SOLO - Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menyebarkan fitnah dengan mengatakan bahwa salah satu terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 di Bali merupakan jaringan JAT.
"Saya minta pejabat BNPT tidak main fitnah dengan mengatakan di antara terduga teroris yang mati adalah jaringan JAT," jelas Juru Bicara JAT, Sonhadi kepada okezone, Rabu (21/3/2012).
Menurut Sonhadi, apa yang dilontarkan BNPT, selain tidak beralasan karena tidak diserta bukti valid, tuduhan itu juga dianggap sebagai bentuk pengalihan isu pemerintah di tengah rencanan menaikan harga bahan bakar minya (BBM).
"Pemerintah sudah kehabisan cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap kenaikan BBM. Satu-satunya jalan, ya JAT lagi dikorbankan," paparnya.
Sonhadi menambahkan, berdasarkan rekam jejak terduga teroris yang ditembak mati di Bali tidak ada satupun catatan yang menyebutkan ada di antara mereka dekat dengan JAT. Bahkan, Polda Bali sendiri sudah menegaskan bahwa kelima kelimanya tidak ada kaitannya dengan aksi teroris.
Mereka, kata dia, adalah pelaku perampokan yang memang sudah diincar oleh pihak kepolisian. "Pertanyaannya apakah BNPT atau Mabes Polri sekalipun, punya alat untuk mengintrograsi orang yang sudah mati. Kelimanya sudah mati masak orang yang sudah mati bisa memberikan keterangan. Kalau punya alatnya, sangat hebat dan luar biasa," kata dia.
Kutipan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar