Laman

Selasa, 24 April 2012


Ratusan Ulama di Indonesia Sepakat Bubarkan Syiah
Ratusan ulama dari berbagai daerah berkumpul di masjid Al Fajr-Kota Bandung,Ahad (22/4/2012),mereka datang atas undangan Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dalam acara Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia ke-2 dengan agenda“Merumuskan Langkah Strategis Untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syi’ah”. Sebagaimana diberitakan oleh Hidayatullah
Dalam acara itu,  tak kurang 200 ulama dari berbagai wilayah di Indonesia hadir. Ulama-ulama tersebut dari berbagai pesantren dan ormas Islam yang ada di Indonesia seperti Persis, Muhamadiyah, NU, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, PUI, termasuk MUI Pusat.
Musyawarah ini dihadiri Wali Kota Bandung, Dada Rosada dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawawan Lc.
Dalam sambutannya Ahmad Heryawan menyambut baik acara tersebut. Lebih lanjut dia menegaskan bahwa salah satu tugas ulama adalah menjaga aqidah umat.
“Fatwa ulama sudah jelas tentang posisi Syi’ah ini dalam keyakinan Ahlu Sunnah wal Jamaah,maka sikap kita juga harus jelas juga,”katanya.
Untuk itu dirinya berharap rekomendasi dari ulama yang akan mengadakan musyawarah hingga malam hari nanti diharapkan menghasilkan hal yang mampu menyelesaikan masalah umat ada, sehingga bisa direkomendasikan kepada pemerintah Kota Bandung maupun langsung kepada Pemerintah Jawa Barat.
Menurutnya, rekomendasi tersebut bisa menjadi acuan gubernur dalam mengeluarkan peraturan jika dianggap perlu.Hingga menjelang shalat dhuhur peserta mendengarkan pandangan umum dari elemen ormas Islam yang hadir tentang posisi Syi’ah dalam pandangan Sunni. Hasilnya semua ormas Islam memberi pandangan bahwa Syi’ah sesat dan menyesatkan.
Musyawarah dilanjutkan usai shalat dhuhur, peserta yang hadir di bagi ke dalam tiga komisi, yakni: Komisi Strategis, Komisi Taktis dan Komisi Sosialisasi.Masing-masing komisi mempresentasi hasil dari musyawarahnya tentang rekomendasi penanganan Syi’ah di Indonesia.
Komisi Strategis merumuskan langkah-langkah antisipasi penyesatan dan penghinaan kelompok Syiah melalui bidang politik dan hukum. Adapun Komisi taktis merumuskan strategi untuk menghadapi kegiatan penyesatan dan penghinaan kaum Syiah. Sedangkan Komisi Sosialisasi, membahas tentang langkah sosialisasi kepada masayarakat, baik  perorangan atau lembaga, menjelaskan akan bahaya Syiah.
Ketua FUUI, KH Athian Ali menegaskan acara ini merupakan bentuk respon dari banyaknya pertanyaan kaum muslimin ihwal kesesatan Syiah. Terlebih ajaran ini seperti bernilai Islam, padahal sesungguhnya sesat menyesatkan. “Kami berupaya untuk membentengi dan menyelamatkan umat Islam dari bahaya Syiah di negeri ini,” tegas Athian saat menyampaikan Fatwa FUUI tentang Sesatnya Syiah.
Dari pimpinan ormas Islam yang hadir, sepakat bahwa Syiah adalah paham sesat menyesatkan serta berada di luar Islam. Kaum muslimin diimbau waspada dalam menghadapi kaum Syiah. Mereka juga sepakat untuk bekerjasama dan sinergi dalam membentengi akidah umat./ yusuf-istiqomah.blogspot.co.
***

Hari Ini di Bandung, FUII Keluarkan Fatwa Sesat Syiah

Ahad, 22 Apr 2012
Bandung– Hari ini, Ahad (22/4), di Bandung, Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) yang diketuai oleh KH. Athian Ali M Dai, mengeluarkan fatwa sesat Syiah. Fatwa ini untuk merespon pertanyaan kaum muslimin, sekaligus menyikapi gerakan Syiah di Bandung, Jawa Barat dan sekitarya. Demikian dilaporkan oleh koresponden Voa-Islam di Bandung.
Pada 28 Februari 2012, ulama di Bandung berkumpul untuk merumuskan langkah strategis dalam menyikapi pergerakan dan penghinaan kepada para sahabatr Nabi saw oleh kaum Syiah. Sehingga disepakati untuk segera mengeluarkan fatwa tentang Syiah.
Selanjutnya, pada 17 Maret 2012, kembali berkumpul para ulama, diantaranya: Ustadz Amin Jamaludin, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, Ustadz Luthfi Basori, Ustadz Daud Rasyid, Ustadz Ihsan Setiadi Latief, sedangkan Ustadz Adian Husaini berhalangan hadir. Semua membicarakan tentang perlunya Fatwa Syiah.
Pada 22 Maret 2012 telah dirumuskan Fatwa tentang Kesesatan Syiah yang ditandatangani oleh Ketua FUUI KH Athian Ali M Dai dan penasihat FUUI, KH Abdul Qodir Sodiq. Fatwa tersebut akan dipublish di Masjid al-Fajar Cicagra, hari ini, Ahad, 22 April 2012.
Berikut, isi Fatwa Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) nomor 04/Rabiuts Tsani/1433 tentang Syiah :
1)    Pribadi/kelompok yang meyakini, mengajarkan dan menyebarkannya secara keseluruhan maupun sebagian dari faham Syiah di atas, yang meyakini dirinya pengikut syiah maupun tidak, adalah sesat dan menyesatkan serta berada di luar Islam.
2)  Umat Islam wajib membatasi interaksi, baik pribadi maupun kelompok dengan pengikut faham Syiah untuk menghindarkan diri dan keluarga dari pengaruh ajaran sesat mereka.
3)    Pemerintah Indonesia berkewajiban mengambil tindakan terhadap pribadi maupun kelompok Syiah, karena telah menodai kemurnian ajaran Islam sekaligus untuk menghindarkan konflik yang lebih besar sebagaimana terjadi di negara-negara lain.
Bandung, 22 Maret 2012 bertepatan dengan 29 Rabiuts Tsani 1433
Ditanda tangani KH Athian Ali M Dai selaku Ketua FUUI dan KH Abdul Qodir Sodiq (Penasihat FUUI) (Dendy/Desas) (Voa-Islam)
***

