Laman

Minggu, 12 Februari 2012

Habib Rizieq Tuding Gubernur Kalteng Otak Penyerangan Utusan FPI

 Habib Rizieq Syihab
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI)

Palangkaraya (VoA-Islam) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab, yang tidak ikut ke Palangkaraya, menduga ada oknum yang sengaja memprovokasi warga Dayak dengan tujuan adu domba. Habib menuding Gubernur dan Kapolda Kalteng terlibat dalam pengerahan warga Dayak.

“Gubernur Kalteng, Teras Narang, punya hubungan sangat buruk dengan FPI. Dua hari lalu, via media lokal, Yansen Binti, kerabat Gubernur Kalteng menebar ancaman terhadap FPI dan Kapolda Kalteng beri pernyataan tidak mau bertanggung jawab,” tegas Habib Rizieq, Sabtu (11/02/2012), seperti dilansir situs resmi FPI, www. fpi.or.id.

Sebelumnya, Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalimantan Tengah (GPDI-KT) dan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng menolak rencana pembentukan organisasi Fron Pembela Islam (FPI) di wilayah Kalteng. Penolakan itu disampaikan Ketua Umum GPDI-KT Yansen A Binti, melalui Surat No 09/GPDI-KT/II/2012 tertanggal Kamis (9/2/2012), perihal penolakan terhadap kehadiran FPI di Tambun Bungai. Dalam surat itu berisi, penolakan ini atas instruksi lisan dari Ketua Umum DAD Kalteng Sabran Achmad, yang secara tegas menolak dan tidak setuju atas kehadiran FPI di Kalteng.

Unjuk rasa penolakan kedatangan tokoh FPI ini juga terjadi di Bundaran besar Palangkaraya. Ratusan pemuda Dayak mendeklarasikan berdirinya Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak Kalteng. Turut hadir dalam unjuk rasa di bundaran besar ini antara lain Wakil Sekjen Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang juga Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Siun Jarias dan Wakil Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah Lukas Tingkes. Saat berorasi, Lukas Tingkes menolak FPI di Kalimantan Tengah dan tidak boleh ada kegiatannya di Kalteng.

Sementara itu Ketua FPI Bidang Nahi Munkar, Munarman, menilai penolakan terhadap kedatangan pengurus pusat FPI merupakan bentuk balas dendam Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang terhadap Islam. Terutama terkait sejumlah kasus di Jabodetabek.

Mantan Direktur YLBHI itu menduga Teras Narang melihat dengan salah kasus Ciketing di Bekasi dan GKI Yasmin di Bogor. Teras Narang mungkin melihat ada peran FPI di belakang kasus-kasu gereja ilegal itu. "Jadi dia balas dendam terhadap FPI", katanya. Saat ditanya tentang kemungkinan terjadinya konflik horizontal di Jakarta, Munarman menepisnya. "Kita tidak akan terprovokasi", katanya.

Laskar Jangan Terprovokasi
DPP FPI meminta kepada Menkopolhukam, Mendagri, DPR-RI dan Kapolri serta Instansi terkait lainnya untuk usut tuntas kasus tersebut serta periksa Gubernur Kalteng, Kapolda Kalteng, Yansen Binti dkk tentang dugaan keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan yang berpotensi timbulkan konflik horizontal serta mengancam stabilitas NKRI.

DPP FPI menginstruksikan kepada segenap Laskar Dayak Muslim FPI se-Kalimantan jangan terprovokasi dan segera lakukan klarifikasi, sosialisasi dan konsolidasi untuk antisipasi segala bentuk agitasi. Selama ini hubungan FPI dan Dayak (muslim/ non muslim) sangat baik, bahkan sebulan lalu delegasi warga Dayak Kalteng dari berbagai agama mendatangi DPP FPI meminta bantuan untuk menghadapi arogansi Gubernur Kalteng dan Kapolda Kalteng tentang Konflik  Agraria seperti Kasus Mesuji – Lampung. Habib menyerukan agar menjaga persatuan Dayak, hantam pengadu domba. 


Kutipan :
Desastian / VOA
Sabtu, 11 Feb 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar