengakuan beberapa tokoh, mereka sering diajak untuk memobilisasi massa dalam acara-acara yang digelar oleh Ust. Ali dan jamaahnya. Bahkan konon mereka diberi uang ratusan ribu demi mendukung kelancaran acara mereka.

Peristiwa ini disatu sisi menyakiti warga NU Puger, tetapi disisi lain merupakan petunjuk dari Allah untuk membuka kedok Ust. Ali yang selama ini berlindung di balik kedok Aswaja melalui taqiyyahnya

Menurut Lora Hasyim Wafir, salah satu tokoh NU Puger, bahwa kita telah dibukakan oleh Allah tentang jati diri Ust. Ali, Karena  selama ini kita hanya menduga-duga bahwa Ust. Ali adalah pembawa ajaran Syiah. 

Dengan peristiwa ini mata kita menjadi terbuka, bahwa ternyata kecurigaan kita selama ini memang terbukti benar. 

source:
Bilal / Arrahmah
Sabtu, 2 Juni 2012 

Ukhuwah Lintas Agama itu Batil

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Ada sebagian orang Islam (atau lebih tepatnya, mengaku Islam) meyakini dan menyeru untuk terbentuknya ukhuwah (persaudaraan) lintas agama. Mereka berdalil bahwa Allah telah menetapkan ukhuwah (persaudaraan) antara orang yang beda aqidah, yaitu ukhuwah sesuku, senegara, dan satu kepentingan. Yaitu dengan firman Allah Ta'ala:
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا
"Dan kepada kaum Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud." (QS. Huud: 50);
 "Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka, shaleh." (QS. Huud: 61); 
"Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib." (QS. Huud: 84); 
"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?" (QS. Al Syu'araa: 106); 
"Ketika saudara mereka, Lut, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?" (QS. Al Syu'araa: 161). 

Kemudian mereka, orang yang pemahamannya terbalik, menyimpulkan dari ayat-ayat tersebut bahwa kita boleh menyebut orang Yahudi dan Nashrani sebagai saudara kita, karena mereka satu negara dengan kita. Kita berlindung kepada Allah dari kesesatan ini.

Ukhuwah Hanya bagi Sesama Kaum Mukminin
Sesungguhnya meyakini bahwa ukhuwah hanya terjalin oleh sesama kaum mukminin, bukan antar orang beriman dengan orang kafir, termasuk pokok keimanan. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." (QS. Al Hujuraat: 10)

Imam al Qurthubi dalam tafsirnya berkata, 
"Sesungguhnya kaum mukminin bersaudara dalam agama dan kehormatan, bukan karena nasab. Karenanya dikatakan, "Ukhuwah karena dien lebih kuat daripada ukhuwah karena nasab. 
Karena ukhuwah berdasar nasab terputus karena beda agama. 
Sedangkan ukhuwah karena dien tidak akan terputus karena beda nasab"."

Imam Ibnu Katsir memaknakan ayat di atas bahwa mereka (kaum mukminin) bersaudara karena dien. Kemudian beliau menyebutkan beberapa hadits yang mendukung bahwa persaudaraan hanya berlaku bagi sesama kaum mukminin yang diikat dengan iman dan Islam. Di antara haidts-hadits tersebut:

اَلْمُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لا يَظْلِمُهُ وَلا يُسْلِمُهُ
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, ia tidak akan mendzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh)." (HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580 dari hadits Abdullah bin Umar bin Ktathab)

Dan dalam Shahih Muslim, 
"Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama dia hamba itu senantiasa menolong saudaranya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah, no. 2699)
Dan dari Abu Darda', Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا دَعَا الْمُسْلِمُ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ: آمِيْن، وَلَكَ بِمِثْلِهِ
"Apabila seorang muslim mendoakan (kebaikan) untuk saudara yang tidak hadir di hadapannya (tanpa diketahui olehnya), maka ada seorang malaikat yang mengatakan: "Amiin (ya Allah kabulkanlah!), dan bagimu juga (semoga mendapatkan) yang semisalnya." (HR. Muslim no. 2732 dari Abu Darda')

Dan dari Nu'man bin Basyir, 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Perumpamaan kaum Muslimin dalam cinta, kekompakan, dan kasih sayang bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuhnya mengeluh sakit, maka seluruh anggota tubuh juga ikut menjaga dan berjaga." (HR. Bukhari no. 2442) dan dalam 
Shahih Muslim disebutkan, 
"Seorang mukmin atas mukmin lainnya ibarat satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam menggabungkan jari-jemari tangannya." (HR. Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasa’i dari Abu Musa Al Asy’ari) selesai haidts-hadits yang disebutkan oleh Ibnu Katsir.

Adapun makna ukhuwah (persaudaraan) yang disebutkan antara para nabi dengan kaumnya dan yang disebutkan tentang mereka dalam beberapa ayat adalah sebagai ungkapan, hikayat, dan pemberitahuan bahwa para nabi diutus oleh Allah berasal dari kalangan kaumnya sendiri dan masih satu nasab dengan mereka. Sementara itu, Al Qur'an tidak pernah menyebutkan bahwa para Nabi berkata kepada kaumnya bahwa mereka adalah saudara kita. Bahkan, sikap para nabi terhadap kaumnya malah sebaliknya. 

Lihatlah sikap Nabi Ibrahim 'alaihis salam ketika berbicara kepada kaumnya:

إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, . . ." (QS. Al Mumtahanah: 4) Mana persaudaraan dan kepentingan bersama dalam pernyataan Nabi Ibrahim?

Lihatlah perkataan Nabi Nuh 'alaihis salam kepada kaumnya: 
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (QS. Nuh: 26) Mana ukhuwah dan kepentingan bersama?

Lihatlah sikap penentang para nabi dan rasul. 
Kaum Nabi Luth berkata, "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih." (QS. Al Naml: 56)

Lihatlah sikap kaum Nabi Syu'aib 'alaihis salam
"Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: 
"Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami." (QS. Al A'raaf: 88)

Lihatlah perilaku Quraisy kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam firman Allah Ta'ala, 
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu." (QS. Al Anfaal: 30) di mana kepentingan bersama dan ukhuwah antara para rasul dan kaumnya yang mereka klaim?

Sekarang ini, lihatlah bagaimana penghinaan terhadap Islam dan pemeluknya di penjuru dunia yang tanpa melihat negara dan kemanusiaan? Sesungguhnya slogan ini dibuat untuk menipu kaum muslimin dan sebagai cover kedengkian orang kafir dan munafikin. 

Tidak diragukan lagi, bahwa slogan-slogan kesukuan dan nasionalisme adalah buatan musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashrani yang dikampanyekan oleh orang Islam, baik karena kejahilan mereka, kemunafikan, atau mencari keridlaan terhadap kafirin. Namun yang jelas bahwa mereka tidak akan pernah ridla. Allah Ta'ala berfirman:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al Baqarah: 120) 
karena mereka tidak akan ridla kecuali kalau umat Islam mengikuti ajaran mereka secara global. Dan celaan ada pada mengikuti hawa nafsu mereka, baik sedikit atau banyak.

Mengikuti hawa nafsu (kemauan) orang kafir berarti berharap keridhaan mereka sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat di atas, didasarkan pada dua alasan:
Pertama, murka Allah terhadapnya, ia keluar dari kecintaan Allah dan Rasul-Nya serta kaum mukminin, dan terjerumus dalam area kaum kafir.  
Kedua, orang-orang kafir tidak akan ridha terhadap kaum muslimin dan akan tetap menimpakan gangguan, karena keinginan mereka agar kaum muslimin mengikuti agama mereka. Dan ini merupakan syarat mendapatkan keridhaan orang-orang kafir. Siapa melakukan itu, sungguh rugi dunia akhirat, dan itu merupakan kerugian yang sebenarnya.

Supaya Orang Kafir Tidak Berani Mengganggu Kaum Mukminin
Firman Allah di atas sangat jelas menunjukkan bahwa orang-orang kafir memang tidak pernah ridha kepada Islam dan umat muslim. Mereka senantiasa berusaha menimpakan gangguan kepada kaum mukminin dan selalu berusaha memurtadkan mereka dari Islam atau memberhangus mereka dari muka bumi. Karenanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan umat Islam untuk mempersiapkan kekuatan fisik guna menghadapi kaum kafirin yang senantiasa dengki dan memusuhi mereka. Allah Ta'ala berfirman,

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya." (QS. Al Anfal: 60)

Kandungan ayat ini sangat jelas, Allah memerintahkan kaum mukminin untuk mempersiapkan segala kekuatan yang mampu untuk diwujudkan, baik kekuatan akal, badan, persenjataan, dan semisalnya yang bisa digunakan untuk memerangi orang-orang kafir yang senantiasa berusaha memerangi dan menghancurkan agama Islam dan pemeluknya. 
Tujuannya, agar niat orang kafir untuk memerangi dan membantai kaum muslimin tidak terwujud karena gentar dan takut melihat kekuatan kaum muslimin. 
Hal ini karena, jika umat Islam memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berperang akan membuat takut musuh-musuh dari kalangan kafirin dan munafikin untuk melakukan penyerangan. 
Jika mereka melihat umat Islam lemah, tidak memiliki kekuatan, dan tidak berlatih perang sehingga terlihat tidak mampu menghalau dan melawan musuh, maka mereka akan bersemangat untuk memerangi umat Islam.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala:

وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً
". .  dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus." (QS. Al Nisa': 102)
. . . jika umat Islam memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berperang akan membuat takut musuh-musuh dari kalangan kafirin dan munafikin untuk melakukan penyerangan. . .
Masihkan kita mengganggap bahwa orang-orang kafir sebagai saudara yang senantiasa berkeinginan membantu dan menolong kita? 

Akankah kita tetap merasa aman dari tipu daya dan makar mereka padahal Allah sudah kabarkan tentnag jatidiri dana tabiat mereka? 

Sudahkah kita menyiapkan kekuatan untuk melemahkan semangat mereka menimpakan kemudharatan kepada umat Islam?

source:
PurWD / Voa-Islam
Sabtu, 02 Jun 2012

MUI Surakarta: Syi'ah di Luar Islam


SOLO  - Umat Islam terus diresahkan dengan maraknya aksi tirani pengikut aliran sesat Syi’ah. Rabu (30/5/2012) yang lalu pengikut Syi’ah kembali bertindak anarkis. Satu orang warga NU terluka karena dibacok setelah sebelumnya terjadi cekcok dengan pengikut Syi’ah yang memaksa kajian tentang kesesatan Syi’ah dibatalkan.

Guna memperingatkan umat Islam akan bahaya Syi’ah, Ketua MUI Surakarta, Prof. Dr. dr. KH. Zainal Arifin Adnan, SpPD-KR, menegaskan bahwa Syi’ah di luar Islam.
“Ya itu tetap bukan Islam karena dia menafikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,” tegasnya kepada voa-islam.com, Jum’at (1/06/2012).

Ia juga sependapat mengenai fatwa kesesatan Syi’ah seperti yang dikeluarkan MUI Jawa Timur. “Iya, memang di dunia mana pun begitu,” ujar guru besar Fakultas Kedokteran UNS. 
Bahkan menurutnya jika kita tak berani menyatakan Syi’ah itu sesat, maka kesesatan itu kembali ke diri kita. 

“Kalau kita menyatakan Syi’ah tidak sesat itu kita jadi golongannya,” tandasnya. 

source:
Ahmed Widad / VoA-Islam
Sabtu, 02 Jun 2012