Ragu Kesesatan Syiah Berarti Melecehkan Ulama Sedunia

(Bandung)-Press conference yang dilaksanakan setelah selesai acara musyawarah Ulama Umat Islam Indonesia Ke-2 dihadiri oleh para wartawan dari berbagai media. Dilaksanakan di lantai dasar gedung masjid Al-Fajr Bandung Jawa Barat. Dalam hal ini, yang menjadi penjawab pertanyaan wartawan adalah KH. Athian Ali Da’i, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, dan KH. DR. Muhammad Rizal Ismail.
Di akhir acara tersebut, KH. Athian Ali Da’i menyatakan : “Semangat lahirnya musyawarah hari ini kita ingin para ulama berkumpul lalu kemudian merumuskan langkah-langkah kongkrit untuk menghentikan gerakan syiah. Bukan untuk mendiskusikan sesat dan tidaknya, karena itu semua sudah sepakat. Jadi kita sudah tidak akan melayani lagi diskusi soal sesat tidak sesat, Karena itu, malah kita jadi melecehkan ulama sedunia. Seolah-olah kita masih meragukan”.
 “kita sudah tidak akan melayani lagi diskusi soal sesat tidak sesat, Karena itu, malah kita jadi melecehkan ulama sedunia. Seolah-olah kita masih meragukan”
 Selain itu shoutussalam juga sempat meminta pesan kepada para Ulama yang akan disampaikan kepada kaum pemuda dan mahasiswa tentang penolakan syiah ini. Kemudian dalam hal ini pesan diwakilkan oleh KH. DR. Muhammad Rizal Ismail. Beliau berpesan agar
  1. lebih memperkuat keimanan, jangan sampai termakan oleh doktrin-doktrin pemikiran kaum syiah dan kemudian menganggap kaum syiah sebagai tokoh pemersatu umat islam atau tokoh pimpinan umat Islam, tokoh idola. Terlebih lagi menjadikan seolah-olah Iran itu sebagi symbol kekuatan umat Islam.
  2. Tidak terpesona dengan usaha-usaha rayuan mereka seperti nikah mut’ah, juga dengan didirikannyaIranian Corner di beberapa kampus-kampus dan juga beasiswa-beasiswa kuliah di Iran. Karena dari situlah program pen-syiah-an mereka.
  3. Mengajak mahasiswa untuk ikut serta mendukung penolakan Syiah. Dimungkinkan untuk dibentuk semacam forum mahasiswa anti syiah. (ayyas/ Shoutussalam.com)
***
Memperingatkan bahaya penerbitan dan media massa pro syiah
Sementara itu di antara rekomendasi yang dihasilkan dari musyawarah mengenai langkah-langkah strategis untuk menghadapi aliran sesat syiah itu memperingatkan bahaya penerbitan dan media massa pro syiah.
Dalam rekomendasinya disebutkan:
  • Memperingatkan masyarakat terhadap bahaya penerbit-penerbit yang terindikasi terlibat   gerakan syiah; seperti Mizan, Al Huda Jakarta, Al Bayan dll
  • Memperingatkan Masyarakat terhadap media cetak dan elektronik yang terindikasi mensponsori gerakan syiah di Indonesia : antara lain TV Al Hadi, Radio Rasil, Majalah Syiar dll
Masalah media massa yang terindikasi pro syiah tersebut sempat mendapatkan perhatian dan komentar, karena ada yang menjelaskan bahwa habib Zen Al-Kaf dari Al-Bayyinat Surabaya yang juga hadir dalam musyawarah ini telah menyatakan dalam seminar tentang syiah di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) beberapa waktu lalu bahwa radio Rasil di Cibubur Jakarta mengusung faham syiah.
Dijelaskan pula bahwa ketika Ustadz Husen Alatas menjawab sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720, yang terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28 Dzulqa’dah 1432H), Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”. Juga, ada satu hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal, tanpa menyebut siapa yang dia maksud ulama rabbaniyyin itu.
Sementara itu, mengenai Ustadz Zen Al-Hady, yang juga pernah menjadi nara sumber di Rasil AM 720, masyarakat sudah lama mengenali beliau sebagai misionaris Syi’ah, antara lain melalui kedudukannya sebagai Dewan Pembina di Yayasan Fathimah yang bermarkas di Jalan Batu Ampar III No.14, Condet, Jakarta Timur 13520. Yayasan Fathimah adalah salah satu dari sekian puluh Yayasan Syi’ah yang bertebaran di Indonesia.
(nahimunkar.com)
Kutipan :
Nahimungkar.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar