Laman

Minggu, 23 September 2012

BNPT Gelar "Operasi Senyap Deradikalisasi" di Solo

SOLO  - Badan Nasonal Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada hari Rabu pagi (19/9/2012) sampai Kamis sore (20/9/2012), diam-dima mengadakan sebuah seminar Deradikalisasi bertemakan “Workshop Kurikulum Pendidikan Agama” di kota Solo.

Menurut salah seorang peserta, acara yang berlangsung di hotel Best Western Premier jalan Slamet Riyadi Solo itu dihadiri sekitar 50 peserta dari 24 instansi pendidikan negeri yang ada di kota Solo dan sekitarnya.

Workshop tersebut bisa dikatakan sebagai “Operasi Senyap Deradikalisasi BNPT” karena dilaksanakan secara diam-diam dan hampir tak diketahui para aktivis Islam di Solo.

Selain itu ada beberapa kejanggalan seolah acara tersebut begitu dirahasiakan, diantaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Surakarta yang merupakan lembaga pemerintah sama sekali tak tahu apalagi diberi undangan dalam acara tersebut. Padahal sudah BNPT selayaknya mengundang mereka.

Kemudian, dari informasi awal yang diterima bahwa acar tersebut akan diadakan di Hotel Kartika Sari sebelah barat Universitas Negeri Solo (UNS) dengan menghadirkan Ulil Abshar Abdalla sebagai pembicara. Akan tetapi karena adanya penolakan dari sejumlah elemen Islam, akhirnya pihak hotel tidak berani mengadakan acara BNPT dan IAIN Solo.  
Ustadz Choirul RS. Ketua DPW Front Pembela Islam (FPI) Solo Kamis pagi (20/9/2012) membenarkan hal tersebut.
“Iya memang betul. Kemarin (Rabu, 19/9/2012) pagi sebelum acara itu akan dilangsung, kita sudah kontak Kapolsreta dan Kapolda. Jika acara Ulil jadi datang dan acara tersebut tetap berjalan, saya tidak bertanggung jawab bila ada apa-apa. Ulil dan kawan-kawannya ini sudah menghina Islam. Ini ada apa Ulil dengan BNPT?”, ucap Ustadz Choirul saat dihubungi voa-islam.com.

Mendegar acara BNPT ternyata masih berjalan di tempat lain, ustadz Choirul pun geram. “Oh, masih berjalan tho? Kemarin berarti kita dipermainkan,” tuturnya geram.

Pagi itu, para wartawan dari sejumlah media Islam yang pada hari Kamis pagi tersebut juga tidak boleh masuk. Mereka kemudian menunggu didepan hotel Best Western tepatnya didepan kantor BCA Gladag atau sebelah barat bundaran Gladag Solo sambil berbincang-bincang antara satu dengan yang lainnya.
Salah seorang wartawan sempat menghubungi H. Abdul Matin Salman, salah seorang Dosen di Fakultas ushuluddin IAIN solo yang disinyalir sebagai ketua panitia. Namun ketika dihubungi ia mengelak jika ada pertemuan ataupun acara pada hari Rabu hingga Kamis pagi.

Namun demikian, wartawan voa-islam.com tetap berusaha masuk dan benar saja, acara tersebut ternyata dihadiri oleh Kepala BNPT, Ansyaad Mbai.
Dalam acara yang ternyata dimajukan menjadi pukul 07.30 WIB itu Ansyaad Mbai memberikan sambutannya selama 10 menit mulai pukul 08.00 WIB.
“Tadi sebetulnya undangan yang saya peroleh itu jam 07.30 mas, tapi jam 08.00 pak Ansyad baru ngasih sambutan”, ujar salah satu undangan dari petugas Polresta Solo yang dapat kami mintai keterangannya.

Dalam penutupan sambutannya, Ansyaad Mbai Mengatakan bahwa masyarakat harus kembali kepada Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Karena itu, siapa saja yang mencoba merongrong Pancasila, maka dia adalah musuh negara.
“Dengan ini, acara Workshop Kurikulum Pendidikan Agama pada hari ini resmi saya buka (sambil mengetukkan jarinya ke mimbar sebanyak 5 kali, red.). Iya kan, 5 kali kan? Kan dasar negara kita itu Pancasila. Makanya kita harus kembali kepada Pancasila”, ujar Ansyaad Mbai yang kemudian langsung meninggalkan tempat acara.

Ketika para peserta hendak coffe break, maka wartawan voa-islam.com berusaha mengambil gambar.  Tapi saat itu pula petugas menghampiri dan mengusir.
Dari luar nampak penjagaan di hotel Best Western sangat ketat sekali karena pengamanannya ada yang dari TNI dan kepolisian yang bersenjata lengkap.
Sementara tamu undangan ada yang berasal dari Polresta Solo, Kodim, Korem, Kopassus, Muspida Pemkot Solo dan sekitarnya. 
 
source
voaislam/jum'at,21sep2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar