Laman

Rabu, 18 April 2012

Persulit Izin Madrasah, Gubernur DKI Fauzi Bowo Diprotes Menteri Agama

JAKARTA  – Jalan Fauzi Bowo untuk menjadi Gubernur DKI kedua kali tidaklah mulus. Cagub incumbent yang biasa disapa Foke ini makin akrab dengan  berita tak sedap. Usai membuat heboh dengan foto pose “Foke Fuck” bersama artis perempuan di Jakarta Pusat, Ahad (15/4/2012), ia dipersoalkan Menteri Agama. Gubernur yang pernah sekolah di SD Katolik Bellarminus dan Kolese Kanisius Jakarta ini dianggap mempersulit perizinan madrasah.

Setahun sudah nasib bangunan Madrasah Aliyah (MA) Al-Falah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu tersendat. Gedung sekolah yang berada di tengah pemukiman tersebut sesungguhnya telah memenuhi berbagai persyaratan, namun hingga kini tak kunjung tuntas. Beberapa ruang belajarnya terbengkalai. Bahkan, terkesan tak aman untuk kegiatan belajar mengajar.
...Gubernur yang pernah sekolah di SD Katolik Bellarminus dan Kolese Kanisius Jakarta ini dianggap mempersulit perizinan madrasah...
Kondisi itu membuat Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali merasa perlu segera turun tangan. “Saya akan segera mengirimkan nota keberatan ke Pemerintah Jakarta. Kebijakan gubernur tersebut membuat nasib MA Al-Falah tak menentu,” ujar Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali saat meninjau pelaksanaan ujian nasional (Unas) di MA Al-Falah, Jakarta, Selasa (17/4).
 
Menurutnya, kebijakan Gubernur Jakarta itu sangat tak mendasar. Kondisi bangunan yang sudah layak dan mendapat perhatian masyarakat sekitar sebaiknya didahulukan. Izin bangunnya dipermudah. Apalagi, jumlah peserta didik di MA Al-Falah ini cukup banyak. Maka sangatlah cukup beralasan jika izin bangunan sekolah tersebut dipermudah.
“Lagi pula bangunan itu kan sekolah. Tidak berorientasi bisnis, kenapa musti dipersulit?” ujar Ketua Umum DPP PPP ini.
 
Suryadharma mengatakan, penundaan izin bangunan tersebut sudah berlarut-larut. Dalam waktu setahun saja tidak juga kunjung selesai. Dia meminta Pemprov Jakarta bisa lebih realistis memperlakukan kebijakan, terutama pada persoalan pendidikan yang sangat dibutuhkan masyarakat dengan tidak mempersulit izin bangunan madrasah.

“Dari informasi yang saya terima, madrasah ini sangat baik prestasinya. Sudah lama pula berdiri. Tapi saat penambahan lokal belajar, tak mendapatkan izin bangunan,” ungkapnya. 

Kutipan :
lamtaz / jpn / VoA-Islam
Rabu, 18 Apr 2012

Tak Sopan, Foke Acungkan Jari Tengah Simbol Fuck

JAKARTA  - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, membuat pose tak sopan di Pasar Besar & Motor Seken, Senayan, Jakarta Pusat pada hari Ahad (15/4/2012).

Fauzi Bowo yang telah mendaftarkan diri sebagai calon gubernur periode mendatang ini, mengacungkan jari tengah simbol fuck di atas panggung menghadap ratusan penonton yang sedang menunggu pengumuman bagi-bagi hadiah.

Entah apa yang ada di pikiran Foke, sapaan akrabnya. Dia mendadak mengacungkan jari tengah saat didaulat foto bareng bersama sekelompok pemenang lomba musik.
Mereka memang sama-sama menyungging senyum saat difoto. Di saat kelompok band tersebut mengacungkan tiga jari membuat simbol metal, Foke bersama seorang wanita anggota band tersebut justru mengacungkan jari tengahnya.

Terang saja aksi Foke tersebut menjadi pembicaraan di jejaring sosial twitter dan dikecam banyak kalangan. Sebab perbuatannya tersebut menunjukkan ketidaksopanan dan jauh dari etika ketimuran khususnya warga Betawi.

Anehnya, menanggapi fotonya tersebut, orang nomor satu di Jakarta ini mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak dia sadari. Bahkan, Foke yang pernah menempuh pendidikan tinggi di Jerman ini mengaku tidak mengetahui arti dari acungan jari tengah tersebut.
"Saya nggak ngerti acara begituan. Sampai sekarang juga nggak ngerti. Memang semua anak band seperti itu?" ujar Gubernur DKI yang menamatkan pendidikan SD hingga SMA di sekolah Kristen, Senin (16/4/2012).

Aksi tak sopan Gubernur DKI Jakarta ini hendaknya tak ditiru para pejabat lainnya, apalagi jika ingin sekedar dibilang gaul. Ingatlah firman Allah; "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (Q.S. Al Isra : 36). 

Kutipan :
Widad / dbs / VoA-Islam
Selasa, 17 Apr 2012

Hasil Riset Tentang Kesesatan Syiah Diserahkan ke Menteri Agama

JAKARTA  – Para ulama dan intelektual nasional yang tergabung dalam MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) semakin tegas menyikapi manuver dakwah sekte  Syiah di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan penyerahan empat hasil riset MIUMI tentang Syi’ah kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam di Jalan MH Thamrin 6 Jakarta Pusat, Senin (16/04/2012). Delegasi MIUMI diwakili oleh Bachtiar Nasir (Sekjen) didampingi Fahmi Salim Zubair MA (Wasekjen), Dr Muchlis Hanafi (Wakil Ketua), dan M Zaitun Rasmin MA (Wakil Ketua).

Empat hasil penelitian yang diserahkan MIUMI tersebut berisi,   
  • Pertama, buku tentang penelitian lapangan berjudul “Syiah di Sampang” ditulis oleh Ahmad Rafi’i Damyanti.  
  • Kedua, buku “Himpunan Fatwa dan Pernyataan Tokoh dan Ulama Indonesia” tentang Syiah.   
  • Ketiga, kumpulan dokumentasi (kliping) buku-buku Syiah Indonesia yang mencerca Sahabat dan istri Nabi SAW.   
  • Keempat, terbaru “Himpunan Fatwa Dr. Yusuf Al Qaradhawi tentang Syiah”, terbitan tahun 2009.


Fahmi Salim Zubair menegaskan, supaya bisa berdampingan dengan komunitas umat Islam Sunni, para pengikut Syi’ah harus mengakui Al-Quran yang ada saat ini dan menghentikan cercaan terhadap para shahabat dan istri Rasulullah SAW.

Senada itu, Muhammad Zaitun, salah satu pendiri MIUMI, mengungkapkan, pihaknya akan menggelar Muktamar Internasional Ulama Ahlul Sunnah se-Dunia di Jakarta. Tujuannya,  untuk menangkal arus dakwah Syiah, MIUMI akan menggelar. Karenanya, ia mohon dukungan pihak Kementerian agama untuk bermitra dengan MIUMI. “Harapan kami, MIUMI bisa bermitra dengan kementrian dan mendapat dukungan secara pribadi dari Pak Dirjen”, ujar Zaitun yang juga Ketua Umum Wahdah Islamiyah (WI) itu.

Menanggapi hal itu, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof Dr Abdul Jamil berterimakasih atas terobosan informasi yang dilakukan MIUMI. Ia juga memuji solusi intelektual berbasis ilmu dan riset yang disuguhkan MIUMI kepada umat.

“Terimakasih (kepada MIUMI), informasi yang semula meraba dalam gelap kian terbuka. Kesimpulannya, dengan menjembatani umat dan berupaya merangkul berbagai lapisan. MIUMI sedang memasuki satu ‘wilayah kosong’ yang hampir belum disentuh saat ini. MIUMI, dengan pemikiran intelektualnya yang luar biasa ini, merupakan trend baru yang dibutuhkan anak muda dalam rangka konvergensi kekuatan-kekuatan Islam di Indonesia yang tidak tersekat oleh ikatan ormas yang sudah ada,”  ungkapnya.

Menutup pertemuan, Prof Dr Abdul Jamil berjanji akan menyampaikan hasil penelitian MIUMI tentang Syi’ah tersebut kepada Menteri Agama Surya Darma Ali, sebagai bahan pertimbangan dalam decision making system atau pola pengambilan keputusan. 


Kutipan :
taz / Masdar Helmi / VoA-Islam
Rabu, 18 Apr 2012

Kalau Mau Damai, Syiah Jangan Hujat Al-Qur'an, Shahabat & Istri Nabi

JAKARTA  Agar bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai dengan komunitas Sunni, para pengikut sekte Syi’ah harus mengakui kebenaran Al-Quran dan menghentikan berbagai caci maki terhadap para shahabat dan istri Rasulullah SAW.

Hal itu diungkapkan Fahmi Salim Zubair MA, di kantor Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam di Jakarta, Senin (16/04/2012).

Wasekjen MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) itu merinci, ada empat hal yang harus dilakukan para pengikut Syi’ah agar tidak memicu konflik dengan umat Islam mainstream Sunni. Syarat yang paling utama, menurutnya, kaum Syi’ah jangan menuduh Al-Qur'an yang diakui umat Islam sebagai kitab yang tidak otentik dan mengalami tahrif (perubahan). “Ada empat syarat agar Syi’ah bisa berdamai dengan kalangan Sunni. 

  • Pertama, akui secara tegas bahwa Al-Quran itu otentik,” tegasnya.
Selain itu, kaum Syi’ah jangan menghujat para shahabat dan istri Nabi Muhammad SAW, karena mereka adalah sosok yang dimuliakan umat Islam. 

  • Kedua, hentikan caci-maki terhadap shahabat-shahabat dan istri Rasulullah SAW,” jelas Fahmi.
...Syi’ah jangan menghujat para shahabat dan istri Nabi Muhammad SAW, karena mereka adalah sosok yang dimuliakan umat Islam...
         Tak kalah pentingnya, lanjut Fahmi, para pengikut Syiah di daerah mayoritas Sunni jangan menyebarkan faham Syi’ah. Sedangkan di daerah mayoritas Syi’ah, mereka harus menghormati hak-hak minoritas Sunni. 

  • Ketiga, Syiah tidak boleh menyebarkan fahamnya di tengah komunitas Sunni. Dan yang 

  • Keempat, mesti ada pengakuan terhadap hak-hak kaum minoritas baik itu Sunni maupun Syiah”, paparnya mengutip pernyataan Dr Yusuf Qaradhawi kepada para Mullah dan Ayatullah (ulama) Syi’ah di Iran. 
 
Dalam pertemuan itu, delegasi MIUMI menyerahkan hasil riset MIUMI tentang Syi’ah kepada Dirjen Bimas Islam yang berisi empat dokumen, antara lain:  Pertama, buku tentang penelitian lapangan berjudul “Syiah di Sampang” ditulis oleh Ahmad Rafi’i Damyanti. Kedua, buku “Himpunan Fatwa dan Pernyataan Tokoh dan Ulama Indonesia” tentang Syiah. Ketiga, kumpulan dokumentasi (kliping) buku-buku Syiah Indonesia yang mencerca Sahabat dan istri Nabi SAW. Keempat, terbaru “Himpunan Fatwa Dr. Yusuf Al Qaradhawi tentang Syiah”, terbitan tahun 2009.

Menanggapi hasil riset tersebut, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof Dr Abdul Jamil berterimakasih atas terobosan informasi yang dilakukan MIUMI. Ia juga memuji solusi intelektual berbasis ilmu dan riset yang disuguhkan MIUMI kepada umat. Sebelum menutup acara, ia berjanji akan menyampaikan hasil penelitian tentang Syi’ah tersebut kepada Menteri Agama, Surya Darma Ali, sebagai bahan pertimbangan dalam decision making system atau pola pengambilan keputusan.  

Kutipan :
taz / Masdar Helmi / VoA-Islam
Rabu, 18 Apr 2012