Banyak kaum muslimin yang tertipu oleh 'kegarangan' negara Syiah
Rafidhah Iran terhadap Barat. Mereka menyangka Syiah Rafidhah adalah
bagian dari Islam, bahkan pahlawan yang membela kaum muslimin. Padahal
Syiah Rafidhah adalah agama tersendiri di luar Islam. Syiah Rafidhah
juga tidak membela kaum muslimin. Justru sejarah Syiah Rafidhah sejak
pertama muncul hingga hari ini selalu bersekongkol dengan musuh-musuh
Islam dalam memerangi kaum muslimin.
Syiah Rafidhah bersekongkol dengan pasukan salibis Eropa dalam
menginvasi Palestina dan Syam pada masa perang Salib. Setelah itu Syiah
Rafidhah bersekongkol dengan pasukan Mongol dalam menjatuhkan daulah
Abbasiyah dan mencaplok wilayah Islam. Negara Syiah Rafidhah Shafawiyah
Iran juga bersekongkol dengan Inggris, Perancis, Spanyol, Portugis, dan
Barat dalam memerangi daulah Utsmaniyah.
Kini, Syiah Rafidhah Iran bersekongkol dengan Syiah Yaman dan Syiah Nushairiyah
dalam membantai kaum muslimin. Untuk menutupi kedoknya, Syiah Rafidhah
Iran menampakkan diri seakan-akan memusuhi Israel dan AS. Padahal banyak
bukti menunjukkan persekongkolan mereka di belakang layar demi
memerangi kaum muslimin.
Berikut ini ringkasan sejarah agama Syiah Rafidhah,
kanker umat dan penyakitnya yang ganas. Dengan izin Allah, kami
menjelaskan peristiwa-peristiwa paling penting yang memiliki kaitan
langsung dengan sejarah Syiah Rafidhah dalam memerangi kaum muslimin.
Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin secara umum.
Dengan nama Allah, saya memulai:
14 H: Tahun ini merupakan asal muasal cekikan
kelompok Rafidhah terhadap Islam dan kaum muslimin. Hal itu dikarenakan
pada tahun ini terjadi perang Qadisiyah, di mana kaum muslimin meraih
kemenangan telak atas nenek moyang kelompok Rafidhah, yaitu bangsa
Persia Majusi. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin
Khathab RA.
16 H: Ibukota imperium Persia, Madain, jatuh ke
tangan kaum muslimin. Peristiwa ini meninggalkan kekecewaan, kemarahan,
dan kebencian yang mendalam dalam hati kelompok Rafidhah.
23 H: Abu Lu'luah al-Majusi membunuh khalifah Umar
bin Khatab RA. Kelompok Rafidhah memberi Abu Lu'luah gelar Baba
Alauddin, sebagai symbol dan tokoh penting mereka dalam memerangi Islam.
34 H: Abdullah bin Saba' seorang Yahudi dari Shan'a
yang bergelar Ibnu Sauda' muncul dan menampakkan dirinya masuk Islam
secara lahir meski dalam hatinya memendam kekafiran. Ia mulai
menggerakkan kelompok-kelompok untuk melawan khalifah Utsman bin Affan.
Provokasinya berhasil dan orang-orang yang menjadi pengikutnya membunuh
khalifah Ustman bin Affan pada tahun 35 H.
Aqidah Abdullah bin Saba' memiliki akar pada ajaran Yahudi, Nasrani,
dan Majusi yaitu penuhanan Ali bin Abi Thalib, pewasiatan kepemimpinan
baginya, raj'ah (Ali akan hidup kembali di akhir zaman untuk menghukum
lawan-lawan politiknya), wilayah, imam, bada', dan lain-lain.
36 H: Satu malam sebelum terjadinya perang Jamal,
kedua belah pihak sahabat berdamai dan bermalam dengan tenang. Adapun
Abdullah bin Saba' dan para pengikutnya tidak tinggal diam. Mereka
melakukan kekacauan di kedua belah barisan sehingga mereka berhasil
menyebabkan kesalah pahaman dan peperangan di antara kedua belah pihak.
