Laman

Senin, 21 Mei 2012

Impor Moral Bejat: Ijtihad Irshad Manji adalah Ijtihad Setan

JAKARTA – Kaum liberal kini punya senjata pamungkas untuk memojokkan ormas Islam yang selama ini giat memerangi kemaksiatan. Apa senjata pamungkas itu? Mereka mulai sering memberikan dalil “Tidak ada paksaan dalam agama Islam.” Seakan kaum liberal ingin mengatakan, tidak ada paksaan untuk berbuat maksiat, kebobrokan, dan kemungkaran. Lagi-lagi, mereka melontarkan jargon kebebasan berekspresi dan berpendapat atas nama agama.  

Tak jelas konteksnya, kenapa kaum liberal memaksakan ayat-ayat yang sebetulnya  mengajarkan ketauhidan, tapi justru diarahkan untuk meloloskan kepentingannya mengasong paham-paham pluralism dan liberalisme dalam agama. 

Umat Islam memahami “Tidak ada paksaan dalam beragama” dengan penjelasan, adalah haram hukumnya memaksa orang kristen untuk masuk Islam, begitu juga orang Kristen haram memaksa orang Islam untuk memeluk agama Kristen. Tapi menjadi di luar konteks, ketika kelompok liberal mengatakan, bahwa tidak ada paksaan orang Islam untuk melarang suatu kaum berbuat penyimpangan seperti perilaku homoseksual dan lesbi. Karena dianggapnya kebebasan berekspresi.

Kaum liberal begitu naïf dan bodoh untuk memahami ayat yang mereka plintir dan menafsirkannya secara serampangan. Bukankah tidak binatang ternak sekalipun yang menikah dengan sesama jenis? “Kebebasan bukanlah kebablasan. Indonesia memang bukan negara Islam, tapi Indonesia juga bukan negara setan,” kata Habib Selon dari FPI dalam sebuah diskusi di televisi swasta beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, hasil Konferensi Kependudukan di Mesir yang diakui PBB, setiap negara didorong untuk meratifikasi UU untuk memberi pengakuan terhadap kaum homoseksual dan lesbi. Bersamaan dengan itu, perkembangaan pemahaman liberal di Indonesia harus diakui semakin memperihatinkan. Kedatangan Irshad Manji ke Indonesia yang dijadikan sebagai narasumber adalah dimaksudkan untuk mendorong kebebasan seseorang untuk melakukan perbuatan keji homoskesual dan lesbi.

Sangat aneh, jika Irshad Manji memproklamirkan dirinya sebagai seorang lesbi di dalam websitenya, sementara para simpatisan liberal malah menyembunyikan perilaku dan Ijtihad Manji soal pernikahan yang sesungguhnya. Semua orang tahu, apa ijtihad Manji yang justru melabrak, melecehkan dan mengacak-acak syariat Islam. Bukan hanya itu, Manji pun menggugat kesempurnaan Al Qur’an, bahkan menghina Nabi Muhammad telah menerima ayat-ayat setan.

Ijtihad Manji
Islam memang memperbolehkan ulama untuk berijtihad, tapi tentu ada syarat khusus seseorang untuk berijtihad. Yang pasti ijtihad itu tidak bertentangan dengan Qur’an dan Hadits. Sementara ijtihad Manji sangat bertentangan dangan Qur’an dan Hadits.

Mau tahu ijtihad Manji yang sembrono itu? Akhir bulan April 2008 lalu, Irshad Manji berkunjung ke Jakarta untuk meluncurkan terjemahan buku The Trouble with Islam Today. Edisi bahasa Indonesianya berjudul “Beriman Tanpa Rasa Takut”. Pada 15 Juli 2008, situs Jaringan Islam Liberal (JIL) mempublikasikan hasil wawancara dengan Manji. Wawancara itu diberi judul, "Irshad Manji: Saya Seorang Pluralis, Bukan Relativis.”

Melalui wawancara itu, dapat diketahui bagaimana pemikiran Manji tentang Islam. Bahkan soal penyimpangan orientasi seksual dirinya pun ia beberkan. Manji terang-tarangan mengaku sebagai seorang lesbian. "Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum Muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya," jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).

Impor Moral Bejat
Menurut Ketua Lajnah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Irfan S Awwas, Indonesia kerap mengimpor manusia bermoral bejat, yakni seseorang yang memamerkan dirinya sebagai lesbi. Sudah tahu bejat, orang seperti Manji dan Lady Gaga malah disponsori untuk menularkan dan  menyebarkan kebejatannya itu kepada masyarakat Indonesia.

“Seperti diketahui, Irshad Manji dan Lady Gaga telah ditolak kehadirannya oleh kalangan intelektual, agama hingga masyarakat umum. Tapi atas nama kebebasan ekspesi dan pendapat, orang bejat seperti itu malah diterima eksistensinya di negeri ini,” kata Ustadz Irfan.

MMI sudah membaca buku-buku Irshad Manji yang penuh dengan penistaan agama, dan mempropagandakan moral bejat. Manji dalam salah satu bukunya menyebut Nabi Muhammad telah melakukan kebohongan dengan mengatakan Nabi Saw telah meneriman ayat-ayat setan. Manji juga menggugat, kenapa wanita tidak boleh menjadi imam. Manji beralasan orang Islam tidak tahan melihat tubuh perempuan.”Kehadiran Lady Gaga dan Irshad Manji jelas melanggar sila pertama Pancasila dan Piagam Jakarta. Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa itu seakan menjadi milik kaum liberal saja.”

Sekaliber Universitas Gadjah Mada (UGM) saja menolak kehadiran Irshad Manji untuk menjadi pembicara dalam diskusi buku yang ditulisanya “Allah, Liberty and Love”. Rektor UGM menyatakan tidak sepakat dengan isi buku Irshad Manji.  

Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Senin, 21 May 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar