Helikopter tersebut dihantam sebuah granat berpeluncur roket Taliban dan jatuh di lembah Tangi, Provinsi Wardak, sebelah barat ibu kota Afganistan, Kabul.
Sebuah pernyataan belasungkawa dari Hamid Karzai mengatakan 31 tentara Amerika dan tujuh tentara Afganistan tewas. Hal itu menjadikannya sebagai insiden paling berdarah bagi Amerika Serikat dan koalisi dalam perang selama satu dekade.
Kantor pusat pasukan koalisi di Kabul mengkonfirmasi sebuah helikopter koalisi telah jatuh di Afganistan timur, namun seorang juru bicara tidak berkomentar tentang jumlah korban.
Sumber itu mengatakan rilis informasi lebih lanjut ditunda karena kesulitan dalam menginformasikan ke keluarga terdekat.
Juru bicara pasukan NATO mengatakan: "Sebuah helikopter koalisi jatuh di Afganistan timur hari ini, dan operasi pencarian sedang berlangsung."
"Koalisi masih dalam proses menilai keadaan untuk menentukan fakta-fakta kejadian, laporan menunjukkan ada aktivitas musuh di daerah tersebut. Rincian tambahan akan dirilis jika diperlukan."
.Hamid Karzai mengatakan 31 tentara Amerika dan tujuh tentara Afganistan tewas..
Sementara itu dalam pernyataan Karzai mengatakan: "Presiden Republik Afganistan Hamid Karzai menyatakan belasungkawa atas kecelakaan helikopter NATO dan kematian 31 anggota pasukan khusus AS."
Wardak dipandang sebagai provinsi strategis yang menjaga pintu masuk barat ke Kabul. Infiltrasi Taliban telah berlangsung selama beberapa tahun di wilayah itu.
Seorang juru bicara Taliban, Zabiullah Mujaheed, mengatakan kepada New York Times Taliban menembak helikopter itu sekitar 23:00 Jumat waktu setempat dan delapan pejuang Islam gugur dalam perang yang terjadi setelah helikopter jatuh.
"Laporan terbaru dari lokasi itu memberitahu kami bahwa masih ada orang Amerika yang melakukan operasi pencarian mayat dan potongan helikopter di lapangan," ujar Mujaheed. (by/tin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar