Laman

Senin, 28 Mei 2012

Yahudi Ortodok Takut Terhadap Masa Depan Mereka

Kalangan Yahudi Ultra Ortodok di New York City, mereka sangat takut dengan masa depan mereka, terutama anak-keturunan mereka, akibat wabah baru, yang sekarang menjamur, yaitu internet. 

Mereka tidak dapat berbuat apa-apa dengan adanya web, google, facebook, dan sejenisnya. Mereka benar-benar terancam dengan adanya teknologi baru, di bidang IT ini.
Kalangan Yahudi Ortodok merasa terancam dengan bahaya internet yang mengancam kehidupan mereka. 

Para Rabbi Yahudi Ortodok itu sangat sedih dengan pertumbuhan internet, yang mengancam kehidupan moral dan agama mereka. Mereka berpikir dengan sangat keras, bagaimana mereka melindungi anak keturunan mereka dari bahaya pornografi dan kekerasan yang banyak di posting oleh internet. 

Para Rabbi Ultra Ortodok itu benar-benar serius memperhatikan perkembangan media sosial yang sekarang terus tumbuh.
Pertemuan yang membahas perkembangan internet itu, disponsori oleh kelompok Ultra-Ortodoks Yahudi Ichud Hakehillos Letohar Hamachane.Mereka mengawali pertemuan itu dengan doa dan pidato dari para Rabbi. 

Pertemuan itu menjadi ajang pertemuan dikalangan Yahudi Ultra Ortodok, di sebuah stadion, dan tiket terjual habis dengan cepat, dan penyelenggara menyewa sebuah stadion terdekat untuk menampung 20.000 orang. 

Sementara itu, para perempuan Yahudi Ultra Ortodok itu dipisahkan tempat duduk mereka. Tidak bercampur dengan laki-laki.
Di seberang jalan kalangan Ultra Ortodok melakukan aksi demonstrasi melakukan protes, bahwa masalah internet merupakan subyek sensitif - di mana  melalui media itu, sering terjadi pelecehan kejahatan,  para Rabbi Yahudi itu menilai internet  sebagai sumber masalah dan dosa.
Ini benar-benar senjata makan tuan, karena yang membuat internet dan sejenisnya, seperti facebook, tak lain orang Yahudi sendiri, seperti Mark Zukernberg, yang membuat segalanya berubah dalam kehidupan ini. 

Sekarang kalangan Yahudi Ultra Ortodok, merasa terancam kehidupan mereka, dan bahkan mererka mengkawatirkan masa depan keturunan mereka.
 
Sekarang kalangan Yahudi sudah terjadi kawin silang, tidak lagi perkawinan hanya diantara kalangan orang Yahudi belaka. 

Seperti Mark Zukernberg yang menjadi pendiri facebook, mengawini perempuan China, Julia Chang. Senjata makan tuannya sendiri. (af)

Kutipan :
VoA-Islam

Rabu, 23 May 2012

Siapa Saja Jaringan Israel di Indonesia?

Sejatinya banyak orang Indonesia yang  menjadi bagian dari jaringan Zionis-Israel.  Anehnya justeru yang banyak membangun “connection” (hubungan jaringan) dengan Zionis-Israel dari kalangan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.

Kalau beberapa hari lalu, di dunia Arab geger, dan bahkan parlemen Mesir mengajukan resolusi, yang mengecam dan menginginkan agar Mufti Al-Azhar Dr. Ali Juma’ah dipecat sebagai Mufti  Al-Azhar, karena melakukan kunjungan ke Jerusalem. Di mana Jerusalem masih dibawah pendudukan Zionis-Israel. 

Kunjungan Ali Juma’ah itu, dinilai memberikan legitimasi (pembenaran) atas pendudukan dan penjajahan Jerusalem oleh Zionis-Israel.

Sekarang ada orang-orang Indonesia menghadiri hari ulang tahun kemerdekaan Zionis-Israel di Singapura. Menghadiri kemerdekaan Zionis-Israel itu, secara de facto dan de jure, memberikan pengakuan eksistensi Zionis-Israel atas  pendudukan tanah Palestina, yang dirampasnya sejak sebelum kemerdekaan tahun 1948, dan kemudian menjadi tanah airnya, sesudah membunuh, menghancurkan bangsa Palestina, serta mengusirnya dari tanah kelahiran mereka.

Memang bukan sekali ini kunjungan orang Indonesia ke Kedutaan Israel di Singapura. Sudah sangat sering. Karena Singapura menjadi pintu bagi orang, kelompok yang ingin menjadi bagian kepentingan Zionis-Israel di Asia ini.

Jerusalem Post, 8 Desember 2007, pernah memberitakan kunjungan lima orang tokoh yang mewakili Ormas Islam menemui Presiden Shimon Peres. Para tokoh Ormas Islam itu menghabiskan waktu selama seminggu di Israel. Mereka bertemu dengan berbagai tokoh puncak negeri Zionis-Israel, termasuk Presiden Israel Shimon Peres.

Bahkan, klaim Jerusalem Post itu, kelima tokoh itu mewakili Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdathul Ulama dan Muhammadiyah. Kunjungan mereka ke negeri Zionis itu, disponsori oleh Simon Wiesanthal Center dan LibForAll Foundation..

Tokoh Muhammadiyah yang pernah berkunjung ke Israel diantaranya 
Syafiq Mugni, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. 
 Dr. Habib Cirzin,Dari PP Muhammdiyah

Syafiq Mugni  Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, saat bertemu dengan Shimon Peres menghadiahkan kepada Peres sebuah tutup kepala yang dikenal bernama ''kippa'' bertuliskan kata "shalom",  yang dalam bahasa Ibrani artinya ''kedamaian''. Para tamu Indonesia itu tampak gembira sekali ketika Peres langsung memasang kippa tersebut di kepalanya.

Selanjutnya, mereka melanjutkan pembicaraan seputar berbagai topik termasuk ekonomi, politik, agama dan perayaan hari jadi  Israel ke 60 bulan Mei 2008 mendatang. Bahkan, kemungkinan membuka hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel.

Shimon Peres menyatakan, Israel berbahagia bisa berhubungan dengan Indonesia serta mengundang para pemimpinnya. Peres akan mengundang kembali para tokoh Indonesia untuk doa perdamaian di saat Negeri Zionis ini akan memperingati hari jadinya ke 60 nanti bulan Mei 2008. Dalam kesempatan itu, Peres juga mengatakan, musuh Israel bukanlah Islam, tapi "teror", ucapnya.

Syafiq Mugni dalam kesempatan itu menjelaskan tentang Indonesia menyangkut perkembangan ekonominya, demokrasi dan sistem kependidikannya. Menurut Syafiq,  dirinya berharap Muslim Indonesia semakin toleran, meski sebagaian juga masih ada yang menentang demokrasi. Sementara itu, 

Wakil NU Abdul A'la mengakui masih ada kelompok kecil "ekstrimis" Muslim di Indonesia.

Ditemani Kepala Wiesenthal Center Associate, Rabbi Abraham CooPeres dan   CEO, LibForAll Foundation,  C.C. Holland Taylor, delegasi Ormas NU dan Muhammadiyah ikut serta dalam suatu upacara cahaya lilin Hanukka yang diikuti dengan tarian di Hesder Yeshiva di Kiryat Shmona.

LibForAll Foundation  disebut-sebut lembaga Zionis yang berkedok "Liberalisme dan Pluralisme" di Indonesia. Kelompok LibForAll Foundation, di Indonesia banyak berhubungan dan berkolaborasi dengan berbagai Ormas Islam, yang tujuannya membangun hubungan lebih inten dengan Zionis-Israel.

Di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, lebih jauh langkah-langkah yang akan dijalankannya. Termasuk akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Wahid bertemu dengan Presiden Shimon Peres, dan bahkan Abdurrahman Wahid menjadi anggota Yayasan Institute Shimon Peres.

Tokoh yang mendapatkan julukan dari Presiden SBY sebagai “bapak” pluralisme itu, pernah mendapatkan hadiah "Medal  of Valor" (medali keberanian) dari Yahudi Internasional di Kalifornia, Amerika Serikat. Upacara itu sangat meriah, berlangsung di Beverly Wilshire Hotel, 9500, Wilshire Blvd, Beverly Hills, Los Angeles, California, 6 Mei 2008.

Saat pemberian hadiahnya itu, dihadiri seluruh tokoh-tokoh terkemuka Yahudi dari seluruh Amerika, termasuk bintang terkemuka Amerika Will Smith. Begitulah kisah bagaimanan Israel “connection” berada di Indonesia.

Tetapi, jaringan Israel “connection” sudah sangat luas di Indonesia, termasuk dari kalangan militer. 

Di zamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia mempunyai hubungan dekat dengan Zionis-Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal Sumitro. 

Walaupun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi hubungan berjalan di segala bidang. Termasuk di bidang perdagangan dan teknologi. Pernah diributkan bagiamana perusahaan Israel memenangkan tender perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Jadi jaringan Israel “connection” sudah sangat jauh dan lama.

Kedatangan sejumlah warga negara Indonesia dalam upacaya hari ulang tahun kemerdekaan negeri Zionis-Israel di Singapura itu, hanya puncak gunung es. 

Di Manado terdapat Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya, jaringan Israel “connection” di Indonesia. Wallahu’alam.


Kutipan :
VoA-Islam

Selasa, 01 May 2012

Yahudi Dalam Al-Qur'an; Dasar Pijakan Umat Islam Benci Zionis Israel

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Allah Ta'ala telah membongkar isi hati dan tabiat asli Yahudi. Berisi kekufuran, kebencian, dan permusuhan terhadap Islam dan umatnya. Bahkan, Al-Qur'an bersaksi mereka tak akan ridha dengan kaum muslimin sehingga meninggalkan agamanya. Akankah umat Islam masih ragu akan kabar dari kitab sucinya?

Berikut ini kami paparkan sifat-sifat buruk Yahudi yang dikabarkan oleh Al-Qur'an sebagai nasihat kepada kaum muslimin agar tidak tertipu oleh syetan. Tidak tertipu oleh orang munafik yang suka berdusta dan berpura-pura. Kita memusuhi mereka karena disebabkan kekufuran, kefasikan dan kedzaliman mereka. Baik dunia menyetujinya atau tidak. Baik mereka menampakkan permusuhan atau sifat lunaknya terhadap kita. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membongkar isi hati mereka.

Yahudi Dalam Al-Qur'an
1. Yahudi adalah orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang mukmin. Termasuk juga orang-orang Nashrani yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah adalah satu dari yang tiga," dan orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih Ibnu Maryam. Allah berfirman tentang mereka,

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)

2. Mereka kufur kepada Allah dan para rasul-Nya serta membedakan antara beriman kepada Allah dan kepada para rasul.

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً  أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." (QS. Al-Nisa': 150-151)

3. Yahudi mengingkari para Nabi, mencela dan merusak kehormatan mereka serta kehormatan hamba-hamba Allah yang shalih dan shalihah.
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
"Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)." (QS. Al-Nisa': 156)

4. Mengaku telah membunuh dan menyalib Nabi Isa 'alaihis salam, padahal tidaklah mereka berhasil berbuat seperti itu karena Allah tidak memperkenankan rencana jahat mereka.

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا . بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
"Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Nisa': 157-158)

5. Yahudi gemar berbuat zalim dan banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, suka makan riba, dan memakan harta manusia dengan cara batil.

فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا () وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
"Maka disebabkan kedzaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (QS. Al-Nisa': 160-161)
. . . Yahudi gemar berbuat zalim dan banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, suka makan riba, dan memakan harta manusia dengan cara batil. . .
6. Bersegera kepada kekafiran, banyak mendengarkan perkataan-perkataan dusta, banyak makan suap dan harta haram, merubah ayat-ayat Allah dari tempatnya, dan hati mereka najis (kotor).

"Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka memperoleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka memperoleh siksaan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong dan banyak memakan yang haram." (QS. Al-Maidah: 41-42)

7. Orang-orang Yahudi adalah kafir, suka menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah dan berhukum dengan selain yang Dia turunkan.

"Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-Maidah: 43-44)

8. Orang-orang Yahudi gemar menimpakan fitnah atas kaum muslimin terhadap Al-Qur'an yang diturunkan kepada mereka, berpaling dari kebenaran setelah mengetahuinya. Dan mereka merupakan kumpulan orang-orang fasik yang menghendaki hukum jahiliyah.

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. Al-Maidah: 49-50)
. . . Yahudi gemar menimpakan fitnah atas kaum muslimin terhadap Al-Qur'an yang diturunkan kepada mereka, berpaling dari kebenaran setelah mengetahuinya. . .
9. Menghina agama Islam, shalat, dan adzan karena mereka memang tidak berakal.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (QS. Al-Maidah: 57-58)

10. Dengki terhadap kaum mukminin, membenci keimanan mereka kepada semua kitab samawi, padahal kaum mukminin itu tidak sama dengan mereka.

"Katakanlah: "Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?" (QS. Al-Maidah: 59)

11. Mereka dilaknat dan dimurkai serta menjadi penyembah thaghut yang sangat buruk. Di antara mereka ada yang dirubah menjadi kera dan babi. Mereka adalah makhluk paling buruk di muka bumi dan paling sesat.

"Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al-Maidah: 60)

12. Yahudi mencela Allah Ta'ala dan menghina-Nya, Maha Suci Allah dari kekafiran mereka.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ
"Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki." (QS. Al-Maidah: 64)

13. Kedurhakaan dan kekafiran mereka semakin menjadi setelah diturunkannya Al-Qur'an karena hati mereka sudah rusak. 

"Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka." (QS. Al-Maidah: 64)

14. Yahudi paling gemar menciptakan permusuhan dan peperangan di dunia ini serta membuat kerusakan di atas bumi. Bahkan terhadap sesama mereka saja senantiasa menebarkan permusuhan dan kebencian walau secara dzahir terlihat bersatu. 

"Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan." (QS. Al-Maidah: 64)

15. Yahudi telah membunuh Nabi-nabi Allah, mendustakan mereka ketika para nabi tersebut datang membawa ajaran yang menyelisihi hawa nafsu mereka. Mereka dibutakan dari kebenaran dan tidak pernah berbicara dengannya.

لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلًا كُلَّمَا جَاءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ () وَحَسِبُوا أَلَّا تَكُونَ فِتْنَةٌ فَعَمُوا وَصَمُّوا ثُمَّ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوا وَصَمُّوا كَثِيرٌ مِنْهُمْ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
"Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencana pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima tobat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Maidah: 71-72)

16. Mereka dilaknat melalui lisan para Nabi yang diutus ke tengah-tengah mereka disebabkan kemaksiatan dan kedurhakaan mereka, tidak memerintahkan kepada kebaikan dan tidak melarang dari kemungkaran. 

"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (QS. Al-Maidah: 78-79)

17. Tolong menolong dengan penyembah berhala dan orang-orang kafir untuk memerangi umat muslim dikarenakan mereka tidak beriman kepada Allah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan Al-Qur'an. 

"Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al-Maidah: 80-81)

18. Senantiasa berusaha memurtadkan kaum muslimin yang mentaati dan tunduk kepada mereka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (QS. Ali Imran: 100)

19. Mengingkari kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam walaupun mereka mengenalnya dengan baik dan mengetahui kejujurannya sebagaimana mereka mengenal anak kandung mereka sendiri.

الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 146)
"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang dzalim. Mereka itu, balasannya ialah: bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat para malaikat dan manusia seluruhnya, mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh," (QS. Ali Imran: 86-88)

20. Tidak mau bersatu di atas agama Islam dikarenakan kedengkian mereka dan mengkufuri ayat-ayat Allah serta membunuh nabi-nabi dan para juru dakwah. 

"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih." (QS. Ali Imran: 19-22)

21. Menolak untuk berhukum dengan Kitabullah dengan alasan meyakini bahwa meninggalkan hukum dan peradilan Islam hanya dosa maksiat, dosa kecil yang tidak sampai menyebabkan kekufuran dan tidak pula membuat kekal di neraka. Mereka membuat-buat kedustaan atas nama Agama.

"Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Ali Imran: 23-25)
. . . Yahudi menolak berhukum dengan Kitabullah dengan alasan meyakini bahwa meninggalkan hukum dan peradilan Islam hanya maksiat, dosa kecil yang tidak sampai menyebabkan kekufuran dan tidak pula membuat kekal di neraka. . .
22. Memilih menjadi pengikut pendahulu mereka yang menyembah anak sapi, tidak mau bertaubat darinya. 

" . . lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahanmu) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang dzalim." (QS. Al-Baqarah: 51)

23. Mengolok-olok syariat Allah yang disampaikan para rasul-Nya dan merubah-rubah (mengganti) perkataan mereka.

"Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitulmaqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". Lalu orang-orang yang dzalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang dzalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik." (QS. Al-Baqarah: 58-59)

Mereka mengganti bersujud dengan cara masuk dengan merangkak di atas pantat mereka. Mereka juga mengganti kata Hittah (Bebaskan kami dari dosa) dengan kata Hinthah (artinya: biji gandum).

24. Menghina dan merendahkan makhluk Allah yang lain. Ketika lemah mereka menjadi anak manis, tunduk dan patuh kepada musuh-musuhnya, namun ketika kuat mereka menjadi sombong dan kejam sampai-sampai nabi-nabi mereka bunuh.

وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ 
"Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas." (QS. Al-Baqarah: 61)

25. Menghalalkan beberapa masalah yang Allah haramkan kepada mereka dengan kilah yang rendahan, dan menyelewengkan perintah Allah dengan alasan menghormatinya.

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ  فَجَعَلْنَاهَا نَكَالًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ 
"Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 65-66)

26. Hanya membaca Taurat semata tanpa mau memahami, merenungi, mendengar dan mentaati isinya, bahkan mereka melakukan tahrif (penyimpangan) maknanya.

وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ () فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
"Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 78-79)
. . . Ketika lemah mereka menjadi anak manis, tunduk dan patuh kepada musuh-musuhnya, namun ketika kuat mereka menjadi sombong dan kejam sampai-sampai nabi-nabi mereka bunuh. . .
Penutup
Seorang muslim pasti beriman dengan kitab sucinya, Al-Qur'an. Apa yang disebutkan di dalamnya wajib diimani dan dibenarkan. 

Lalu jika demikian Al-Qur'an mengabarkan tentang sifat dan tabiat buruk kuffar Yahudi, 

maka pantaskah umat Islam menjadikan mereka sebagai kawan karib dan teman dekat mereka. 

Apalagi jika kuffar Yahudi merampas hak kaum muslimin dan mendirikan negara mereka di sana, maka pantaskah umat Islam memberikan dukungan terhadapnya?


Kutipan :
Badrul Tamam / PurWD / VoA-Islam
Rabu, 02 May 2012

Yahudi Dalam Sunnah; Dasar Pijakan Umat Islam Membenci Zionis Israel

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Al-Qur'an sangat kaya dengan kisah Yahudi. Al-Qur'an menyingkap hal ihwal mereka. Hampir seluruhnya berisi tentang kekafiran, kefasikan, kezaliman, kedurhakaan dan sifat buruk. 

Hal ini hendaknya menjadi pelajaran umat Islam yang beriman kepada Al-Qur'an, Yahudi benar-benar harus diwaspadai. [Baca: Yahudi Dalam Al-Qur'an; Dasar Pijakan Umat Islam Benci Zionis Israel]

Sesungguhnya Yahudi tidak pernah ridha dan rela terhadap Umat Islam. Mereka senang melihat penderitaan kaum muslimin. Contohnya nyatanya di Gaza, Palestina. Dalam kondisi kelaparan, kekurangan air, dan kehilangan tempat tinggal serta terancam berbagai penyakit, Yahudi tetap kekeh menghalangi setiap upaya bantuan untuk mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Yahudi benar-benar menunggu saat kematian dan kehancuran muslimin Gaza secara pelan-pelan, agar mereka bisa menyaksikan detik demi detik penderitaan kaum muslimin.

Bukan hanya Al-Qur'an saja. Sunnah Nabawiyah juga merekam hakikat Yahudi. Yakni tentang keburukan dan kedengkian mereka kepada kaum muslimin. Kita harus waspada. Jangan jadikan mereka teman setia. Karena permusuhan mereka tak akan pernah berhenti terhadap umat Islam.

Berikut ini sebagian keterangan sunnah tentang kaum yahudi:

1. Yahudi adalah orang-orang yang dimurkai Allah.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam menerangkan firman Allah Ta’ala,

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-fatihah: 7) Yahudi adalah orang yang dimurkai, sedangkan Nashrani adalah orang yang sesat.” (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani)

2. Mereka dilaknat karena membuat-buat kilah dalam urusan agama (mengakali syariat) dan menghalalkan yang haram.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ حُرِّمَتْ عَلَيْهِمْ الشُّحُومُ فَجَمَّلُوهَا فَبَاعُوهَا

Semoga Allah melaknat Yahudi, telah diharamkan lemak hewan atas mereka namun mereka mempolesnya lalu menjualnya.” (Muttafaq ‘alaih)

3. Mereka dilaknat karena telah menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Laknat Allah turun atas orang Yahudi dan Nashrani, mereka telah menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid.” Beliau sangat-sangat memperingatkan umatnya atas perilaku mereka.” (Muttafaq ‘alaih)

4. Mereka senantiasa memerangi Islam dan pemeluknya hingga menjelang kiamat.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, hingga kaum muslimin membunuhi Yahudi. Sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; 'Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia,' kecuali pohon Gharqad, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi.” (HR. Ahmad)

Ibnu Mardawaih meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah Radliyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَا خَلاَ يَهُوْدِيٌّ قَطٌّ بِمُسْلِمٍ إِلاَّ هَمَّ بِقَتْلِهِ

"Tidaklah sekali-kali orang Yahudi bertemu dengan orang Islam di tempat yang sunyi, kecuali pasti ingin membunuhnya."

5. Yahudi menjadi para pengikut Dajjal.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ

"Dajjal akan diikuti oleh orang-orang Yahudi Ashbahan (sebuah kota di Iran) sebanyak 70 ribu yang memakai pakaian thayalisah (sejenis kain yang dipakai di pundak, ujungnya dari sutera)." (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam juga pernah menjelaskan tentang Dajjal, bahwa dia berasal dari kalangan Yahudi. (HR. Muslim)

Inilah hakikat sifat Yahudi sebenarnya yang tercantum dalam Sunnah Syarifah. Hendaknya orang yang ingin melihat hakikat kebenaran, berakal sehat dan selalu menyuarakan bahwa Yahudi adalah saudara kita yang tidak akan memerangi kita supaya dia berfikir ulang. 

Apalagi ia ikut memperingati HUT kemerdekaan negara yang mereka dirikan di atas jasad dan darah umat Islam. Apakah orang semacam ini masih dikatakan sebagai orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam?

Maka mari kita kumandangkan permusuhan terhadap Yahudi (Zionis Israel) dan orang-orang yang loyal kepada mereka. 

Kita membenci dan memusuhi mereka berdasarkan petunjuk dari Al-Kitab dan Sunnah. 

Kita mengimani keduanya sebagai wahyu dari Rabb semesta alam. Diturunkan kepada Nabi-Nya yang paling mulia. 

Tidak ada kesalahan di dalamnya. Apa yang disebutkan di sana berisikan kebenaran. Karenanya tidak ada keraguan untuk memusuhi dan membenci Yahudi. Wallahu Ta'ala A'lam. 

Kutipan :
Badrul Tamam / PurWD / VoA-Islam
Selasa, 08 May 2012

Paham Agama, Syarat Utama Menjadi Baik di Sisi Allah Ta'ala

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Kepada kaum muslimin kami berpesan, supaya bertakwa kepada Allah setiap saat. Istiqamah dalam mengamalkan ajaran Islam. Hendaknya takut kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya di mana saja berada. Lalu melakukan introspeksi diri, sehingga tidak meninggalkan apa yang telah Allah wajibkan dan tidak menerjang apa yang telah Dia larang atas kalian.

Kami juga berwasiat agar terus bertafaqquh fiddin (mengkaji Islam), mempelajari kaidah-kaidah dasar Islam dan mengetahui masalah halal dan haram. Karena di sanalah letak kebaikan umat Islam. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Siapa yang kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan jadikan orang itu fakih terhadap dien." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu 'Anhu)

Yufaqqihu, maknanya: menganugerahkan kecerdasan, pengetahuan, dan kefahaman terhadap urusan Islam (hukum-hukum syar'i). Faham di sini adalah faham yang membuahkan amal shalih agar kefahaman dan ilmunya tersebut tidak menjadi bumerang bagi dirinya. Karena siapa yang tidak mengamalkan ilmu yang telah dipahaminya, ia termasuk orang yang mendapat murka, sebagaimana yang tersebut dalam hadits shahih, "Al-Qur'an itu menjadi pembelamu atau yang memberatkanmu."

Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan tegas mencela orang yang memahami kebenaran dan telah menyampaikannya kepada yang lain, namun ia sendiri tidak mengamalkannya. 
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ  كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
 "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." (QS. Al-Shaff: 2-3)
. . . siapa yang tidak mengamalkan ilmu yang telah dipahaminya, ia termasuk orang yang mendapat murka . .
Saat menjelaskan hadits di atas, banyak ulama menyebutkan juga hadits lain, dari Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata: 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 
"Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku adalah seperti air hujan yang turun ke tanah. Di antaranya  ada tanah yang subur yang menyerap air sehingga menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak. Ada juga tanah tandus yang menahan air sehingga orang-orang bisa memanfaatkannya; mereka minum darinya, memberi minum ternaknya, dan mengairi tanaman. Ada juga tanah yang keras; tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tanam-tanaman. Demikianlah perumpamaan orang yang memahami agama Allah, lalu ia mengambil manfaat apa yang dengannya Allah mengutusku, sehingga ia belajar dan mengajarkannya. Dari sisi lain ada orang yang tidak mau mengambil manfaat darinya, serta orang yang sama sekali tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus." (Muttafaq 'Alaih)

Dalam kitab Miftah Daar al-Sa'adah (1/60-61), milik Ibnul Qayyim, beliau menjelaskan, manusia dilihat dari sisi kesiapan dan kesediaannya menerima risalah (ajaran) yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam tiga bagian; 
Pertama, ada orang yang menghafal, memahami maksudnya, dan mampu menyimpulkan hukum, hikmah dan faedah-faedahnya. Mereka inilah yang diumpamakan sebagai tanah yang bisa menerima air. Hafalan itu seperti tanah yang menumbuhkan tanaman yang sangat banyak. Sedangkan pemahaman, ma'rifah, istimbath adalah seperti penumbuhan tanaman dengan air. Inilah perumpamaan para huffaz, fuqaha', dan ahlul hadits.

Kedua, orang yang diberi hafalan dan ucapan, lalu mencatatnya, tetapi mereka tidak dberi pemahaman makna dan kemampuan menyimpulkan hukum, mengungkap hikmah dan faidahnya. Mereka itu seperti orang yang membaca dan menghafalkan Al-Qur'an, juga memperhatikan huruf dan i'rabnya, tetapi mereka tidak diberi pemahaman khusus dari Allah.

Manusia memiliki pemahaman yang sangat beragam. Cukup banyak yang hanya mampu memahami satu atau dua hukum, dan ada juga yang sanggup memahami seratus atau dua ratus hukum. Mereka itu seperti tanah yang menahan air air untuk kepentingan orang banyak, untuk minum, memberi minum ternak, dan menyiram tanaman.

Kedua macam manusia di atas termasuk orang-orang yang bahagia. Macam pertama, derajatnya lebih tinggi dan terhoقmat, "Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al-Jumu'ah: 4)

Ketiga, manusia yang tidak mendapatkan bagian; baik berupa hafalan, pemahaman, riwayah, maupun dirayah. Jika diumpamakan mereka ini laksana tanah tandus yang tidak bisa menumbuhkan tumbuhan dan tidak pula menyimpan air. Mereka itu orang-orang celaka.

Macam dua pertama, orang-orang yang sama-sama belajar dan mengajar, masing-masing sesuai dengan apa yang dimilikinya. Satu bagian mengetahui lafaz-lafaz Al-Qur'an dan menghafalnya. Satunya lagi, memiliki pengetahuan tentang makna, hukum, dan ilmu-ilmunya.

Adapun golongan ketiga adalah orang-orang yang tidak mempunyai ilmu dan tidak pula bergelut dalam dunia pengajaran. Mereka itulah yang tidak mau menyambut dan menerima petunjuk Allah. Mereka itu lebih buruk dari binatang ternak dan akan menjadi bahan bakar neraka.

Hadits di atas mencakup  penjelasan tentang kemuliaan ilmu agama dan mengajarkannya serta keagungan statusnya. Juga mencakup kesengsaraan orang-orang yang tidak memilikinya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan beberapa macam manusia ditinjau dari sisi ilmu tersebut, bahwasanya di antara mereka ada yang memperoleh kebahagiaan dan ada pula yang celaka dan sengsara. (disarikan secara ringkas)

Maka siapa yang Allah Ta'ala kehendaki kebaikan padanya, Dia akan buka hidayah hatinya dan menjadikan ia paham terhadap dien ini, Allah jadikan pemahaman terhadap nash syar'i pada hatinya, sehingga ia mampu memahami Al-Qur'an dan hadits.
. . . siapa yang tidak mengetahui urusan dien (Islam) maka ia termasuk orang yang tidak dikehendaki oleh Allah menjadi baik. . . 
Sebaliknya, siapa yang tidak mengetahui urusan dien (Islam) maka ia termasuk orang yang tidak dikehendaki oleh Allah menjadi baik. 
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari berkata, "Mafhum hadits bahwa orang yang tidak bertafakkuh fiddin, yakni tidak belajar kaidah-kaidah Islam dan cabang-cabangnya, maka sungguh ia diharamkan kebaikan. Abu Ya'la mengeluarkan hadits Mu'awiyah dari jalur lain yang dhaif, ditambahkan di ujungnya, 

"Siapa yang tidak dijadikan paham terhadap dien, maka Allah tidak peduli kepadanya." Makna hadits ini adalah shahih, karena siapa yang tidak mengetahui perkara-perkara (ajaran) agamanya, maka ia bukan seorang fakih dan tidak pula mencari pengetahuan, sehingga pantas ia disifati bahwa ia tidak dikehendaki mendapatkan kebaikan." Wallahu Ta'ala A'lam.

Kutipan :
Badrul Tamam / PurWD / VoA-Islam
Ahad, 01 Apr 2012

Beda Mukmin dan Munafik Sikapi Kontroversi ''Konser Gagal'' Lady Gaga

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Iman merupakan anugerah terbesar yang Allah berikan kepada hamba-hamba piluhan. Tidak diberikan kecuali kepada orang yang dicintai-Nya. Berbeda dengan nikmat dunia, diberikan kepada siapa saja, yang dicintai maupun yang dimurkai. Karenanya sebagai hamba beriman yang telah mendapat limpahan nikmat terbesar ini, kita bersyukur kepada-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As Sunah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 231)

Kesempurnaan nikmat ini, Allah jadikan cinta kepada keimanan dan dijadikan indah dalam diri seorang mukmin. Sebaliknya, segala bentuk kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan, baik terkategori sebagai dosa besar maupun kecil, dijadikan buruk dalam diri seorang mukmin sehingga ia membencinya.

وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." (QS. Al-Hujurat: 7)

Imam Ahmad dan al-Tirmidzi meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
من سرته حسناته، وساءته سيئاته فذلك المؤمن
"Siapa yang kebaikan-kebaikannya membuat ia bahagia dan keburukan-keburukannya membaut ia susah, maka orang itu adalah mukmin."

Karenanya, orang-orang beriman pekerjaannya memerintahkan yang baik dan mencegah dari yang munkar.
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Taubah: 71)

Berbeda dengan orang yang palsu imannya (munafikin). Mereka tidak suka dengan perkara ma'ruf, bahkan membenci dan melarangnya. Sebaliknya terhadap kemungkaran mereka bela dan anjurkan. Allah Ta'ala berfirman tentang mereka,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf." (QS. Al-Taubah: 67)

Syaikh al-Sa'di berkata: "Kemudian Allah menyebutkan sifat orang-orang munafik secara umum yang tidak akan keluar darinya orang munafik yang kecil dan yang besar. Lalu Allah berfirman, "mereka menyuruh membuat yang mungkar": perbuatan kufur, fasik dan maksiat. "Dan melarang berbuat yang makruf": yaitu keimanan, akhlak mulia dan amal-amal shalih."

Maka dari sini ada hubungan keimanan dan kemaksiatan. Orang beriman akan berbara' terhadap kemaksiatan. Jika ia melihatnya maka akan berusaha merubahnya sesuai dengan kemampuannya.

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
"Siapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya (mencegahnya) kengan tangannya (kekuasannya), jika dia tidak sanggup, maka dengan lisannya (menasihatinya), dan jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya(merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat Muslim yang lain, "Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka dia seorang mukmin. Siapa yang memerangi mereka dengan lisannya, dia seorang mukmin. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka dia seorang mukmin. Dan sesudah itu tidak ada keimanan walau kecekil biji sawi.

Hadits di atas menjelaskan, bahwa melakukan hisbah (pengingkaran) atas kezaliman pertanda adanya iman. Sedangkan bentuk pengingkaran paling rendah adalah dengan hati. Dan jika hati tidak mengingkari maka tidak ada keimanan sesudahnya walaupun sekecil biji sawi. Lalu bagaimana dengan orang yang malah membela kemungkaran? Masihkah ada iman dalam hatinya?

Berbeda dengan orang ada penyakit nifak dalam hatinya, terhadap kemungkaran tidak ada kebencian, bahkan dibela mati-matian. Berbagai dalih dimunculkan supaya kemungkaran yang dibenci umat Islam tetap bisa berjalan.

Dari kontroversi konser gagal Lady Gaga yang sedianya berlangsung Ahad depan, 3 Juni 2012, di Geora Bungkarno, dapat kita lihat siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang ada masalah dalam imannya?

Walau masih mungkin orang beriman itu bermaksiat, tapi maksiatnya tidak sampai bersarang dalam hatinya sehingga ia bela mati-matian. Orang beriman jika bermaksiat ia akan merasa tidak nyaman karena keimanananya, sehingga ia bertaubat dari kemaksiatan karena keimanannya tersebut. Wallahu Ta'ala A'lam.

Kutipan :
Badrul Tamam / PurWD / VoA-Islam
Senin, 28 May 2012

Gus Hamid : Isu kekerasan agama merupakan program liberalisasi meminggirkan agama dari kehidupan

JAKARTA  - Serangan gelombang liberalisasi tampak nyata dalam kasus-kasus penolakan masyarakat terhadap datangnya icon-icon pemikiran sesat, seperti Irshad Manji dan Lady Gaga. 

Menurut ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Hamid Fahmy Zarkasyi (Gus Hamid), upaya memojokkan Front Pembela Islam sebagai simbol kekerasan agama dalam kasus-kasus penolakan tersebut merupakan bagian dari program liberalisasi meminggirkan agama dari kehidupan dengan memanfaatkan moment tersebut untuk membangun opini mendeskriditkan agama Islam.

"Mereka berkata bahwa Islam itu agama yang penuh kekerasan,” kata Gus Hamid disaat peluncuran Bukunya Misykat di Gedung Bukopin, Jakarta, Minggu malam (27/05).

Lanjut Gus Hamid, sehingga kalangan liberal berhasil memunculkan anggapan dikebanyakan masyarakat bahwa kekerasaan yang dilakukan oleh kelompok yang beratribut agama lebih dahsyat dari kejahatan lain, padahal kenyataan yang terjadi sebaliknya.

"Kelompok yang melarang adanya kemunkaran malah dicap jahat dan diberitakan yang negatif. Tapi kejahatan lain, seperti misalnya mutilasi, pemerkosaan atau pembunuhan malah terkesan biasa-biasa saja,” tandas ustadz bergelar doktor itu.

Kenyataanya, dalam dalam kasus Lady Gaga yang menolak datang ke Indonesia bukan hanya Ormas FPI (Front Pembela Islam). Karena itu, dia juga meminta kepada pihak-pihak yang selama ini memojokkan ormas FPI, agar membuka mata.

"Yang berkembang di masyarakat bahwa FPI ormas Islam yang suka bikin rusuh dan menjadi satu-satunya kelompok Islam yang menolak Gaga,” tutur Gus Hamid
Padahal, kata Fahmy, banyak sekali kelompok atau ormas Islam yang menolak kehadiran Lady Gaga ke Jakarta. "Hampir semua kelompok Islam menolak, bukan cuma FPI . Ada Muhammadiyah, NU, INSIST, MIUMI, dan masih banyak yang lain,” paparnya.

Pola-pola tersebut menurut Gus Hamid bukanlah suatu hal yang kebetulan terjadi, akan tetapi sesuatu yang sengaja dirancang untuk memuluskan rencana liberalisasi kehidupan yang meminggirkan peran agama.

Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 8 Rajab 1433 H / 28 Mei 2012 / 12:15:30

MIUMI ungkapkan rasa syukur atas batalnya konser Iblis Lady Gaga

JAKARTA - Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyatakan kebahagian dan rasa syukurnya atas gagalnya konser Lady Gaga yang sedianya akan diselenggarakan pada 3 Juni 2012 mendatang di Gelora Bung Karno, Jakarta.

"Kami beryukur pada Allah SWT karena terhindar dari ritual setan yang terkutuk karena Lady Gaga mengaku penyembah setan," ucap Sekjen MIUM Ustaz Bachtiar Nasir, saat Granda Launching buku Misykat, Ahad (27/5).

Menurut Ustadz Bahctiar, rasa syukur tersebut dikarenakan umat bisa diselamatkan oleh tipuan yang dimainkan Lady Gaga yang pada hakikatnya bukanlah pertunjukan musik, akan tetapi serangan kepada aqidah umat.

"Dia (Gaga) bukan mau konser, tapi mau ritual setan. Atas hal ini sebaiknya semua pihak menjadi satu, agar liberalisasi mampu menyerang umat islam,” katanya

Sementara itu Ketua MIUMI Dr.Hamid fahmi Zarkasyi (Gus Hamid) menyatakan bahwa terjadi ironisitas pada konser Lady Gaga, sebab tempat yang rencananya digunakan konser tersebut merupakan tempat yang biasa digunakan untuk aktifitas keagamaan.

“Di Gelora Bung Karno itu biasa digunakan Istighosah oleh ormas Islam dan Natalan oleh umat kristiani, tetapi ingin digunakan sebagai tempat ritual setan oleh Lady Gaga,”ungkapnya prihatin.

Ketua Spirit of Al Aqsha ini juga turut berterima kasih pada semua pihak yang mendukung sikap penolakan terhadap rencana pelaksanaan konser. Sehingga pihak promotor pun secara resmi membatalkan tampilarobot iluminati ini. Tercapainya target massa itu membuat Bachtiar meminta umat Islam di Indonesia tetap bersatu menolak kemunkaran.

"Kita kini berhasil dan pasti bisa mengusir penjajah budaya lainnya. Terbukti kita bisa mengusir ikon Illuminati yang baru, Lady Gaga," cetus ustadz Bachtiar.

Penjajahan sosial dan budaya diyakininya jika mampu bersatu mempertahankan martabat bangsa sekaligus sebagai umat Muslim, tentu perjuangan bersama bakal teraih. Ustadz Bachtiar juga berharap agar pemerintah tetap konsisten bersikap untuk mendukung pemikiran dan berbagai bentuk perjuangan umat melawan penjajahan bentuk baru di era globalisasi. 


Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 8 Rajab 1433 H / 28 Mei 2012 /11:47:56

Doa adalah Senjata Terakhir Orang Beriman, Konser Setan Gaga pun Batal

JAKARTA  – Do’a adalah senjata terakhir orang beriman. Ketika doa dilaungkan dengan  khusyuk  dan penuh harap, yakinlah pertolongan Allah pasti datang. Dalam berhaji, umat Islam berkewajiban melempar jumrah sebagai bentuk permusuhan terhadap setan. Untuk menghadapi perangai setan seperti Lady Gaga, orang beriman hendaknya membaca ayat-ayat ketika meruqyah seseorang yang kemasukan setan.

Demikian dikatakan Ketua Majelis Zikir Az Zikra Ustadz Abdul Syukur  kepada Voa-Islam usai Acara Dzikir, Doa dan Tausyiah “Menolak Sihir Setan Gaga” di secretariat Ar Rahman Qur’anic Learning Center (AQL) pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir, Lc di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.

Dikatakan Ustadz Syukur, demikian ustadz muda ini akrab disapa, sikap Majelis Az Zikra bersama kaum muslimin dan sejumlah ormas Islam yang menolak Lady Gaga. “Suara kita sama. Memang kadang, ekspresi setiap orang berbeda-beda. Ada yang berekspresi dengan gerakan, ada yang dengan doa, dan ada pula dengan hati. Tapi, yang pasti setiap orang beriman tidak suka dengan kemaksiatan,” kata Ketua Yayasan Az Zikra ini.

Secara fisik, Lady Gaga memang bukan setan dalam pengertian makhluk yang diciptakan Allah. Tapi jika melihat perangai dan gaya hidupnya, ia termasuk setan dari jenis manusia. Seperti diketahui, setan itu terdiri dari kelompok jin dan manusia. “Ritual dalam setiap pertunjukan seni budaya yang diusung Gaga nyatanya mengikuti setan,” kata Ustadz Syukur.  

Ditegaskan, Majelis Az Zikra selalu mendukung penegakan amar maruf nahi mungkar dengan segala ekspresinya. “Memang harus ada elemen secara fisik yang bergerak. Namun, Az Zikra memiliki metode dan koridor sendiri yang harus dijaga. Kita tidak menganggap salah kelompok Islam yang memerangi kemungkaran secara fisik. Az Zikra senantiasa mendukung dan berada dalam gerak dan barisan (shaf) yang sama.”

Bagaimanapun, kata Ustadz Syukur, harus ada sinergis untuk berbagi tugas dalam menjalankan risalah dakwah. Ada sekelompok aktivis dakwah yang menanam padi, dan ada pula yang menjaga tikusnya. “Namun, bukan berarti jalan masing-masing. Keduanya harus saling mengisi dan sinergis untuk menghadapi musuh bersama.  Yakinlah, kita punya Allah Yang Maha Besar, liberalisasi budaya harus dilawan.  

Ustadz Syukur mengingatkan, sebagai aktivis dakwah, seyogianya tidak boleh kecewa dalam berdakwah. Yang  kita tuju bukanlah hasil, tapi melaksanakan kewajiban untuk berdakwah. Di zaman Rasul Saw pun, kemaksiatan dan para penyembah selain Allah tetap ada. Karena itu tugas kita sebagai pendakwah adalah  mengajak dan meluruskan yang tersesat.

“Sebuah keniscayaan, setiap penyeru kebaikan dan kebenaran akan selalu berhadapan dengan para penentangnya. Ketika kemaksitan dipromosikan sebesar-besarnya, maka kebaikan pun harus dipromosikan dengan sebesar-besarnya pula. Kita harus fight untuk menampilkan Islam yang indah,” ujar Ustadz.

Kritik Ucapan Ketua PBNU
Dalam sambutannya, da’i asal Nuuwar (sebutan lain Papua) Ustadz Fadzlan Rabbani Garamatan mengkritik Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj yang mengatakan, sejuta Lady Gaga iman warga NU tidak akan berkurang.

“Sungguh memalukan, jika ada ulama yang mengatakan kata yang tidak pantas. Seharusnya ulama seperti beliau tegas mengatakan yang hak itu hak dan batil itu batil. Bukalah mata hati. Besarkan nama Allah, jangan besarkan setan ini (Lady Gaga). Dulu umat Islam dijajah oleh Kolonial Belanda, kini dijajah oleh musuh melalui kebudayaan,” kata Ustadz Fadzlan.

Hal senada juga dikatakan Ketua AQL Ustadz Bachtiar Nasir yang juga Sekjen MIUMI. “Para ulama, asatiz, orang baik, orang shaleh, bersatulah dalam menegakkan amar maruf nahi mungkar. Jika kita bersatu, yakinlah pertolongan Allah pasti datang.”

Majelis Ulama Indonesia, Majelis Taklim, tidak bisa jalan sendiri. 
Majelis Zikir Az Zikra yang banyak berzikir, 
FPI yang berjuang sendiri, 
NU yang imannya kuat, 
Muhammadiyah yang pendidikannya bagus, 
Persis yang akidahnya kokoh, 
Salafi yang kuat dalilnya, 
tasawuf yang kuat munajatnya, hendaknya bersatu padu seperti bangunan yang kokoh, bukan yang rapuh. Jika kita tidak bersatu, jangan harap pertolongan Allah datang.

Yakinlah, doa adalah senjata terakhir orang beriman yang paling dahsyat. Ketika kita berdoa dan bersatu padu, maka bergetar seluruh penduduk langit. Allah menjadi saksi dan akan menurunkan bala tentara-Nya.

“Ketika kita bertawakal, rahmat Allah turun, dan Dia pasti memenuhi janji-Nya. Allah bersama orang beriman. Yakinlah, kebatilan pasti hancur, kemenangan akan datang, konser Setan Gaga wajib gagal,” doa Ustadz Bachtiar Nasir dengan suara bergetar, seraya meneteskan air mata.  

Kutipan :
Desastian / VoA-Islam

Senin, 28 May 2012

“Misykat” penerang menghadapi gelombang liberalisasi

JAKARTA  - Berasal sama-sama dari Gontor, tetapi ternyata tidak serta merta memiliki pemikiran yang sama. Itulah yang terjadi antara mendiang Nurcholis Majid atau Cak Nur dengan Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Dr.Hamid Fahmi Zarkasy. Jika yang satu menjajakan sekularisme, maka Gus Hamid justru melawan sekularisme yang menyerang pemikiran-pemikiran Kaum muslimin

Perlawanan tersebut oleh pria yang biasa disapa Gus Hamid itu, ia konkretkan dalam sebuah buku yang malam tadi diluncurkan yaitu, buku 'MISYKAT: Islam, Westernisasi, dan Liberalisasi' di auditorium Gedung Bank Bukopin, Jakarta, Minggu (27/5) malam.

Melalui buku tersebut, Gus Hamid beserta MIUMI mencoba menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul di masyarakat belakangan ini, seperti gelombang Liberalisasi kehidupan serta fenomena kedatangan Lady Gaga dan Irsyad Manji.

"Buku ini akan menjawab melalui aspek pemikiran, tidak secara spesifik ataupun dalam hal bisnis," ujar Hamid. 

Pria yang juga anggota INSIST itu mengatakan akan mencoba meluruskan paham-paham atau ide sekularitas dan liberalisasi yang pernah dipaparkan oleh Nurcholis Madjid (Cak Nur), dalam makalahnya yang berjudul 'Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat.

"Cak Nur membawa pikiran yang menarik sekaligus mengelirukan banyak orang. Islamisasi yang dibawanya itu sebenarnya sekularisasi," ujar Gus Hamid.

Cak Nur mengaitkan sekularisasi, kebebasan intelektual, gagasan mengenai kemajuan serta sikap terbuka. Gagasan itu ternyata mampu mensakralkan pemikirannya, meskipun banyak pula cendikiawan Muslim yang mengkritisinya. Bahkan karena Cak Nur menjadi salah satu alumnus Ponpes Modern Gontor, terkadang diidentikkan dengan Pesantren Gontor.

"Orang-orang berpikiran liberal saat era Cak Nur masih melakukan syariat. Saat ini malah orang liberal tidak melakukan syariat Islam, bahkan hanya dianggap produk ulama saat 3 Hijriah. Inilah dekonstruksi syariah," ujar Gus Hamid menjelaskan.

Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini sangat prihatin jika aspek syariah mulai dikesampingkan. Sehingga kelak jika tak ada upaya perjuangan, maka halal haram akan menjadi sesuatu yang tidak dikenal manusia.

"Namun kita tak boleh mengkafirkan orang. Membathilkan orang saat ini tak mudah, perlu ajaran yang kuat melatarbelakangi pemikiran untuk melawan ajaran pluralisme, relativisme agama. Kenapa agama dianggap jahat, inilah era yang disebut liberalisasi dan globalisasi," cetus Gus Hamid.

Melalui Misykat, Gus Hamid berupaya mengkritisi dunia pemikiran Islam yang berlumur kontaminasi pemikiran liberal seperti pluralisme agama, bukan serupa toleransi yang telah dimiliki bangsa Indonesia saat ini. 

 "Umat Islam lahir dalam masyarakat plural. Toleransi terbaik di dunia ada di Indonesia. Dan mayoritasnya Islam. Jadi Orang Islam paling toleran dibanding umat agama lain," tegasnya.


Kutipan :
Bilal / Arrahmah
Senin, 28 Mei 2012 11:07:49

INSISTS Studium Generale

Undangan Terbuka


SETARA Institute, Menghadang Syariah dengan Kedok Toleransi

Beberapa waktu lalu SETARA Institute melalui Diskusi Publik Deradikalisasi Agama untuk Pemenuhan Hak Konstitusional Warga Negara dan Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan, kembali meneguhkan militansinya terhadap paham sekularisme dan pluralisme di Indonesia. Diskusi yang bertempat di Hotel Century Park Senayan Jakarta tersebut merupakan upaya ‘serius’ mereka memasarkan pandangan sekular-pluralis yang dibungkus dengan baju penelitian  Radikalisme Agama di Jabodetabek dan Jawa Barat: Implikasinya terhadap Jaminan Kebebasan Keragaman / Berkeyakinan, dirilis Rabu, 22 Desember 2010.

Sejatinya, penelitian itu dimaksudkan untuk membina toleransi umat beragama. Tapi ternyata isinya hanyalah copy paste atas tradisi dan budaya Barat hari ini. Oleh sebab itu, semua pandangan yang tidak sejalan dengannya menjadi salah. Akhirnya, di negeri ini seolah-olah hanya mereka yang paling toleran dan paling berhak berbicara tentang toleransi. Juga, seakan-akan hanya mereka yang paling nasionalis dan paling kompeten untuk menilai suatu pemikiran/tindakan itu toleran atau tidak. Benarkan demikian? Mari kita lihat! 

Membatasi Peran Agama
Menurut hasil penelitian LSM Setara Institute, Masyarakat Jabodetabek dan Jawa Barat memiliki tingkat toleransi yang tinggi hanya pada ranah relasi sosial saja, seperti dalam berteman, bertetangga dan mengikuti perkumpulan.  Sebaliknya, dalam masalah privat, justru masyarakat di daerah-daerah tersebut sangat intoleransi. Dalam masalah nikah beda agama misalnya, penolakan masyarakat mencapai angka 84, 13 persen, yang menerima hanya 14, 29 persen. Mereka juga menolak jika ada anggota keluarga yang pindah ke agama lain (tribunnews.com/2010/12/22/).

Penggunaan istilah “privat” untuk menggambarkan masalah-masalah yang terkait dengan akidah adalah bentuk penghinaan terhadap Islam. Bagaimana tidak, dalam Islam persoalan akidah sangat mendasar dan mewarnai segala aktivitas fikir dan perbuatan setiap Muslim, baik ketika maupun dalam kehidupan bermasyarakat (baca: Bediuzzaman Sa’id Nursi). Sementara mereka justru ingin membuang peran Islam dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain, mereka bermaksud mendikte Allah swt dalam merumuskan konsep kehidupan sosial, termasuk dalam masalah toleransi. 

Sekularisme berasal dari terma modernisme, yang dilatarbelakangi ajaran Bible “berikan hak Tuhan pada Tuhan dan berikan hak raja kepada raja”. Dari sini kemudian terjadi pemisahan antara agama dan gereja. Kemudian, para saintis mengembangkannya menjadi doktrin epistemologi dualism dan dikotomi. Sehingga agama dan sains, objektif dan sibjektif, rasional dan empiris laksana dua kutub yang tak pernah bertemu. Tapi kemudian, hal ini menjadi masalah serius bagi mereka sendiri. 

John Esposito misalnya, dalam seminar Islamic Philosophy and Science tahun 1992 di Pinang, Malaysia, menegaskan bahwa saat ini Barat dalam keadaan dead-lock. Sebab mereka tidak pernah bisa menyatukan dualisme dan dikotomi.  Selain itu, sekularisme telah menyebabkan masyarakat Barat meninggalkan agama (Kristen). Petaka ini tampak dari pernyataan  menyesal para pendetanya,  Spirituality has gone to the east (baca juga: The Christian Research Journal, 1990, p. 39). 

Anehnya, pandangan dichotomy seperti itu malah dijiplak oleh LSM Setara Institute. Mereka berbicara panjang lebar tentang kehidupan sosial, mengenai hubungan antar agama dan pernikahan beda agama. Namun pada saat yang bersamaan tidak sama sekali menyinggung masalah akidah umat Islam. Ini menunjukkan bahwa bagi mereka, kehidupan sosial dan akidah adalah dua hal yang terpisah, tak memiliki kaitan. Makanya ‘masyarakat yang menolak pernikahan beda agama dan tidak menyetujui anggota keluarga yang pindah agama’ mereka sebut sebagai intoleransi. Ini jelas bertentangan dengan doktrin tauhid dalam Islam.
....Dari sini jelas peneliti Setara Institute sama sekali tidak mengenal Islam. Bisa juga mereka memang sengaja tidak mau tahu dengan bagaimana Islam yang sebenarnya....
Dari sini jelas peneliti Setara Institute sama sekali tidak mengenal Islam. Bisa juga mereka memang sengaja tidak mau tahu dengan bagaimana Islam yang sebenarnya. Sebab sepertinya mereka sengaja membawa Islam kepada doktrin Humanisme Sekuler. Yang jelas ini menjadi bukti bahwa penelitian tersebut tidak objektif, tapi bias. Sebagai kerja ilmiah, seharusnya peneliti memahami Islam dari kaca mata Islam, dengan menggunakan worldview Islam. Kenyataannya tidak demikian.

Memaksakan Inovasi Teologis    
Paham pluralisme yang difatwa haram oleh MUI pada 29 Juli 2005 tersebut merupakan inovasi teologis dan bentuk final dari pemikiran yang dibawa oleh agamawan liberal. Oleh sebab itu, masyarakat Muslim yang menolak pernikahan beda agama dan tidak mengizinkan anggota keluarga pindah ke agama lain dipandang sebagai intoleransi. Hal ini karena bagi mereka, tidak ada lagi sekat antar agama, termasuk sifat eksklusif teologis masing-masing agama.

Inti doktrin pluralisme agama adalah menghilangkan sifat eksklusif umat beragama. Makanya kelompok agamawan liberal dalam agama-agama tidak lagi mengklaim bahwa agama mereka adalah sempurna dan absolute. Begitu juga, orang-orang sekular-pluralis tidak lagi menginginkan umat Islam bersifat fanatik, merasa benar sendiri dan menganggap agama lain salah. 

Adalah John Hick, tokoh paling besar dan paling penting dalam wacana pluralisme agama telah menegaskannya. Menurutnya, di antara prinsip pluralisme agama adalah menyatakan bahwa agama lain adalah sama-sama jalan yang benar menuju kebenaran yang sama (Other religions are equally valid ways to the same truth). Semua ini erat kaitannya dengan gerakan Postmodernisme, yang diterima baik oleh mereka yang menerima aliran-aliran filsafat postmodern, khususnya dekonstruksionisme.
....Sebagai kerja ilmiah, seharusnya peneliti memahami Islam dari kaca mata Islam, dengan menggunakan worldview Islam. Kenyataannya tidak demikian....
Gerakan pluralisme agama adalah salah satu agenda liberalisasi pemikiran. Dalam pandangan manusia pluralis, semua agama adalah sama benarnya dan sama validnya. Paham ini setidaknya memiliki dua aliran yang berbeda tapi ujungnya sama, yakni aliran kesatuan transenden agama-agama (transcendent unity of religion) dan teologi global (global theology). Aliran pertama lebih merupakan protes terhadap arus globalisasi, sedangkan yang kedua merupakan kepanjangan tangan dari gerakan globalisasi. Dan dalam perkembangannya, aliran global theology menjadi corong utama gerakan westernisasi.   

Strategi Orientalis Menghancurkan Umat Islam
Gagasan sekular-pluralis sebagaimana yang melatar belakangi hasil penelitian LSM Setara Institute merupakan kepanjangan tangan dari agenda orientalis untuk mempersiapkan generasi baru dari kalangan umat Islam yang jauh dari Islam, menjadikan kita tidak lagi bangga dengan Islam. Generasi Muslim yang sesuai dengan kehendak imperialis, generasi yang malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsunya.

Di sini, mereka tidak lagi bermaksud memurtadkan seorang Muslim dari Islam, tapi menjadikan umat Islam tidak lagi berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits, sehingga tidak lagi berakhlak karimah. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Samuel Zwemmer, seorang orientalis yang menjabat direktur organisasi misionaris dan juga pendiri Jurnal the Muslim World pada tahun 1935 pada Konferensi Misionaris di Kota Yerusalem. Semua ini adalah Ini adalah bagian dari gerakan liberalisasi pemikiran Islam.
....mereka tidak lagi bermaksud memurtadkan seorang Muslim dari Islam, tapi menjadikan umat Islam tidak lagi berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits, sehingga tidak lagi berakhlak karimah....
Salah satu cara yang mereka tempuh untuk tujuan tersebut adalah membesar-besarkan masalah toleransi, seakan-akan ia hal baru dalam Islam. Padahal jika kandungannya bukan ide-ide sekular-pluralis, Islam sudah matang bertoleransi sejak ia lahir. Sementara jika maknanya adalah relativisme, maka pluralisme tidak lebih dari kepanjangan tangan dari postmodernisme. 

Ada di antara orang-orang pluralis yang mengatakan bahwa famam yang mereka anut adalah pluralisme sosiologis yang merujuk kepada Peter L Berger atau Diana L Eck. Padahal keduanya memiliki teori yang sama bahwa sumber kebenaran itu tidak hanya satu tapi banyak. 

Artinya, pluralisme itu sendiri sudah mengandung pandangan relativitas dalam kebenaran, atau setidaknya, curiga terhadap kebenaran. Pluralisme ini tidak berpegang pada suatu dasar apa pun. Tidak boleh ada kebenaran tunggal. 

Bahkan dalam satu pengertian, pluralisme mengajarkan bahwa sebenarnya kebenaran itu tidak ada (baca: The Grolier Webster Int. Dictionary Of The English Language; Oxford Advanced Lear ners’ Dictionary of Current English dan Oxford Dictionary of Philosophy).

Ungkapan bahwa yang mereka kembangkan adalah pluralisme sosiologis dan tidak menyentuh ranah teologis hanyalah agar faham itu tidak ditolak oleh umat Islam. Dan di lapangan, kenyataan bahwa faham pluralisme hanya menyentuh ranah sosiologis tidak pernah terbukti, seperti yang tampak dalam penelitian SETARA Institute ini.

Untuk memperlancar gerakan liberalisasi melalui faham sekular-pluralis ini, para orientalis membuat label-label negatif terhadap siapa saja yang menyalahi paham tersebut. Karenanya, pandangan yang menyalahi cara pikir sekular-liberal selalu diposisikan berhadapan dengan fundamentalisme religius (baca: Cheryl Bernard). Dalam situs Kedutaan Besar AS disebutkan program Mengembangkan Paham Pluralisme dan Toleransi untuk Menghadapi Ekstrimisme.  

Dan ternyata, beberapa hari yang lalu, kita umat Islam Indonesia menyaksikan bahwa trik orientalis tersebut diperagakan dengan sangat sempurna oleh LSM Setara Institute. Atas nama riset dan penelitian yang dilakukan dengan cara pandang dan tujuan yang diwarnai oleh Worldview Barat Postmodern seperti penjelasan di atas, mereka menyematkan cap “radikal dan intoleran” terhadap sejumlah ormas Islam, seperti: FUI (Forum Umat Islam), FPI (Front Pembela Islam), GARIS (Gerakan Reformasi Islam), FAPB (Front Anti Pemurtadan Bekasi), FUI (Forum Ukhuwah Islamiyah) Cirebon, Tholiban, DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), dan sejumlah majelis taklim lainnya.

Tidak itu saja. Sebelum dialog berlangsung, SETARA Institute mengaku telah menemui institusi Negara. Mereka merekomendasikan kepada Negara agar menegakkan hukum bagi para pelaku kekerasan, intoleransi, dan diskriminasi dan melakukan deradikalisasi pandangan, prilaku dan orientasi keagamaan melalui kanal politik dan ekonomi, terang salah satu peneliti Setara Institut, Ismail Hasani.

Dengan label negatif diikuti dengan rekomendasi tersebut tampak jelas bahwa apa yang sedang dilakukan oleh Setara Institute adalah upaya untuk menggambarkan seolah-olah yang mendukung syariat Islam adalah yang anti Pancasila dan UUD 1945. 

Sedangkan yang menentang syariat Islam adalah yang pro-Pancasila dan UUD 1945. Benarkan demikian? Tentu tidak. Sebab Setara Institute menggunakan worldview sekuler-pluralis dalam menafsirkan Pancasila, dan itu bertentangan dengan hakikat makna yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.

Di Indonesia, ‘cara’ menghadang masyarakat Muslim mengamalkan Syariat Islam seperti yang dilakukan oleh Setara Institute bukanlah hal baru. Cara-cara seperti itu sudah lama dilakukan oleh para pendukung program liberalisasi pemikiran Islam di Indonesia. 

Pada era 80-an misalnya, KH Saifuddin Zuhri, seorang tokoh NU yang menjabat Menteri Agama RI telah mengurai adanya upaya-upaya dari pihak-pihak yang hendak menghadang Islam dengan melabel umat Islam yang berupaya menjalankan syariat Islam sebagai ekstrimis dan radikal. Padahal menurut beliau, adalah wajar jika umat Islam mempertahankan keyakinan mereka. Dan yang demikian bukanlah radikalisme apalagi ekstrim.

Yang perlu ditegaskan di sini, segala upaya untuk memisahkan umat Islam dari Islam bertentangan dengan konstitusi Negara kita. Sebab dalam Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, Soekarno telah dengan tegas menyatakan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi Negara Indonesia, yaitu UUD 1945. Di mana di dalamnya tertera 7 kata yang sebelumnya dihapus, yakni dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya (baca: Kaleidoskop Politik di Indonesia, jilid 3).

Epilog
Uraian ini menunjukkan bahwa tidak ada yang baru apalagi istimewa dalam penelitian yang dilakukan oleh LSM Setara Institute ini. Motifnya sama saja dengan apa yang pernah dicetuskan oleh para orientalis. Sehingga, kesan yang tampak justru hanya untuk menjustifikasi gagasan sekular-pluralis yang lahir dari rahim Barat, bukan untuk toleransi sebagaimana yang mereka gembar-gemborkan. Selain itu, cara fikir dan logika kerja yang mereka gunakan dalam penelitian tersebut sama persis dengan strategi-strategi orientalis dalam menjauhkan umat Islam dari Islam. 

Anwar Al-Jundi menyatakan bahwa para orientalis dalam mengkaji Islam, pertama-tama menentukan tujuan. Kemudian untuk membuktikan proposisinya, mereka mengumpulkan berbagai macam data. Selanjutnya mereka  menfsirkannya sesuai dengan tujuan mereka itu. Sehingga lahirlah teori-teori baru. Dan ini yang terjadi dalam penelitian Setara Institute, menemukan teori toleransi baru, yang sangat bertentangan dengan Islam.
....tidak ada yang baru apalagi istimewa dalam penelitian yang dilakukan oleh LSM Setara Institute ini. Motifnya sama saja dengan apa yang pernah dicetuskan oleh para orientalis....
Dengan demikian, penelitian Setara Institute lebih merupakan infotainment bagi manusia postmo. Realitas Konstitusi Negara yang mengakui hak-hak umat Islam untuk menjalankan syariat Islam seakan ditutup-tutupi. Sehingga benar yang disampaikan oleh KH Muhammad Al-Khathtath, Setara Institute yang justru tidak Pancasilais. 

Jika cara fikir Setara Institute itu diikuti, maka Islam harus menyesuaikan diri dengan merubah konsep akidahnya. Sebaliknya, jika menolak maka Islam menjadi salah. Wallahu a’lamu bi ash-Shawab


*)   Penulis adalah Peneliti Muda pada Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) Institut Studi Islam Darussalam Gontor.

Oleh: Asmu’i Marto

Kutipan
VoA-Islam
Jum'at, 21 Jan 2011