Pada masa kekhalifah Ali bin Abi Thalib, para pengikut Abdullah bin
Saba' (Saba'iyah) mendatangi Ali dan menyatakan secara terus terang
bahwa Ali adalah Tuhan yang menciptakan dan memberi rizki mereka. Ali
meminta mereka untuk bertaubat namun mereka tidak mau bertaubat, maka
Ali menghukum mati mereka dengan hukuman bakar.
41 H: Tahun yang paling dibenci oleh kelompok
Rafidhah, di mana kaum muslimin bersepakat untuk mengakui satu khalifah
yaitu Mu'awiyah bin Abi Sufyan RA. Hasan bin Ali mengundurkan dirinya
dari jabatan khalifah dan tahun tersebut dikenal dengan nama tahun
jama'ah. Makar Rafidhah untuk memecah belah kaum muslimin gagal.
61 H: Husain bin Ali RA terbunuh pada tanggal 10
Muharam setelah para pengikutnya mengkhianatinya dan membiarkannya
sendirian menghadapi pasukan daulah Umawiyah.
260 H: wafatnya Hasan Al-Askari yang dianggap
sebagai imam ke-11 kelompok Rafidhah. Maka muncul kelompo Rafidhah Itsna
Asyariyah yang meyakini imam mereka adalah imam yang ditunggu-tunggu
karena masih bersembunyi di sebuah gua di Samira, yaitu Muhammad bin
Hasan al-Askari. Padahal Hasan al-Askari meninggal tanpa memiliki anak.
Rafidhah Itsna Asyariyah meyakini imam Muhammad bin Hasan al-Askari
adalah imam Mahdi yang akan keluar untuk menegakkan kerajaan Rafidhah
dan menghukum lawan-lawan politiknya.
277 H: Di kota Kufah muncul kelompok Qaramithah Rafidhah, dipimpin oleh Hamdan bin Asy'ats yang bergelar Qarmith.
278 H: Di Ahsa' dan Bahrain muncul kelompok Qaramithah Rafidhah di bawah pimpinan Abu Sa'id al-Janabi ar-Rafidhi.
280 H: berdiri kerajaan Syiah Zaidiyah Rafidhah di Sha'dah dan Shan'a, Yaman, dengan pemimpinnya Husain bin Qasim ar-Rasi.
297 H: Berdiri kerajaan Ubaidiyah Rafidhah di Mesir
dan Magrib (Maroko dan Afrika Utara), di bawah pimpinan Ubaidullah bin
Muhammad al-Mahdi. Mereka menipu kaum muslimin dengan mengklaim sebagai
keturunan ahlul bait dan mereka menamakan kerajaan mereka kerajaan
Fathimiyah.
317 H: Pemimpin Qaramithah Rafidhah di Ahsa dan
Bahrain, Abu Thahir ar-Rafidhi bersama kelompoknya berhasil menguasai
kota Makkah pada hari Tarwiyah, 8 Dzulhijah. Mereka membantai jama'ah
haji di masjidil haram, membuang mayat-mayat mereka ke sumur zam-sam,
dan mencongkel Hajar Aswad kemudian mereka bawa ke Ahsa'. Hajar Aswad
tetap mereka kuasai di Ahsa' sampai tahun 335 H. Adapun kekuasaan mereka
di Ahsa' bertahan sampai tahun 466 H.
Pada tahun 317 H berdiri pula kerajaan Hamdaniyah Rafidhah di Maushil (Irak) dan Halb (Suriah). Kerajaan ini tumbang pada tahun 394 H.
329 H: Tahun ini oleh kelompok Rafidhah disebut
tahun Ghaibah Kubra (persembunyian skala besar), di mana mereka
mengklaim telah sampai kepada mereka sebuah surat dengan tanda tangan
imam Mahdi yang mereka tunggu-tunggu. Menurut klaim mereka, dalam surat
tersebut imam Mahdi menulis: "Telah terjadi ghaibah (persembunyian)
secara sempurna maka tidak akan muncul kecuali setelah mendapat izin
Allah. Maka barangsiapa mengklaim melihat aku niscaya ia adalah seorang
pendusta yang mengada-ada." Surat palsu tersebut mereka buat karena para
‘dukun'mereka kewalahan menghadapi pertanyaan pengikut awam mereka
tentang kapan waktu kemunculan imam Mahdi yang mereka tunggu-tunggu.
334 H: berdiri kerajaan Buwaihiyah Rafidhah di
Dailam dengan pemimpinnya Abu Syuja' ad-Dailami. Mereka melakukan
perusakan di Baghdad dan pada masa mereka caci makian terhadap generasi
sahabat beredar luas.
339 H: Hajar Aswad dikembalikan oleh pemimpin Qaramithah Rafidhah di Ahsa' ke Makkah atas perantaraan raja Ubaidiyah Rafidhah Mesir.
352 H: Penguasa kerajaan Buawihiyah yang mendominasi kerajaan Abbasiyah
memerintahkan rakyat untuk menutup pasar-pasar pada hari Asyura,
melarang jual beli, menyalakan lilin, para wanita keluar rumah dengan
rambut terurai dan menampar pipi di pasar-pasar. Untuk pertama kalinya
dalam sejarah, di Baghdad dilaksanakan peringatan ratapan atas
terbunuhnya Husain bin Ali.
358 H: Kelompok Ubaidiyah Rafidhah menguasai Mesir
dan mendirikan kerajaan Ubaidiyah. Rajanya yang paling menonjol adalah
Al-Hakim bi-Amrillah yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan
mempropagandakan ajaran reinkernasi. Dengan runtuhnya kerajaan Ubaidiyah
ini pada tahun 568 H, berdirilah kelompok Druz Bathiniyah.
402 H: Para ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat di
Baghdad berkumpul dan sepakat mengeluarkan fatwa tentang kepalsuan
nasab penguasa Ubaidiyah Rafidhah Mesir, kecacatan akidah mereka, mereka
adalah orang-orang zindiq dan kafir. Fatwa tersebut ditanda tangani
oleh ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat dari kalangan ahlus sunnah dan
Syiah sendiri.
408 H: Penguasa Ubaidiyah Rafidhah Mesir, Al-Hakim
bi-Amrillah mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ia dua kali berencana
membongkar makam Nabi SAW dan memindahkan jenazah beliau ke Mesir.
Rencana pertama ditentang masyarakat Mesir. Rencana kedua, ia mengirim
orang-orangnya dengan menyewa rumah di dekat masjid nabawi. Mereka mulai
menggali terowongan ke arah makam Nabi SAW, namun usaha mereka
terbongkar dan penduduk Madinah membunuh mereka.
483 H: Berdiri kelompok Hasyasyiyin yang
mempropagandakan kekuasaan politik kerajaan Ubaidiyah Rafidhah Mesir.
Pemimpinnya adalah Hasan ash-Shabah, yang memulai gerakannya dari
propinsi Faris tahun 473 H.
500 H: Penguasa Ubaidiyah Rafidhah membangun
bangunan makam di Mesir yang mereka namakan Tajul Husain (mahkota
Husain). Mereka mengklaim di dalamnya ada kepala Husain bin Ali. Mereka
berziarah ke bangunan makam tersebut sampai hari ini.
656 H: Pengkhianatan terbesar kelompom Rafidhah
melalui pemimpinnya, Nashiruddin ath-Thusi dan Ibnu Alqami, yang
bersekongkol dengan pasukan Mongol sehingga pasukan Mongol dipimpin
Hulakho Khan berhasil meruntuhkan kerajaan Abbasiyah dan menghancur
leburkan ibukota Baghdad. Pasukan Mongol membantai dua juta muslim,
termasuk kalangan ahlul bait yang kelompok Rafidhah mengklaim secara
dusta sebagai pecinta dan pembela mereka. Pada tahun ini pula muncul
kelompok Nushairiyah Rafidhah di bawah pimpinan Muhammad bin Nuhsair ar-Rafidhi.
907 H: Berdiri kerajaan Shafawiyah Rafidhah di Iran
di bawah pimpinan Shah Ismail bin Haidar ash-Shafawi ar-Rafidhi. Ia
membantai satu juta lebih muslim ahlus sunnah di Iran karena mereka
tidak mau dipaksa memeluk agama Rafidhah. Ketika ia mendatangi Baghdad,
ia mencaci maki secara terang-terangan khulafa' rasyidin, membantai
warga mulsim yang tidak mau memeluk agama Rafidhah, dan membongkar
banyak makam ahlus sunnah, di antaranya makam imam Abu Hanifah.
Di antara peristiwa yang menonjol dalam sejarah kerajaan Shafawiyah
Rafidhah adalah pemimpinnya, Shah Abbas al-Kabir as-Shafawi memulai
program haji ke Mashad Iran sebagai ganti dari berhaji ke Makkah. Pada
masa Shafawiyah, muncul Shadruddin ash-Shairazi ar-Rafidhi yang
membentuk agama Bahaiyah. Pengikutnya, Mirza Ali Muhammad ash-Shairazi
ar-Rafidhi mengklaim bahwa Allah telah bersatu dengan jasadnya
(manunggaling kawula lan gusti). Ia digantikan oleh muridnya, Bahaullah.
Jejaknya ditiru oleh Mirza Ghulam Ahmad di India, seorang boneka
Inggris yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru, menerima kitab suci
baru, dan mendirikan agama Qadiyaniyah. Kerajaan Shafawiyah runtuh pada
tahun 1149 H.
1218 H: Seorang Rafidhah yang keji datang dari Irak
ke Dir'iyah (pusat pemerintahan kerajaan Arab Saudi waktu itu) dan
menampakkan dirinya sebagai ahli ibadah yang hidup zuhud. Seperti halnya
Abu Lu'luah al-Majusi yang pura-pura ikut shalat untuk membunuh
khalifah Umar bin Khatab, orang Rafidhah Irak ini juga pura-pura ikut
shalat Ashar di masjid Tharif di kota Dir'iyah. Saat raja Abdul Aziz bin
Muhammad bin Sa'ud yang mengimami shalat sedang sujud, orang Rafidhah
ini mencabut belati yang telah disembunyikan di balik bajunya dan
menusukkannya kepada raja Abdul Aziz. Raja Abdul Aziz meninggal akibat
peristiwa itu. Orang Rafidhah ini membunuh raja Abdul Aziz karena ia dan
pasukannya meratakan bangunan makam Husain bin Ali di Karbala ketika
menundukkan wilayah tersebut.
1289 H: Iran mencetak dan menerbitkan buku ‘Fashlul
Khithab fi Itsbat tahrif Kitab Rabb al-Arbab karya ulama Rafidhah dari
Nejef, Irak bernama haji Mirza Husain bin Muhammad Nuri ath-Thibrisi.
Dalam buku tersebut, ia mengumpulkan seluruh pernyataan ulama Rafidhah
yang menyatakan Al-Qur'an yang berada di tangan kaum muslimin adalah Al-Qur'an
yang telah ditambah dan dikurangi, dan Rafidhah memiliki kitab suci
tersendiri yang disebut Mushaf Fatimah, yang menurut pernyataan mereka
tidak satu huruf pun dalam Al-Qur'an yang sama dengan isi mushaf
Fatimah. Isi (jumlah surat dan ayat) mushaf Fatimah menurut keyakinan
mereka tiga kali lipat dari isi Al-Qur'an.
1366 H: Terbit koran Rafidhah bernama Barjamul
Islam, yang menyatakan Karbala' lebih mulia daripada Makkah. Shalat dan
thawaf mengelilingi makam Husain di Karbala' menurut mereka lebih mulia
daripada shalat di masjidil Haram dan thawaf mengelilingi Ka'bah di
Makkah.
1389 H: Pemimpin agama tertinggi Rafidhah Iran,
Ayatollah Khameini menerbitkan bukunya Wilayatul Faqih al-Hukumah
al-Islamiyah. Di antara kekafirannya dalam bukunya tersebut terdapat
pada hal. 35, Khameini menulis: "Sesungguhnya di antara perkara yang
pasti dalam madzhab kami adalah keyakinan bahwa para imam kami memiliki
kedudukan yang tidak mampu digapai oleh seorang malaikat yang dekat
dengan Allah maupun seorang nabi yang diutus oleh Allah."
1399 H: Berdiri Republik Rafidhah Iran dengan
pemimpin pertamanya Khameini setelah menggulingkan pemerintahan Shah
Pahlevi. Di antara ciri khasnya adalah melakukan demonstrasi dan
perusakan di kota suci Makkah pada musim haji setiap tahun dengan mengatas namakan revolusi Islam.
1400 H: Pada tanggal 15 Sya'ban Khameini
menyampaikan khutbah dalam peringatan yang disebut ‘maulid imam
al-mahdi'. Di antara isi khutbahnya saat itu adalah perkataannya,
"Seluruh nabi datang untuk membina pondasi-pondasi keadilan di dunia
namun mereka tidak berhasil. Bahkan Nabi SAW penutup para nabi yang
datang untuk memperbaiki kondisi manusia dan merealisasikan keadilan,
juga tidak berhasil melakukan hal itu pada masa hidupnya…sosok yang akan
sukses dalam tugas itu dan membina pondasi-pondasi keadilan di seluruh
penjur dunia serta meluruskan penyimpangan-penyimpangan adalah imam
al-Mahdi al-muntazhar."
1407 H: Orang-orang Rafidhah yang berafiliasi ke
negara Rafidhah Iran melakukan kekacauan dan perusakan di kota Makkah
pada musim haji. Ribuan orang Rafidhah menyamar sebagai jama'ah haji
Iran, melakukan demonstrasi pada hari Jum'at, melakukan penyerbuan,
pembunuhan, dan perusakan di kota suci Makkah. Dalam peristiwa itu,
mereka membunuh 402 orang, sebanyak 85 orang korban adalah polisi dan
warga Saudi. Sisanya adalah jama'ah haji dari berbagai negara. Mereka
juga menyerbu, menghancurkan, dan membakar toko-toko dan
kendaraan-kendaraan beserta orang di dalamnya di Makkah. Tindakan biadab
tersebut mencontoh jejak nenek moyang mereka, Qaramithah Rafidhah.
1408 H: Konferensi Islam III yang diadakan oleh Rabithah Alam Islami di Makkah mengeluarkan fatwa kafirnya Ayatollah Khameini.
1409 H: Orang-orang Rafidhah menyamar sebagai
jama'ah haji memasukkan bahan peledak secara sembunyi-sembunyi ke
wilayah Makkah. Pda sore tanggal 7 Dzulhijah, mereka meledakkan bom di
sekitar masjidil Haram. Seorang jama'ah haji dari Pakistan meninggal
akibat ledakan tersebut, sedangkan 16 jama'ah haji lainnya mengalami
luka-luka parah. Investigasi aparat keamanan Saudi pada tahun 1410 H
membuahkan hasil penangkapan, pengadilan, dan pelaksanaan hukuman mati
terhadap 16 orang Rafidhah yang terlibat dalam peledakan tersebut.
1410 H: Pemimpin tertinggi Rafidhah Iran, Ayatollah
Khameini meninggal. Rafidhah Iran telah membangun di atas makamnya
bangunan dan ‘Ka'bah' yang menyerupai Ka'bah di Makkah. Mereka berthawaf
di sekeliling Ka'bah Khameini tersebut.
*Muhib Al-Majdi
source
arrahmah/rabu,22februari2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar