Laman

Senin, 12 Maret 2012

Abdurrahman Ayyub tidak hadiri Bedah buku “Ya...Mereka Memang Thoghut”

JAKARTA  - Abdurrahman Ayub, salah satu pembicara yang diundang dalam bedah buku "Ya… Mereka Memang Thaghut" tidak datang untuk menghadiri acara tersebut dan sempat menjadi tanda tanya bagi peserta acara.
Menjelaskan hal tersebut salah satu panitia kegiatan, Ustadz Son Hadi mengatakan, bahwa pihak panitia memang sudah mengundang Abdurrahman Ayub. Rencananya dia sebagai pembicara cadangan, apabila para pembicara lain tidak dapat menghadiri acara tersebut.

"Beliau memang kita undang, tapi lucunya saya dengar dia tulis di internet bahwa dia tidak pernah diundang, nanti kita minta teman-teman panitia untuk mengecek kebenarannya," kata Ustadz Son Hadi seusai acara bedah buku kepada arrahmah.com, Jakarta, Ahad  (11/3).

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber, pada tanggal 26 Februari 2012 sekitar pukul 16:35, panitia mendatangi rumah kediaman Abdurrahman Ayyub di Jln. Jombang Raya, RT 04/RW 05 No.12, Kel. Pondok Kacang, Kec. Pondok Aren, Tangerang Selatan, untuk memberikan undangan dan deskripsi Al-Tsauroh dan buku yang akan dibedah.
 
Setelah beliau membaca deskripsi Al-Tsauroh pihak panitia menjelaskan tentang bagaimana dan kenapa buku ini dibedah, beliau pun tertarik untuk menjadi salah satu pembicara di acara tersebut dan beliau pun memastikan diri untuk hadir.
Namun, saat dikonfirmasi lagi oleh panitia menjelang hari pelaksanaan, pihak panitia mendapat SMS pembatalan sepihak dari Abdurrahman Ayyub. Tepatnya tanggal 8 Maret 2012, sekitar pukul 07:52. Isi SMS tersebut ialah, "Afwan akhi, saya tidak dapat hadir di TIM/Taman Ismail Marzuki (tempat acara akan di gelar), saya sudah baca pembicaranya, tidak ada Abu Rusydan dan Ja'far Umar Tholib, dan kamu tidak info kan kepada saya".

Padahal menurut panitia dalam menjelaskan tentang deskripsi acara bedah buku tersebut di kediamannya, panitia tidak menjanjikan Abu Rusydan dan Ja'far Umar Tholib sebagai pembicara.
Akhirnya panitia mencoba berdiskusi dengan Abdurrahman Ayyub melalui telepon, dengan opsi menghadirkan Abu Rusydan dan Ja'far Umar Tholib. Tapi tetap saja beliau tidak mau menghadiri acara tersebut dengan alasan, "Afwan tidak bisa, barusan juga saya ada acara keluarga tanggal tersebut". 
Abdurrahman Ayub adalah sosok yang menjadi pusat pembicaraan akhir-akhir ini dan sering dijadikan sebagai pembicara dalam acara yang disponsori BNPT seperti acara menagkal radikalisme di kampus UI Depok, bersama Nasir Abbas.

Sebagaimana diberitakan, dalam kunjungannya ke penjara membesuk Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, dia berdialog dengan Ustadz Abu dan dalam dialog tersebut Abdurrahman Ayyub sangat membela Nasir Abbas yang telah dikafirkan ustadz Abu Bakar Ba'asyir, lebih dari itu Abdurrahman Ayyub juga menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara Islam.

Sosok yang pernah menjadi petinggi JI (Jamaah Islamiyah) Mantiqi Australia ini awalnya bersedia hadir saat dihubungi panitia bedah buku dari Al Tsauroh Institute 25 Februari 2012 sekitar pukul 16:13 lewat telpon. (bilal/arrahmah.com)

Kutipan :
Bilal
Ahad, 11 Maret 2012 19:53:52

"Ya.. Mereka Memang Thoghut" soroti tuduhan Khoirul Ghazali

JAKARTA - Al-Tsaurah Institute menggelar bedah buku "Ya.. mereka memang Thoghut", karya Ustadz Aman Abdurrahman. Dalam acara tersebut dihadirkan beberapa pembicara di antaranya, Ustadz M. Achwan, amir biniyabah Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT), Ustadz Fuad Al Hazimi, dan Ustadz Son Hadi, direktur JAT Media Center (JMC).

Pembicara pertama Ustadz Fuad, banyak menerangkan makna thoghut secara komprehensif dan hubungannya dalam penerapan hukum Islam untuk menjelaskan lebih dalam makna thoghut yang dijelaskan dalam buku ustadz Aman tersebut.

Mengomentari buku tersebut, Ustadz Fuad mengatakan bahwa buku tersebut banyak membahas masalah thoghut terbesar, akan tetapi yang dikupas adalah status pegawai negeri.
"Karena yang dibahas bukan thoghut terbesar, tetapi masalah pegawai negeri, inilah yang dimanfaatkan Khoirul Ghazali untuk menyerang, seolah-olah ustadz Aman mengkafirkan seluruh pegawai negeri," kata Ustadz Fuad kepada arrahmah.com seusai acara bedah buku "Ya.. Mereka Memang thoghut" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (11/3).

Buku "Mereka bukan Thoghut" menurut Ustadz Fuad, tidak membahas hubungan penerapan hukum Allah dan Thoghut, sehingga inilah yang dimanfaatkan Khoirul Ghazali.
"Ghazali sengaja mencari kesempatan seperti kalimat pengkafiran yang masih bersifat umum, dimanfaatkan untuk mencari kesempatan menyerang jihadi adalah takfiri, buktinya PNS dikafirkan semua," ujarnya.
Ustadz Fuad menambahkan, oleh karena itu dirinya fokus menjelaskan makna thoghut secara mendalam dan hubungannya dengan  penerapan hukum Islam, dengan memaparkan pendapat-pendapat para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, dan para ulama salaf, maupun khalaf.
Adapun penilaiannya terhadap buku tersebut, Ustadz Fuad menyatakan bahwa ada yang disetujuinya dan ada juga yang kurang disepakati olehnya.
"Dalam persoalan prinsip dan pokok-pokok aqidah saya sefaham dengan beliau, tapi dalam masalah furu' (cabang) ada yang kurang saya sepakati, contohnya masalah ta'yin," tandasnya.

Pembicara selanjutnya, Ustadz Son Hadi memaparkan dinamika perjalanan kekuasan thoghut di Indonesia, dari kelahirannya, hingga teknis kejatuhannya.
"Saya tertarik membahas tentang kesimpulan Ustadz Abu bakar Ba'asyir bahwa pemerintahan Indonesia sejak Soekarno hingga sekarang adalah thoghut," lontarnya kemudian menjelaskan kepastian hancurnya thoghut serta proses jatuhnya di dalam sejarah Indonesia, seperti dengan kudeta, revolusi, dan kewenangan Sidang Istimewa MPR.

Sementara itu, pembicara terakhir berbicara tentang sikap kita terhadap thoghut setelah memahami persoalan ini dan keharusan melakukan perlawanan kepada thoghut.
"Kita sudah banyak yang memahami apa itu thoghut, yang dibutuhkan saat ini adalah berbuat untuk melawan thoghut," ungkap Ustadz Achwan.
Menyikapi serangan terhadap dakwah tauhid, oleh Khoirul Ghazali dalam bukunya "Mereka Bukan Thoghut" yang penuh dengan manipulasi dan fitnah, Ustadz Aman Abdurrahman membantahnya dengan menulis buku yang berjudul "Ya.. Mereka Memang Thaghut".
Oleh penerbit Kafilah Syuhada Publishing yang beralamat di Jl. Kenjeran 103 Surabaya, tulisan ustadz Aman itu kemudian dicetak dan diterbitkan pada bulan Januari 2012.
Di dalam bukunya Ustadz Aman lebih banyak menyoroti tentang keterangan-keterangan Ghazali atas pengkaburan makna thaghut yang dianggapnya sesat dan menyesatkan serta lebih banyak berbicara tentang bantahan atas fitnah yang mengatakan bahwa ustadz Aman Abdurrahman menganggap semua PNS itu thaghut

Selanjutnya, buku lebih banyak berbicara tentang pengertian-pengertian thaghut menurut berbagai macam pendapat ulama, pengklasifikasian status hukum bekerja dalam dinas kepemerintahan, dan rincian-rincian hukumnya menurut pandangan ustadz Aman Abdurrahman, sang penulis. 

Buku bersampul merah dengan latar belakang gambar tersamar gedung DPR itu juga menyisipkan prolog dari Ustadz Abu Bakar Ba'asyir sebagai pengantar dalam buku "Ya Mereka Memang Thaghut".
Buku "Mereka Bukan Thaghut" tulisan Khairul Ghazali sempat dilaunching di Hotel Sahid Jakarta, 17 Desember 2011 lalu. Peluncuran buku itu saat itu bahkan dilaksanakan oleh Ansyad Mbai (Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)) dengan pengawalan ketat ratusan personil Brimob.

Peluncuran buku itu juga dihadiri oleh Abu Rusydan, Ja'far Umar Thalib dan berbagai kalangan akademisi, ulama dan tokoh-tokoh ormas Islam.

Kutipan :
Bilal / arrahmah
Ahad, 11 Maret 2012 19:21:46