Laman
Minggu, 25 September 2011
Kerusuhan Ambon, bukti lemahnya Intelejen Indonesia
JAKARTA (Arrahmah.com) – Peran aparat intelijen lemah sehingga kerusuhan di Ambon tidak bisa diantisiapasi, demikian yang diungkapkan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso.
“Intelijen kita harus bisa mengendus secara dini. Saya melihat, agak kecolongan,” ujar Priyo Budi Santoso kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Priyo mengungkapkan ia tidak ingin terlalu dini untuk menyimpulkan ada aparat negara yang bermain dalam bentrokan berdarah bersebut.
“Saya tidak ingin menyimpulkan ada yang bermain di air keruh. Saya juga berharap tidak ada alat-alat negara yang bermain di air keruh, kalau itu terjadi jahat sekali,” terangnya.
Priyo mengatakan DPR perlu meminta penjelasan dari aparat terkait untuk mengetahui penyebab bentrokan tersebut. Rencananya DPR akan segera memanggil aparat terkait.
“Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Komisi I akan kita minta memanggil BIN, Panglima TNI, Kapolri. Ini untuk menjelaskan terkait kejadian kemarin,” imbuhnya.
Senada dengan Priyo, Komisi I DPR yang membidangi keamanan akan segera memanggil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terkait bentrokan di Kota Ambon, Ahad (11/9) kemarin. Rencananya pemanggilan tersebut akan dilakukan Selasa (13/9) besok.
“Ya besok kita rencananya bertemu dengan BIN,” ujar Mahfudz melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (12/9).
Kepala BIN, Sutanto akan diminta menjelaskan kondisi dan analisa BIN terkait bentrokan berdarah itu. Mahfudz mengatakan bahwa pihaknya akan meminta analisa BIN terhadap situasi dan sebab musabab kejadian di Ambon.
dikutip
Senin, 12 September 2011 16:15:09 (dns/arrahmah.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar